Hal-hal Penyebab Timbulnya Sengketa Sertifikat Ganda.

18 atas tanah baik terhadap status tanah, prioritas maupun kepemilikannya dengan harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Sifat permasalahan dari suatu sengketa ada beberapa macam: 1. Masalah yang menyangkut prioritas untuk dapat ditetapkan sebagai pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus hak atas tanah yang belum ada haknya. 2. Bantahan terhadap sesuatu alas hakbukti perolehan yang digunakan sebagai dasar pemberian hak. 3. Kekeliruankesalahan pemberian hak yang disebabkan penerapan peraturan yang kurangtidak benar. 4. Sengketamasalah lain yang mengandung aspek-aspek sosial praktis bersifat strategis. Jadi dilihat dari substansinya, maka sengketa pertanahan meliputi pokok persoalan yang berkaitan dengan : 1. Peruntukan danatau penggunaan serta penguasaan hak atas tanah. 2. Keabsahan suatu hak atas tanah. 3. Prosedur pemberian hak atas tanah. 4. Pendaftaran hak atas tanah termasuk peralihan dan penerbitan tanda bukti haknya.

D. Hal-hal Penyebab Timbulnya Sengketa Sertifikat Ganda.

Jika dikaitkan dengan kasus Putusan No. 53G.TUN2005PTUN-MDN, maka hal-hal Penyebab Terbitnya Sertipikat Ganda oleh Kantor Pertanahan Kota Medan dapat dilihat : 19 Berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA dan Pasal 31 serta Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, sertipikat sebagai surat tanda bukti hak atas tanah seseorang yang didalamnya memuat data fisik dan data yuridis yang telah di daftar dalam buku tanah, merupakan pegangan kepada pemiliknya akan bukti-bukti haknya yang tertulis. Oleh karenanya dalam penerbitan sertipikat hak atas tanah, setiap satu sertipikat hak atas tanah diterbitkan untuk satu bidang tanah. Namun dalam perkara Nomor : 53GTUN2005PTUN.MDN, sebidang tanah seluas 435-M2 yang terletak di Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan telah dilakukan dua kali penerbitan Sertipikat Hak Milik oleh Kantor Pertanahan Kota Medan, yaitu pada tanggal 01 Agustus 1998 diterbitkan Sertipikat Hak Milik No. 672 atas nama Firman Fantas Asalan Siregar, seluas 435- M2 terletak di Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, dengan Register nomor AL.016169 0201.05.04.1.00672, yang tidak pernah dilakukan pencabutan atas haknya. Kemudian pada tanggal 19 April 2000 diterbitkan lagi sertipikat Hak Milik No. 1172 atas nama Damaris Sinta Taruli, data-datanya terlampir dalam putusan seluruhnya seluas 435-M2, terletak di atas tanah yang sama. Dengan demikian, telah terjadi tumpang tindih atau penggandaan sertipikat terhadap seluruh bidang tanah yang secara yuridis bertentangan dengan Undang-undang Peraturan Agraria UUPA dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Terjadinya tumpah tindih sertipikat dalam perkara ini baru dapat diketahui dan dibuktikan dengan adanya gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara, yaitu pada 20 saat dilakukannya pemeriksaan persiapan oleh Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN, sesuai prosedur yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 selanjutnya yang telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara. Dalam Peradilan Tata Usaha Negara sebelum dilakukan sidang pemeriksaan terhadap pokok Perkara, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan persiapan secara tertutup oleh Hakim dan Hakim dalam PTUN berperan sangat aktif yaitu sejak pemeriksaan persiapan hingga tahap pemeriksaan pokok perkara, berbeda dengan peradilan Perdata, hakim bersikap pasif. Sesuai dengan ketentuan Pasal 63 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo. Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara menyatakan bahwa “Hakim wajib memberikan nasehat kepada penggugat untuk memperbaiki gugatannya dan hakim juga dapat meminta penjelasan kepada Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan”. Dalam pemeriksaan persiapan ketika Hakim meminta penjelasan dari Kantor Pertanahan Kota Medan selaku Pejabat Tata Usaha Negara dalam perkara ini, Kantor Pertanahan Kota Medan menyerahkan data-data Sertipikat Hak Milik No 1172 yang di duga tumpang tindih ganda dengan Sertipikat Hak Milik No. 672 atas nama Tuan Firman Fantas Asalan Siregar. Adapun kebenarannya baru dapat diketahui pada saat 21 dilakukannya pembuktian dan pemeriksaan di tempat pada saat persidangan berlangsung. Dari hasil pemeriksaan persidangan yang berlangsung, dapat diketahui bahwa faktor penyebab terbitnya sertipikat ganda tersebut yaitu karena adanya pemberian hak baru oleh Kantor Pertanahan Kota Medan pada tanggal 19 April 2000 dengan penerbitan Sertipikat Hak Milik No. 1172 di Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan berdasarkan proses Ajudikasi, yaitu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya Pasal 1 angka 8 PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Sedangkan alasan Kantor Pertanahan Kota Medan menerbitkan Sertipikat Hak Milik tersebut adalah untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 ayat 1 dan Pasal 31 ayat 1 PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, penerbitan sertipikat untuk kepentingan pemegang hak harus sesuai data fisik dan data yuridis. Pengertian data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang dan satuan rumah susun yang didaftar termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan diatasnya, sedangkan pengertian data yuridis adalah keterangan mengenai status mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya vide pasal 1 angka 6 dan 7 PP No. 24 Tahun 1997 letak, batas dan 22 luas bidang dan satuan rumah susun yang didaftar termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan diatasnya. Pengertian data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang dan satuan rumah susun yang didaftar termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan diatasnya, atau bagian wilayah suatu desakelurahan dalam hal ini dilakukan diwilayah Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan. Berdasarkan Pasal 15 ayat 1 PP No. 24 Tahun 1997, kegiatan pendaftaran tanah secara sistematik dimulai dengan pembuatan peta dasar pendaftaran, sedangkan dalam penjelasan pasal tersebut dijelaskan bahwa di dalam wilayah yang ditetapkan untuk dilaksanakan pendaftaran tanah secara sistematik mungkin ada bidang tanah yang sudah terdaftar. Penyediaan peta dasar pendaftaran untuk pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematik tersebut selain digunakan untuk pembuatan peta pendaftaran dalam pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematik juga digunakan untuk memetakan bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar. Dalam PP No. 10 Tahun 1961 sebagaimana telah dirubah dengan PP No. 24 Tahun 1997, pengukuran dan pemetaan dari suatu desa secara lengkap belum pernah ada, sungguhpun sudah diperintahkan dalam Pasal 3 PP No. 10 Tahun 1961 jo. PP No. 24 Tahun 1997, sehingga sertipikatnya disebut sertipikat sementara karena belum diukur desa demi desa, dan berdasarkan Pasal 17 PP 10 Tahun 1961 jo. PP No. 24 Tahun 1997 tersebut sertipikat sementara mempunyai fungsi dan kekuatan sebagai sertipikat. Dengan demikian maka jelaslah bahwa dengan adanya Buku Tanah Hak 23 Milik Nomor 672 atas nama Firman Fantas Asalan Siregar tersebut bidang tanah seluas 435-M2 terletak di Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan merupakan bidang tanah yang sudah terdaftar. Dalam hal ini tampak adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Panitia Ajudikasi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk memetakan Hak Milik Nomor 672 atas nama Firman Fantas Asalan Siregar tersebut. Selain itu berdasarkan Register nomor AL.016169 0201.05.04.1.00672, yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan, Kantor Pertanahan Kota Medan mengakui adanya warkah yang memuat data yuridis sertipikat Hak Milik No. 672 tersebut, dengan demikian jelaslah bahwa terdapat pelanggaran terhadap tugas dan wewenang Panitia Ajudikasi, dalam proses penerbitan Sertipikat Hak Milik No. 1172, yaitu ketidakcermatan dan ketidak telitiannya dalam memeriksa dan meneliti data-data fisik dan data yuridis baik secara langsung dilapangan maupun dalam hal penyelidikan riwayat tanah dan penilaian kebenaran alat bukti pemilikan atau penguasaan tanah melalui pengecekan warkah yang ada di Kantor Pertanahan Kota Medan. 24

BAB III METODE PENELITIAN