PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI CIRI-CIRI FILUM HEWAN INVERTEBRATA

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI CIRI-CIRI FILUM HEWAN INVERTEBRATA

Oleh

INTAN RIZKI ANITA

Peran guru dalam proses pembejalaran sangatlah penting, salah satunya yaitu dalam menyampaikan materi pelajaran melalui bahan ajar. Adanya bahan ajar diharapkan materi pelajaran dapat dengan mudah dimengerti dan melatih keterampilan proses sains siswa. Bahan ajar yang sering dipakai oleh guru salah satunya yaitu lembar kerja siswa (LKS). Hasil observasi di SMA Pembangunan Kalianda diketahui bahwa pembelajaran biologi yang menggunakan bahan ajar berupa LKS belum dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata.

Sampel uji coba produk ini adalah siswa kelas X1 yang berjumlah 23 sebagai

kelas eksperimen dan siswa kelas X2 yang berjumlah 23 sebagai kelas kontrol.

Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan rata-rata nilai terendah. Pengembangan LKS tahap pertama yaitu studi pendahuluan


(2)

melalui kajian lapangan dan kajian literatur, menggunakan angket pengungkap kebutuhan guru dan siswa. Tahap kedua meliputi penyusunan draf, penentuan format, pembuatan desain, dan validasi desain oleh ahli materi, ahli desain, ahli bahasa, dan praktisi. Tahap terakhir yaitu evaluasi untuk mengukur tingkat

efektivitas dan kemenarikan LKS. N-Gain KPS siswa diperoleh dari pretes-postes yang dianalisis dengan uji statistik menggunakan uji t dan Mann-Whitney U. Serta angket uji kemenarikan dan analisis jawaban siswa di LKS dianalisis secara deskriptif.

Hasil uji ahli materi menunjukkan persentase kelayakan 100%, uji ahli desain 80%, uji ahli bahasa 80%, dan uji praktisi 100%. Hasil uji efektivitas

menunjukkan rata-rata peningkatan indikator KPS siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol terlihat pada indikator mengamati (kelas eksperimen= 25,36; kontrol= 23,91), mengomunikasikan (kelas ekperimen47,82; kontrol= 39,13), mengelompokkan (kelas eksperimen= 32,73; kontrol= 17,81), menyimpulkan (kelas eksperimen= 27,17; kontrol= 8,69), namun pada indikator menginterpretasi rata-ratan kelas kontrol lebih besar pada kelas eksperimen (kelas eksperimen= 6,52; kontrol= 23,91). Hasil uji kemenarikan LKS memperoleh rata-rata 75,35%. Dengan demikian lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains pada materi ciri-ciri filum hewan invertebrata hasil pengembangan dapat dijadikan salah satu bahan ajar oleh guru dan siswa.

Kata kunci: Ciri Filum Hewan Invertebrata, Keterampilan Proses Sains, dan Lembar Kerja Siswa


(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI CIRI-CIRI FILUM

HEWAN INVERTEBRATA

Oleh

INTAN RIZKI ANITA Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI CIRI-CIRI FILUM

HEWAN INVERTEBRATA

(Skripsi)

Oleh Intan Rizki Anita

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Alur Penelitian Dan Pengembangan LKS Berbasis KPS ... 25 2. Pemberian soal pretes kepada siswa kelas eksperimen dan kontrol untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa... 200 3. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS pada kelas kontrol dan

eksperimen ... 201 4. Pemberian soal postes pada siswa kelas kontrol dan eksperimen untuk

mengetahui peningkatan KPS setelah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan LKS berbasis KPS... 202 5. Lembar Kerja Siswa yang digunakan sebelumnya ………..…………... 203


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa(LKS) ... 9

B. Keterampilan Proses Sains(KPS) ... 14

C. Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains ... 20

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Desain Penelitian ... 24

D. Sumber Data Penelitian ... 25

E. Prosedur Penelitian ... 25

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 39

1. Data kualitatif ... 39

a. Analisis LKS penerbit ... 39

b. Analisis angket Respon Siswa ... 40

c. Analisis Jawaban Siswa Di LKS ... 41

2. Data kuantitatif ... 42

a. KPS Siswa ... 42

IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ... 46


(7)

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN 1. Silabus ... 75

2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ... 79

3. Soal pretes dan postes ... 89

4. Angket Pengungkap Kebutuhan Guru ... 100

5. Angket Pengungkap Kebutuhan Siswa ... 102

6. Angket Uji Ahli Materi ... 105

7. Angket Uji Ahli Bahasa ... 110

8. Angket Uji Ahli Desain ... 115

9. Angket Uji Praktisi ... 121

10. Angket Respon Siswa ... 127

11. Lembar Analisis LKS Terbitan ... 130

12. Rekapitulasi LKS Biologi ... 145

13. Sebaran Frekunensi Penilaian LKS Terbitan ... 146

14. Lembar Analisis Kebutuhan Siswa ... 148

15. LKS Berbasis KPS dan LKS Kontrol ... 149

16. Rekapitulasi angket tanggapan siswa ... 193

17. Rekapitulasi analisis jawaban siswa di LKS ... 196

18. Rekapitulasi N-Gain indikator KPS pretes-postes ... 199

19. Foto Uji Coba Terbatas... 200


(8)

i

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Kriteria penilaian Susunan LKS ... 40

2. Kriteria persentase susunan LKS penerbit ... 40

3. Penskoran Jawaban angket kemenarikan ... ... 41

4. Penskoran jawaban siswa berdasaran skala Likert ... 42

5. Hasil analisis kebutuhan guru biologi terhadap LKS berbasis KPS ... 47

6. Hasil analisis kebutuhan siswa terhadap bahan ajar ... 48

7. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek format ... 49

8. Hasil analisis lembar kerja siswa aspek format penyusunan ... 49

9. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek isi ... 52

10. Kualitas LKS berdasarkan indikator yang dipenuhi dari aspek isi... 52

11. Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis KPS ... 55

12. Rencana pengembangan LKS berbasis KPS aspek keterbacaan dan kemenarikan ... 56

13. Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses Sains ... 57

14. Hasil analisis uji ahli materi LKS berbasis KPS ... 58

15. Hasil analisis uji ahli desain LKS berbasis KPS ... 59

16. Hasil analisis uji ahli bahasa animasi LKS berbasis KPS ... 60

17. Hasil analisis uji praktisi LKS berbasis KPS ... 60

18. Pengembangan aspek pada LKS terbitan menjadi LKS berbasis KPS ... 61

19. Hasil analisis jawaban siswa di LKS berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) terhadap peningkatan KPS siswa ... 62

20. Hasil uji statistik N-Gain indikator Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa ... 63


(9)

(10)

(11)

(12)

Moto

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan

sesuai kesanggupannya ”

(Al Baqarah: 286)

Sesulit apapun cobaan yang kita hadapi, Tuhan selalu punya jalan

keluar yang mudah bagi kita

(Susilo Bambang Yudhoyono)

Jangan pernah merasa ragu, karena ragu tidak akan memberikan

kepastian


(13)

PERSEMBAHAN

Dengan Menayebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang- orang yang selalu berharga dalam hidupku:

Papa (Segera Edy) dan Mama (Marina M., S.Pd.)

Papa yang selalu bijaksana dan sabar serta

Mama yang penuh kesabaran menjadi motivasiku untuk terus maju dan menjadi tempatku mencurahkan keluh kesah

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku, Teruntuk kedua kakak ku tercinta:

Era Efriani Widiastuti, A.Md., dan Dina Yuniati, A.Md.,

Terimakasih untuk segala cinta, motivasi dan segala bentuk dukungan yang kalian berikan

untukku.

Sahabat-sahabat tercinta seperjuangan Pendidikan Biologi 2011

Terimakasih untuk persahabatan kita, serta Atas perjuangan, kelelahan, dan kesabaran.

Teruslah berjuang.


(14)

RIWAYAT HIDUP

Intan Rizki Anita merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara pasangan Bapak Segera Edy dengan Ibu Marina M., S.Pd., yang dilahirkan di Kalianda pada tanggal 23 Agustus 1993. Penulis dapat dihubungi melalui Email/HP

intan.anita45@yahoo.com/082233292755.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Pembina (1998-1999), SDN 5 Kalianda (1999-2005), SMPN 1 Kalianda (2005-2008), dan SMAN 1 Kalianda (2008 -2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Sumberejo dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di desa Simpangkanan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten


(15)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengembangan

Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Sub Materi Ciri-Ciri Filum Hewan Invertebrata” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila. 3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., sebagai Pembimbing I atas motivasi, saran, dan

masukannya.

4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unila sekaligus sebagai Pembimbing Akademik dan Pembimbing II atas motivasi, saran, dan masukannya.

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas bimbingan dan masukannya.

6. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd, sebagai penguji ahli bahasa, atas saran dan masukannya.

7. Dina Maulina, S.Pd., M.Si., sebagai penguji ahli materi, atas saran dan masukannya.


(16)

8. Median Agus P., S.Pd., M.Pd., sebagai penguji ahli desain, atas saran dan masukannya.

9. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala ilmu yang telah diberikan. 10.Rekan seperjuangan dalam penelitian Dwi Puspita Sari, atas kerjasama dan

kesabarannya.

11.Seluruh teman sejawat perjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 atas kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini.

12.Sahabat tercinta di kampus ini: Rika Sundari, Emilia Yuliani, Dwi Puspita Sari, Aima Mufidah, dan Merry Agustina. Terimakasih atas kebersamaan dan persahabatan yang terjalin. Semoga persahabatan ini tidak berakhir seiring berakhirnya masa studi kita. Aamiin

13.Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, Aamiin.

Bandar Lampung, 22 Oktober 2015 Penulis


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi merupakan bagian dari ilmu sains yang mempelajari tentang alam termasuk segala proses yang terjadi di dalamnya. Pembelajaran biologi lebih menekankan pada kegiatan belajar mengajar, mengembangkan konsep dan mengembangkan keterampilan proses siswa dengan berbagai strategi belajar mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Hasil survey PISA tahun 2012 pada aspek sains, Indonesia mendapatkan peringkat ke 64 dari 65 negara yang terlibat dengan skor 382, pada soal PISA terdapat aspek keterampilan proses sains meliputi mengamati, meramal/memprediksi, menerapkan konsep, dan berkomunikasi (OECD, 2014: 217). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelajar Indonesia memiliki kemampuan pengetahuan sains yang sangat rendah, serta menunjukkan bahwa siswa hanya mengenali fakta dasar dan belum mampu

mengkomunikasikan dan menerapkan konsep sains yang kompleks.

Kemampuan sains siswa Indonesia yang masih rendah tersebut disebabkan karena dalam pembelajaran sains termasuk biologi, kebanyakan siswa hanya dituntut untuk lebih banyak mempelajari konsep biologi saja. Cara


(18)

2

pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan sains secara hafalan tanpa makna.

Berhubungan dengan itu, pada kenyataannya dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak guru biologi yang hanya memberikan materi pelajaran dengan metode ceramah tanpa mengikut sertakan siswa untuk melatih keterampilan proses sains. Peran guru dalam proses pembejalaran sangatlah penting, salah satunya yaitu dalam menyampaikan materi pelajaran melalui bahan ajar. Adanya bahan ajar diharapkan materi pelajaran akan dapat dengan mudah dimengerti dan juga dapat melatih keterampilan proses sains siswa. Bahan ajar yang sering dipakai oleh guru salah satunya yaitu lembar kerja siswa (LKS), LKS hendaknya sesuai dengan kebutuhan, diantaranya yaitu mudah dipahami, menarik, dan dapat melatih keterampilan proses sains siswa. Untuk dapat mewujudkan kebutuhan siswa maka guru harus kreatif dan dapat mengembangkan bahan ajar pembelajaran tersebut.

Faktanya di SMA Pembangunan Kalianda, Lampung Selatan, dalam proses pembelajarannya masih belum dapat melatih keterampilan proses sains siswa. Pada sekolah tersebut juga menggunakan bahan ajar berupa LKS. LKS yang digunakan merupakan LKS yang ada pada buku cetak dan LKS yang beredar terbitan Intan Pariwara. Isi LKS yang digunakan oleh siswa kelas X di SMA Pembangunan Kalianda kurang dapat membimbing siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains. Kemudian berdasarkan hasil angket pada 15 orang siswa kelas X menunjukkan bahwa LKS yang mereka gunakan hanya dilengkapi dengan materi dan banyak berisi


(19)

soal-soal yang dapat dijawab dengan mudah. Hal ini menyebabkan siswa hanya akan memindahkan jawaban dari materi yang ada di LKS tersebut. LKS yang digunakan juga tidak menyajikan kegiatan yang dapat memfasilitasi dan membangun keterampilan proses sains siswa. Selanjutnya, hasil dari angket yang diberikan pada guru mata pelajaran biologi kelas X menambah informasi bahwa guru biologi kelas X masih belum memahami dan

menyadari bahwa keterampilan proses sains pada siswa perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Ada dua alasan tentang kelebihan dari keterampilan proses sains yaitu, sains tidak terpisah dengan metode penyelidikan, dalam memahami sains tidak hanya memahami materi saja, melainkan dapat mengetahui bagaimana cara mangumpulkan fakta dan mengolahnya untuk membuat suatu kesimpulan dan keterampilan proses sains diperlukan sepanjang hidup dan digunakan tidak hanya untuk mempelajari ilmu melainkan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Wenno, 2008: 66-67). Pembelajaran dengan

menggunakan LKS yang berbasis keterampilan proses sains dapat

memberikan pengalaman langsung kepada siswa karena siswa dapat mecari informasi dan mendapatkan konsep materi dengan sendirinya dengan mengikuti prosedur yang ada di dalam LKS. Hal tersebut diperkuat dengan adanya penelitian tentang pengembangan LKS yang dilakukan oleh

Setiawan, Wisanti, dan Ulfi (2014: 388) bahwa dengan adanya LKS disertai spesimen awetan seluruh siswa dapat melatih keterampilan proses sains dan menemukan sendiri fakta dan konsep yang dipelajarinya melalui


(20)

4

serangkaian kegiatan penyelidikan ilmiah dengan adanya benda nyata sebagai objek yang diamatinya. Selain itu penelitian tentang pengembangan LKS juga dilakukan oleh Widodo (2013: 72-74) menunjukkan bahwa adanya LKS berbasis KPS dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dari hasil penelitiannya menunjukkan rata-rata siswa mampu menjalankan langkah-langkah pada LKS dengan baik, siswa mampu melakukan pengamatan dan dapat menerapkan konsep dengan baik dan benar.

Untuk memenuhi proses pembelajaran yang dapat melatih keterampilan proses sains, maka dapat digunakanlah LKS yang berbasis keterampilan proses sains. Pembelajaran dengan menggunakan LKS yang memuat keterampilan proses sains membuat siswa melaksanakan pembelajaran dengan menemukan dan mengembangkan fakta serta konsep yang ditemukan, sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningful),

kontekstual, dan konstruktivistik. Mengingat pentingnya LKS yang baik dan dapat menunjang keterampilan proses sains siswa dalam proses

pembelajaran, maka penelitian untuk mengembangkan LKS yang berbasis keterampilan proses sains siswa sangat diperlukan. Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) Untuk

Meningkatkan KPS Siswa Pada Sub Materi Ciri-Ciri Filum Hewan


(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini untuk:

1. Bagaimana kriteria LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata ?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui kriteria LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata.

2. Mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a. Siswa

LKS yang telah dikembangkan diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa dan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran biologi.


(22)

6

b. Guru

Guru mata pelajaran biologi kelas X dapat mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains dan menjadikan LKS berbasis keterampilan proses sains sebagai salah satu alternatif media pembelajaran pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata.

c. Sekolah

LKS berbasis keterampilan proses sains yang telah dibuat diharapkan dapat membantu dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di SMA/MA

d. Peneliti

Memberikan pengalaman dan ilmu kepada peneliti dalam mengembangkan LKS guna proses mengajar peneliti di masa mendatang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk dapat lebih memahami bagaimana penelitian ini, maka perlu

penjelasan mengenai istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu:

a) Pengembangan lembar kerja siswa adalah proses penyusunan lembar kerja siswa yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis KPS.

b) LKS adalah alat bantu pembelajaran berbentuk lembaran-lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan suatu kegiatan dalam proses pembelajaran.


(23)

c) Keterampilan proses sains yang dimunculkan meliputi keterampilan (A) mengamati, (B) mengelompokkan, (C) menginterpretasi data, (D) mengomunikasikan, dan (E) menyimpulkan.

d) LKS yang akan dikembangkan merupakan LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi ciri filum hewan invertebrata kelas X KD 3.4. Mendeskripsikan ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan.

e) Subjek uji coba produk pada penelitian ini yaitu siswa SMA

Pembangunan Kalianda kelas X1 dan kelas X2 Tahun Pelajaran

2015-2016.

F. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran membutuhkan bahan ajar sebagai salah satu komponen penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Bahan ajar yang

digunakan diharapkan dapat menarik minat belajar siswa, sehingga dengan adanya bahan ajar tersebut proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu bentuk bahan ajar tersebut adalah LKS yang berperan penting dalam melakukan kegiatan pembelajaran seperti pengamatan, praktikum, dan proses belajar di kelas.

Siswa seharusnya tidak hanya memperoleh kemampuan kognitif saja melainkan juga harus memperoleh kemampuan afektif dan psikomotor. Proses pembelajaran dan bahan ajar berupa LKS yang digunakan oleh guru di SMA/MA pada umumnya kurang menggali KPS siswa. Pada dasarnya


(24)

8

proses pembelajaran dengan keterampilan proses sains sangat penting, karena adanya pembelajaran berbasis keterampilan proses sains akan memberi kesempatan peserta didik memperoleh keterampilan proses sains.

Untuk meningkatkan keterampilan proses sain siswa, maka dilakukan penelitan tentang pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains. LKS yang akan dikembangkan tersebut disusun berdasarkan indikator dari keterampilan proses sains. Proses pembelajaran dengan menggunakan LKS ini siswa dituntut melakukan kegiatan yang melibatkan keterampilan proses sain seperti mengamati, mengklasifikasikan, memprediksi, menafsir,

merencanakan penelitian, menerapkan, dan mengomunikasikan hasil belajar. Sehingga dengan adanya LKS yang memuat KPS ini diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan membangun konsep pengetahuannya sendiri.


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Proses pembelajaran membutuhkan bahan ajar sebagai salah satu komponen penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar seharusnya mendapat perhatian guru sebagai fasilitator disetiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu setiap pendidik perlu mengetahui bagaimana menetapkan bahan ajar agar dapat megefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran dalam proses belajar-mengajar (Suryani dan Agung, 2012: 34).

Selama proses pembelajaran kehadiran suatu bahan ajar memiliki arti yang sangat penting, salah satunya yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Hosnan (2014: 116) menyatakn bahwa LKS merupakan bagian dari media cetak yang menjadi bahan ajar sehingga dapat digunakan oleh pengajar di dalam proses mengajar. LKS dapat berupa pemahaman siswa yang digunakan untuk melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS juga dapat berupa pemahaman untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi (Trianto, 2007: 73).

Suyanto, Paidi, dan Wilujeng (2011: 2) mengungkapkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan sesuatu terkait


(26)

10

dengan apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut LKS sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran siswa yang tidak hanya dengan mendengarkan penjelasan guru tetapi juga dapat menuntun siswa dalam melakukan kegiatan seperti

melakukan pengamatan, percobaan, mengidentifikasi, membuat tabel, serta mencatat hasil penelitiannya pada LKS. Penelitian tentang pengembangan LKS dilakukan oleh Setiawan, Wisanti, dan Ulfi (2014: 388) menunjukkan bahwa dengan adanya LKS disertai spesimen awetan seluruh peserta didik dapat melatih keterampilan proses sains dan menemukan sendiri fakta dan konsep yang dipelajarinya melalui serangkaian kegiatan penyelidikan ilmiah dengan adanya benda nyata sebagai objek yang diamatinya.

Widjajanti (2008: 1) mengungkapkan:

“Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar

yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan

pembelajaran yang dirancang”

Darmodjo dan Kaligis (dalam Widjajanti, 2008: 3-5) menyatakan bahwa keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan


(27)

yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan

kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran

b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa

e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak

pengguna, yaitu anak didik. Syarat konstruksi meliputi:

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu

diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu: a) Menghindari kalimat kompleks.

b) Menghindari “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”. c) Menghindari kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.


(28)

12

c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu. d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan

merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.

e. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa.

f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Anak harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang

diperintahkan.

g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.

h. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat

“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.

i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat.


(29)

k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya, kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.

3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS. Adapun rinciannya yaitu:

a. Tulisan

a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.

b) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.

c) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris.

d) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.

e) Perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. b. Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS. c. Penampilan

Penampilan sangat penting dalam LKS. Siswa biasanya terlebih dahulu akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.


(30)

14

Penggunaan LKS sebagai bahan ajar yang dicetak diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, seperti yang ditulis oleh Arsyad (2011: 25-27), antara lain:

1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untu belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Penggunaan LKS sebagai media cetak dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4. Peserta didik dapat memperoleh kesamaan pengalaman dengan peserta didik lain tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan.

B. Keterampilan Proses Sains (KPS)

Proses pembelajaran IPA maupun biologi seharusnya mengarah pada

pendekatan ilmiah seperti yang dilakukan para ilmuwan sehingga siswa dapat memperoleh kemampuan dalam mengambil keputusan secara ilmiah. Dalam hal ini guru berperan sebagai mediator jalannya proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam menemukan suatu konsep dasar pengetahuan, proses ilmiah yang terjadi dalam pembelajaran, serta dapat membangun sikap ilmiah siswa.


(31)

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan kepada keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya itu (Hosnan, 2014: 370). Hal ini berarti bahwa dalam setiap pembelajaran IPA seharusnya siswa dapa

memperoleh keterampilannya sendiri yang disebut keterampilan proses sains. Pernyataan tersebut dibuktikan oleh Deden (2013: 10) dalam penelitiannya

tentang “peningkatan keterampilan proses sains menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA” menyatakan bahwa dengan adanya eksperimen dalam proses pembelajaran IPA memberikan dampak yang sangat positif dalam peningkatan keterampilan proses sains siswa.

Rustaman, dkk (2005: 78) menyatakan bahwa Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dan memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut Semiawan dkk (dalam Nasution, 2007: 9-10) Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan suatu kemampuan dasar siswa yang juga dimiliki oleh ilmuwan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan ilmiah untuk memperoleh dan mengembangkan informasi sebagai ilmu pengetahuannya yang baru.


(32)

16

Keterampilan proses berarti pula sebagai perlakuan yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan daya pikir dan kreasi secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan. Tujuan keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya. Siswa belajar tidak hanya untuk mencapai hasil, melainkan juga belajar bagaimana belajar (Hosnan, 2014: 370). Keterampilan proses sains sangat penting dan memiliki alasan yang ditulis oleh Wenno (2008: 66-67) yakni : 1) sains tidak terpisah dengan metode penyelidikan, dalam memahami sains tidak hanya memahami materi saja, melainkan dapat mengataui bagaimana cara

mangumpulkan fakta dan mengolahnya untuk membuat suatu kesimpulan, 2) keterampilan proses sains diperlukan sepanjang hidup dan digunakan tidak hanya untuk mempelajari ilmu melainkan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan proses sains dapat dibedakan menjadi dua tingkatan sebagaimana yang dikemukakan oleh Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2012: 140) menyebutkan keterampilan proses dapat dibedakan menjadi dua tingkatan yaitu:

1. Keterampilan dasar (Basic Skills) yang terdiri atas enam keterampilan yaitu mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksikan, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan;

2. Keterampilan terintegrasi terdiri atas sepuluh keterampilan yaitu

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,


(33)

mengidentifikasikan variabel secara oprasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.

Hosnan (2014: 370) menyatakan kemampuan-kemampuan yang diharapkan terbentuk melalui keterampilan proses adalah kemampuan : 1. Mengamati, 2. Mengklasifikasikan, 3. Menafsirkan, 4. Meramalkan, 5. Menerapkan, 6. Merencanakan Penelitian, dan 7. Mengkomunikasikan. Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (2012: 140-145) keterampilan-keterampilan proses dasar terdiri atas enam keterampilan yakni:

1) Mengamati

Melalui pengamatan siswa dapat belajar tentang duinia sekitar,dengan mengamati objek-objek dan fenomena alam menggunakan

pancaindra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pengecap. Semua informasi yang diperoleh dapat menuntut keingintahuan siswa tentang lingkungan sekitar.

Kegiatan mengamati memiliki dua sifat utama yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif dalam

pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindra untuk memperoleh informasi, contohnya yaitu menentukan warna (penglihatan),

mengenali suara (pendengaran), membandingkan rasa (pengecap), menentukan objek yang kasar dan halus (perabaan), dan membedakan bau objek (penciuman). Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindra yaitu

menggunakan peralatan lain yang dapat memberikan informasi khusus dan tepat, contohnya seperti kegiatan meghitung panjang objek yang


(34)

18

sangat panjang sehingga membutuhkan alat bantu meteran,

menentukan suhu air yang mendidih dengan menggunakan bantuan alat ukur termometer, dan lain sebagainya.

2) Mengklasifikasikan

Berbagai macam objek, peristiwa, dan segala yang ada dikehidupan sekitar akan lebih mudah dipahami apabila dilakukan dengan menentukan berbagai jenis golongannya dengan cara mengamati persamaan, perbedaan, dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Contoh kegiatan mengklasifikasi yaitu mengklasifikasikan/mengelompokan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok : binatang dan tumbuhan. Contoh lain yaitu mengelompokkan binatang yang beranak, bertelur, dan beranak dan bertelur, dan lain sebagainya.

3) Mengkomunikasikan

Kemampuan berkomunikasi seseorang merupkan dasar untuk segala yang dikerjakan. Komunikasi efektif yang jelas, tepat dan tidak samar-samar menggunakan keterampilan yang perlu dalam

komunikasi,seharusnya dilatih dan dikembangkan pada siswa. Hal ini dikarenakan semua orang memiliki kebutuhan untuk mengemukakan ide dan perasaan dapa diri seseorang. Contoh keterampilan

komunikasi adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, membaca peta, membaca grafik, tabel, dan kegiatan lainnya yang sejenis.


(35)

4) Mengukur

Kegiatan mengukur di dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan, untuk mengetahui jumlah objek, jarak, dan sebagainya. Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh kegiatan mengukur antara lain yaitu : mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur kamar, dan kegiatan lain yang sejenis. 5) Memprediksi

Prediksi merupakan ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Memprediksi juga dapat diartikan sebagai

mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi di waktu mendatang dengan berdasarkan perkiraan pada pola tertentu atau hubungan antara fakta, konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

6) Menyimpulkan

Menyimpulkan merupakan suatu keterampilan memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Contoh kegiatannya yaitu: berdasarkan pengamatan

diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala apabila ada oksigen.


(36)

20

C. LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains

Secara umum LKS bermanfaat untuk guru dan peserta didik, baik sebagai pedoman dalam pembelajaran dan sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar. LKS berbasis KPS mengajarkan peserta didik untuk menemukan hal-hal baru secara langsung melalui suatu eksperimen dan penguasaan konsep. Pada penilitian ini LKS dikembangkan dengan menerapkan pendekatan

keterampilan proses, langkah-langkah keterampilan proses di integrasikan ke dalam seluruh bagian LKS, mulai dari uraian materi untuk

memunculkan motivasi siswa, langkah kerja yang disusun sistematis sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menemukan konsep pembelajaran.

LKS yang berbasis KPS mempunyai kelebihan seperti yang diungkapkan Salirawati (2011: 2), yaitu LKS yang berbasis KPS dapat memudahkan guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitas sendiri, dapat mengembangkan sikap ilmiah serta mengembangknan minat siswa terhadap alam sekitarnya, mengubah

kondisi belajar dari suasana “guru sentris menjadi “siswa sentris”.

Langkah-langkah pengembangan LKS menurut Suryobroto (dalam Salirawati, 2011: 4) sebagai berikut:

1. Menetapkan standar kompetensi, judul, dan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) yang ingin dicapai.


(37)

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Merumuskan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

b) Memilih dan menjabarkan materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

c) Membuat indikator pencapaian kompetensi dasar.

d) Menetapkan prosedur, jenis, dan alat penilaian berbasis kelas sesuai dengan misi Kurikulum. Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) yang dapat memberikan peluang yang optimal kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan keterampilan proses sains di dalam dirinya.

e) Menetapkan dan mengembangkan bahan / media / sumber yang sesuai dengan kemampuan dasar yang akan dicapai,

karakteristik siswa, fasilitas (sarana dan prasarana), dan karakteristik lingkungan siswa.

f) Menyusun LKS yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telah dilakukan menjadi sebuah LKS.

Sedangkan Prastowo (2014: 216-224) mengungkapkan langkah-langkah pengembangan LKS, antara lain:

a) Menentukan tujuan pembelajaran.

b) Pengumpulan Materi; dalam tahapan ini kita menentukan materi dan tugas yang akan dimasukkan ke dalam LKS.

c) Penyusunan Elemen atau unsur-unsur

d) Pemeriksaan dan Penyempurnaan; pada tahapan ini dilakukan validasi yang meliputi 3 variabel.


(38)

22

Untuk mengetahui suatu LKS itu dikatakan layak atau tidak, maka perlu dilakukan penilaian. Menurut Joni (dalam Salirawati, 2011: 4-5 ) penilaian LKS dapat diadaptasi dari cara penilaian Paket Belajar, yaitu:

1. Penilaian pra input, yaitu penilaian yang dilakukan segera setelah LKS selesai

disusun dengan tujuan untuk pemantapan / penyempurnaan sebelum LKS disebarluaskan. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengembang dengan cara menganalisis LKS berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan bantuan instrumen penilaian yang merupakan terjemahan dari kriteria tersebut.

2. Penilaian input, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui peran LKS dalam keseluruhan program uji coba. Penilaian ini dilakukan sebelum LKS diterapkan di dalam kelas. Penilaian dilakukan oleh personel yang terlibat dalam uji coba, seperti: tim pengembang, dosen, dan administrator. Cara penilaian sama dengan penilaian pra input.

3. Penilaian proses, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui seberapa jauh LKS tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang sebenarnya, yang akhirnya akan dipakai untuk penyempurnaan atau merevisi LKS. Penilaian ini dilakukan ketika LKS sedang diterapkan. Caranya dapat dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibatPenilaian kualitas LKS dapat dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang penyusunan LKS atau ahli media (karena


(39)

LKS adalah media), guru bidang ilmu yang sesuai dengan materi dalam LKS, maupun siswa sebagai pengguna LKS.

Prastowo(2014: 319) mengungkapkan bahwa terdapat manfaat dan kegunaan yang diperoleh dari pengembangan bahan ajar LKS bagi siswa maupun guru, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru

1) Diperoleh bahan ajar LKS ynag sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa

2) Tidak lagi bergantung pada buku teks

3) Mengembangkan komunikasi pembelajaran yang efetif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih dipercaya kepada gurunya 4) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam

menulis bahan ajar.

2. Bagi siswa

1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

2) Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru

3) Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai

LKS hasil pengembangan ini diharapkan dapat membantu siswa melakukan kerja ilmiah untuk menemukan konsep pembelajaran yang ingin dicari, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah dan kemampuan kerja ilmiahnya dapat meningkat.


(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelititian pengembangan ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus dan uji coba produk dilakukan di SMA Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam uji coba produk ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas. Sampel pada uji coba ini adalah siswa kelas X2 yang berjumlah 23 sebagai

kelas kontrol dan siswa kelas X1 yang berjumlah 23 sebagai kelas

eksperimen. Penentuan kelas ekperimen dan kelas kontrol pada uji coba produk ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan rata-rata nilai terendah untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa.

C. Desain Penelitian

Pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ini menggunakan desain penelitian yaitu desain penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Sugiyono (2008: 298) menyatakan secara garis besar penelitian dan pengembangan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: (a) analisis


(41)

kebutuhan yang meliputi studi pustaka, studi kurikulum, dan studi lapangan, (b) perencanaan dan pengembangan meliputi perencanaan desain LKS, pembuatan desain LKS, validasi, dan revisi, dan (c) evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas, revisi setelah uji coba produk secara terbatas, uji coba pemakaian, revisi produk, dan pembuatan produk secara masal. Namun dalam hal ini peneliti tidak membuat produk secara masal, melainkan hanya sampai tahap revisi produk, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan keahlian peneliti untuk melakukan tahap selanjutnya.

D. Sumber Data

Sumber data merupakan asal dari data yang diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran biologi kelas X melalui pemberian angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai LKS dan sumber data selanjutnya melalui observasi yaitu berupa beberapa LKS biologi yang digunakan disekolah tersebut serta LKS yang beredar dipasaran.

E. Prosedur Penelitian

Alur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Studi Pendahuluan

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

1.Analisis Kebutuhan

- Analisis KD

- Analisis silabus

- Literatur LKS

- Kriteria LKS yang standar

- Pemberian angket pada

guru dan siswa


(42)

26

Gambar 1. Alur penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ciri-ciri filum hewan invertebrata

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka langkah- langkah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang mendukung dilakukannya pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ciri-ciri filum hewan invertebrata.

Penyusunan desain LKS berbasis keterampilan proses sains

Validasi pakar dan praktisi

2. Perencanaan dan pengembangan

Revisi LKS hasil validasi

LKS berbasis keterampilan proses sains hasil revisi

Uji coba terbatas

Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba

LKS berbasis keterampilan proses sains

3.Evaluasi


(43)

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini terdiri atas studi literatur dan kurikulum. Studi literatur ini berupa mencari literatur tentang teori-teori mengenai LKS, keterampilan proses sains, dan hasil penelitian yang berkaiatan

dengan pengembangan LKS berbasis KPS. Studi ini bertujuan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang dapat memperkuat pengembangan LKS berbasis KPS. Studi kurikulum dilakukan dengan cara mengkaji kompetensi dasar (KD) dan analisis silabus. Selanjutnya dilakukan studi literatur LKS untuk mengetahui kriteria LKS yang standar. Studi ini bertujuan agar LKS berbasis KPS yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan ini berupa pengisian angket oleh guru dan siswa, serta analisis LKS yang digunakan sekolah dan LKS yang beredar di pasar. Angket guru berisi mengenai kebutuhan LKS dan penggunaan LKS, serta pengetahuan tentang KPS. Sedangkan angket pada siswa berisi tentang LKS yang digunakan siswa dan penggunaan LKS. Pada studi ini juga dilakukan analisis terhadap LKS yang beredar di pasaran. Analisis LKS ini dilakukan pada lima LKS terbitan (Lampiran 11). Analisis LKS dilakukan untuk melihat kesesuaian isi dan format, serta indikator KPS yang terdapat di LKS.

Studi lapangan dilakukan di SMA Pembangunan Kalianda Lampung Selatan. Studi ini dilakukan dengan memberikan angket kepada guru mata pelajaran biologi kelas X (Lampiran 4) dan siswa kelas X


(44)

28

(Lampiran 5) di sekolah tersebut. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui karakteristik LKS di SMA tersebut, pengetahuan guru mengenai KPS, serta mengetahui tentang penggunaan LKS oleh siswa. Sebelum memberikan angket, langkah yang dilakukan adalah menyusun pertanyaan tentang kebutuhan LKS dan mengenai

keterampilan proses sains. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan keinginan peneliti sendiri (purposif sampling). Tenik ini dilakukan dengan menetapkan sendiri/ sesuai keinginan sendiri sekolah mana dan kelas mana yang akan diteliti oleh peneliti.

2. Perencanaan dan Pengembangan

Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata adalah hasil dari analisis angket kebutuhan LKS oleh guru dan siswa, serta analisis LKS terbitan.

A. Perencanaan

Tahapan dari perencanan adalah penyusunan desain produk awal. a. Penyusunan desain produk awal

Langkah yang dilakukan dalam penyusunan desain produk awal ialah: a) Merancang perangkat pembelajaran (RPP), hal ini bertujuan untuk

menentukan tujuan apa saja yaang akan dicapai dari materi yang akan disampaikan melalui LKS tersebut.

b) Membuat draf LKS. Pada tahapan ini menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang akan


(45)

dilatih, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam LKS.

c) Menyusun LKS. Tahapan ini dilakukan setelah rancangan awal selesai, pada tahapan ini yang akan dilakukan adalah pembuatan identitas LKS (judul, tujuan, dan sebagainya), petunjuk pengisian LKS, alat dan bahan (apabila pembelajaran disertai praktikum), pemilihan gambar (jika pebelajaran tidak disertai praktikum), pembuatan grafik, pemilihan jenis dan ukuran huruf, pemilihan pertanyaan yang tepat sesuai judul, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian dari LKS.

B. Pengembangan

Tahapan dari pengembangan adalah validasi produk oleh ahli materi, bahasa, desain, dan pakar, serta revisi pruduk.

a. Validasi produk dan revisi produk

Tahapan ini dilakukan setelah penyusunan LKS selesai dilakukan yang kemudian LKS hasil pengembangan divalidasi oleh ahli materi, bahasa, desain dan ahli praktisi.

1. Validasi Ahli

a) Validasi Ahli pada Aspek Kesesuaian Materi

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui kesesuaian isi LKS dengan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan kesesuaian kegiatan dalam LKS yang mampu mengakomodasi KPS siswa. Hasil


(46)

30

dari validasi kesesuaian isi dijadikan sebagai masukan dalam pengembangan atau revisi pada LKS berbasis keterampilan proses sains. Dalam melaksanakan validasi ahli materi, peneliti memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab dengan tepat, memahami rencana pelaksanaan pembelajaran biologi SMA, memahami materi biologi SMA serta merupakan civitas

akademika yang memilik latar belakang pendidikan biologi (Lampiran 6).

b) Validasi Ahli Aspek Bahasa

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui bahwa LKS berbasis keterampilan proses sains ini

menggunakan bahasa yang sesuai. Format bahasa meliputi penggunaan bahasa yang sesuai EYD, penyusunan kalimat pertanyaan, font huruf, dan keserasian ukuran huruf dengan gambar/grafik/tabel. Hasil dari validasi ini dijadikan sebagai masukan dalam pengembangan atau revisi pada LKS berbasis KPS. Dalam melaksankan validasi ahli bahasa, peneliti memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjwab dengan tepat, berpengalaman dalam melakukan evaluasi dibidang bahasa,

civitas akademika yang mengajar mata kuliah dalam bidang bahasa (Lampiran 7).


(47)

c) Validasi Ahli Aspek Desain

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui bahwa desain pada LKS berbasis KPS ini sesuai susunannya dan menarik. Format susunan terdiri dari judul, tujuan,

petunjuk pengerjaan, kolom identitas siswa, ruang yang cukup untuk menulis dan menggambar, serta mencantumkan alat, bahan, dan prosedur percobaan apabila melakukan percobaan. Sedangkan format kemenarikan meliputi keteraturan tata letak bagian-bagian LKS, penggunaan gambar yang bagus (baik pada cover LKS maupun di dalam LKS), dan keserasian penggunaan variasi jenis dan ukuran font. Dalam

melaksanakan validasi ahli desain, peneliti memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab dengan tepat, civitas akademika yang mengajar matakuliah yang linier dengan teknologi pendidikan (Lampiran 8).

2. Uji Praktisi

Uji praktisi dilakukan untuk mengetahui keseuaian isi materi, tampilan serta kemenarikan LKS berbasis KPS dengan menggunakan angket (Lampiran 9). Dalam melaksanakan uji praktisi, peneliti memilih guru dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab dengan tepat, memahami materi selain itu guru yang dipilih


(48)

32

sebagai responden adalah guru yang mengajar mata pelajaran biologi yang memiliki latar belakang pendidikan biologi. Hasil uji yang telah dilakukan kemudian disempurnakan sesuai rekomendasi perbaikan untuk validasi.

Lembar validasi uji ahli materi, bahasa, desain, dan uji praktisi memiliki pilihan jawaban Ya dan Tidak. Pada setiap pertanyaan

angket yang dijawab dengan “Ya” berarti LKS berbasis KPS tidak memerlukan perbaikan dan setiap pertanyaan angket yang dijawab

dengan “Tidak” berarti LKS berbasis KPSpada bagian yang disebutkan dalam pertanyaan angket harus diperbaiki sesuai saran yang diberikan. Setelah LKS divalidasi, rancangan produk tersebut direvisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli, yang kemudian produk hasil revisi dapat diuji coba secara terbatas pada peserta didik.

3. Evaluasi Produk

Tahapan evaluasi produk ini meliputi uji coba produk secara terbatas dan revisi setelah iju coba produk secara terbatas dilakukan.

a. Uji Coba Produk Secara Terbatas

Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains ciri-ciri filum invertebrata yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi, maka dilakukan uji coba produk secara terbatas di SMA

Pembangunan Kalianda. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa LKS berbasis KPS yang dikembangkan efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa. LKS ini diuji pada siswa kelas X


(49)

IPA. LKS berbasis KPS untuk kelas eksperimen dan LKS biasa untuk kelas kontrol. Uji coba produk diterapkan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa yang dilihat dari perbandingan peningkatan indikator KPS pada nilai pretes dan postes siswa serta penilaian jawaban siswa di LKS baik di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

1. Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan LKS berbasis KPS)

Skenario Pembelajaran

Sintak KPS Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 15 menit. Pada materi ciri filum hewan

invertebrata untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi.

Apersepsi :

Guru menanyakan : “apa yang kalian ketahui tentang dunia hewan ?”, “terdiri atas berapa kelompok dunia hewan?”

Motivasi :

Dengan mempelajari materi ini Siswa mengetahui pentingnya mempelajari dunia hewan invertebrata dan mengetahui pengelompokkan dalam dunia hewan invertebrata serta peranannya. Mengkondisikan dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Memperhatikan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.

Memperhatikan penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.

20

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya),

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS. Membagi siswa kedalam kelompok dan mempersiapkan. 60


(50)

34

yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin.

Siswa dibagikan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan proses sains kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa.

Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.

Membimbing siswa mengamati berbagai macam hewan pada mikroskop dan pada video dan membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS berbasis KPS.

Membimbing siswa bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.

b. Elaborasi

Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk

dipresentasikan di depan siswa lainnya.

Membimbing siswa

mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS berbasis KPS didepan siswa lainnya.

Membimbing siswa memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi.

Membimbing dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.

Menerima LKS berbasis KPS dengan tertib dan toleransi.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mengamati berbagai macam hewan pada mikroskop dan pada video dan

menyelesaikan LKS berbasis KPS.

Bekerja sama dan berdiskusi dengan teman sekelompok dengan kerja keras, toleransi dan bersahabat/komunikatif . Mendengarkan pengarahan guru. Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan

bersahabat/komunikatif .

Memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi Mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapat. Melakukan kegiatan mengamati, mengklasifikasi, menginterpretas i, mengkomunikas ikan, dan menyimpulkan Melakukan penemuan/ mengumpulkan informasi. Merangsang informasi siswa.


(51)

c. Konfirmasi

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas. Meminta siswa mengumpulkan LKS berbasis KPS.

Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Mengumpulkan LKS berbasis KPS dengan tertib.

Memberikan kesimpulan.

Kegiatan Penutup

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilakukan

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan penjelasan guru.

10

2. Kelas kontrol (Pembelajaran dengan LKS kontrol dan metode diskusi)

Skenario Pembelajaran

Waktu (menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 15 menit. Pada materi ciri filum hewan invertebrata untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi.

Apersepsi :

Guru menanyakan : “apa yang kalian

ketahui tentang dunia hewan ?”, “terdiri atas berapa kelompok dunia hewan?”

Motivasi :

Dengan mempelajari materi ini Siswa mengetahui pentingnya mempelajari dunia hewan invertebrata dan mengetahui

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Memperhatikan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.

Memperhatikan penjelasan guru dengan


(52)

36

pengelompokkan dalam dunia hewan invertebrata serta peranannya.

Siswa memperhatikan guru memberikan pengarahan sebelum melaksanakan pembelajaran, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan proses sains dan karakter yang harus dicapai serta aturan-aturan belajar yang akan dilaksanakan.

rasa ingin tahu.

Memperhatikan penjelasan guru.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah

ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok

dilakukan pada hari sebelumnya), yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin. Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa.

Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS.

Membimbing siswa mengamati berbagai macam hewan invertebrata pada video dan membimbing siswa menyelesaikan LKS.

Membimbing siswa bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam

mengerjakan LKS.

b. Elaborasi

Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan di depan siswa lainnya.

Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS didepan siswa lainnya.

Membimbing siswa memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS.

Menerima LKS dengan tertib dan toleransi.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mengamati berbagai macam hewan pada pada video dan menyelesaikan LKS.

Bekerja sama dan berdiskusi dengan teman sekelompok dengan kerja keras, toleransi dan bersahabat/komunikatif.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan bersahabat/komunikatif.

Memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang


(53)

Membimbing dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.

c. Konfirmasi

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

Meminta siswa mengumpulkan LKS

presentasi.

Mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapat.

Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Mengumpulkan LKS dengan tertib.

Kegiatan Penutup

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan penjelasan guru.

10

Selain itu pada uji ini digunakan pula angket tanggapan siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS hasil pengembangan (Lampiran 10).

b. Revisi Produk Setelah Uji Coba Terbatas

Hasil uji coba kemudian direvisi dan disempurnakan. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu hasil uji kesesuaian isi dan hasil uji aspek format penyusunan yang dinilai guru serta respon tanggapan siswa terhadap LKS hasil

pengembangan. Selanjutnya hasil revisi dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Hasil revisi tersebut disebut produk akhir dari


(54)

38

pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ciri-ciri filum invertebrata.

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. I. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

a. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah analisis LKS terbitan, respon siswa pada angket dan melalui analisis jawaban siswa di LKS.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa peningkatan indikator KPS siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan postest siswa pada sub materi ciri filum hewan invertebrata.

II. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen penilaian LKS terbitan, angket, analisis jawaban siswa di LKS dan peningkatan indikator KPS melalui tes.Penilaian LKS terbitan merupakan kegiatan menganalisis LKS terbitan dari segi format penyusunan dan isi (Lampiran 11). Angket merupakan teknik

pengumpulan data dengan menyajikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk ditanggapi. Pada penelitian ini angket tanggapan siswa yang digunakan berupa pertanyaan dengan jawaban tertutup yaitu


(55)

“Sangat Menarik”, “Menarik”, “Kurang Menarik”, dan “Tidak Menarik”.

Masing-masing pilihan jawaban meiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian LKS berbasis KPSbagi siswa (Lampiran 10).

Analisis jawaban siswa di LKS merupakan kegiatan menganalisis jawaban siswa di LKS pada kelas kontrol dan di LKS pada kelas eksperimen yang berbasis KPS untuk tiap pertanyaannya. Analisis tersebut meliputi kesesuaian jawaban siswa dengan kunci jawaban LKS yang dikembangkan. Sedangkan, peningkatan indikator KPS melalui tes merupakan kegiatan untuk mengetahui peningkatan setiap indidkator KPS diakhir sub materi yang digunakan untuk melihat efektivitas LKS berbasis KPS.

G. Teknik Analisis Data 1) Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah analisis LKS terbitan, respon siswa pada angket, dan analisis jawaban siswa di LKS berbasis KPS. 1. Analisis LKS Penerbit

Data diperoleh berdasarkan penilaian LKS terbitan dari segi penyusunan dan isi. Adapun cara penilaian LKS terbitan sebagai berikut:

Nilai =

× 100

Angka tersebut kemudian dikonversi dalam bentuk kualitatif dengan kriteria dalam Tabel 1 (Djamarah dan Zain dalam Winsi, 2014: 58).


(56)

40

Tabel 1. Kriteria penilaian Susunan LKS

No Kriteria Interval nilai

1. Sangat baik 81 – 100

2. Baik 61 – 80

3. Cukup baik 41 – 60

4. Kurang baik 21– 40

5. Sangat kurang baik 0-20

Selanjutnya, data tersebut dipersentasekan untuk setiap indidkator penilaian, kemudian data dikategorikan sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ali (dalam Winsi, 2014: 40)dalam Tabel 2. Tabel 2. Kriteria persentase susunan LKS penerbit

No. Kriteria Persentase aspek

penilaian (%)

1. Tidak ada 0

2. Sebagian kecil 1-39

3. Hampir setengahnya 40-49

4. Setengahnya 50

5. Sebagian besar 51-75

6. Pada umumnya 76-99

7. Seluruhnya 100

2. Analisis Data Angket Respon Siswa

Data diperoleh berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap format penyusunan dan kesesuaian isi LKS berbasis KPS. Penskoran jawaban angket kemenarikan sebagai berikut:

a) Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan nyataan angket. b) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat,

bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecendrungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya siswa.


(57)

c) Memberi skor jawaban siswa.

Tabel 3. Penskoran jawaban angket kemenarikan

No. Kriteria Jawaban Skor

1. Sangat Menarik 4

2. Menarik 3

3. Kurang Menarik 2

4. Tidak Menarik 1

Sumber: Suyanto (dalam Dewantara, 2015: 29)

d) Menghitung persentase jaawaban angket pada setiap pernyataan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%Xin =

(modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)

Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pernyataan

ke-i pada angket ∑S = Jumlah responden yang

menjawab pertanyaan ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-4) ∑Smaks = Jumlah seluruh responden

3. Analisis data Jawaban Siswa pada LKS

Jawaban yang akan diolah pada penelitian ini adalah kesesuaian jawaban siswa pada LKS dengan jawaban yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data jawaban siswa pada LKS berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara: 1. Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk

mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan LKS. 2. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat,

bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecendrungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan LKS dan banyaknya siswa.


(58)

42

3. Memberi skor jawaban siswa. Penskoran jawaban siswa dalam LKS dilakuan berdasarkan skala Likert.

Tabel 4. Penskoran jawaban siswa berdasaran skala Likert

No. Kriteria Jawaban Skor

1. Sesuai 3

2. Kurang Sesuai 2

3. Tidak Sesuai 1

4. Menghitung persentase jawaban LKS pada setiap pernyataan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%Xin =

(modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)

Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-

i pada LKS

∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-3)

∑Smaks = Jumlah seluruh responden

2) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa peningkatan indikator KPS siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan postest siswa pada sub materi ciri filum hewan invertebrata. Kemudian dihitung nilai N-gain, lalu dianalisis secara statistik.

1. Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa

Data yang akan diolah ini berdasarkan hasil nilai pretes dan postes siswa. Pada pertemuan pertama diambil nilai pretes pada kelas eksperimen maupun kontrol, pada akhir pertemuan diambil nilai postes untuk kedua kelas. Soal pretes maupun postes berupa 6 soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:


(59)

S = x 100

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

Nilai pretes, postes pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan program SPSS versi 17.0, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas, data yang diperoleh yaitu rata-rata N-Gain pada indikator mengelompokkan berdistribusi normal maka dilakukan uji t, namun pada rata-rata N-Gain indikator mengamati, menginterpretasi, mengomunikasikan, dan menyimpulkan tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Mann-Whitney U.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.0.

a. Hipotesis

H0= Sampel berdistribusi normal

H1= Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5).

2) Uji Homogenitas Data (Kesamaan Dua Varians)

Data yang berdistribusi normal, diuji dengan uji kesamaan dua varians menggunakan program SPSS versi 17.0

a) Hipotesis

R N


(60)

44

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b) Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya

> 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau

probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71).

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17,0 namun untuk data yang tidak berdistribusi normal pengujian hipotesis di lakukan dengan uji Mann-Whitney U.

Uji Kesamaan Dua Rata-rata (t1)

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 13).

Uji Perbedaan Dua Rata-rata (t2)

1) Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen

sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen

lebih tinggi dari kelompok kontrol. 2) Kriteria Pengujian


(61)

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 10).

Uji Mann-Whitney U

Kriteria Pengujian pada uji Mann-Whitney U sebagai berikut: Jika Z hitung< t tabel,atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima.

Jika Z hitung> t tabel,atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

Uji Mann-Whitney U digunakan jika sebaran data tidak normal (Martono, 2010: 158).


(62)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan LKS berbasis KPS kelas X SMA materi ciri hewan invertebrata, peneliti menyimpulkan:

1. LKS berbasis KPS yang dikembangkan untuk siswa kelas X SMA ini memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Disusun secara sistematis dari judul, identitas siswa, standar isi, petunjuk pengerjaan, alat dan bahan percobaan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, soal diskusi, serta kolom kesimpulan.

b. Dilengkapi dengan kombinasi warna yang menarik agar siswa minat untuk mempelajari materi ciri filum hewan invertebrata.

c. Mengembangkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan mengamati, menginterpretasi data, mengelompokkan,

mengomunikasikan, dan menyimpulkan.

d. Efektif meningkatkan KPS siswa terlihat pada data analisis jawaban di LKS yang menunjukkan rata-rata jawaban siswa sesuai dan juga terlihat pada rata-rata N-gain KPS di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol.

2. Seluruh Siswa memberikan tanggapan positif terhadap LKS berbasis KPS materi ciri filum hewan invertebrata hasil pengembanganyang dilihat dari


(63)

rata-rata persentase jawaban pada angket yaitu sebanyak 75,35% siswa menganggap LKS berbasis KPS menarik menarik dari segi tampilan, warna, desain, bahasa, dan materi, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. LKS berbasis KPS ini disarankan untuk siswa agar digunakan sebagai salah satu bahan ajar alternatif pada materi ciri filum hewan invertebrata untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

2. Bagi guru yang ingin menggunakan LKS berbasis KPS materi ciri filum hewan invertebrata hendaknya mempersiapkan waktu yang lebih banyak agar siswa dapat menyelesaikannya dengan tepat.

3. Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya merencanakan penelitian dengan cepat dan meluangkan waktu yang lebih banyak karena penelitian pengembangan membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan penelitian lainnya.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 192 hlm.

Deden. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA Kelas VI. Artikel. Diunduh pada 23 Februari 2015.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/1872/pdf. 12

hlm.

Dewantara, R. B. 2015. Pengembangan Animasi Flash Dan Soal Interaktif Berbasis Powerpoint Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 181 hlm.

Dimyati dan Mudjiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Grahalia Indonesia. Bogor. 456 hlm.

Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta. 183 hlm.

Nasution, S. 2007. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 233 hlm.

OECD. 2012 Results: What Students Know and Can Do (Volume I, Revised edition, February 2014). 28 April 2014. OECD. Diunduh pada 12 Desember 2014. Http://www.oecd.org/statistics/. 35 hlm.

Prastowo, A. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press. Jakarta. 419 hlm.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 292 hlm.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.


(65)

Rustaman, N. Y., S. Dirdjosoemarto, Y. Ahmad, A. Suroso, Yudianto, D. Rochintaniawati, M. Nujhani, dan R. Subekti. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UPI. Bandung. 183 hlm.

Salirawati. 2011. Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam Proses Pembelajaran. Makalah Ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 13 hlm. Setiawan, A. B., Wisanti, dan F. Ulfi. 2014. Pengembangan Lembar Kegiaatan

Siswa Klasifikasi Tumbuhan Dengan Memanfaatkan Spesimen Awetan untuk Melatihkan Keterampilan Proses Peserta Didik Kelas X. Bioedu Jurnal Unesa Volume 3, Agustus 2014. 9 hlm.

Sugianto. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Tema Fotosintesis Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah.

Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 176 hlm.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. 390 hlm.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains pada Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 237 hlm.

Suryani, N. dan L. Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Ombak. Yogyakarta. 210 hlm.

Suyanto, S., Paidi, dan W. Insih. Lembar Kerja Siswa. 26 Nopember-6 Desember 2011. Universitas Yogyakarta. Pada 17 Desember 2014. Http://staff. uny.ac. id/...insih-wilujeng.../LEMBAR_20 KERJA_20SISWA. docx. 8 hlm.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Kontrustivistik.

Prestasi Pustaka. Jakarta. 371 hlm.

Wenno, I. H. 2008. Strategi Belajara Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Intimedia. Yogyakarta. 243 hlm.

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 7 hlm.

Widodo, A. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam Basa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 186 hlm.

Winsi, A. 2014. Profil Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam Membuat LKS IPA Jenjang SMP.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 131 hlm.


(1)

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda b) Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau

probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71). 3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17,0 namun untuk data yang tidak berdistribusi normal pengujian hipotesis di lakukan dengan uji Mann-Whitney U. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (t1)

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

Uji Perbedaan Dua Rata-rata (t2) 1) Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2) Kriteria Pengujian


(2)

45

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

Uji Mann-Whitney U

Kriteria Pengujian pada uji Mann-Whitney U sebagai berikut: Jika Z hitung< t tabel,atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima. Jika Z hitung> t tabel,atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak Uji Mann-Whitney U digunakan jika sebaran data tidak normal (Martono, 2010: 158).


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan LKS berbasis KPS kelas X SMA materi ciri hewan invertebrata, peneliti menyimpulkan:

1. LKS berbasis KPS yang dikembangkan untuk siswa kelas X SMA ini memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Disusun secara sistematis dari judul, identitas siswa, standar isi, petunjuk pengerjaan, alat dan bahan percobaan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, soal diskusi, serta kolom kesimpulan.

b. Dilengkapi dengan kombinasi warna yang menarik agar siswa minat untuk mempelajari materi ciri filum hewan invertebrata.

c. Mengembangkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan mengamati, menginterpretasi data, mengelompokkan,

mengomunikasikan, dan menyimpulkan.

d. Efektif meningkatkan KPS siswa terlihat pada data analisis jawaban di LKS yang menunjukkan rata-rata jawaban siswa sesuai dan juga terlihat pada rata-rata N-gain KPS di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol.

2. Seluruh Siswa memberikan tanggapan positif terhadap LKS berbasis KPS materi ciri filum hewan invertebrata hasil pengembangan yang dilihat dari


(4)

71

rata-rata persentase jawaban pada angket yaitu sebanyak 75,35% siswa menganggap LKS berbasis KPS menarik menarik dari segi tampilan, warna, desain, bahasa, dan materi, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. LKS berbasis KPS ini disarankan untuk siswa agar digunakan sebagai salah satu bahan ajar alternatif pada materi ciri filum hewan invertebrata untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

2. Bagi guru yang ingin menggunakan LKS berbasis KPS materi ciri filum hewan invertebrata hendaknya mempersiapkan waktu yang lebih banyak agar siswa dapat menyelesaikannya dengan tepat.

3. Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya merencanakan penelitian dengan cepat dan meluangkan waktu yang lebih banyak karena penelitian pengembangan membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan penelitian lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 192 hlm.

Deden. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA Kelas VI. Artikel. Diunduh pada 23 Februari 2015.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/1872/pdf. 12

hlm.

Dewantara, R. B. 2015. Pengembangan Animasi Flash Dan Soal Interaktif Berbasis Powerpoint Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 181 hlm.

Dimyati dan Mudjiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Grahalia Indonesia. Bogor. 456 hlm.

Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta. 183 hlm.

Nasution, S. 2007. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 233 hlm.

OECD. 2012 Results: What Students Know and Can Do (Volume I, Revised edition, February 2014). 28 April 2014. OECD. Diunduh pada 12 Desember 2014. Http://www.oecd.org/statistics/. 35 hlm.

Prastowo, A. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press. Jakarta. 419 hlm.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 292 hlm.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.


(6)

73

Rustaman, N. Y., S. Dirdjosoemarto, Y. Ahmad, A. Suroso, Yudianto, D. Rochintaniawati, M. Nujhani, dan R. Subekti. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UPI. Bandung. 183 hlm.

Salirawati. 2011. Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam Proses Pembelajaran. Makalah Ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 13 hlm. Setiawan, A. B., Wisanti, dan F. Ulfi. 2014. Pengembangan Lembar Kegiaatan

Siswa Klasifikasi Tumbuhan Dengan Memanfaatkan Spesimen Awetan untuk Melatihkan Keterampilan Proses Peserta Didik Kelas X. Bioedu Jurnal Unesa Volume 3, Agustus 2014. 9 hlm.

Sugianto. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Tema Fotosintesis Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 176 hlm.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. 390 hlm.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains pada Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 237 hlm.

Suryani, N. dan L. Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Ombak. Yogyakarta. 210 hlm.

Suyanto, S., Paidi, dan W. Insih. Lembar Kerja Siswa. 26 Nopember-6 Desember 2011. Universitas Yogyakarta. Pada 17 Desember 2014. Http://staff. uny.ac. id/...insih-wilujeng.../LEMBAR_20 KERJA_20SISWA. docx. 8 hlm.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Kontrustivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta. 371 hlm.

Wenno, I. H. 2008. Strategi Belajara Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Intimedia. Yogyakarta. 243 hlm.

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 7 hlm.

Widodo, A. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam Basa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 186 hlm.

Winsi, A. 2014. Profil Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam Membuat LKS IPA Jenjang SMP. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 131 hlm.