PERAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM YOGYAKARTA DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN KESIMPULAN

Jawa direkrut dengan cara tipu muslihat. Iming-iming akan pekerjaan di suatu tempat dengan upah yang besar membuat sebagian besar perempuan ini mau saja dibawa oleh para tentara Jepang, meskipun pada akhirnya mereka mengetahui bahwa pekerjaan itu tidak pernah ada. 8 Selain itu sebagian aparat pemerinahan juga ikut dalam menwarkan bahkan memaksa para perempuan tersebut untuk ikut dalam program pengarahan kerja tersebut. Mereka memberikan ancaman baik langsung kepada calon Jugun Ianfu maupun kepada orang tua atau keluarga mereka. Sisi yang menonjol dari perekrutan ini adalah sifatnya yeng tertutup hanya melalui desas desus mulut ke mulut. 9 Pr aktik prostitusi “dibawah tangan” dengan sistem perekrutan yang tertutup ini kemudian memunculkan para calo. Setelah dikumpulkan para perempuan yang akan dipekerjakan diseleksi. Proses penyeleksian kesehatan menggunakan sebuah alat yang sering dinamakan “cocor bebek”. Dengan alat tersebut dapat diketahui apakah calon Jugun Ianfu tersebut menderita penyakit kelamin atau tidak. Mereka yang dinilai layak menjadi Jugun Ianfu akan diambil sedangkan yang dinilai tidak sehat atau tidak layak akan dipekerjakan ditempat lain. 10 Tempat lain tersebut dapat berupa rumah makan, hiburan, maupun hotel. Ditempat lain tersebut mereka tetap akan terkena beban kerja untuk memberikan pelayanan biologis pada orang jepang. 8 Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto. loc. cit 9 Budi Hartono Dadang Juliantoro. op. cit., hlm. 90-91. 10 Ibid., hlm 92. Penguasa militer Jepang mendirikan tempat-tempat yang dihuni Jugun Ianfu di setiap wilayah komando militer dengan tujuan untuk mencegah terjadinya pemekosaan terhadap penduduk lokal, menjaga moral tentara Jepang dan mencegah penyakit kelamin. Para Jugun Ianfu ditempatkan dirumah bordil ala Jepang yang disebut lanjo. Disana para Jugun Ianfu mendapatkan kamar dengan nomor kamar dan nama mereka diganti dengan nama Jepang. Lanjo itu dijaga ketat oleh para tentara. 11 Hal ini agar menjaga lanjo agar menjadi tempat yang tertutup baik dari kalangan pribumi maupun dari pelanggan Jepang sendiri. Para Jugun Ianfu didalam lanjo mendapatkan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Salah satu perlakukan Jepang terhadap Jugun Ianfu nampak pada pengalaman asrama Jepang di Telawang, Balik Papan. Dalam praktek prostitusi ini setiap pelanggan diberi kondom. Ada mantri kusus yang bertugas untuk memeriksa kesehatan setiap Jugun Ianfu. Penyediaan obat pencuci selepas berhubungan seksual, penyediaan tenaga dokter seminggu sekali, sampai pada penyediaan rumah sakit bila dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa salah satu Jugun Ianfu sedang sakit. 12 Hal ini menunjukan bahwa pihak Jepang sangat memperhatikan kesehatan para Jugun Ianfu yang tentunya akan mempengaruhi kesehatan tentara Jepang sendiri. Proses pengerahan tenaga perempuan ini sendiri tidak henti-hentinya. Pengerahan tenaga Jugun Ianfu masih terus bertambah hingga memasuki tahun 1943, padahal diketahui pada masa itu Jepang mulai terdesak dalam suasana 11 Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto. op. cit., hlm. 69. 12 Budi Hartono Dadang Juliantoro. op. cit., hlm. 95.