digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
semua masalah yang beliau hadapi itu sebagai tantangan untuk mendapatkan pelajaran yang lebih baik. Habib hasan memiliki strategi tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah
tersebut, ia memiliki 3 senjata yang selalu digunakan dalam menghadapi masalah-masalah yang datang, diantaranya yaitu: pertama, dengan bertaqwa kepada Allah, dalam artian orang
bertaqwa kepada Allah tentu akan selalu tenang jika berbuat baik dan merasa gelisah jika melakukan perbuatan dosa, hal itu dijadikan Habib Hasan sebagai pengontrol diri agar tetap
berada dalam jalan kebaikan walaupun sedang menghadapi masalah sebesar apapun, tidak putus asa dan tidak berprasangka buruk terhadap takdir dan ujian Allah. Kedua, selalu
membalas keburukan dengan kebaikan. Dalam perjalanan dakwahnya Habib hasan tidak jarang menerima fitnahan dan sikap-sikap yang tidak baik dari berbagai pihak. Namun ia
tidak pernah mempermasalahkan keburukan orang terhadapnya, bahkan ia selalu membalasnya dengan kebaikan. Pernah suatu ketika, saat ia sambang ke rumah orang tuanya
di Madura, di sana dapat berita dari Habib Abdurrahman Al Hasni bahwa ada seorang warga yang menyebarkan berita tidak baik tentang Ustadz Hasan. Kemudian ia pergi ke pasar
bersama putranya Ustadz Segaf Baharun dan beli kue yang istimewa “Khong Ghuan” dan langsung mencari rumah orang tersebut dan menghadiahkan kue tersebut. Terkejutlah tuan
rumah dengan kedatangannya dan semenjak itu dia sangat simpatik kepada Habib Hasan. Ketiga, berakhlak baik kepada siapapun tanpa membeda-bedakan baik itu kepada santri,
tetangga, kawan sesama ulama, maupun kepada para pejabat pemerintahan. Dengan memegang tiga senjata itu Habib Hasan selalu optimis dalam menghadapi
masalah- masalah yang datang. Habib Hasan menyadari bahwa sebagai ulama’ ia akan
menghadapi masalah yang lebih besar dibandingkan dengan orang umum. Ia siap dengan hal
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
itu dan selalu yakin dengan usaha, doa serta tawakkal bahwa setiap masalah pasti akan selesai.
Diantara masalah-masalah yang sering dihadapi Habib Hasan adalah didemo masyarakat karena kurang setuju dengan dakwahnya. Pondok pesantren Dalwa sering
diganggu oleh pihak luar yang merasa iri dengan Habib Hasan, bahkan suatu ketika pondok pesantrean Dalwa menerima santri kiriman dari pihak yang berniat merusak nama baik
pondok pesantren Dalwa, sebenarnya santri tersebut masuk pondok pesantren Dalwa bukan benar-benar untuk tujuan mencari ilmu, namun datangnya santri tersebut merupakan
settingan dari pihak yang tidak suka dengan keberhasilan habib Hasan, santri tersebut sebenarnya adalah dari kalangan pemabuk yang diminta untuk membawa keburukan di
dalam pondok pesantren Dalwa, bahkan sampai membawa narkoba di dalam pondok pesantren Dalwa. Kejadian tersebut secara otomatis langsung membuat pondok pesantren
Dalwa menuai cibiran, fitnah itu berhasil merusak nama baik Habib Hasan sebagai pengasuh pondok. Namun hal itu tidak lantas membuat Habib Hasan putus asa dan mengusut tuntas
siapa dalang di balik fitnah tersebut. Menurut penuturan Habib Seggaf putranya, Habib Hasan senantiasa membalas suatu keburukan apapun dengan kebaikan.
6
Banyak pihak sesama ulama yang merasa iri atas keberhasilan dakwah Habib Hasan, dan tak jarang hal itu menimbulkan fitnah dan pencemaran nama baik Habib Hasan. Perasan
iri itu dipicu karena Habib Hasan adalah seorang pendatang di kota pasuruan namun beliau begitu cepat meraih keberhasilan dalam dakwahnya bahkan ia sangat terkenal di kalangan
masyarakat kabupaten pasuruan. Hal tersebut yang sering menimbulkan rasa iri di kalangan sesama ulama maupun masyarakat luas. Habib hasan juga sering menerima cacian dari
masyarakat akibat dari ketamakan masyarakat itu sendiri, banyak masyarakat yang merasa
6
Habib Segaf Baharun, Wawancara, Bangil Pasuruan, 9 Desember 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
telah memberikan bantuan terhadap dakwahnya maupun bantuan untuk pengembangan pondok pesantren Dalwa yang ternyata pada akhirnya masyarakat tersebut mengharap
balasan lebih atas bantuan yang telah diberikan kepada Habib Hasan padahal berdasarkan kenyataan bantuan yang diberikan itu tidak seberapa, namun hal tersebut dihadapi Habib
hasan dengan sikap yang tetap lembut dan penuh keikhlasan.
7
7
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV PEMIKIRAN HABIB HASAN BIN AHMAD BAHARUN
A. Pemikiran Habib Hasan bin Ahmad Baharun Tentang Konsep Dakwah
Dakwah adalah proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. Usaha yang diselenggarakan itu berupa mengajak orang untuk
beriman dan mentaati Allah SWT atau memeluk agama Islam amar ma’ruf, perbaikan dan
pembangunan masyarakat nahi munkar. Proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi
Allah SWT.
1
Menurut Dr. Taufiq Al- Wa’I definisi Dakwah Islam yaitu, “Mengumpulkan manusia
dalam kebaikan, menunjukkan mereka jalan yang benar dengan cara merealisasikan manhaj Allah di bumi dalam ucapan dan amalan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang mungkar, membimbing mereka kepada shirathal mustaqim dan bersabar menghadapi ujian yang menghadang di perjalanan.
2
Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai kewajiban berdakwah, salah satunya yaitu dalam surat Ali Imran ayat 104 Allah SWT berfirman:
Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
men yuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang
yang beruntung.Qs. Ali Imron ayat 104
1
Sholeh, A Rosyad. Manajemen Dakwah Islam Yogyakarta: Srya Sarana Grafika, 2010, 10.
2
Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah Surakarta: Era Intermedia 2000,16.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dari ayat diatas dapat dijelaskan bahwa menyarankan kebaikan berdakwah merupakan perintah Allah SWT, untuk semua manusia sehingga tugas dakwah merupakan
tugas setiap individu umat Islam. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyeru dan mengajak manusia untuk memeluk agama Islam.
Agar dakwah Islam dapat berjalan dengan maksimal maka dibutuhkan dukungan dari komponen atau unsur-unsur dakwah sebagai berikut:
1 Subjek Dakwah
Subjek dakwah adalah pelaku kegiatan dakwah atau dengan kata lain orang yang melakukan dakwah, yang merubah situasi sesuai dengan ketentuan Allah.
2 Objek Dakwah
Objek dakwah adalah penerima dakwah atau yang menjadi sasaran yaitu manusia, baik dirinya sendiri maupun orang lain.
3 Materi Dakwah
Materi dakwah adalah bahan atau sumber yang dapat digunakan untuk berdakwah dalam mencapai tujuan.
4 Metode Dakwah
Dakwah adalah cara yang teratur atau sistematis dan terkonsep dengan baik untuk mencapai perubahan kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam.
5 Media Dakwah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Alat atau media ini dapat berupa material maupun
immaterial, termasuk didalamnya adalah organisasi, dana, tempat dan juga bahasa. Seseorang yang berniat untuk berdakwah hendaknya dilakukan dengan menerapkan
pendekatan-pendekatan berdakwah, diantaranya adalah:
3
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan cara individual yaitu antara da’i dan mad’u langsung bertatap muka sehingga materi yang disampaikan langsung diterima dan
biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh mad’u akan langsung diketahui. Pendekatan
dakwah seperti ini pernah dilakukan pada zaman Rasulullah ketika berdakwah secara rahasia. Meskipun demikian tidak menutup kemungkian di zaman era modern ini,
pendekatan personal juga masih dilakukan karena mad’u terdiri dari berbagai
karakteristik.
2 Pendekatan Pendidikan
Pada masa Nabi, dakwah lewat pendidikan dilakukan beriringan dengan masuknya Islam kepada para kalangan sahabat. Begitu juga pada saat ini, kita bisa
melihat pendekatan pendidikan diterapkan dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren, yayasan Islam ataupun perguruan tinggiuniversitas yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman. 3
Pendekatan Diskusi
3
Siti muriah, Metodelogi Dakwah Kotempoter Yogyakarta : Mitra Pustaka,2000, 55.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pendekatan diskusi pada zaman sekarang sering dilakukan lewat berbagai diskusi keagamaan, da’i berperan sebagai nara sumber, sedangkan mad’u berperan sebagai
audience. Tujuan dari diskusi ini adalah membahas dan menemukan solusi semua permasalahan yang berkaitan dengan dakwah sehingga apa yang menjadi permasalahan
dapat ditemukan jalan keluarnya. 4
Pendekatan Penawaran Merupakan salah satu falsafat pendekatan penawaran yang dillakukan oleh Nabi
untuk beriman kepada allah SWT tanpa mengekutukannya dengan yang lain. Cara ini di lakukan oleh nabi dengan memakai metode yang tepat dan tanpa ada paksaan sehingga
mad’u ketika meresponinya tidak dalam keadaan terpakasa maupun tertekan . 5
Pendekatan Misi Pendekatan misi adalah pengiriman para tenaga da’i ke daerah daerah domisili.
Pembahasan di atas memberikan sedikit pengertian dan aspek-aspek yang semestinya dijalankan oleh seseorang yang hendak berdakwah. Setiap orang memeliki kewajiban
berdakwah berdasarkan kemampuan masing-masing dan setiap orang yang berdakwah tentu memiliki cara atau metode berbeda-beda yang biasanya disesuaikan dengan objek
dakwahnya demi mencapai kesuksesannya dalam berdakwah. Begitupun dengan Habib Hasan bin Ahmad Baharun, konsep dakwah ia tidak jauh
berbeda dengan konsep dakwah yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW dan para wali terdahulu ketika menyebarkan agama Islam di Nusantara, tapi ia juga memiliki kekhasan
tersendiri dalam berdakwah sesuai dengan karakter ia yang disesuaikan dengan objek dakwahnya. Setelah menamatkan sekolah, ia sering mengikuti ayahnya ke Masalembu untuk
berda’wah sambil membawa barang dagangan. Keluarga Ustadz Hasan pada saat itu dikenal