Pendaftaran Tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional.

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendaftaran Tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional.

Pendaftaran berasal dari kata Cadastre bahasa Belanda Kadaster yaitu suatu istilah teknis untuk suatu record rekaman, yang menunjukan kepada luas, nilai dan kepemilikan atau lain-lain alas hak terhadap suatu bidang tanah. Dengan demikian cadastre merupakan alat yang tepat untuk memberikan uraian dan identifikasi dari lahan dan juga sebagai continuous recording rekaman yang berkesinambungan dari pada hak atas tanah. Kegiatan yang berupa pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah akan menghasilkan pula peta-peta pendaftaran tanah dan surat ukur. Didalam peta pendaftaran tanah dan surat ukur akan diperoleh keterangan tentang letak, luas dan batas-batas tanah yang bersangkutan, sedangkan kegiatan yang berupa pendaftaran hak atas tanah dan peralihan hak akan diperoleh keterangan-keterangan tentang status dari tanahnya, beban-beban apa yang ada diatasnya dan subyek dari haknya. Kegiatan terakhir adalah pemberian tanda bukti hak atas tanah yang lazim disebut dengan sertipikat. Pengertian pendaftaran tanah menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah adalah: 10 Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pembukuan dan penyajian data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu sebagai berikut: 1. Obyek pendaftaran tanah meliputi: a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. b. Tanah Hak Pengelolaan. c. Tanah Wakaf. d. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun. e. Hak Tanggungan. f. Tanah Negara. 2. Dalam hal tanah Negara sebagai obyek pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf f, pendaftarannya dilakukan dengan cara membukukan bidang tanah yang merupakan tanah Negara dalam daftar tanah. 11 Obyek pendaftaran tanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, kecuali tanah negara dibukukan dalam Buku Tanah dan diterbitkan sertipikat sebagai tanda bukti haknya. Tugas untuk melakukan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia dibebankan kepada Pemerintah yang oleh Pasal 19 ayat 1 Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria UUPA ditentukan bertujuan tunggal yaitu untuk menjamin kepastian hukum. Menurut penjelasan dari UUPA, pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah merupakan kewajiban dari pemerintah bertujuan menjamin kepastian hukum yang bersifat rechtscadaster. Rechtscadaster artinya untuk kepentingan pendaftaran tanah saja dan hanya mempermasalahkan haknya apa dan siapa pemiliknya, bukan untuk kepentingan lain seperti perpajakan. Pendaftaran tanah mempunyai kegunaan ganda, artinya disamping berguna bagi pemegang hak, juga berguna bagi pemerintah yaitu : a. Kegunaan bagi pemegang hak : 1. Dengan diperolehnya sertipikat hak atas tanah dapat memberikan rasa aman karena kepastian hukum hak atas tanah. 2. Apabila terjadi peralihan hak atas tanah dapat dengan mudah dilaksanakan. 3. Dengan adanya sertipikat, lazimnya taksiran harga tanah relatif lebih tinggi dari pada tanah yang belum bersertipikat. 4. Sertipikat dapat dipakai sebagai jaminan kredit; 5. Penetapam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan PBB tidak akan keliru. 12 b. Kegunaan bagi pemerintah : 1. Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah berarti akan menciptakan terselenggarakannya tertib administrasi di bidang pertanahan, sebab dengan terwujudnya tertib administrasi pertanahan akan memperlancar setiap kegiatan yang menyangkut tanah dalam pembangunan di Indonesia. 2. Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah, merupakan salah satu cara untuk mengatasi setiap keresahan yang menyangkut tanah sebagai sumbernya, seperti pendudukan tanah secara liar, sengketa tanda batas dan lain sebagainya.

B. Sertipikat Hak Atas Tanah.