Ritual Siramandalem diatas panggung

2. Ritual Siramandalem diatas panggung

Ritual yang kedua adalah ritual yang dilakukan pada saat diatas panggung. Setelah sebelumnya mereka merias wajah mereka dan mempersiapkan segala macam uborampe atau peralatan dan bahan ritual disebut sesaji, saatnya mereka naik keatas panggung dan menampilkan kelebihan, keunikan dan karya mereka dalam bermusik. Pada saat mulai naik diatas panggung para personil dibantu dengan crew Siramandalem mulai mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan mereka diatas panggung. Salah satu crew meletakkan ornamen sesaji yang sudah disiapkan di tengah depan diantara pemain bass dan pemain gitar. Crew yang lain membantu pemain drum mempersiapkan double pedal dan cek sound, dan terdapat hal yang unik yaitu pada ujung gitas, bass dan didepan drum diberi sebuah dupa yang sudah dibakar. Mereka meletakkan dupa diujung gitar dan didepan drum memiliki tujuan atau makna bahwa alat musik yang mereka mainkan merupakan sebuah pusaka atau senjata bagi mereka, selain itu maksudnya bahwa mereka dengan alat musik yang mereka mainkan memiliki jiwa dan agar bisa menyatu antara mereka dengan alat musik mereka. Gambar 3. Personil Siramandalem bersiap untuk tampil Sumber : Data primer 2012 Setelah semua persiapan selesai saatnya mereka memulai pertunjukan mereka. Tanpa mengawali dengan kata-kata yang terlalu berbasa-basi suara gitar mulai dipetik dan alat musik lainnya mulai mengikutinya, karena mereka memang jarang atau tidak pernah berkomunikasi atau menyapa audiens pada saat diatas panggung, itu merupakan ciri-ciri khusus dari penampilan Siramandalem Legion. Pada saat mereka memulai musik mereka, salah satu crew Siramandalem ada yang menyebarkan bunga dan stiker nama band Siramandalem Legion ke audiens. Menurut Yusuf Siramandalem mereka menyebarkan bunga keaudiens tidak memiliki maksud apa-apa hanya sebagai tanda bahwa audiens yang terkena sebaran bunga merupakan bagian atau merupakan pasukan legion dalam Blackmetal yang menjadi pendukung penampilan Siramandalem Legion. Selain itu mereka juga menyebarkan stiker logo band mereka bertujuan untuk mempromosikan band mereka dengan media stiker tersebut. Gambar 4. Logo Band Siramandalem Legion Sumber : Data primer 2012 Gambar logo band siramandalem ini terdapat 2 simbol yang cukup mencolok yaitu gambar keris dan gambar pentagram atau bintang terbalik. Menurut hasil wawancara yang pernah dilakukan arti gambar keris ini menunjukkan bahwa Siramandalem memiliki sisi jawa yaitu gambar keris tersebut, dan menurut hasil wawancara dengan Yusuf Siramandalem dia mengatakan bahwa “Keris merupakan pusaka jawa yang sakral dan pusaka keris itu selalu digunakan oleh para punggawa-punggawa jawa atau petinggi-petinggi jawa” 8 . Hal ini menunjukkan bahwa keris merupakan pusaka yang sakral dan tinggi nilai maknanya sehingga mereka menggunakan gambar keris dalam logo nama band mereka. Keris bisa dikatakan sebagai lambang kejayaan karena yang memiliki atau memegang keris adalah seorang punggawa. Dengan demikian lambang keris dalam logo Siramandalem juga ingin menunjukkan bahwa mereka merupakan punggawa dalam Blackmetal Jawa yang ingin mempertahankan aliran musik Blackmetal dan tidak meninggalkan identitas mereka sebagai seorang Jawa. Keris juga menandakan jati diri orang jawa 9 . Unsur yang berikutnya adalah gambar pentagram atau gambar bintang terbalik. Bintang bersudut lima atau orang sering mengatakan bintang terbalik adalah salah satu simbol Black Metal yang sangat terkenal di kalangan masyarakat. Bintang bersudut lima ini mewakili 5 unsur yaitu semangat, air, api, angin dan tanah. Menurut kepercayaan anggota Black Metal semua unsur yang 8 Wawancara dengan Yusuf Siramandalem Legion pada tanggal 28 November 2012 9 Wawancara dengan Agung Siramandalem pada tanggal 28 November 2012. “Keris itu menandakan orang jawa, keris itu merupakan barang sakral yang ada di jawa, keris itu menandakan pagan yang ada dijawa. Kita pakai keris ya karena kita itu orang jawa dan keris itu menandakan aliran kita yang javanese.” ada di bintang terbalik itu memiliki makna dan lambang tertentu. Bumi atau tanah adalah simbol kestabilan, pertumbuhan, dan pendidikan. Air adalah simbol gerak hati, lambang kekuasaan wanita, serta darah penyembuhan. Api adalah lambang kekuatan fisik serta aksi dan reaksi. Angin adalah simbol intelektual atau perhubungan. Semangat atau ruh dianggap sebagai kekuatan penggerak. Dari 5 unsur ini juga menggambarkan tentang personil Siramandalem bahwa masing- masing dari mereka memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga jika mereka menggabungkan apa yang mereka miliki dan saling melengkapi maka mereka dapat menampilkan yang terbaik untuk penampilan mereka. Pada saat menyaksikan penampilan Siramandalem, audiens atau para penonton seperti orang yang terhipnotis oleh lantunan musik yang diciptakan karena mereka bergerak dan gerakan mereka hampir bersamaan seperti ada sesuatu yang membuat mereka bergerak seperti itu. Bahkan ada gerakan seperti para audien atau penonton seperti memuja atau mengagung-agungkan mengangkat tangan mereka dan mengangguk-anggukan badan band Siramandalem seperti sosok yang besar dan agung. Gambar 5. Penampilan Siramandalem didepan para audiens Sumber : Data primer 2012 Setiap personil Siramandalem memaknai tentang sesaji yang mereka persiapkan berbeda-beda menurut Drummer Siramandalem Agung Nugroho, dia menjelaskan bahwa sesaji dalam musiknya merupakan bentuk sebuah pagan, pagan yang dimaksud adalah budaya lokal, dan budaya lokal yang ada di jawa adalah ritual dengan sesaji-sesaji. Menurutnya setiap penampilannya diatas panggung yang dipengaruhi dengan sesaji-sesaji itu mampu membuatnya tampil secara maksimal, dalam kata lain jika sudah diatas panggung menggunakan make up wajah, aksesoris dan sesaji maka itu bukanlah dirinya yang seperti biasanya, tetapi dirinya dalam porsi dan versi yang beda, karena jiwa di tampil diatas panggung dia akan mengeluarkan semua sisi gelap dalam dirinya 10 . Baginya sesaji hanyalah sebagai pelengkap untuk mendukung penampilannya diatas panggung. Sedangkan menurut Basis Siramandalem Yusuf Wiyono, dia menjelaskan bahwa sesaji yang mereka gunakan bertujuan sebagai syarat mereka minta ijin atau untuk menghormati tempat yang baru pertama kali mereka 10 Wawancara dengan Agung Siramandalem, pada tanggal 28 November 2012. “Kita sebagai manusia memiliki sisi gelap sendiri-sendiri. Sesaji dan sebagainya dijawa itu untuk sesuatu yang gelap-gelap kebanyakan seperti itu. Trus kita hidup dijawa, ibaratnya musiknya di Siramandalem itu cenderung agak ke pagan, pagan ya lokal itu tadi. Lha untuk melengkapi diri kita itu agar lebih pagan itu bagaimana? Pagannya dijawa itu bagaimana? Hitamnya atau blacknya dijawa itu bagaimana? Ya dengan sesaji-sesaji tersebut. Kalau menurut aku, aku di musik black, aku kalau lagi main apa yang hitamku aku keluarkan semua. Intinya sesaji untuk aku pribadi itu untuk lebih menuju ke spiritual yang aku akan lebih memperlihatkan jiwaku yang hitam biar bisa keluar semua. Spriritualku ya perjalanan menuju ke hitamku tadi agar keluar semua dalam artian sesaji hanya pas saat itu pas aku tampil diatas panggung, kalau aku diatas panggung itu udah bukan aku, bukan aku yang sebenarnya aku, diatas panggung itu adalah aku agung dalam bentuk lain, agung dalam sisi dan porsi yang lain, aku yang hitam dan benar-benar hitam, ibaratnya aku menjiwai beneran dalam musikku, dalam memainkan musikku, aku bener-bener total dan pyur memainkan musiknya S iramandalem.” kunjungi. Mungkin tempat acara tersebut sedikit angker karena percaya atau tidak bahwa disekeliling kita mahluk penghuni dunia ini selain manusia itu pasti ada, jadi menurutnya sesaji yang digunakan sebagai istilah untuk minta ijin agar selama mereka tampil, mereka tampil lancar dan tidak ada gangguan. 11 Dan menurut Gitaris Siramandalem Istad Wahyudi, dia mengatakan hampir sama dengan apa yang dikatakan oleh Agung ataupun Yusuf , dia memaknai sesaji sebagai sesuatu penandaan atau syarat untuk mendukung penampilan mereka yang bertujuan agar selama mereka tampil, mereka mampu menampilkan yang terbaik dan lancar tanda ada gangguan apapun, dan juga sebagai ijin tempat. Goffman berasumsi bahwa ketika individu berinteraksi, mereka ingin menyajikan pemahaman tertentu tentang diri yang akan diterima oleh orang lain. Aktor berharap agar pemahaman tentang dirinya yang mereka sajikan di hadapan audien akan cukup kuat bagi audiens tersebut mendefinisikan. Goffman menyebut hal ini dengan istilah “Manajemen Kesan” Ritzer, 2010:399-400. Goffman dengan analogi teatrikal dramaturgi menjelaskan bahwa diatas panggung sebuah pementasan itu memiliki beberapa unsur atau hal yang sangat 11 Wawancara dengan Yusuf Siramandalem, pada tanggal 28 November 2012. “Begini, biasanya dalam blackmetal, di Siramandalem semua itu mungkin sedikit kita seperti mengeluh kepada sesuatu yang tidak kelihatan, karena kita juga tahu bahwa didunia ini ada sosok lain juga selain kita, maksudnya kita menggunakannya sebagai upah atau menghormati mereka. Semisal kita tampil disebuah acara didaerah A, lokasinya didalam gor, nah kita kan tidak tahu kondisi tempat itu angker atau tidak. Istilahnya kita memakai sesaji dengan uborampe tersebut adalah sebagai “Kulo Nuwun” permisi kepada penghuni yang ada ditempat itu, namun bukan berarti kami memuja mereka tidak atau kita musrik, kita hanya menghormati mereka karena kami yakin dimanapun kita berada sosok lain selain kita itu pasti ada, ya antara percaya dan gak percaya saja.” penting, diantaranya adanya panggung depan, panggung depan berfungsi secara umum untuk mendefinisikan situasi yang tetap dan umum dalam sebuah pertunjukan atau pementasan. Goffman membagi panggung depan menjadi setting dan tampilan personal, setting merujuk pada tampilan fisik yang biasanya harus ada jika aktor tampil, dalam hal ini tampilan fisik yang biasanya harus ada dalam setiap penampilan dari Siramandalem adalah adanya sesaji yang mendukung penampilan mereka dan menambah nilai jawa dari penampilan mereka diatas panggung. Sedangkan muka personal terdiri dari pernak-pernik perlengkapan ekspresi yang identik dengan penampilan yang akan dipertunjukkan, pernak pernik yang digunakan Siramandalem adalah dari make up wajah Corpsepaint yang identik dengan penggambaran personil band Blackmetal dan juga aksesoris- aksesoris pelengkap lainnya yang mampu mendukung penampilan mereka dan mampu memberikan kesan blackmetal mereka didepan penikmat musik blackmetal. Dan terakhir tentang tampilan atau tingkah laku, setiap kali Siramandalem tampil dalam sebuah acara yang menjadi ciri khas dalam setiap penampilan mereka adalah mereka tak pernah menyapa para audiens yang menyaksikan penampilan mereka, bukan karena mereka tak ingin menyapa penonton hanya saja mereka tak ingin terlalu basa-basi dalam penampilan mereka, mereka hanya ingin memperlihatkan hasil karya mereka untuk dapat dinikmati oleh penikmat musik. Dari hasil wawancara dengan Agung drumer Siramandalem, dia mengatakan bahwa “Ritual yang kami lakukan adalah untuk menghidupkan suasana diatas panggung, bagaimana ritual yang kami lakukan mampu membuat suasana itu menyatu dengan musik yang kami mainkan dan yang ada diatas panggung”. Menurut Goffman Ritzer, 2010 dengan analisis dramaturginya menjelaskan bahwa pertunjukan dalam teater dengan jenis tindakan yang dijalankan dalam kehidupan dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari memiliki kesamaan. Demikian juga dengan ritual yang dilakukan oleh Siramandalem juga memiliki hubungan dengan kehidupan yang dijalankan. Dalam hal ini ritual yang mereka lakukan adalah seperti menjalankan ibadah untuk keseharian mereka, ritual bertujuan untuk menghidupkan suasanya diatas panggung sama seperti ibadah yang mereka lakukan juga untuk menghidupkan suasanya dalam kehidupan mereka. Dan setiap apa yang mereka lakukan diatas panggung memiliki maksud dan tujuan seperti mengucap syukur atau memberikan penghormatan kepada sesuatu hal yang disimbolkan menurut kepercayaan yang mereka anut. Pada saat diatas panggung nantinya ornamen ritual yang mereka sediakan akan mereka letakkan ditengah-tengah panggung. Dari dupa yang dibakar akan membuat ruangan menjadi penuh dengan aroma dupa. Bahkan gitar yang dipakai mereka pun diselipkan sebuah dupa seolah-olah gitar itu bernyawa, karena saat mereka memainkan gitar dan alat musik yang lainnya mereka akan menyatu dengan alat musik tersebut sehingga mampu menghasilkan sebuah karya seni atau musik yang dapat dinikmati dengan indah oleh para penikmatnya. Jika dijelaskan dengan teori yang dikemukankan oleh Aguste Comte tentang 3 hukum keadaan bahwa ritual yang dilakukan oleh Blackmetal adalah untuk menjaga hubungan mereka dengan Tuhan, dengan Alam dan dengan sesamanya. Hukum 3 Keadaan menurut Aguste Comte yaitu : 1 Zaman teologiFiktif menjelaskan bahwa manusia menafsirkan gejala-gejala sosial yang dikondisikan oleh kekuatan-kekuatan supranatural, dewa atau Tuhan, manusia mengikuti dogma-dogma teologis supaya terlindung dari kejadian yang tidak diinginkan. Teologis ada 3 yaitu fetisisme Benda memiliki kekuatan, politeisme kepercayaan terhadap banyak dewa dan monoteisme kepercayaan terhadap 1 Tuhan. 2 Zaman Metafisika menjelaskan bahwa gejala sosial muncul karena adanya kekuatan-kekuatan tertandai tertentu yang pada akhirnya mulai dikendalikan untuk mencari sesuatu. 3 Zaman positif menjelaskan tentang tahap perkembangan intelektual manusia dan adanya keyakinan pada data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir. Ritual yang mereka lakukan sangat berhubungan dengan aksi panggung mereka dalam sebuah event. “Ritual yang kami lakukan dengan uborampe peralatan tadi sangat berpengaruh dengan penampilan kami diatas panggung, karena misal kita menggunakan ritual itu juga akan membuat kami bersemangat, ibaratnya kalau kita gak pakai ritual ya rasanya biasa kayak cuma latihan distudio.” 12 .

3. Ritual Siramandalem setelah selesai tampil

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Film Dokumenter Komunitas BMX Boyolali T1 362012066 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ritual dalam Aliran Musik Band Siramandalem Legion (Studi Komunitas Blackmetal di Kabupaten Boyolali)

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ritual dalam Aliran Musik Band Siramandalem Legion (Studi Komunitas Blackmetal di Kabupaten Boyolali) T1 352008604 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ritual dalam Aliran Musik Band Siramandalem Legion (Studi Komunitas Blackmetal di Kabupaten Boyolali) T1 352008604 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ritual dalam Aliran Musik Band Siramandalem Legion (Studi Komunitas Blackmetal di Kabupaten Boyolali) T1 352008604 BAB IV

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ritual dalam Aliran Musik Band Siramandalem Legion (Studi Komunitas Blackmetal di Kabupaten Boyolali) T1 352008604 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ritual dalam Aliran Musik Band Siramandalem Legion (Studi Komunitas Blackmetal di Kabupaten Boyolali)

0 0 22

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Boyolali T1 BAB V

0 0 2

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Transformasi Komunitas Punk di Condong Catur Yogyakarta dalam Prespektif Modal Sosial T1 BAB V

0 0 33

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB V

0 0 9