PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN

Oleh

DWI PUSPITA SARI

Hasil observasi di SMP Pembangunan Kalianda bahwa pembelajaran biologi telah menggunakan bahan ajar berupa LKS namun belum sesuai dengan kebutuhan siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan.

Sampel uji coba adalah siswa kelas VII1 dan VII2 yang dipilih secara purposive sampling, yaitudipilih berdasarkan rata-rata nilai terendah siswa. Desain

penelitian yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Data kuantitatif diperoleh dari N-gain KPS siswa pada soal pretes dan postes kemudian dianalisis menggunakan uji U dengan bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa analisis jawaban siswa dan angket tanggapan siswa


(2)

Dwi Puspita Sari

terhadap LKS berbasis KPS hasil pengembangan yang kemudian dianalisis secara deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada N-gain KPS siswa lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu pada aspek mengamati (eksperimen= 25; kontrol= 10.42), menginterpretasi data (eksperimen= 30.56; kontrol= 29.17), mengelompokkan (eksperimen= 97.43; kontrol= 34.20), dan mengomunikasikan (eksperimen= 30.21; kontrol= 6.25). Selain itu, rata-rata jawaban sesuai pada LKS 3 (83.33%)lebih tinggi daripada LKS 2 (75%) dan LKS 1 (25.83%). Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya rata-rata jawaban yang sesuai sama halnya dengan meningkatkannya keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran menggunakan LKS berbasis KPS. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa LKS berbasis KPS hasil pengembangan 95% menarik-sangat menarik baik dari segi tampilan, kombinasi warna, desain, bahasa, kemenarikan materi, dan kemenarikan bahan ajar. Dengan demikian LKS berbasis KPS pada materi klasifikasi tumbuhan hasil pengembangan efektif meningkatkan KPS siswa dan sangat menarik untuk digunakan sebagai salah satu bahan ajar alternatif bagi guru dan siswa.

Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, Keterampilan Proses Sains, dan Klasifikasi Tumbuhan


(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN

Oleh

DWI PUSPITA SARI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN

(Skripsi)

Oleh Dwi Puspita Sari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Penelitian dan Pengembangan LKS klasifikasi tumbuhan

berbasis keterampilan proses sains... 22 2. Pemberian pretes untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan

guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal ... 202 3. Siswa membentuk 4 kelompok dan guru membagikan LKS berbasis

KPS sub materi klasifikasi tumbuhan pada kelas eksperimen ... 202 4. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS berbasis KPS sub

materi klasifikasi tumbuhan ... 203 5. Siswa mengerjakan soal postes dan angket tanggapan siswa terhadap


(6)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 9

B. LKS berbasis Keterampilan Proses Sains ... 15

C. Keterampilan Proses Sains ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Desain Penelitian ... 21

D. Sumber Data ... 22

E. Prosedur penelitian ... 22

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 36

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN 1. Silabus ... 68


(7)

xv

2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ... 72

3. Pretes dan Postes ... 82

4. Angket Pengungkap Kebutuhan Guru ... 86

5. Angket Pengungkap Kebutuhan Siswa ... 88

6. Angket Uji Ahli Materi ... 91

7. Angket Uji Ahli Bahasa ... 96

8. Angket Uji Ahli Desain ... 101

9. Angket Uji Praktisi ... 108

10.Angket Tanggapan Siswa ... 114

11.Data hasil analisis kebutuhan siswa ... 118

12.Lembar penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 119

13.Rekapitulasi lembar penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 134

14.Sebaran frekuensi penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 135

15.LKS (Lembar Kerja Siswa) ... 137

16.Rekapitulasi jawaban siswa di LKS ... 195

17.Rekapitulasi indikator KPS pada soal pretes dan postes ... 198

18.Rekapitulasi angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS ... 200


(8)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria penilaian LKS ... 37

2. Kriteria persentase seluruh LKS ... 37

3. Skor penilaian terhadap pilihan jawaban angket ... 38

4. Penskoran jawaban siswa dalam LKS ... 39

5. Hasil analisis kebutuhan guru IPA terhadap LKS berbasis KPS ... 42

6. Hasil analisis kebutuhan siswa terhadap LKS berbasis KPS ... 43

7. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek format ... 44

8. Kualitas LKS berdasarkan indikator yang dipenuhi dari aspek format 44 9. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek isi ... 46

10.Kualitas LKS berdasarkan indikator yang dipenuhi dari aspek isi ... 47

11.LKS pernebit dan LKS berbasis KPS ... 48

12.Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis KPS aspek format ... 49

13.Rencana pengembangan LKS berbasis KPS aspek keterbacaan dan kemenarikan ... 50

14.Rencana pengembangan LKS berbasis KPS aspek isi ... 52

15.Hasil analisis uji ahli materi LKS berbasis KPS ... 53

16.Hasil analisis uji ahli desain LKS berbasis KPS ... 54

17.Hasil analisis uji ahli bahasa LKS berbasis KPS ... 54


(9)

xvii

19.Analisisjawaban siswa di LKS berbasis KPS terhadap keterampilan proses sains siswa ... 56 20.Hasil uji statistik nilai rata-rataN-gain terhadap indikator KPS

dalam soal pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol ... 57 21.Analisis angket hasil uji kemenarikan ... 58


(10)

(11)

(12)

(13)

MOTTO

“Ambillah kebaikan dari apa yang dikatakan, jangan

melihat siapa yang megatakannya”.

-Nabi Muhammad SAW-

“Live as if your were to die tomorrow. Learn as if you

were to live forefer”.

-Mahatma Gandhi-

If you fall a thousand times, stand up millions of

times because you do not know how close you are to

success

.

-Dwi Puspita Sari-


(14)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku

kepada:

Yang tercinta ibu Yuliana dan ayahku Helmi, yang telah mendidik

dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran

dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala

langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Kakakku Helnando Prayoga, yang mendukung segala langkah ku

menuju kesuksesan dan kebahagian.

Sahabat dan teman terdekat Aima Mufidah, Emilia Yuliani, Rika

Sundari, Merry Agustina, Johan Subekti, dan teman seperjuangan

dalam menyelesaikan skripsi Intan Rizki Anita, terima kasih

untuk semangat dan dukungan kalian selama kita kuliah bersama

ini.

Kelurga Besar Mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 yang selalu

menyemangatiku.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Helmi dengan Ibu Yuliana yang dilahirkan di Metro pada tanggal 22 September 1993. Penulis bertempat tinggal di Jl. Poksai IV, 22 Hadimulyo Barat, Metro, HP (085658884423). Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Pertiwi (1998-1999), SDN 1 Metro (19992005), SMPN 3 Metro (20052008), dan SMA Kartikatama Metro (2008 -2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur SNMPTN.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 atap Tiga Lumbok Seminung dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di desa Tawan Sukamulya, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2014.


(16)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB

MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila. 3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas motivasi, saran, dan

masukannya.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas bimbingan dan masukannya.

5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Sudi Biologi, Pembimbing Akademik dan Pembimbing II atas motivasi, saran, dan masukannya.


(17)

7. Seluruh sejawat perjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 atas kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, Amin.

Bandar Lampung, 22 Oktober 2015 Penulis


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SMP/MTs harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Namun, pembelajaran yang selama ini diterapkan disekolah terhadap

pengembangan keterampilan proses sains siswa belum dioptimalkan. Hal ini dibuktikan dari rendahnya peringkat Indonesia pada data penilaian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Berdasarkan hasil TIMSS yang diikuti oleh siswa kelas 8 SMP/MTs, peringkat dan skor Indonesia dalam mata pelajaran sains pada tahun 2011 yaitu pada peringkat ke-40 dari 45 negara dengan rata-rata nilai 406. Nilai tersebut diperoleh dari


(19)

2

hasil perhitungan seluruh nilai berdasarkan tiga aspek soal TIMSS yang berbasis keterampilan proses sains, sehingga masing-masing nilai untuk tiap aspek adalah pengetahuan (knowing) 402, penerapan (applying) 398, dan penalaraan (reasoning) 413. Skor yang dicapai Indonesia ini masih dibawah skor rata-rata yaitu 500 (TIMSS, 2011: 152). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengaitkan dan menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak, serta menunjukkan bahwa pembelajaran yang selama ini diterapkan hanya menanamkan konsep tanpa mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

Pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan oleh guru yaitu diskusi, ceramah, dan pemberian tugas tanpa menggunakan bahan ajar tambahan, tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan KPS siswa tersebut. Guru seharusnya mempunyai inovasi dan kreatif dalam pembelajaran serta pengembangan diri untuk kemajuan kompetensinya secara individu yaitu dengan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar tersebut adalah lembar kerja siswa (LKS). LKS yang merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya seperti melakukan percobaan, mengidentifikasi bagian-bagian, membuat tabel, melakukan pengamatan, menggunakan mikroskop atau alat pengamatan lainnya dan menuliskan atau menggambar hasil pengatamantan, melakukan pengukuran, mencatat data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan menarik kesimpulan (Suyanto, Paidi, dan Wilujeng, 2011: 1). Selain itu,


(20)

3

dengan menggunakan LKS keterampilan proses sains dapat tertuang didalamya.

Namun, berdasarkan hasil angket observasi yang diberikan kepada guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas VII SMP Pembangunan Kalianda, diketahui bahwa guru hanya menggunakan LKS pada materi tertentu dan sebagai penggantinya menggunakan unjuk kerja yang ada di buku. Buku siswa terbitan Kemendikbud tersebut tidak memenuhi unsur-unsur LKS. Buku hanya berisi materi dan komponen kegiatan inti pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

Sedangkan pembelajaran IPA sulit disampaikan hanya dengan menggunakan buku siswa tanpa bantuan bahan ajar lain seperti LKS. Guru juga tidak

mengetahui tentang keterampilan proses sains sehingga LKS yang dibuat oleh guru pada materi tertentu tidak berbasis KPS. Diketahui pula siswa didalam pembelajaran hanya menggunakan buku dan LKS yang dibuat guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa hanya menggunakan buku dan LKS yang digunakan tidak berbasis keterapilan proses sains, oleh karena itu keterampilan proses sains siswa tidak dapat meningkat.

Kenyataan lain, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan melalui beberapa LKS kelas VII yang berada dipasaran yaitu terbitan Intan Pariwara dan Gema Nusa. diketahui bahwa LKS tersebut belum memenuhi kebutuhan siswa. LKS ini berisi ringkasan materi, pertanyaan-pertanyaan, unjuk kerja praktikum dan belum menggali keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan. Dalam LKS indikator keterampilan proses yang sudah


(21)

4

digunakan adalah mengamati dan mengklasifikasikan. Sedangkan keterampilan menafsirkan, meramalkan, merencanakan penelitian, menerapkan dan mengkomunikasikan belum terdapat di LKS tersebut.

Dalam mengatasi hal tersebut, pembelajaran seharusnya menggunakan LKS yang berbasis keterampilan proses sains. Dengan menggunakan LKS siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing, siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang sama dengan siswa lain, pengalaman ini membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mudah diingat oleh siswa. Materi pelajaran juga dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa (Arsyad, 2011: 37-38). Selain itu, dengan menggunakan LKS yang didalamnya memuat metode ilmiah dan berbasis KPS, siswa tidak hanya akan menemukan dan mengembangkan fakta tetapi keterampilan proses sains siswa seperti mengamati, mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan juga akan berkembang.

Pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis keterampilan proses sains sangat perlu diberikan karena akan membuat pembelajaran lebih bermakna (meaningful), kontekstual dan konstruktivistik. Didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawan, Wisanti, dan Ulfi (2014: 390) membuktikan bahwa dengan mengembangkan LKS klasifikasi tumbuhan dengan memanfaatkan spesimen awetan meningkatkan motivasi belajar siswa dan melatih keterampilan proses mengamati, mengklasifikasikan dan


(22)

5

penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) Untuk Meningkatkan KPS Siswa Pada Sub Materi Klasifikasi Tumbuhan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik LKS berbasis keterampilam proses sains yang efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi klasifikasi tumbuhan?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilam proses sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menghasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi klasifikasi tumbuhan.

2. Mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat bagi: 1. Siswa

LKS yang telah dikembangkan ini dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan menarik minat siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA.


(23)

6

2. Guru

Guru dapat menjadikan LKS berbasis keterampilan proses sains ini sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan pada materi klasifikasi tumbuhan sehingga siswa tidak hanya menemukan konsep dalam pembelajarannya tetapi juga memperoleh keterampilan proses sains.

3. Sekolah

LKS berbasis keterampilan proses sains yang telah dibuat diharapkan dapat memberikan sumbangan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan disekolah dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di SMP/MTs.

4. Peneliti

Memberikan pengalaman dan ilmu kepada peneliti dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis keterampilan proses sains di masa mendatang.

E. Ruang Lingkup

Untuk lebih memahami bagaimana penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan mengenai istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu:

1. Pengembangan lembar kerja siswa adalah proses penyusunan lembar kerja siswa yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis KPS.

2. Lembar kerja siswa adalah bahan ajar berbentuk lembaran-lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan suatu kegiatan dalam proses pembelajaran.


(24)

7

3. Keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan yang diperoleh dari proses pembelajaran siswa yang meliputi keterampilan (1) mengamati, (2) mengklasifikasikan, (3) menginterpretasikan, (4) menyimpulkan, dan (5) mengkomunikasikan.

4. LKS yang akan dikembangkan merupakan LKS yang berbasis

keterampilan proses sains pada sub materi pokok klasifikasi tumbuhan. 5. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Pembangunan Kaliandakelas VII

Tahun Pelajaran 2015/2016.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu, pembelajaran IPA harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Namun pada kenyataannya, pembelajaran yang selama ini diterapkan belum mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Guru hanya menggunakan buku siswa dalam pembelajaran dan tidak mengetahui tentang keterampilan proses sains tentunya tidak dapat menunjang kebutuhan siswa tersebut.

Oleh karena itu, perlu digunakannya bahan ajar tambahan yang dapat memuat keterampilan proses sains didalamnya yaitu dengan menggunakan LKS yang berbasis KPS. Pembelajaran dengan menggunakan LKS ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan, dimana saat


(25)

8

melakukan percobaan siswa dituntut untuk melakukan kegiatan yang melibatkan indikator keterampilan proses sains seperti mengamati, mengklasifikasikan, meramalkan, merencanakan penelitian, menerapkan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan mengenai suatu objek atau proses tertentu. Selain itu, siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan

pengembangan metode ilmiah, menemukan dan mengembangkan fakta serta konsep yang ditemukan, sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningful), kontekstual dan konstruktivistik, serta keterampilan proses sains siswa juga akan ikut meningkat.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga

merupakan bagian dari enam perangkat pembelajaran yang dikembangkan para guru di negara maju, seperti Amerika Serikat; di mana untuk IPA disebut

science pack. Keenam perangkat pembelajaran tersebut adalah (1) syllabi

(silabi), (2) lesson plan (RPP), (3) hand out (bahan ajar), (4) student

worksheet atau Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) media (minimal powerpoint), dan (6) evaluation sheet (lembar penilaian) (Suyanto, Paidi, dan Wilujeng, 2011: 2).

LKS berisi langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoperasikan sesuatu peralatan atau memelihara peralatan. LKS ini juga berisi gambar atau foto di samping teks penjelasan. Dengan menggunakan LKS siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa. Pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran (Arsyad, 2011: 37-38). LKS juga berisikan informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar,


(27)

10

melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan instruksional. Berdasarkan uraian tersebut, maka LKS harus memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar yang harus ditempuh. Karena pembuatan LKS menekankan pada pencapaian proses pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelaksanaan

pembelajaran maka LKS merupakan implementasi dari perencanaan proses pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Menurut Arsyad (2011: 25-27), LKS mempunyai beberapa manfaat, yaitu: 1. Dapat memperjelas penyajian pesan atau informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4. Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, Wisanti, dan Ulfi (2014: 390) membuktikan bahwa dengan mengembangkan LKS klasifikasi tumbuhan dengan memanfaatkan spesimen awetan meningkatkan motivasi


(28)

11

belajar siswa dan melatih keterampilan proses mengamati, mengklasifikasikan dan mengkomunikasikan.

Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik (Darmodjo dan Kaligis dalam Widjajanti, 2008: 3-5). Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran

b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri kurikulum 2006

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa


(29)

12

2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak

pengguna, yaitu anak didik. Syarat konstruksi meliputi:

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu

diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu : 1) Menghindari kalimat kompleks.

2) Menghindari “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”. 3) Menghindari kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.

4) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif. c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan

anak. Konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu. d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan

merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.

e. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa.

f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Siswa harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang


(30)

13

g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.

h. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat

“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.

i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat.

j. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi. k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,

kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.

3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS. Adapun rinciannya yaitu:

a. Tulisan

1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.

2) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.

3) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris.

4) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.


(31)

14

b. Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat

menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.

c. Penampilan

Penampilan sangat penting dalam LKS. Siswa biasanya terlebih dahulu akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.

Dilihat dari segi format, LKS memuat setidaknya delapan unsur yaitu (1) judul, (2) kompetensi dasar yang akan dicapai, (3) waktu penyelesaian, (4) alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (5) informasi singkat, (6) langkah kerja, (7) tugas yang harus dikerjakan, dan (8) laporan kegiatan (Prastowo, 2014: 208).

Proses penyusunan LKS harus berkesesuaian dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto, Paidi, dan Wilujeng (2011: 7) yang menyatakan bahwa dalam penyusunan LKS harus memperhatikan langkah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu.

2. Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.

3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar. 4. Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan eksplorasi dalam RPP.


(32)

15

B. LKS berbasis Keterampilan Proses Sains

LKS berbasis KPS mengajarkan peserta didik untuk menemukan hal-hal baru secara langsung melalui suatu eksperimen dan penguasaan konsep. Pada penilitian ini LKS dikembangkan dengan menerapkan pendekatan

keterampilan proses, langkah-langkah keterampilan proses di integrasikan ke dalam seluruh bagian LKS, mulai dari uraian materi untuk memunculkan motivasi siswa, langkah kerja yang disusun sistematis sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menemukan konsep pembelajaran. LKS yang berbasis KPS mempunyai kelebihan, yaitu dapat memudahkan guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitas sendiri, dapat mengembangkan sikap ilmiah serta mengembangknan minat siswa terhadap alam sekitarnya, mengubah kondisi belajar dari suasana “guru sentris”menjadi “siswa sentris” (Salirawati, 2011: 2).

Manfaat dan kegunaan yang diperoleh dari pengembangan bahan ajar LKS bagi siswa maupun guru, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Diperoleh bahan ajar LKS yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa

b. Tidak lagi bergantung pada buku teks

c. Mengembangkan komunikasi pembelajaran yang efetif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih dipercaya kepada gurunya d. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam


(33)

16

2. Bagi siswa

a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b. Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru.

c. Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai (Prastowo, 2014: 319).

Untuk mengetahui suatu LKS itu dikatakan layak atau tidak, maka perlu dilakukan penilaian. Menurut Joni (dalam Salirawati, 2011: 4-5) penilaian LKS dapat diadaptasi dari cara penilaian Paket Belajar, yaitu:

1. Penilaian pra input, yaitu penilaian yang dilakukan segera setelah LKS selesai disusun dengan tujuan untuk pemantapan / penyempurnaan sebelum LKS disebarluaskan. Penilaian ini dilakukan oleh tim

pengembang dengan cara menganalisis LKS berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan bantuan instrumen penilaian yang merupakan terjemahan dari kriteria tersebut.

2. Penilaian input, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui peran LKS dalam keseluruhan program uji coba. Penilaian ini dilakukan sebelum LKS diterapkan di dalam kelas. Penilaian dilakukan oleh personel yang terlibat dalam uji coba, seperti: tim pengembang, dosen, dan

administrator. Cara penilaian sama dengan penilaian pra input. 3. Penilaian proses, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui seberapa

jauh LKS tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang sebenarnya, yang akhirnya akan dipakai untuk penyempurnaan atau merevisi LKS. Penilaian ini dilakukan ketika LKS sedang diterapkan. Caranya dapat


(34)

17

dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat. Penilaian kualitas LKS dapat dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang penyusunan LKS atau ahli media (karena LKS adalah media), guru bidang ilmu yang sesuai dengan materi dalam LKS,

maupun siswa sebagai pengguna LKS.

LKS berbasis KPS hasil pengembangan ini diharapkan dapat membantu siswa melakukan kerja ilmiah untuk menemukan konsep pembelajaran yang ingin dicari, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah dan kemampuan kerja ilmiahnya dapat meningkat serta dengan menggunaan LKS tersebut keterampilan proses sains siswa juga ikut berkembang.

C. Keterampilan Proses Sains

Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SMP/MTs harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.


(35)

18

Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga siswa berhasil

menemukan sesuatu yang baru yang berhubungan dengan sains (Semiawan dkk, dalam Nasution, 2007: 9-10). Keterampilan Proses Sains merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif/ intelektual, manual dan sosial (Rustaman dkk, 2005: 78). Selain itu, menurut penelitian Rahayu, Susanto, dan Yulianti (2011: 108) pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains mampu meningkatkan hasil belajar kognitif dan afektif siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata setelah diterapkan pembelajaran pendekatan keterampilan proses sains. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains membawa siswa terlibat langsung dalam kegiatan percobaan, sehingga pengalaman secara langsung dan pembiasaan sikap kerjasama dan menghargai pendapat orang lain membawa perubahan sikap ke arah lebih baik.

Menurut Hamalik (2008: 150-151), Ada tujuh jenis kemampuan yang hendak dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan

keterampilan proses sains, yakni:

1. Mengamati; siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya: melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasa. Dengan kemampuan ini, dia dapat mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan


(36)

19

2. Menggolongkan/mengklasifikasikan; siswa harus terampil mengenal perbedaan dan persamaan atas hasil pengamatannya terhadap suatu objek, serta mengadakan klasifikasi berdasarkan ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu. Pembuatan klasifikasi memerlukan kecermatan dalam melakukan pengamatan.

3. Menafsirkan (menginterpretasikan); siswa harus memiliki keterampilan menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa. Keterampilan ini diperlukan untuk melakukan percobaan atau penelitian sederhana. 4. Meramalkan; siswa harus memiliki keterampilan menghubungkan data,

fakta, informasi. Siswa dituntut terampil mengantisipasi dan meramalkan kegiatan atau peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.

5. Menerapkan; siswa harus mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dan dikuasai ke dalam situasi atau pengalaman baru. Keteramilan itu digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang akan terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses belajarnya.

6. Merencanakan penelitian; siswa harus mampu menentukan masalah dan variabel-variabel yang akan diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian. Dia harus menemukan langkah-langkah kerja pengumpulan dan

pengolahan data serta prosedur melakukan penelitian.

7. Mengkomunikasikan; siswa harus mampu menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan menyampaikan perolehannya, baik proses maupun hasil belajarnya kepada siswa lain dan peminat lainnya.


(37)

20

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2012: 138), Keterampilan proses sains memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai ilmuwan. Guru tidak saja dituntut mengembangkan

keterampilan-keterampilan memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan, lebih daripada itu guru hendak juga menanamkan sikap dan nilai sebagai ilmuwan kepada para siswanya. Keterampilan proses sains dapat dibedakan menjadi dua tingkatan sebagaimana yang dikemukakan oleh Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2012: 140) menyebutkan keterampilan proses dapat dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu:

1. Keterampilan dasar (Basic Skills) yang terdiri atas enam keterampilan yaitu mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksikan, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan;

2. Keterampilan terintegrasi terdiri atas sepuluh keterampilan yaitu

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,

mengidentifikasikan variabel secara oprasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.


(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam uji coba ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 2 kelas. Sampel uji coba ini adalah siswa kelas VII1 yang berjumlah 24 sebagai kelas

eksperimen dan siswa kelas VII2 yang berjumlah 24 sebagai kelas kontrol.

Pada uji coba ini digunakan teknik purposive sampling, yaitusampel dipilih berdasarkan rata-rata nilai terendah siswa untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ini adalah desain penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Secara garis besar penelitian dan pengembangan terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap (1) analisis kebutuhan meliputi studi pustaka, studi kurikulum, dan studi lapangan, tahap (2) perencanaan dan pengembangan meliputi perencanaan desain LKS,


(39)

22

- Analisis SK dan KD - Analisis Silabus - Literatur LKS

- Kriteria LKS yang standar

-Pemberian angket kepada guru dan siswa

-Analisis LKS

pembuatan desain LKS, validasi, dan revisi, dan tahap (3) evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas, revisi setelah uji coba produk secara terbatas, uji coba pemakaian, revisi produk, dan pembuatan produk secara masal (Sugiyono, 2010: 297). Namun pada penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ini hanya dilaksanakan sampai tahap revisi setelah uji coba terbatas. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan keahlian peneliti untuk melakukan tahap selanjutnya.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA kelas VII, 24 siswa kelas VII, dan LKS. Data guru dan siswa diperoleh melalui

pemberian angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai LKS. Sumber data selanjutnya yaitu berupa analisis LKS IPA yang digunakan disekolah dan LKS yang beredar dipasaran.

E. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Studi Pendahuluan Analisis

Kebutuhan

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

Perencanaan dan

Pengembangan Penyusunan Desain LKS berbasis Keterampilan Proses Sains

Validasi Pakar dan Praktisi Revisi LKS hasil validasi


(40)

23

Evaluasi Produk

Gambar 1. Alur Penelitian dan Pengembangan LKS klasifikasi tumbuhan berbasis keterampilan proses sains

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka langkah- langkah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dilakukannya

pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan.

a. Studi kepustakaan

Studi ini terdiri dari studi literatur dan studi kurikulum. Studi literatur ini berupa teri-teori tentang LKS, keterampilan proses sains, serta hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat LKS berbasis keterampilan proses sains yang akan dikembangkan.

Studi kurikulum dilakukan dengan mengkaji kompetensi dasar (KD), dan analisis silabus pada materi klasifikasi tumbuhan. Selanjutnya

LKS berbasis Keterampilan Proses Sains hasil revisi Uji Coba Terbatas

Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba terbatas


(41)

24

dilakukan studi literatur untuk mengetahui kriteria LKS yang standar. Studi ini bertujuan agar LKS berbasis KPS yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum.

b. Studi lapangan

Studi lapangan ini berupa pengisian angket oleh guru dan siswa, serta analisis LKS yang digunakan sekolah dan LKS yang beredar di pasaran. Angket guru berisi tentang kebutuhan dan penggunaan LKS, serta pengetahuan guru tentang KPS. Sedangkan angket pada siswa berisi tentang LKS yang digunakan siswa dan penggunaan LKS. Pada studi ini juga dilakukan analisis LKS yang beredar dipasaran. Analisis LKS yang dilakukan yaitu melihat kesesuaian isi dan format serta indikator KPS yang terdapat di LKS.

Studi lapangan dilakukan di SMP Pembangunan Kalianda. Studi ini dilakukan dengan memberikan angket kepada guru mata pelajaran IPA kelas VII (Lampiran 4) dan angket siswa kelas VII (Lampiran 5) di sekolah tersebut. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui karakteristik LKS, pengetahuan guru mengenai KPS, serta mengetahui tentang penggunaan LKS oleh siswa. Sebelum memberikan angket, langkah yang dilakukan adalah menyusun pertanyaan tentang kebutuhan LKS dan mengenai keterampilan proses sains. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan keinginan peneliti sendiri (purposive sampling). Tenik ini dilakukan


(42)

25

dengan menetapkan sendiri/ sesuai keinginan sendiri sekolah mana dan kelas mana yang akan diteliti oleh peneliti.

2. Perencanaan dan Pengembangan

Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan adalah hasil dari analisis angket kebutuhan LKS oleh guru dan siswa serta analisis LKS. Tahapan yang dilakukan dalam tahap perencanaan dan pengembangan adalah penyusunan desain produk awal dan validasi desain serta revisi desain.

a. Perencanaan LKS berbasis KPS

Langkah yang dilakukan dalam perencanaan pengembangan LKS berbasis KPS yaitu dengan menyusunan desain produk awal langkah-langkahnya yaitu:

1) Merancang perangkat pembelajaran (RPP), hal ini bertujuan untuk menentukan tujuan apa saja yang akan dicapai dari materi yang akan disampaikan melalui LKS tersebut.

2) Membuat draf LKS, pada tahapan ini menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang akan dilatih, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam LKS.

b. Pengembangan LKS berbasis KPS

Pengembangan LKS berbasis KPS ini dilakukan setelah rancangan awal selesai, pada tahapan ini yang akan dilakukan adalah pembuatan

identitas LKS (judul, tujuan, dan sebagainya), petunjuk pengisian LKS, alat dan bahan, pemilihan jenis dan ukuran huruf, pemilihan pertanyaan


(43)

26

yang tepat sesuai judul, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian dari LKS. Kemudian LKS yang telah dikembangkan divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli materi, desain, bahasa, dan praktisi.

1. Validasi produk dan revisi produk

Tahapan ini dilakukan setelah penyususnan LKS selesai dilakukan yang kemudian LKS ini akan di validasi oleh ahli materi, bahasa, desain, dan ahli praktisi.

a) Validasi ahli pada aspek kesesuaian materi

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui kesesuaian isi LKS dengan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan kesesuaian kegiatan dalam LKS yang mampu mengakomodasi KPS siswa. Hasil dari validasi kesesuaian isi dijadikan sebagai masukan dalam

pengembangan atau revisi pada LKS berbasis keterampilan proses sains. Dalam melaksanakan validasi ahli materi, peneliti memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab dengan tepat, memahami rencana pelaksanaan pembelajaran biologi SMP, memahami materi biologi SMP serta merupakan civitas akademika yang memilik latar belakang pendidikan biologi (Lampiran 6).

b) Validasi ahli aspek bahasa

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui bahwa LKS berbasis KPS ini menggunakan bahasa yang sesuai. Format bahasa meliputi penggunaan bahasa yang sesuai dengan


(44)

27

EYD, penyusunan kalimat pertanyaan, font huruf, dan keserasian besarnya huruf pada gambar/grafik/tabel. Dalam melaksanakan validasi ahli desain, peneliti memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab dengan tepat, civitas akademika yang mengajar matakuliah yang linier dengan teknologi pendidikan (Lampiran 7).

c) Validasi ahli desain

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui bahwa desain pada LKS berbasis KPS ini sesuai susunannya dan menarik. Format susunan terdiri dari judul, tujuan, petunjuk pengerjaan, kolom identitas siswa, ruang yang cukup untuk menulis dan menggambar, serta mencantumkan alat, bahan, dan prosedur percobaan apabila melakukan percobaan. Sedangkan, format kemenarikan meliputi keteraturan tata letak bagian-bagian LKS, keserasian penggunaan, variasi jenis dan ukuran font, dan penggunaan gambar yang bagus, baik pada cover LKS maupun di dalam LKS. Hasil dari validasi ini dijadikan sebagai masukan dalam pengembangan atau revisi pada LKS berbasis keterampilan proses sains. Dalam melaksankan validasi ahli bahasa, peneliti memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjwab dengan tepat, berpengalaman dalam melakukan evaluasi dibidang bahasa,


(45)

28

civitas akademika yang mengajar mata kuliah dalam bidang bahasa (Lampiran 8).

d) Uji praktisi

Uji praktisi dilakukan untuk mengetahui keseuaian isi materi, tampilan serta kemenarikan LKS berbasis KPS dengan menggunakan angket (Lampiran 9). Dalam melaksanakan uji praktisi, peneliti memilih guru dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab dengan tepat, memahami materi selain itu guru yang dipilih sebagai responden adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPA yang memiliki latar belakang pendidikan IPA. Hasil uji yang telah dilakukan kemudian disempurnakan sesuai rekomendasi

perbaikan untuk validasi.

Lembar validasi uji ahli isi/ materi, bahasa, desain, dan uji praktisi memiliki pilihan jawaban Ya dan Tidak. Pada setiap

pertanyaan angket yang dijawab dengan “Ya” berarti LKS

berbasis KPS tidak memerlukan perbaikan dan setiap pertanyaan

angket yang dijawab dengan “Tidak” berarti LKS berbasis KPS

pada bagian yang disebutkan dalam pertanyaan angket harus diperbaiki sesuai saran yang diberikan. Setelah LKS divalidasi, rancangan produk tersebut direvisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli, yang kemudian produk hasil revisi dapat diuji coba secara terbatas pada peserta didik.


(46)

29

3. Evaluasi Produk

Tahapan evaluasi produk ini meliputi uji coba produk secara terbatas dan revisi setelah iju coba produk secara terbatas dilakukan.

a. Uji coba produk secara terbatas

Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains klasifikasi tumbuhan yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi, maka dilakukan uji coba produk secara terbatas di SMP Pembangunan Kalianda. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa LKS berbasis KPS yang dikembangkan efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Adapun langkah-langkah pada uji coba terbatas adalah:

1) Kelas Eksperimen

Skenario Pembelajaran

Sintak KPS Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 20 menit. Pada materi klasifikasi tumbuhan untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi.

Apersepsi :

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

menyajikan gambar tumbuhan tomat. Kemudian guru memberikan pertanyaan

“apakah kalian tahu

persamaan dari tanaman

tomat dan terung?”

Motivasi :

Dengan mempelajari meteri ini kita dapat

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Memperhatikan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.

Memperhatikan


(47)

30

mengelompokkan tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar kita, serta memudahkan kita dalam mempelajarinya. Siswa memperhatikan guru memberikan pengarahan sebelum melaksanakan pembelajaran, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan proses sains dan karakter yang harus dicapai serta aturan-aturan belajar yang akan dilaksanakan.

penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya), yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin.

Siswa dibagikan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan proses sains kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa. Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.

Membimbing siswa mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS berbasis KPS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Membimbing siswa

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS.

Menerima LKS berbasis KPS dengan tertib dan toleransi.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS berbasis KPS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah.

Bekerja sama dan

Membagi siswa kedalam kelompok dan mempersiapkan. Melakukan kegiatan mengamati, mengelompokka n,menginterpret asikan, mengomunikasi kan, dan menyimpulkan Melakukan penemuan/ mengumpulkan informasi. Merangsang 50


(48)

31

bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.

b. Elaborasi

Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan di depan siswa lainnya.

Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS berbasis KPS didepan siswa lainnya. Membimbing siswa memperhatikan dan mendengarkan siswa yang sedang presentasi. Membimbing dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.

c. Konfirmasi

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas. Meminta siswa mengumpulkan LKS berbasis KPS.

berdiskusi dengan teman sekelompok dengan kerja keras, toleransi dan komunikatif. Mendengarkan pengarahan guru.

Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan

komunikatif.

Memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi Mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapat. Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum

dipahami. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Mengumpulkan LKS berbasis KPS dengan tertib.

informasi siswa.

Memberikan kesimpulan.

Kegiatan Penutup

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari

pembelajaran yang telah

Memperhatikan penjelasan guru.

Memperhatikan penjelasan guru.


(49)

32

dilakukan

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan penjelasan guru.

2) Kelas kontrol

Skenario Pembelajaran Waktu

(menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 20 menit. Pada materi klasifikasi tumbuhan untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi. Apersepsi :

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar tumbuhan tomat. Kemudian guru

memberikan pertanyaan “apakah

kalian tahu persamaan dari

tanaman tomat dan terung?”

Motivasi :

Dengan mempelajari meteri ini kita dapat mengelompokkan tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar kita, serta memudahkan kita dalam mempelajarinya.

Siswa memperhatikan guru memberikan pengarahan sebelum melaksanakan pembelajaran, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan proses sains dan karakter yang harus dicapai serta aturan-aturan belajar yang akan dilaksanakan.

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Memperhatikan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.

Memperhatikan penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.

Memperhatikan penjelasan guru.

20

Kegiatan Inti d. Eksplorasi

Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari

sebelumnya), yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS.


(50)

33

kelamin.

Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa. Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS. Membimbing siswa mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Membimbing siswa bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam mengerjakan LKS.

e. Elaborasi

Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk

dipresentasikan di depan siswa lainnya.

Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS didepan siswa lainnya.

Membimbing siswa memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi Membimbing dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.

f. Konfirmasi

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi. Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

Menerima LKS dengan tertib dan toleransi.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah.

Bekerja sama dan berdiskusi dengan teman sekelompok dengan kerja keras, toleransi dan bersahabat/komunikatif.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan

bersahabat/komunikatif. Memperhatikan dan

mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi.

Mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapat.

Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat

menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Mengumpulkan LKS dengan tertib.


(51)

34

Meminta siswa mengumpulkan LKS

Kegiatan Penutup

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan penjelasan guru.

Memperhatikan penjelasan guru.

Memperhatikan penjelasan guru.

10

b. Revisi produk setelah uji coba terbatas

Hasil uji coba kemudian direvisi dan disempurnakan. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu hasil uji

kesesuaian isi dan hasil uji aspek format penyusunan yang dinilai guru serta respon tanggapan siswa terhadap LKS hasil pengembangan. Selanjutnya hasil revisi dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Hasil revisi tersebut disebut produk akhir dari pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains klasifikasi tumbuhan.

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa skor N-gain keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan postes. Kemudian dianalisis secara statistik melalui uji normalitas dan uji U dengan bantuan


(52)

35

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data analisis LKS guru dan penerbit, data jawaban siswa di LKS terhadap keterampilan proses sains siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data N-gain KPS siswa

Data N-gain KPS siswa diperoleh dari nilai pretesdanpostes. Nilai pretes yang diambil pada pertemuan pertama dan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes juga diambil diakhir pembelajaran pada pertemuan pertama kedua setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa lima soal uraian.

Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Hake (modifikasi dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:

100

X Y Z

Y X gain N

Keterangan : = Nilai rata-rata postes = Nilai rata-rata pretes Z = Skor maksimum

b. Data analisis LKS

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap LKS guru dan pasaran berdasarkan pedoman kaidah penyusunan LKS yang dibuat dalam lembar penilaian (Lampiran 12).


(53)

36

c. Data analisis jawaban siswa di LKS

Analisis jawaban siswa di LKS merupakan kegiatan menganalisis jawaban siswa di LKS pada kelas kontrol dan di LKS pada kelas eksperimen yang berbasis KPS untuk tiap pertanyaannya. Analisis tersebut meliputi kesesuaian jawaban siswa dengan kunci jawaban LKS yang dikembangkan.

d. Angket tanggapan siswa

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan menyajikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk ditanggapi. Pada penelitian ini angket tanggapan siswa yang digunakan berupa

pertanyaan dengan jawaban tertutup yaitu “Sangat Menarik”,

“Menarik”, “Kurang Menarik”, dan “Tidak Menarik”. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian LKS berbasis KPSbagi siswa (Lampiran 10).

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis LKS

Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis terhadap LKS dihitung untuk melihat kesesuaian isi dan format serta indikator KPS yang terdapat di LKS. Adapun cara menganalisi LKS yaitu:

Nilai = × 100

Angka tersebut kemudian dikonversi dalam bentuk kualitatif dengan kriteria dalam Tabel 1 (Djamarah dan Zain: 2002 dalam Nurmalasari, 2011: 58).


(54)

37

Tabel 1. Kriteria penilaian LKS

No Kriteria Interval nilai 1. Sangat baik 81 – 100

2. Baik 61 – 80

3. Cukup baik 41 – 60 4. Kurang baik 21– 40 5. Sangat kurang baik 0-20

Selanjutnya, data setiap LKS dikumpulkan untuk ditarik kesimpulan mengenai persentase untuk masing-masing indikator penilaian. Data yang diolah kemudian dikategorikan lagi sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ali (1992: 184) dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria persentase seluruh LKS

No. Kriteria Persentase responden (%)

1. Tidak ada 0

2. Sebagian kecil 1-39

3. Hampir setengahnya 40-49

4. Setengahnya 50

5. Sebagian besar 51-75

6. Pada umumnya 76-99

7. Seluruhnya 100

2. Analisis skor angket respon siswa

Data yang diperoleh berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap format penyusunan dan kesesuaian isi LKS berbasis KPS. Penskoran jawaban angket terhadap LKS berbasis KPS dilakukan dengan cara: 1) Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk

mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan pada angket. 2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan

untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecendrungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya siswa. 3) Memberi skor jawaban siswa pada angket.


(55)

38

Tabel 3. Skor penilaian terhadap pilihan jawaban angket

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Menarik 4

Menarik 3

Kurang Menarik 2 Tidak Menarik 1 Sumber : Suyanto (dalam Dewantara 2015: 29)

4) menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%Xin = (modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)

Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pertanyaan ke-i pada angket ∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan

ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-4) ∑Smaks= Jumlah seluruh responden

3. Teknik analisis skor jawaban siswa pada LKS dan hasil belajar a. Analisis skor jawaban siswa pada LKS

Jawaban yang akan diolah pada penelitian ini adalah kesesuaian jawaban siswa di LKS dengan jawaban yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data jawaban siswa pada LKS berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara: 1) Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk

mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan LKS. 2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat,

bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecendrungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan LKS dan banyaknya siswa.

3) Memberi skor jawaban siswa. Penskoran jawaban siswa dalam LKS dilakuan berdasarkan skala Likert.


(56)

39

Tabel 4. penskoran jawaban siswa dalam LKS No. Kriteria Jawaban Skor

1. Sesuai 3

2. Kurang Sesuai 2

3. Tidak Sesuai 1

4) menghitung persentase jawaban LKS pada setiap pernyataan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%Xin = (modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)

Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada LKS ∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan

ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-3) ∑Smaks = Jumlah seluruh responden

b. Analisis N-gain KPS siswa

N-gain KPS siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan program SPSS versi 17.0, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas data, karena data tidak berdistribusi normal maka dianalisis

menggunakan uji Mann-Whitney U:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.0.

a) Hipotesis

H0= Sampel berdistribusi normal

H1= Sampel tidak berdistribusi normal

b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk


(57)

40

2) Uji Mann-Whitney U

1. Hipotesi

Ho= rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda signifikan H1= rata-rata nilai kedua sampel berbeda signifikan

2. Kriteria uji

Jika Z hitung> -1,96 atau probabilitas>0,05 maka Ho diterima

Jika Z hitung< -1.96 atau probabilitas<0,05 maka Ho ditolak


(58)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian pengembangan LKS berbasis KPS kelas VII SMP materi klasifikasi tumbuhan, maka peneliti menyimpulkan:

1. Karakteristik LKS berbasis KPS yang efektif mengembangkan KPS siswa adalah:

a. Disusun secara sistematis dari judul, identitas siswa, standar isi, petunjuk pengerjaan, alat dan bahan percobaan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, soal diskusi, dan kesimpulan.

b. Menggunakan tata bahasa sesuai dengan EYD, Menggunakan variasi

font jenis cambria yang menarik dan mudah dibaca dengan ukuran 12, menggunakan 1.5 spasi antara bagian soal pada LKS, dan

menampilkan gambar yang berwarrna yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Materi dan kegiatan dalam LKS sesuai dengan KD dan tujuan pembelajaran, serta gambar yang dicantumkan bermakna/bermanfaat dalam menunjang penyampaian materi pembelajaran.

d. Mengembangkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan mengamati, menginterpretasi data, mengelompokkan,


(59)

65

2. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap LKS berbasis KPS materi klasifikasi tumbuhan hasil pengembangan sebesar 95% dengan kriteria menarik-sangat menarik baik dari segi tampilan, kombinasi warna, desain, bahasa, kemenarikan materi, dan kemenarikan bahan ajar.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi siswa disarankan agar bahan ajar ini digunakan sebagai salah satu bahan ajar alternatif pada materi klasifikasi tumbuhan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

2. Bagi guru yang ingin menggunakan LKS berbasis KPS materi klasifikasi tumbuhan hendaknya mempersiapkan waktu yang lebih banyak agar siswa dapat menyelesaikannya dengan tepat.

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya merencanakan penelitian dengan cepat dan tepat, serta meluangkan waktu yang lebih banyak karena penelitian pengembangan membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan penelitian biasanya.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung. 254 hlm.

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.192 hlm. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara.

Jakarta. 344 hlm.

Dimyati dan Mujiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.

Dewantara, R.B. 2015. Pengembangan Animasi Flash dan Soal Interaktif Berbasis Power Point pada Materi sistem Pernapasan Manusia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 181 hlm.

Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Sinar Grafika. Jakarta. 240 hlm. Nasution, S. 2007. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Bumi Aksara. Jakarta. 233 hlm.

Nurmalasari, M. 2012. Analisis Penulisan Outline Sebagai Hasil Belajar Metoda Penelitian Pendidikan Tata Boga. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 201 hlm.

Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta. 183 hlm.

Permendiknas. 2006. No.22Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendiknas. Jakarta. 43 hlm.

Prastowo, A. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press. Jakarta. 419 hlm.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 292 hlm.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.


(61)

67

Rahayu, E., Susanto, H., dan D. Yulianti. 2011. Pembelajaran Sains Dengan pendekatan keterampilan Proses Untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. UNNES. 23 Februari 2015. journal. unnes.ac.id/nju/index.php /JPFI/article/download/1081/991. 5 hlm. Rustaman, N.Y., S. Dirdjosoemarto, Y. Ahmad, A. Suroso, Yudianto, D.

Rochintaniawati, M. Nujhani, dan R. Subekti. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UPI. Bandung. 183 hlm.

Salirawati.2011. Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam proses pembelajaran. Makalah ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 13 hlm. Setiawan, A.B., Wisanti, dan F. Ulfi. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa

Klasifikasi Tumbuhan dengan Memanfaatkan Spesimen Awetan Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Peserta Didik Kelas X 2. Bioedu Jurnal Unesa Volume 3. Agustus 2014. 9 hlm.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains pada Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 237 hlm.

Suyanto, S., Paidi, dan W. Insih. 2011. Lembar Kerja Siswa. Universitas Yogyakarta. Pada 17 Desember 2014. staff. uny.ac. id/_insih-wilujeng /LEMBAR_KERJA_SISWA. docx. 8 hlm.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. 390 hlm.

TIMSS. 2011. International Students Achivement in the TIMSS Science content and Cognitive Domains. IEA. Pada 22 Februari 2015. http://timssand pirls.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_S_Chapter3.pdf. 36 hlm. Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Ilmiah. Universitas

Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 7 hlm.

Winsi, A. 2014. Profil Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam Membuat LKS IPA jenjang SMP.Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. 131 hlm.


(1)

Tabel 4. penskoran jawaban siswa dalam LKS

No. Kriteria Jawaban Skor

1. Sesuai 3

2. Kurang Sesuai 2

3. Tidak Sesuai 1

4) menghitung persentase jawaban LKS pada setiap pernyataan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%Xin = (modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)

Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada LKS

∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-3) ∑Smaks = Jumlah seluruh responden

b. Analisis N-gain KPS siswa

N-gain KPS siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan program SPSS versi 17.0, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas data, karena data tidak berdistribusi normal maka dianalisis

menggunakan uji Mann-Whitney U:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.0.

a) Hipotesis

H0= Sampel berdistribusi normal

H1= Sampel tidak berdistribusi normal

b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk


(2)

40

2) Uji Mann-Whitney U

1. Hipotesi

Ho= rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda signifikan H1= rata-rata nilai kedua sampel berbeda signifikan

2. Kriteria uji

Jika Z hitung> -1,96 atau probabilitas>0,05 maka Ho diterima

Jika Z hitung< -1.96 atau probabilitas<0,05 maka Ho ditolak


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian pengembangan LKS berbasis KPS kelas VII SMP materi klasifikasi tumbuhan, maka peneliti menyimpulkan:

1. Karakteristik LKS berbasis KPS yang efektif mengembangkan KPS siswa adalah:

a. Disusun secara sistematis dari judul, identitas siswa, standar isi, petunjuk pengerjaan, alat dan bahan percobaan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, soal diskusi, dan kesimpulan.

b. Menggunakan tata bahasa sesuai dengan EYD, Menggunakan variasi font jenis cambria yang menarik dan mudah dibaca dengan ukuran 12, menggunakan 1.5 spasi antara bagian soal pada LKS, dan

menampilkan gambar yang berwarrna yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Materi dan kegiatan dalam LKS sesuai dengan KD dan tujuan pembelajaran, serta gambar yang dicantumkan bermakna/bermanfaat dalam menunjang penyampaian materi pembelajaran.

d. Mengembangkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan mengamati, menginterpretasi data, mengelompokkan,


(4)

65

2. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap LKS berbasis KPS materi klasifikasi tumbuhan hasil pengembangan sebesar 95% dengan kriteria menarik-sangat menarik baik dari segi tampilan, kombinasi warna, desain, bahasa, kemenarikan materi, dan kemenarikan bahan ajar.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi siswa disarankan agar bahan ajar ini digunakan sebagai salah satu bahan ajar alternatif pada materi klasifikasi tumbuhan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

2. Bagi guru yang ingin menggunakan LKS berbasis KPS materi klasifikasi tumbuhan hendaknya mempersiapkan waktu yang lebih banyak agar siswa dapat menyelesaikannya dengan tepat.

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya merencanakan penelitian dengan cepat dan tepat, serta meluangkan waktu yang lebih banyak karena penelitian pengembangan membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan penelitian biasanya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung. 254 hlm.

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.192 hlm. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara.

Jakarta. 344 hlm.

Dimyati dan Mujiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.

Dewantara, R.B. 2015. Pengembangan Animasi Flash dan Soal Interaktif Berbasis Power Point pada Materi sistem Pernapasan Manusia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 181 hlm.

Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Sinar Grafika. Jakarta. 240 hlm. Nasution, S. 2007. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Bumi Aksara. Jakarta. 233 hlm.

Nurmalasari, M. 2012. Analisis Penulisan Outline Sebagai Hasil Belajar Metoda Penelitian Pendidikan Tata Boga. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 201 hlm.

Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta. 183 hlm.

Permendiknas. 2006. No.22 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendiknas. Jakarta. 43 hlm.

Prastowo, A. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press. Jakarta. 419 hlm.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 292 hlm.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.


(6)

67

Rahayu, E., Susanto, H., dan D. Yulianti. 2011. Pembelajaran Sains Dengan pendekatan keterampilan Proses Untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. UNNES. 23 Februari 2015. journal. unnes.ac.id/nju/index.php /JPFI/article/download/1081/991. 5 hlm. Rustaman, N.Y., S. Dirdjosoemarto, Y. Ahmad, A. Suroso, Yudianto, D.

Rochintaniawati, M. Nujhani, dan R. Subekti. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UPI. Bandung. 183 hlm.

Salirawati.2011. Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam proses pembelajaran. Makalah ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 13 hlm. Setiawan, A.B., Wisanti, dan F. Ulfi. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa

Klasifikasi Tumbuhan dengan Memanfaatkan Spesimen Awetan Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Peserta Didik Kelas X 2. Bioedu Jurnal Unesa Volume 3. Agustus 2014. 9 hlm.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains pada Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 237 hlm.

Suyanto, S., Paidi, dan W. Insih. 2011. Lembar Kerja Siswa. Universitas Yogyakarta. Pada 17 Desember 2014. staff. uny.ac. id/_insih-wilujeng /LEMBAR_KERJA_SISWA. docx. 8 hlm.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. 390 hlm.

TIMSS. 2011. International Students Achivement in the TIMSS Science content and Cognitive Domains. IEA. Pada 22 Februari 2015. http://timssand pirls.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_S_Chapter3.pdf. 36 hlm. Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Ilmiah. Universitas

Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 7 hlm.

Winsi, A. 2014. Profil Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam Membuat LKS IPA jenjang SMP. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. 131 hlm.