ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi pada perusahaan manufaktur dan minning yang terdaftar di BEI pada tahun 2010- 2013)

(1)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI

(Studi pada perusahaan manufaktur dan minning yang terdaftar di BEI pada tahun 2010- 2013)

Oleh

ALFUDIAFARRAH

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan minning yang terdaftar di BEI selama tahun penelitian yaitu tahun 2010-2013. Data yang di peroleh pada penelitian ini di ambil dari laporan tahunan perusahaan yang

mengambil 19 perusahaan secara purposive sampling, dan jumlah observasi yang di lakukan selama tahun 2010-2013 adalah 76 item observasi. Data di analisis dengan menggunakkan analisis regresi berganda dengan software SPSS 21.

Hasil penelitian ini telah menunjukan ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam penerapan prinsip konservatisme akuntansi. Dari empat variabel yang diteliti (rasio leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajemen), terbukti bahwa rasio leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukan bahwa rasio leverage, yang tinggi mendorong perusahaan menggunakan prinsip konservatisme akuntansi pada laporan keuangan. Sedangkan faktor-faktor lain yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme di perusahaan.

Kata Kunci : Akuntansi konservatif, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE IMPLEMENTATION OF ACCOUNTING CONSERVATISM

By

ALFUDIAFARRAH

This study aimed to analyze the factors that affect the application of accounting conservatism. The independent variables in this research are leverage ratio, firm size, institutional ownership and management ownership. The dependent variable in this research is accounting conservatism. Samples of 19 companies are chosen for each period during the year 2010-2013 to form a total of 76 observations. This research adopts multiple linear regression method using SPSS as an analytical tool.

The results show that firm size, institutional ownership and management ownership has no effect on accounting conservatism, while the leverage ratio positively and significantly affects accounting conservatism.

Key Words: Accounting Conservatism, Leverage Ratio, Firm Size, Institutional Ownership And Management Ownership


(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTAANSI

(Studi pada perusahaan manufaktur dan minning yang terdaftar di BEI pada tahun 2010- 2013)

Oleh

ALFUDIAFARRAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 03 November tahun 1992 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Ir. Julian Kudus, M.H. dan Ibu Mardiana.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK PRATAMA, Bandar Lampung pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Rawalaut, Bandar Lampung, pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas diselesaikan (SMA) di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2010.

Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri pada tahun 2010.


(8)

Karya kecilku ini kupersembahkan kepada:

ALLAH SWT sebagai rasa syukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan;

Papa dan Mama, sebagai wujud tanda baktiku juga sebagai wujud terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang

berlimpah; Adik-adikku nasya insyiro dan giova gariska barqu;


(9)

MOTTO

Think Happy, Be Happy

Everything will be okay in the end. If it s not

okay, it s not the end


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya serta Shalawat serta salam yang tak henti tercurah kapada Rasulullah Muhammad saw sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kabupaten Tulang Bawang”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

4. Ibu Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing Utama atas seluruh kebaikan, kesabaran, perhatian, waktu, dukungan, bantuan dan

pelajaran yang tidak ternilai selama penyusunan skripsi ini;

5. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Pendamping atas seluruh kebaikan, kesabaran, perhatian, dukungan, bantuan, waktu, kritik dan saran, bimbingan, pelajaran yang berharga telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini juga canda tawa;


(11)

6. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A., selaku Penguji Utama atas waktu, kritik dan saran, serta perhatiannya dalam proses penyusunan skripsi ini;

7. Bapak Usep Syaipudin S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik;

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas bekal ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan;

9. Pak Sobari, terima kasih atas segala bantuan, kesabaran dan proses

birokrasinya. Terima kasih juga kepada Mas Yana, Mas Yono, Mas Edi, Mas Leman, Mpok, dan Mbak Sri, Mbak Leni atas segala bantuannya;

10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, terima kasih atas proses birokrasinya;

11. Papa dan Mama, terima kasih atas segala dukungan, semangat, dan doa yang tidak henti diberikan sampai saat ini. Terima kasih telah menjadi orang tua yang paling berharga dan sabar memberikan kasih sayang yang tak ternilai kepadaku, terima kasih telah memberikan yang terbaik dalam setiap detik kehidupanku dan dalam setiap langkah pejalananku, semuanya berkat dukungan moral, materiil, serta doa yang tak henti-hentinya dari Papa dan Mama;

12. Adik-Adikku Nasya Insyiro dan Giova Gariska barqu, terimakasihku ucapkan atas doa yang tak pernah terdengar di telingaku, tapi di dengar tuhan;

13. Sepupu-sepupuku tercinta Cici, ginda, iing, yoke, cita, rima, kak riska, tio, yuda, risty, dea, bang bei, abang dedek . Terima kasih telah menjadi keluarga yang baik. Terima kasih atas dukungan kalian semoga kita tetap kompak sampai kakek-nenek;

14. Keluarga besarku tercinta, keluarga besar mamah, keluarga besar papah, om, tante, pak cik, mak cik, terima kasih atas segala dukungan dan doanya; 15. Teman sekaligus sepupu, Irvia Maiselo S.E., yang selalu menemani,

memberikan waktunya, melewati susah dan senangnya masa-masa kuliah dan juga teman berbagi dan menikmati hidup sepanjang waktu yang kita habisi bersama, semoga kita dapat sukses mengangkat keluarga besar kita;

16. Sahabat-sahabatku yang di pertemukan saat kuliah, Genk Enjoy, Ayu Jufika M, S.E., Devy Wira Buana, S.E., Dila Mutiara Sari, S.E., Ira Puspita, S.E.,


(12)

Irvia Maiselo S.E., Nurul Adiati, S.E., Adiati Ameici, S.E., terimakasih telah memberikan semangat, doa yang tulus, tempat curhat, senantiasa memberikan bantuan dari awal masuk, saat tugas saat ujian, canda tawa susah senang dan hal-hal yang hanya kita sendiri yang dapat merasakan, terimakasih atas persahabatan yang indah ini;

17. Sahabatku Arlenti Pusparani S.E., terima kasih atas segala kebaikan yang di berikan kepada ku, judul sekripsi ini aku temukan saat minap di rumah mu, dan di acc oleh pak Einde juga di temani kamu. Terimakasih semoga kebaikanmu di balas Tuhan YME;

18. Sahabatku Silvya Dara Mitha S.P., teriamakasih selalu menemani, dari pagi ke pagi lagi saat jaman di Radio, dan setelah kita go wild di dunia yang kejam ini. Terimakasih untuk canda tawa dan susah senang kita nikmati bersama. 19. Sahabatku another genk Echa watsemeroh, makasih telah membentuk

watsemeroh, semoga watsemeroh selalu kompak, Mak Rere, selalu memberikan nasehat dan segala masukan yang positif, Pak Devri Ahok, terimakasih telah memberikan bahan skripsi yang pernah ditolak,

memberikan bantuan dan dukungan pada saat-saat terakhir kompre, Kang Surya yang telah membantu mengajari PLS, Iqbal Jabal yang selalu membuat aku tertawa, Egha yang selalu memberikan semangat, Eka yang selalu

mengajari aku sewaktu kuis dan ujian perkuliahan, Santo yang selalu mengiyakan semua perkataan ku, Dianti teman yang menggemaskan dan Meiki terimakasih atas kebaikan kalian.

20. Teman-teman yang juga membantu sekripsi di buat, Kak adhit, Dhani Adiknya Nurul yang telah membantu mengajari SPSS, Surya yang sudah mengajari PLS, Mahmut yang telah membantu berbagi AR, dan teman-teman yang lain yang sudah membantu, saya ucapkan terimakasih;

21. Teman-teman yang di pertemukan pada satu frekuensi 94,4 FM genk

pertama Kaka, Okta, Cipid, Nisa, Alan, Gery, terimakasih atas dukungan dan doanya. Teman-teman yang di pertemukan pada satu frekuensi 94,4 FM from another genk Obel, Putri, Adel, Gelzy, Akbar, Idham, Jibon, Valdi, Farid, Kak Agung, Dani, Vino, Sonya, Mba Ayu, Irul terimakasih telah


(13)

22. Teman-teman satu angkatanku akuntansi 2010 Satria, Anas, Ari, Mahmut, Hendrik, Hana, Mareta, Ferindo, Ben, Feni, Bebeu, Nanda, Febby, Yoga, Herlina, Yobel, Oceng, Encik ira, Elza,Ferry, Jeni, Jirry, Mila, Nevia, Oksano, Sharon, Rizal, Teja, Jevri, Diky dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sukses untuk kalian;

23. Kakak-kakak Tingkat ku, Mba wulan, terimakasih sudah menghiasi waktu yang tersisa ini, Kak benawa yang sering aku repotkan selagi masa

perkuliahan, Mba Nahar Nisa, Kak Sadam, Mba sarah, Yara, Mba riris, Kak Fajrul, Kak Baskorok, Kak Tirta, Kak harun dan Mba-mba serta Kakak-kakak yang lain, terimakasih saya ucapkan;

24. Adik-Adik tingkatku yang sudah baik sekali denganku, Nabila, Deri, Mutia, Arum, Aulia, Lisna, Viana, Dinda, Nisa, Cinta,Okti, Ester, Vio. Adik-adik tingkatku another genk yang sudah baik sekali menemani saat perkuliahan Yulia, Sofa, Oneng, Mitha, Nurhayati, Puput, Riris. Adik-Adik gemes lainnya Nicho, Agung, Alif, Restu, Billy, Rahmat, Restu, Jisung, Sindy. Semua akan jadi sarjada pada waktunya;

25. Untuk Genk Afganisme Puput, Anggie, Fithia, Marini dan Dias. Terimakasih Doa dan dukungannya.

26. Untuk teman-teman KKN desa Sri Rahayu, Beb Dian, Atode, Ridho, Mba Yusi, Ayas, Hanik, Dewi, Kak Hadi, Kak Adi, Mba Masyau, Mba Serly dan Mba Aini, terimakasih atas kebersamaan selama KKN, seperti keluarga baru. 27. Untuk Radio Kampusku, Radio Kampus Unila (Rakanila) 101,7 FM dan

Radio Beoli 101,9 FM terimakasih telah menjadi bagian dari perjalananku. 28. Buat Para Fans-fans di luar sana yang telah mendoakan dan menyemangati,

terimakasihku ucapkan;

Hanya ucapan terima kasih dan doa yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT membalas kebaikan semua yang terlibat dalam proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang

berkepentingan.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis,


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah ... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Landasan Teori...8

2.1.1. Teori Agensi...8

2.1.2. Konservatisme Akuntansi... .. ...11

2.1.3. Optimisme... .. .... .15

2.1.4. Rasio Leverage... ... .16

2.1.5. Ukuran Perusahaan... ... .17

2.1.6. Struktur Kepemilikan Manajerial... ... ..19

2.1.7. Struktur Kepemilikan Institusional... ...21

2.1.8. Telaah Penelitian Terdahulu...21

2.2. Penelitian Terdahulu ... 24

2.3. Model Penelitian ... 27

2.4. Pengembangan Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1. Populasi dan sempel...33

3.2. Operasional Variabel Penelitian ... 34

3.3. Metode Analisis Data ... 39

3.4. Pengujian Hipotesis ... 43


(15)

ii

4.1. Analisis data...47

4.2. Analisis Statistik Deskriptif ... 48

4.3. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 50

4.4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 56

BAB V SIMPULAN ... 62

5.1. Simpulan ... 62

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 63

5.3. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 48

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas ... 50

Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas ... 52

Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 53

Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastissitas ... 55

Tabel 4.6. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 59

Tabel 4.7. Hasil Uji Anova ... 57

Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesis ... 40


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel Lampiran 2 Data Olah Tahun 2010

Lampiran 3 Data Olah Tahun 2011 Lampiran 4 Data Olah Tahun 2012 Lampiran 5 Data Olah Tahun 2013

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Lampiran 7 Perhitungan Regresi

Lampiran 8 Daftar Chart

Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas Lampiran 10 Uji Normalitas


(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan yang di buat oleh perusahaan adalah laporan hasil perusahaan dari akhir proses akuntansi yang dibuat sebagai informasi keuangan untuk para pemegang saham atau kepada pihak eksternal yang memiliki kepentingan. Laporan keuangan juga dijadikan alat untuk mengevaluasi suatu kinerja

perusahaan pada periode tertentu dikarenakan laporan keuangan menggambarkan aktivitas atau kinerja perusahaan. Laporan tersebut dapat memberikan informasi yang dapat di gunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh pihak internal seperti komisaris, direktur, manajer, dan karyawan maupun pihak eksternal, seperti investor, kreditor, dan pemasok untuk pengambil keputusan.

Agar laporan keuangan dapat dikatakan relevan serta memberikan manfaat bagi para penggunanya, maka laporan keuangan memiliki tujuan. Tujuan ini di harapkan dapat dicapai oleh perusahaan atau pemangku kepentngan lainnya. Meskipun demikian terkadang perusahaan menghadapi ketidakpastiaan. Hal ini menyebabkan perusahaan perlu menerapkan prinsip konservatisme yang

merupakan konsep kehati-hatian yang terdapat sebagai salah satu alternatif dalam standar Akuntansi Keuangan (SAK).


(19)

2

Basu (1997) dalam Ghozali (2007) menyatakan konervatisme adalah prinsip yang mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aset dengan nilai yang lebih rendah dan kewajiban dengan nilai yang tinggi. Konsekuensinya, apabila terdapat kondisi yang memiliki

kemungkinan menimbulkan kerugian, biaya atau hutang, maka kerugian biaya atau hutang tersebut harus diakui. Sebaliknya apabila terdapat kondisi yang memiliki kemungkinan menghasilkan laba, maka laba atau pendapatan atau asset tersebut tidak boleh langsung diakui, sampai kondisi tersebut betul-betul

terealisasi.

Almilia (2004) menyatakan konservatisme merupakan reaksi yang berhati-hati atas ketidakpastian yang ada agar ketidakpastian dan risiko yang berkaitan dengan situasi bisnis dapat dipertimbangkan dengan cukup memadai. Ketidakpastian tersebut harus dicerminkan dalam laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan dapat diperbaiki. Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk pemakai semua laporan keuangan.

Krisis pada tahun 2008 ini menyebabkan perekonomian dunia berada dalam kondisi ketidakpastian, dan berdampak pula kepada perekonomian di indoneseia meskipun dampaknya tidak terlalu besar. Dalam kasus ini menjadikan

konservatisme sebagai ukuran yang diinginkan untuk mengukur kinerja. Dalam kondisi ini, kekuatan ekonomi, yang dihasilkan oleh fakta bahwa berbagai pemangku kepentingan akan bertindak untuk kepentingan ekonomi mereka sendiri, menciptakan permintaan atas pelaporan keuangan yang konservatif (Kung dkk, 2008). Untuk menyajikan informasi kepada pemangku kepentingan, di


(20)

3

perlukan suatu pengungkapan yang menyeluruh dan benar baik secara kuantitatif dan kualitatif.

Kebebasan perusahaan memilih metode akuntasi untuk menyususn laporan keuangan yang diberikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah slah satu alasan perbedaan dari hasil laporan keuangan antar perusahaan, seperti yang dikatakan Rahmawati (2010) Dan oleh karena itu tingkat konservatisme akuntansi setiap perusahaan juga berbeda.

Menurut Astarini (2011), alasan penerapan prinsip konsevatisme akuntansi adalah perusahaan berada pada ketidakpastian ekonomi di masa depan. Oleh karena itu penerapan prinsip konservatisme dapat dipertimbangkan untuk dilakukan karena mengukur dan mengakui nilai atas pendapatan dan laba secara hati-hati.

Namun menurut Alfian (2013), Penggunaan prinsip ini masih kontroversial, karena dianggap tidak menganggap laporan keuangan yang berkualitas, dan cenderung tidak menyajikan laporan keuangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dampaknya laba yang di hasilkan menjadi understatement. Di kalangan para peneliti, prinsip konservatisme akuntansi masih dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Di satu sisi, konservatisme akuntansi dianggap sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Di sisi lain,

konservatisme akuntansi bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Watts, 2003)

Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konservatisme, namun hasil yang ditemukan juga beragam.


(21)

4

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Adhariani (2009) yang menggunakan faktor-faktor leverage, yang digunakan untuk menjelaskan debt covenant hypothesis pada teori akuntasnsi positif, dan ukuran perusahaan. Penelitian ini menambahkan dua variabel independen mengenai struktur kepemilikan dalam perusahaan. Dua variabel tersebut adalah Struktur Kepemilikan Manajerial dan Struktur Kepemilikan Institusional.

Maka berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti

mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTASNSI (Studi pada Perusahaan Manufaktur dan Minning yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-1013)”.

1.2 Rumusan Masalah

Prinsip konservatisme yang digunakan dalam laporan keuangan menyebabkan adanya pihak-pihak yang mendukung dan menolak. Pihak yang mendukung ada yang mengatakan bahwa prinsip ini bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan, misalnya untuk menghindari perilaku oportunistik manajemen dengan melakukan manajemen laba. Dengan sikap optimisme tersebut perusahaan melaporkan

laporan keuangannya dengan nilai laba yang tinggi, dengan tujuan pribadi pemilik maupun pengelola perusahaan. Seperti yang di katakan oleh Watts (2003), yaitu prinsip konservatisme ini dapat menghindari sikap optimisme para manajer dan pemilik perusahaan dalam kontrak-kontrak yang mengunakan laporan keuanagan sebagai medianya.


(22)

5

Pihak yang lain mengatakan bahwa prinsip ini tidak bermanfaat karena hanya akan menjadi kendala dalam melaporkan keuangan karena tidak tercapainya pengungkapan secara penuh. Mereka menganggap dalam laporan keuanagn perusahaan, konservatisme tersebut mempengaruhi hasil dari laporan keuangan. Ini seperti mendapat Kriyanto dan Supriyanto (2006) yang menyatakan bahwa jika laporan keuangan dibuat atas dasar metode konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya. Ini di karenakan prinsip konservatisme yang lebih cepat mengakui kewajiban dan biaya serta lebih lambat mengakui aktiva dan pendapatan.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut:

1. Apakah rasio leverage mempengaruhi penerapam konservatisme dalam akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

2. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi penerapan konservatisme dalam akunyansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 3. Apakah struktur kepemilikan manajerial mempengaruhi penerapan

konservatisme dalam akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

4. Apakah struktur kepemilikan institusional mempengaruhi penerapan konservatisme dalam akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di


(23)

6

1.3 Batasan Masalah

Kelemahan dari penelitian ini adalah

1. Hanya menggunakan perusahaan manufaktur dan minning sebagai sampling 2. Terbatasnya perusahaan yang dapat disajikan sebagai sampel karena masih sedikitaya perusahaan di indonesia yang memiliki kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional secara bersamaan

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris bahwa:

1. Rasio leverage berpengaruh terhadap pemilihan prinsip konservatisme akuntansi pada laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI.

2 Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pemilihan prinsip konservatisme akuntansi pada laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI.

3 Struktur Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pemilihan prinsip konservatisme akuntansi pada laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI.

4 Struktur Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap pemilihan prinsip konservatisme.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Menambah pengetahuan, ilmu dan wawasan mengenai prinsip


(24)

7

leverage, ukuran perusahaan, intensitas modal, kepemilikan manajerial, kepemilikan publik dan kesempatan tumbuh.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai pertimbangan perusahaan untuk melakukan pencatatan akuntansi menggunakan. Prinsip konservatisme atau optimisme. Selain itu

diharapkan menjadi panutan untuk mengurangi serta mengatasi masalah keagenan.

3. Bagi calon investor dan kreditur, penelitian ini diharapkan menjadi

panutan dalam membuat keputusan brinvestasi dan memberikan pinjaman dengan melihat laporan keuangan yang disajikan perusahaan, khususnya nilai labanya, yaitu menggunakan prinsip konservatisme atau optimisme.

4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya jika ingin dikembangkan lagi secara luas.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa hubungan keagenan adalah sebagai suatu kontrak antara satu atau lebih pihak yang memekerjakan pihak lain untuk melakukan suatu jasa untuk kepentingan mereka yang meliputi pendelegasian beberapa kekuasaan pengambilan keputusan kepada pihak lain tersebut.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi ini menyatakan bahwa adanya pemisahan antara prinsipal dan agen akan memunculkan permasalahan agensi karena pihak-pihak tersebut akan selalu berusaha untuk memaksimalisasikan fungsi

utilitasnya masing-masing. Bisa disimpulkan teori ini mengindikasikan bahwa pihak- pihak prinsipal dan agen memiliki kepentingan mereka sendiri dalam menjalankan praktik bisnisnya. Dengan gambaran pihak prinsipal mementingkan hasil keuangan perusahaan atas dasar pengembalian uang investasi di dalam perusahaan, sedangkan pihak agen mementingkan timbal balik seperti kompensasi atau bonus atau tambahan lain yang bisa terjadi dalam hubungan keagenan.


(26)

9

situasi saat informasi yang dimiliki oleh pihak agen, yaitu manajemen, sebagai penyedia informasi lebih banyak dibandingkan pihak prinsipal atau pemegang saham sebagai pengguna informasi. Situasi seperti ini menjadi keuntungan tersendiri bagi manajer untuk melakukan tindakan memaksimumkan utilitasnya sesuai keinginan dan kepentingannya. Situasi ini juga akan menimbulkan perbedaan tujuan dan preferensi risiko antara agen dan prinsipal karena prinsipal tidak dapat mengontrol dan tidak pernah tahu secara pasti bagaimana aktualisasi kontribusi pihak agen akibat tidak mencukupinya informasi yang dimiliki pihak prinsipal.

Menurut Scott (2000) terdapat dua macam asimetri informasi, yaitu :

1. Adverse selection, adalah salah satu jenis asimetri informasi yang terjadi karena para manajer serta pihak dalam lainnya memiliki lebih banyak

pengetahuan tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor pihak luar atau pemegang saham. Salah satu kemungkinannya adalah informasi mengenai fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tidak disampaikan oleh manajer.

2. Moral hazard, adalah jenis selanjutnya asimetri informasi yang terjadi karena kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun kreditur. Dalam situasi ini manajer dapat melakukan tindakan yang melanggar kontrak dan secara etika atau norma tidak layak untuk dilakukan atau tindakan manajer yang bekerja kurang optimal untuk pencapaian tujuan perusahaan.


(27)

10

Menurut Weston dan Brigham (1998), hubungan keagenan terjadi antara:

1. Pemegang saham (pemilik) dan manajer

Salah satu kemungkinan terjadi masalah keagenan disaat manajer suatu perusahaan memiliki kepemilikan saham biasa kurang dari 100 persen

diperusahaan tersebut. Situasi ini menunjukan bahwa manajer tidak bisa mendapatkan semua keuntungan dari usahanya. Lalu selanjutnya adalah masalah yang menyangkut pengambilalihan saham dengan memanfaatkan fasilitas kredit perseroan tersebut atau laveraged buyout.

2. Pemegang saham (melalui manajer) dan kreditur

Masalah keagenan dapat terjadi antara pemegang saham dan kreditur. Kreditur meminjamkan dana dengan melihat faktor-faktor yang menentukan risiko arus kas karena hal tersebut sangat mempengaruhi keamanan utangnya. Faktor-faktor yang dimaksud adalah tingkat risiko dari aktiva perusahaan yang ada, perkiraan atas risiko penambahan aktiva masa depan, struktur modal perusahaan saat ini dan perubahan struktur modal masa depan. Dengan begitu kreditur mendapat kepemilikan sebagian dari arus laba perusahaan sebagai pembayaran bunga dan pokok utang atau bahkan mendapat kepemilikan asset jika perusahaan yang bersangkutan bangkrut.

Atas uraian mengenai teori agensi di atas, maka dapat dilihat hubungan antara teori agensi dengan penelitian ini adalah apakah akan digunakan atau tidak prinsip konservatisme akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan oleh


(28)

11

manajer perusahaan. Dalam hubungan keagenan antara pemilik perusahaan dengan manajer perusahaan dan manajer perusahaan dengan kreditur, kemungkinan besar perusahaan akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan laba atau prosedur yang tidak menerapkan prinsip konservatisme akuntansi.

Tidak diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dikarenakan perhitungan bonus yang akan diperoleh oleh manajer dan pihak dalam lainnya dihitung dari nilai laba yang diperoleh perusahaan. Lalu alasan lainnya adalah untuk menunjukkan kinerja yang baik, dengan begitu perusahaan akan dengan mudah meminjam dana kepada kreditur. Karena pada situasi laba yang tinggi kreditur akan yakin bahwa perusahaan mampu menutup hutang-hutangnya dan beranggapan perusahaan dapat mengurangi tingkat risiko utang tidak dibayarkan.

2.1.2Konservatisme Akuntansi

Definisi konservatisme menurut Watts (2003) ialah sebagai perbedaan verifiabilitas atau sesuatu yang dapat diuji kembali, yang dimintaa untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Jadi bisa diartikan secara tradisional, konservatisme akuntansi adalah tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi megantisipasi semua kerugian. Seperti pendapat Ghozali dan Chariri (2007) yang menyatakan konservatisme ini harus segera mengakui kerugian, biaya atau hutang yang mungkin akan terjadi dan tidak boleh mengakui laba, pendapatan atau aktiva sebelum benar- benar terjadi.

Konservatisme muncul akibat adanya insentif yang berhubungan dengan biaya kontrak atas perjanjian hutang, biaya politis seperti pajak dan sebagainya, serta


(29)

12

bonus atas kinerja manajemen. Seperti pendapat Lara, et al., (2005),

konservatisme biasanya didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian (prudent) terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman (debtholders) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews daripada badnews.

Konservatisme menjadi keuntungan tersendiri bagi perusaahan karena dapat mengurangi pembayaran kepada pihak-pihak yang bersangkutan, seperti

pembayaran pajak dan biaya politik lainnya. Seperti pendapat Suharli (2009) bahwa kaidah pokok konservatisme adalah tidak memperbolehkan mengantisipasi laba sebelum terjadi dan jika akuntan dapat memilih metode akuntansi, setidaknya mereka memilih metode yang dapat menguntungkan bagi perusahaan.

Konservatisme juga dapat menyebabkan pernyataan yang mengecilkan atau

understatement terhadap nilai laba periode sekarang dan mengarah pada pernyataan yang membesarkan atau overstatement terhadap nilai laba periode-periode

berikutnya sebagai akibat penundaaan pengakuan laba. Sepeti pendapat Kiryanto dan Supriyanto (2006) yang menyatakan bahwa jika laporan keuangan dibuat atas dasar metode konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya.

Bahkan Bliss (dalam Watts, 2003) menyatakan definisi yang paling ekstrim, bahwa akuntansi konservatisme tidak mengantisipasi laba tetapi mengantisipasi semua kerugian. Begitu juga pendapat Basu (1997) yang menyatakan bahwa akuntansi


(30)

13

konservatisme adalah praktik akuntansi yang mengurangi laba, yang berarti

menghapuskan aktiva bersih dalam merespon kabar buruk/bad news dan juga tidak meningkat laba, yang berarti meningkatkan aktiva bersih dalam merespon kabar baik/good news.

Prinsip Konservatisme dalam laporan keuangan perusahaan merupakan prinsip yang masih kontrovesial sampai saat ini. Ada beberapa pihak yang mendukung

diperlukannya prinsip konservatisme dalam akuntansi karena bermanfaat, tetapi ada beberapa pihak juga yang tidak mendukung adanya prinsip konservatisme karena tidak bermanfaat. Berikut ini akan dijelaskan akuntansi konservatisme yang bermanfaat dan tidak bermanfaat:

1. Akuntansi konservatisme bermanfaat

Diperlukannya prinsip konservatisme dalam laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah menetralisir optimisme para manajer dalam melaporkan hasil

usahanya. Artinya laporan keuangan yang dihasilkan akan bersifat pesimis. Menurut Watts (2003) prinsip konservatisme ini dapat menghindari sikap optimisme para manajer dalam kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media nya. Dengan begitu prinsip konservatisme dapat menghindari sifat moral hazard dan praktik manajemen laba oleh manajer dalam perusahaan.

Watts (2003) menyatakan selain untuk membatasi perilaku optimisme manajer, prinsip ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan karena akan membatasi opportunistic payment kepada manajer dalam


(31)

14

bentuk bonus dan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Selain itu manfaat lainnya adalah mengurangi potensi tuntutan hukum (litigation) akibat pencatatan laba yang over statement. Dan terakhir menaati peraturan yang dibuat oleh standar akuntansi dalam metode yang dipilih dalam penyusuna laporan keuangan.

Prinsip ini sangat menolong para kreditur, pemegang saham serta calon investor karena hasil laba yang dilaporkan perusahaan merupakan nilai laba minimal. Menurut Almilia (2004), nilai laba dalam laporan keuangan yang disusun menggunakan

prinsip konservatisme merupakan laba yang berkualitas karena menunjukan laba minimal atau laba yang nilainya tidak dibesar besarkan.

2. Akuntansi konservatisme tidak bermanfaat

Salah satu kritik yang sering muncul dalam penggunaan akuntansi konservatisme adalah prinsip ini mempengaruhi hasil dari laporan keuangan. Kiryanti dan Supriyanto (2006) menyatakan bahwa jika laporan keuangan dibuat atas dasar metode konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya. Ini dikarenakan prinsip konservatisme yang lebih cepat mengakui kewajiban dan biaya serta lebih lambat mengakui aktiva dan pendapatan.

Menurut Klein dan Marquardt (2000), terdapat dua aspek yang dapat menjadikan konservatisme akuntansi mengurangi kualitas dari laporan keuangan, khususnya dalam hal relevansi. Pertama, konservatisme melaporkan nilai laba dan asset terlalu rendah. Akibatnya akan mempengaruhi kualitas relevansi laporan keuangan


(32)

15

khususnya netralitas. Dan juga adanya akuntansi konservatisme mendorong adanya sikap pesimistik yang akan menjadi masalah ketika melakukan analisis ekuitas. Kedua, konservatisme menerapkan penundaan pengakuan berita baik dan dengan segera mengakui berita buruk. Hal tersebut dapat mengakibatkan understatement atas laba yang dilaporkan pada periode saat ini, lalu overstatement terhadap laba yang dilaporkan pada periode yang akan datang.

2.1.3 Optimisme

Konservatisme dalam akuntansi menyatakan bahwa, apabila ada beberapa alternatif akuntansi yang seharusnya dipilih adalah alternatif yang paling kecil, kemungkinan untuk melaporkan aset dan pendapatan lebih besar dari yang seharusnya (Almilia, 2005). Berbeda dengan konservatisme, bila menggunakan prinsip optimisme, maka perusahaan akan melaporkan laba cenderung lebih tinggi. Perusahaan yang

menggunakan konsep ini biasanya lebih berani dalam mengambil resiko tetapi kurang dapat mengantisipasi ketidak pastian yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Perusahaan dengan kepemilikan sahan yang lebih rendah dari pada kepemilikan pihak eksternal cenderung menggunakan konsep optimisme. Hal tersebut di karnakan manajer ingin agar hasil kerja yang selama ini yang mereka lakukan di anggap baik oleh pihak eksternal, sehingga manajer mendapatkan bonus dengan asumsi terdapat terdapat perjanjian bonus plan sebelumnya sehingga mendorong manajer melaporkan laba lebih besar (Suryana, 2008).


(33)

16

eksternal, sehingga pemegang shaam tersebut merasa investasi yang mereka tanamkan ke perusahaan akan menghasilkan dividen yang tinggi pula. Dengan demikian para calon investor juga akan tertarik untuk menanamkan investasi mereka ke perusahaan karena laporan keuangan menyajikan angka laba yang tinggi.

2.1.4 Rasio Leverage

Rasio Leverage adalah rasio yang di gunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang di miliki perusahaan berasal dari hutang atau modaal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap pada pihak lain serta keseimbangannilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Menurut Sutrisno (2003) rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan utang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau leverage sama dengan nol, hal tersebut menandakan perusahaan sepenuhnya menggunakan modal sendiri tanpa menggunakan utang dalam beroperasi. Dapat disimpulkan bahwa rasio leverage adalah perbandingan tingkat hutang perusahaan yang digunakan untuk membiayai asset dengan maksud

memperbesar perusahaan perusahaan tersebut.

Rasio leverage ini digunakan dalam pengukuran debt convenant, yaitu suatu perjanjian utang jangka panjang. Rasio leverage adalah rasio tingkat hutang perusahaan yang digunakan untuk membiayai asset dengan maksud memperbesar perusahaan perusahaan tersebut dan menjadi pengukur keamanaan para kreditur, seperti bank atau lembaga pemberi pinjaman, untuk mengambil keputusan memberi


(34)

17

pinjaman atau tidak. Menurut Sari dan Adhariani (2009), pembatas dari debt covenant hypothesis adalah debt/equity hypothesis yang dapat dijelaskan dengan menggunakan rasio leverage. Hipotesis tersebut dapat memprediksi manajer akan meningkatkan laba dan aset atau memilih prosedur akuntansi yang optimis. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar kontrak utangnya dan menghindari perusahaan dari biaya renegoisasi kontrak utang.

Menurut Lo (2006) kreditur mempunyai suatu hak dalam mengetahui dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan jika perusahaan yang bersangkutan mempunyai nilai hutang yang cukup tinggi. Dengan situasi seperti itu, asimetri informasi yang terjadi antara kreditor dan manajemen dapat berkurang dan manajer tidak dapat melaporkan nilai laba secara overstatement. Alasan utamanya adalah kreditur akan meminta manajer melakukan diterapkannya metode akuntansi konservatif dalam laporan keuangan perusahaan tersebut, karena kreditur dapat terlindungi dengan adanya metode konservatif.

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Menurut Watts dan Zimmerman (1986), manajer memiliki kecenderungan untuk mengurangi nilai laporan laba untuk menghindari pengeluaran biaya politis yang besar. Ini disebabkan karena pemerintah menggunakan informasi berbasis akuntansi dalam proses pengalihan kekayaan perusahaan untuk kepentingan publik. Menurut Belkaoui dan Karpik (1989), biaya politis sering diproksikan dengan ukuran perusahaan.


(35)

18

Ukuran perusahaan merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dengan melihat beberapa hal, salah satunya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan juga salah satu indikator untuk mengamati biaya politis yang harus dibayar oleh perusahaan. Menurut Bahaudin dan Wijayanti (2011), ada tiga kategori ukuran perusahaan yaitu perusahaan besar (large size), perusahaan menengah (medium size) serta perusahaan kecil (small size). Deviyanti (2012) menyatakan perusahaan yang masuk dalam kategori besar memiliki sistem yang lebih kompleks serta profit yang lebih tinggi, hal tersebut membuat perusahaan juga menghadapi risiko yang lebih besar. Selain itu, perusahaan yang besar juga dihadapkan dengan besarnya biaya politis yang tinggi, sehingga perusahaan besar cenderung

menggunakan prinsip akuntansi yang dapat mengurangi nilai laporan laba untuk mengurangi besarnya biaya politis.

Menurut Deviyanti (2012), pemerintah selaku penentu kebijakan akan lebih

mengawasi perusahaan yang besar, salah satu kebijakannya adalah pajak. Semakin besar tingkat pendapatan atau penjualan perusahaan membuat semakin tinggi pula pajak yang harus dibayar. Hal tersebut membuat pemerintah akan mendorong perusahaan untuk membayar pajak yang tinggi seiring dengan laba tinggi yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Selain itu, pemerintah juga akan meminta

perusahaan untuk memberikan pelayanan publik dan tanggung jawab sosial yang lebih tinggi kepada masyarakat. Lain hal nya dengan perusahaan yang termasuk dalam kategori perusahaan kecil. Perusahaan yang masuk dalam kategori ini lebih memilih meningkatkan nilai laba dalam melakukan pelaporan laba nya. Hal ini


(36)

19

didasari dari jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan kecil tidak sebesar perusahaan besar dan perusahaan kecil juga tidak terlalu menjadi sorotan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah tidak mewajibkan perusahaan kecil memberikan pelayanan publik dan tanggung jawab social yang tinggi kepada masyarakat.

2.1.6 Struktur Kepemilikan Manajerial

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (komisaris, direksi, dan karyawan) atau dengan kata lain manajemen tersebut sekaligus sebagai pemegang saham. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Oktadella (2011) menyatakan manajemen lain yang dapat memiliki saham dan dapat secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yaitu komisaris, direksi dan karyawan. Susiana dan Herawaty (2007) berpendapat bahwa kepemilikan oleh manajemen merupakan suatu mekanisme agar pihak pengelola melakukan aktivitas untuk kepentingan perusahaan, karena adanya kepemilikan manajemen pribadi dalam kepemilikan saham perusahaan.

Terdapat perbedaan antara perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang tinggi dengan kepemilikan manajerial yang rendah atau bahkan tanpa kepemilikan manajerial. Pada perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang tinggi, keputusan dan aktivitas akan diselaraskan oleh kepentingan manajemen yang sekaligus menjadi pemegang saham perusahaan tersebut. Karena semakin tinggi


(37)

20

kepemilikan manajerial, maka manajemen bukan hanya sekedar menjadi agen, namun juga menjadi pemilik perusahaan dan hal ini dapat mengurangi konflik agensi.

Kepemilikan manajerial ini juga dapat membuat manajemen tidak melaporkan laba secara overstatement, karena rasa kepemilikan manajemen terhadap perusahaan. Selain itu, motif bonus atau manajemen laba dengan cara income maximation yang ingin dilakukan majemen juga berkurang, oleh karena itu pelaporan laba cenderung rendah. Hal ini dilakukan atas dasar manajemen ingin memperbesar perusahaan dengan menggunakan cadangan dana tersembunyi hasil dari pelaporan laba yang tidak overstatement. Dengan begitu, adanya peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat membuat calon investor dan investor menilai perusahaan secara positif lalu akan menanamkan investasi di perusahaan tersebut.

Berbeda dengan perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang rendah atau bahkan tanpa kepemilikan manajerial, manajemen akan berlaku sesuai

kepentingannya sebagai agen dalam perusahaan dan bukan pemegang saham. Kondisi seperti ini pelaporan laba akan mengalami overstatement karena manajer akan mengejar bonus dari laba yang dapat terpenuhi. Hal ini sesuai dengan plan bonus hypothesis, yaitu manajemen akan meningkatkan laba dengan metode yang ada demi tercapainya bonus yang akan diperoleh. Dengan demikian kinerja manajemen terlihat baik oleh pemilik atau pemegang saham yang berharap mendapatkan dividen maupun capital gain yang tinggi atas laba yang telah dihasilkan perusahaan. Hasilnya, perusahaan akan melaporkan laba dengan nilai yang tinggi namun bukan keadaan ekonomi perusahaan yang sebenarnya.


(38)

21

2.1.7 Struktur Kepemilikan Institusional

Struktur keprmilikan institusional merupakan persentase jumlah saham yang di miliki oleh pihak institusional dari seluruh jumlah saham perusahaan yang beredar. Budiono (2005) menyatakan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk

mngendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba.

Jika investor institusional mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah besar, maka mempunyai hak untuk mengawasi prilaku dan kinerja manajemen. Akan tetapi, investor cenderung berharap investasi yang mereka tanamkan di dalam perusahaan mempunyai tingkat return yangg tinggi. Hal ini mendorong manajemen untuk

melaporkan laba yang tidak konservatif agar pembagian deviden tinggi. Selain itu juga menerik para alon investor baru untuk menanamkan investasinya.

2.1.8 Telaah Penelitian Terdahulu

Mayangsari dan Wilopo (2002) melakukan penelitian dengan variable konservatisme, manajemen laba, kontrak hutang, political cost, kompensasi manajer. Alat uji yang digunakan adalah regresi dan korelasi dengan 90 sampel perusahaan. Hasil dari analisis ini adalah nilai pasar perusahaan mempengaruhi tingkat konservatisme yang diterapkan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Widya (2004) menggunakan variable independen struktur kepemilikan, kontrak utang, kos politis dan kesempatan tumbuh. Alat uji yang digunakan adalah regresi logit dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasil dari analisis ini adalah semakin sering


(39)

22

perusahaan memutuskan perjanjian utang maka perusahaan cenderung memilih strategi akuntansi yang kurang konservatif.

Lalu penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2005) dengan menggunakan variabel independen size perusahaan, risiko perusahaan, intensitas modal, rasio konsentrasi, debt to total asset ratio, menghasilkan bahwa semakin kecil size

perusahaan maka laporan keuangan yang disajikan cenderung konservatif. Lalu hasil lainnya adalah semakin tinggi debt to total asset ratio maka laporan keuangan semakin tidak konservatif (optimis).

Penelitian Widyaningrum (2008), yaitu meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, leverage dan risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi dengan metode analisis regresi logistic. Dengan menggunakan sampel penelitian sebanyak 64 perusahaan manufaktur yang listing di BEI menemukan hasil bahwa sebanyak 57%

perusahaan menerapkan konservatisme dan sebanyak 43% perusahaan tidak menerapkan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, dan risiko litigasi juga berpengaruh sedangkan ukuran perusahaan yang merupakan variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sari dan Adhariani (2009) dengan

menggunakan variabel independen debt/equity hypothesis (yang diproksi oleh tingkat leverage), dan size hypothesis (ukuran perusahaan, risiko perusahaan, rasio


(40)

23

konsentrasi, dan intensitas modal). Pengukuran konservatisme menggunakan dua perhitungan, yaitu NOA (non-operating accrual) dan DACC (discretionary accrual). Alat uji nya meliputi regresi linier berganda dengan 370 sampel perusahaan. Hasil penelitian ini adanya hubungan negatif antara rasio leverage dengan konservatisme akuntansi dengan menggunakan kedua pengukuran. Kemudian pada pengukuran NOA diperoleh variable ukuran perusahaan dan intensitas modal memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap konservatisme. Sedangkan pada pengukuran DACC diperoleh variabel ukuran perusahaan dan rasio konsentrasi memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap konservatisme.

Penelitian yang selanjutnya adalah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ardina (2012) yang menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan publik, leverage, firm size, operating cash flow sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian ini adalah kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Lalu hasil lainnya adalah kepemilikan public, leverage, dan operating cash flow berperngaruh positif terhadap konservatisme

akuntansi.

Berikut ini adalah ringkasan dari pemaparan di atas yang berkaitan dengan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerapan konservatisme


(41)

24

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Independen Hasil Penelitian 1. Sekar Mayang

sari dan (2002)

Konservatisme

Akuntansi, Value Relevan dan Discretionary Accruals Implikasi Empiris Model Feltham Ohlson (1996)

Manajemen Laba,Kontrak Hutang,Political Cost, Kompensasi Manajer

Nilai pasar perusahaan mempengaruhi tingkat

konservatisme yang diterapkan di suatu perusahaan.

2. Widya (2004)

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pilihan

Perusahaan terhadap Akuntansi Konservatif

Struktur

Kepemilikan, Debt Covenant, Political Cost, Growth Opportunities

Semakin sering perusahaan memutuskan perjanjian utang , maka perusahaan cenderung memilih strategi akuntansi yang kurang

konservatif. 3. Luciana Spica

Almilia (2005)

Pengujian SizeHypothesis

dan Debt Equity Hypothesis yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisme Laporan Keuangan Perusahaan dengan Teknik Analisis Multinominal Logit

Size Perusahaan, Risiko Perusahaan, Intensitas Modal, Rasio Konsentrasi,

Debt to Total Aset Ratio

Semakin kecil size perusahaan, maka laporan keuangan yang disajikan cenderung

konservatif..

Semakin tinggi debt to total asset ratio, maka laporan keuangan semakin tidak konservatif atau optimis. 4. Widyaningrum

(2008)

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, leverage, dan Risiko Litigasi

Kepemilikan Manajerial,

Leverage, Risiko Litigasi

1. Kepemilikan manajerial berpengaruh seccara positif seccara signifikan terhadap konservatisme akuntansi. 2.

3. Laverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi 4.

5. Resiko ligitasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

6.

7. Variabel berubah ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme

5. Cynthia Sari dan Desi Adhariani (2009)

Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Rasio Leverage, Ukuran perusahaan, Risiko Perusahaan, Intensitas Modal, Rasio Konsentrasi Industri

Leverage tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi yang di ukur dengan nonoperating dan discretionary accural.

Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan


(42)

25

signifikan terhadap

konservatisme akuntansi yang diukur dengan nonoperating

dan discretionary. Risiko perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi yang diukur dengan nonoperating

dan dsicretionary accural. Intensitas modal berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dengan pengukuran

nonoperating accural. Rasio konsenterasi industri berhubungan positif dengan konservatisme akuntansi yang diukur dengan discretionary accural.

6. Angga Alfian (2013) Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi

Hanya variabel rasio leverage, intensitas modal dan

kesempatan tumbuh yang menunjukan hasil berpengaruh signifikan terhadap pemilihan konservatisme akuntansi. Sedangkan Ukuran Perusahaan, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap pemilihan konservatisme akuntansi 7. Deva Agung

Nugroho (2012)

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,

Debt Covenant, Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, dan Risiko Litigasi terhadap

Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008- 2010)

Risiko Litigasi, tingkat kesulitan, debt convenant, kepemilikan manaherial

Risiko litigasi berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.

Tingkat kesulitan perusahaan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi Debt convenant berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.

Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi


(43)

26

Penelitian ini menggunakan acuan jurnal penelitian milik Sari dan Adhariani (2009). Dan menambahkan tiga variabel struktur kepemilikan. Yaitu Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Publik, dan Struktur kepemilikan Institusional. Ada pula perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Sari dan Adhariani (2009), yaitu periode penelitian ini menggunakan periode laporan keuangan yang terbaru, yaitu 2010, 2011, 2012 dan 2013. Hal ini

dilakukan untuk melihat perkembangan penggunaan konservatisme akuntansi pada laporan keuangan.

2.3 Model Penelitian

Adapun model penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Penelitian

Variabel Independen

Leverage

Ukuran Perusahaan

Struktur Kepemilikan Institusional

Struktur kepemilikan Manajerial


(44)

27

Beberapa faktor-faktor tersebut adalah rasio leverage menunjukan seberapa besar aset yang di gunakan untuk menjalankan kegiatan oprasioanal perusahaan dibiayai oleh utang dari pihak eksternal perusahaan. Apabila perushaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka perusahaan akan semakin menerapkan prinsip yang konservatif. Ukuran

perusahaan yang di miliki perusahaan mempunyai ukuran yang besar akan semakin menerapkan prinsip konservatif. Hal ini di karenakan perusahaan akan lebih di soroti pemerintah dan publik, sehingga untuk mengurangi perhatian tersebut perusahaan menyajikan laba yang tidak berkebihan. Struktur kepemilikan yang tinggi dibanding dengan pihak eksternal perusahaan, menyebabkan perushahaan cenderung

menggunakan metode akuntansi yang konservatif. Hal ini di karenakan manajer sebenarnya tidak hanya mementingkan bahwa manajer juga ingin memperbesar perusahaan. Beda dengan struktur kepemilikan manajerial, apabila perushaan mempunyai persentase kepemilikan institusional dan publik yang itnggi justru akan membuat perusahaan untuk menerapkan prinsip yang kurang konsevatif. Hal ini di karenakan pihak-pihak tersebut hanya berharap return berupa deviden atau capital gain dari perusahaan yang akan tercermin dari laba yang tinggi Lebih lanjut, bila perusahaan melaporkan laba yang kurang konservatif, maka akan dapat menarik calon investor baru untuk menanamkan modal ke perusahaan. Faktor-faktor tersebut merupakan variable independen dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi variabel dependen.


(45)

28

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Rasio Leverage terhadap Konservatisme

Leverage menunjukan seberapa besar aset perusahaan yang di biayai oleh hutang dan merupakan indikasi tingkat kemanan dari para pemberi pinjaman. Jika perusahaan telah diberi pinjaman oleh kreditor, maka kreditor secara optimis mempunyai kepentingan terhadap keamanan dana yang ia pinjamkan yang di harapkan dapat mengahsilkan keuntungan.

Lo (2006) menyatakan jika perusahaan mempunyai hutang yang itnggi, maka kreditor juga mempunyai hak untuk mengetahui dan mengawasi jalannya kegiatan oprasional perusahaan. Dengan demikian asimetri informasi antara kreditor dan perusahaan berkurang karena manajer tidak dapat menyembunyikan informasi keuangan yang mungkin akan di manipulasi atau melebih-lebihkan aset yang di miliki. Semakin tinggi tingkat Levervage, makan semakinbesar kemungkinan konflik yang akan muncul antara pemegang saham dan pemegang obligasi yang pada akhirnya mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang konservatis (Ahmed dan Duellman, 2006).


(46)

29

H1: Rasio leverage berpengaruh secara positif terhadap penerapan konservatisme dalam akuntansi

2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme

Ukuran perusahaan merupakan salah satu indicator untuk mengamati besar biaya politis yang harus ditanggung. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan melihat total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh Kartini dan Arianti (2008), ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Bahaudin dan Wijayanti (2011), ada tiga kategori ukuran perusahaan yaitu perusahaan besar (large size), perusahaan menengah (medium size) serta perusahaan kecil (small size). Watss dan Zimmerman (1990) berpendapat bahwa political cost hypothesis dapat memerediksikan bahwa perusahaan besar lebih sensitif terkait dengan biaya politis. Hal ini terkait atas dorongan pemerintah, yang menjadi pembuat kebijakan di negara yang bersangkutan, untuk pemabayaran biaya politis. Maka untuk mengurangi pembayaran biaya politis tersebut perusahaan melakukan pelaporan keuangan secara konservatif. Ini didasari atas pernyataan Jensen dan Meckling (1976) serta Watts dan Zimmerman (1978) yang menyatakan bahwa biaya politis akan meningkat seiring dengan ukuran perusahaan.

Pelaporan secara konservatisme pada laporan keuangan dilakukan karena pemerintah menggunakan informasi akuntansi dalam pengalihan kekayaan perusahaan. Scott (2007) juga menyatakan bahwa jika perusahaan menghadapi biaya politis yang


(47)

30

semakin besar, maka manajer semakin cenderung pada pemilihan prosedur akuntansi yang menurunkan nilai laba atau konservatif. Pajak merupakan salah satu biaya politis yang selalu dihadapi perusahaan, oleh karena itu untuk

menghindari tingginya pajak, manajemen akan cenderung untuk melaporkan laba yang rendah. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sari dan Adhariani (2009) yang menyebutkan bahwa untuk menghindari biaya politis maka akan dilakukan pelaporan laba yang konservatif. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap penerapan konservatisme dalam akuntansi

2.4.3 Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Konservatisme

Menurut Alfina (2006), plan bonus hypothesis dalam possitive accounting theory menyatakan bahwa manajer akan bertindak seiring dengan bonus yang

diberikan. Jika target laba perusahaan tercapai, maka bonus akan diberikan kepada manajemen perusahaan oleh pemilik atau pemegang saham perusahaan. Dengan begitu pelaporan perusahaan akan kurang konservatif dikarenakan manajemen laba yang mungkin dilakukan manajemen perusahaan demi mendaptkan bonus.

Namun jika kepemilikan manajer lebih banyak dibanding para investor lain, maka manajemen cenderung melaporkan laba lebih konservatif. Karena rasa memiliki manajer terhadap perusahaan itu cukup besar, maka manajer lebih berkeinginan untuk mengembangkan dan memperbesar perusahaan daripada


(48)

31

mementingkan bonus yang didapat jika memenuhi target laba. Dengan metode konservatif, maka akan terdapat cadangan tersembunyi yang cukup besar untuk meningkatkan jumlah investasi perusahaan. Aset diakui dengan nilai terendah, ini berarti nilai pasar lebih besar dari pada nilai buku. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa pasar dan investor akan menilai positif akan hal ini. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah:

H3: Struktur Kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap penerapan konservatisme dalam akuntansi

2.4.4 Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional terhadap Konservatisme

Fala (2008) menyatakan bahwa investor institusional mempunyai investasi ekuitas yang cukup besar sehingga investor institusional terdorong untuk mengawasi tindakan dan kinerja manajer lebih ketat. Jika investor institusional mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah besar, maka mereka mempunyai hak untuk mengawasi perilaku dan kinerja manajemen. Investor cenderung berharap investasi yang mereka tanamkan di dalam perusahaan aman dan mempunyai tingkat return yang tinggi. Hal ini mendorong manajemen untuk melaporkan laba yang tidak konservatif agar pembagian dividen tinggi. Selain itu juga menarik para calon investor baru untuk menanamkan investasinya. Lebih lanjut, Budiono (2005) menyatakan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi


(49)

32

tindakan manajemen melakukan manajemen laba. Oleh karena itu, dibentuklah hipotesis sebagai berikut:

H4: Struktur kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap penerapan konservatisme dalam akuntansi.


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun penelitian yatitu tahun 2010-2013. Metode pemilihan sampel dalam

penelitian ini menggunakan pruposive sampling methode yaitu pemilihan sampel dari populasi dengan tujuan tertentu, agar sampel yang dipilih dapat mewakili keseluruhan populasi, dimana sampel tersebut harus memiliki kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berupa pertimbangan dan quota tertentu

(Jogiyanto, 2004).

Adapun dalam penelitian ini kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur dan minning yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013

2. Dikurangi yang menyajikan laporan keuangan selama tahun penelitian 2010-2013

3. Perusahaan yang menyajikan data yang lengkap untuk variabel konservatisme seperti leverage ukuran perusashaa, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.


(51)

34

Desember dan dinyatakan dalam satuan mata uang rupiah selama periode penelitian.

Tabel 3.1

Kriteria Pemilihan Sampel

Kriteria Jumlah Perusahaan Perusahaan manufaktur dan minning

yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013

191

Dikurangi yang tiadk menyajikan laporan tahunan periode 2010-2013

5

Dikurangi perusahaan yang tidak menyajikan data yang lengkap untuk variabel konservatisme seperti leverage ukuran perusashaa, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

171

Jumlah perusahaan yang memenuhi perusahaan sebagai sampel

19 Dikalikan jumlah tahun pengamatan 4

Total Sampel 76

Sumber data: ww.idx.co.id

3.2Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Sekaran (2003) menyebutkan variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Dalam penelitian ini melibatkan dua macam variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen.

3.2.1 Variable Dependen

Menurut Sekaran (2003) variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Variabel dependen pada penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Menurut Sari dan Adhariani (2009) konservatisme akuntansi adalah konsep yang


(52)

35

mengakui biaya dan tiga rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Menurut Watts (2003), terdapat bentuk ukuran untuk

menyatakan konservatisme, yaitu Earning/stock return relation measures, Earnings/accrual measures, Net asset measures. Untuk mengukur

konservatisme dengan menggunakan Earnings/accrual measures ada tiga model yaitu model Givoly dan Hayn (2000), model Zhang (2007) dan Kasnik (1999).

Konservatisme akuntansi dalam penelitian ini diproksikan dengan conservatism accrual model Zhang (2007), yang didapatkan dengan cara membagi nilai non- operating accrual dengan total asset. Non-operating accrual dapat digunakan untuk memperlihatkan pencatatan kejadian yang tidak diinginkan yang telah terjadi dalam perusahaan, seperti penghapusan asset. Perhitungan conservatism accrual dikalikan dengan -1 dalam penelitian Zhang (2007) dengan maksud mempermudah analisa. Perhitungan ini telah dilakukan oleh Ardina (2012) yang menyatakan hasilnya adalah semakin tinggi nilai conservatism accrual dapat didefinisikan semakin tingginya penerapan konservatisme dalam perusahaan. Berikut ini adalah perhitungan conservatism accrual model Zhang (2007) :

Non Operating Accrual X-1 Total Aset

Keterangan:

Non-operating accrual = Total Accrual (before depreciation) – Operating accruals.


(53)

36

Penjelasan:

Total Accrual (before depreciation) = (laba bersih + depresiasi / amortisasi) – arus kas kegiatan operasi

Operating Accrual = (Δpiutang + Δpersediaan + Δbeban

dibayar dimuka) – (Δhutang + Δbeban yang masih harus dibayar + Δhutang pajak)

3.2.2 Variable Independen

Menurut Sekaran (2003) variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

3.2.2.1Rasio Leverage

Untuk menguji hipotesis pertama akan menggunakan rasio leverage sebagai variabel independen berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Watts mengenai positive accounting theory. Rasio leverage merupakan rasio hutang yang dapat digunakan untuk menunjukkan berapa besar sebuah perusahaan menggunakan utang dari luar untuk membiayai operasinya. Rasio leverage juga dapat digunakan pemberi pinjaman untuk menilai kemampuan perusahaan (dalam hal ini asset) dalam melunasi semua hutangnya. Proksi rasio leverage yang di gunakan dalam penelitian di dalam ini adalah total Debet dibagi total aset, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Adhariani (2009).


(54)

37

Rumus Rasio Leverage sebagai berikut :

Leverage = Total Hutang Total Aset

3.2.2.2Ukuran Perusahaan

Menurut Watts dan Zimmerman (1978) ukuran perusahaan akan mempengaruhi tingkat biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya politis perusahaan, sehingga dapat mempengaruhi penggunaan prinsip akuntansi yang konservatif. Hal tersebut dapat menjawab bahwa ukuran perusahaan salah satu indicator political cost hypothesis dalam positive accounting theory. Untuk ukuran perusahaan dalam penelitian ini dapat diproksikan dengan logaritma natural total asset perusahaan. Logaritma natural digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu. Perhitungan ukuran perusahaan dengan menggunakan logaritma natural total aset perusahaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Adhariani (2009). Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Logaritma Natural (LN) Total Aset Perusahaan

3.2.2.3 Kepemilikan Manajerial

Struktur kepemilikan manajerial merupakan persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen (direksi, komisaris, karyawan) dalam perusahaan dari seluruh jumlah saham yang beredar. Jadi dalam struktur ini manajer tidak hanya sebagai pengelola tetapi juga sebagai pemilik. Bila kepemilikan manajerial lebih tinggi dibanding pihak publik dan institusional, maka


(55)

38

perusahaan akan cenderung menggunakan metode akuntansi yang konservatif. Hal tersebut didasari atas rasa memiliki manajemen terhadap perusahaan yang tinggi sehingga manajemen ingin memperbesar perusahaan dengan

meningkatkan jumlah investasi. Hal tersebut dapat menjawab bahwa

kepemilikan manajerial dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menjelaskan plan bonus hypothesis. Perhitungan kepemilikan manajerial dengan cara

membagi jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen dengan jumlah saham yang beredar sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardina (2012).

Dengan demikian kepemilikan manajerial dalam penelitian ini akan di ukuur dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

Kepemilikan Manajerial = ∑ Saham yang di miliki manajemen X 100% ∑ Saham yang beredar

3.2.2.4 Struktur Kepemilikan Institusional

Struktur kepemilikan institusional merupakan persentase jumlah kepemilikan pihak institusional pada perusahaan dari seluruh jumlah saham yang beredar di BEI. Berbeda dengan kepemilikan manajemen, apabila kepemilikan institusional tinggi, perusahaan akan cenderung menerapkan prinsip yang kurang konservatif karena pihak institusional menginginkan laba yang tinggi agar return yang akan mereka terima juga tinggi. Dengan penerapan akuntansi yang optimis, perusahaan akan dapat menarik investor institusional agar mau menanamkan modal. Budiono (2005) menyatakan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk

mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba.


(56)

39

Pengukuran ini juga menggunakan variabel dummy, yaitu akan bernilai (1) apabila kepemilikan institusional lebih besar dari rata-rata kepemilikan institusional dan (0) untuk sebakiknya.

Struktur Kepemilikan Institusional = Jumlah saham yang dimiliki institusional 100%

Jumlah saham yang beredar

3.3Metode Analisis

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai alat uji statistik dan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan selengkapnya, dapat dilihat pada bagian di bawah ini.

3.3.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2005) statistik deskriptif merupakan metode-metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, range, kurtosis, dan skewness. Deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi dan variable

independen yaitu rasio leverage, ukuran perusahaan, intensitas modal,

kepemilikan manajerial, kepemilikan publik, kepemilikan institusional dan kesempatan tumbuh pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk tahun 2010, 2011 dan 2012.

Dengan statistik deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang


(57)

40

ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistik deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus data.

3.3.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis yang menggunakan model regresi berganda harus dapat memenuhi uji asumsi klasik. Hal ini bertujuan untuk menghindari estimasi yang bias karena tidak semua data dapat menerapkan model regresi

3.3.2.1Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu memiliki distribusi normal. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual/pengganggu mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik manjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik.

1) Analisis Grafik 2) Analisis Statistik


(58)

41

3.3.2.2Uji Multikolonearitas

Menurut Ghozali (2011) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorekasi, maka variable ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolonearitas dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Cara untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10.

3.3.2.3Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011) tujuan dari auto korelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi liner ada korelasi antara keslahan penggangu periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka ada

problem auto korelasi. Auto korelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan den*gan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang atau data cenderung mempengaruhi “gangguan“ pada seseorang atau data tahun berikutnya.

Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order


(59)

42

autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variable independen. Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) dan HA : ada autokorelasi ( r ≠ 0 ). Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.2 Pengambilan keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif

No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negatif

Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi

negatif

No decision 4 –du ≤ d ≤ 4– dl Tidak ada korelasi,

positif ataupun negatif

Tidak ditolak du < d < 4 – du

3.3.2.4Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaam variance dari residual satu

pegamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pangamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan


(60)

43

uji glejser. Uji glejser dapat dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama (terjadi homoskedastisitas).

Ha : variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda (terjadi heteroskedastisitas). Pengambilan keputusan:

H0 ditolak : apabila (sig)-t < 0,05 Ha diterima : apabila (sig)-t > 0,05

3.3.3 Pengujian Hipotesis 3.3.3.1Uji Goodness of Fit

3.3.31.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat tervatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti menunjukan bahwa variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011).

3.3.3.1.2 Uji Statistik F atau ANOVA

Menurut Ghozali (2005) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis nol yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol,


(61)

44

atau:

H0 : b1 = b2 = …..= bk = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) adalah tidak semua parameter secara simultan sama dengan dengan nol.

HA : b1 ≠ b2 ≠…..≠ bk ≠ 0

Artinya, apakah semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Quick look: apabila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, hipotesis alternatif (HA) diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2) Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, maka hipotesis (H1) ditolak dan menerima HA.

3.3.3.2Uji Hipotesis

Uji statik t digunakan ntuk menunjukan seberapa jauh variabel penjelas atau independen secara individual menerangkan variansi variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan untuk pengujian variabel independen secara parsial dengan tingkat probabilitas 5% maka hipotesis diterima. Pda uji t dapat di


(62)

45

lihat dari nilai koefisien atau beta yang menunjukan seberapa besar masing-masing variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, serta

pengaruh positif atau negatif berdasarkan tanda positif atau negtif pada koefisien.

3.4Model Penelitian

Dalam penelitian ini, alat analisis yang akan digunakan adalah analisis regresi berganda. Menurut Ghozali (2011) analisis regresi digunakan untuk

memprediksi dan/atau mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan variabel independen yang diketahui. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variable atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Adapun bentuk umum persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(63)

46

CONACCi = α0 + α1 LEVi + α2 SIZEi + α3 MANJi + α4 INSTITUSIONALi +

εi Keterangan:

CONACCi : Konservatisme akutansi diukur dengan akrual model Zhang (2007) pada perusahaan i

LEVi : Rasio leverage pada perusahaan i SIZE : Ukuran perusahaan pada perusahaan i MANAJi : Kepemilikan manajerial perusahaan i INSTITUSIONALi : Kepemilikan publik pada perusahaan i

e : residual error

α0 : Konstanta


(64)

BAB V

Kesimpulan dan saran

5.1 Simpulan

Hasil penelitian ini telah menunjukan ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam penerapan prinsip konservatisme akuntansi. Dari empat variabel yang diteliti (rasio leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajemen), terbukti bahwa rasio leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukan bahwa rasio leverage, yang tinggi mendorong perusahaan menggunakan prinsip konservatisme akuntansi pada laporan keuangan. Sedangkan faktor-faktor lain yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme di perusahaan.

5.2 Keterbatasan penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kelemahan dari penelitian ini adalah hanya menggunakan perusahaan manufaktur dan manning sebagai sampling.


(65)

63

2. Terbatasnya perusahaan yang dapat disajikan sebagai sampel karena masih sedikitaya perusahaan di indonesia yang memiliki kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional secara bersamaan.

5.3 Saran

Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka saran yang dapat penulis ajukan untuk penelitian selanjutnya adalah menambah periode penelitian agar dapat terlihat kecenderungan dalam jangka panjang dan dapat memperbanyak observasi. Kedua, penggunaan pengukuran konservatisme akuntansi dengan metode yang lain cukup diperlukan untuk perbandingan. Ketiga, diharapkan penelitian selanjutnya

memperluas penelitian dengan menambah variabel independen dari penelitian sebelumnya, karena masih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

konservatisme akuntansi. Dan yang terakhir adalah memperluas pemilihan sampel penelitian dengan meneliti selain dari perusahaan manufaktur dan minning.


(1)

46

CONACCi = α0 + α1 LEVi + α2 SIZEi + α3 MANJi + α4 INSTITUSIONALi + εi

Keterangan:

CONACCi : Konservatisme akutansi diukur dengan akrual model Zhang (2007) pada perusahaan i

LEVi : Rasio leverage pada perusahaan i SIZE : Ukuran perusahaan pada perusahaan i MANAJi : Kepemilikan manajerial perusahaan i INSTITUSIONALi : Kepemilikan publik pada perusahaan i

e : residual error

α0 : Konstanta


(2)

BAB V

Kesimpulan dan saran

5.1 Simpulan

Hasil penelitian ini telah menunjukan ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam penerapan prinsip konservatisme akuntansi. Dari empat variabel yang diteliti (rasio leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajemen), terbukti bahwa rasio leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukan bahwa rasio leverage, yang tinggi mendorong perusahaan menggunakan prinsip konservatisme akuntansi pada laporan keuangan. Sedangkan faktor-faktor lain yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme di perusahaan.

5.2 Keterbatasan penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kelemahan dari penelitian ini adalah hanya menggunakan perusahaan manufaktur dan manning sebagai sampling.


(3)

63

2. Terbatasnya perusahaan yang dapat disajikan sebagai sampel karena masih sedikitaya perusahaan di indonesia yang memiliki kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional secara bersamaan.

5.3 Saran

Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka saran yang dapat penulis ajukan untuk penelitian selanjutnya adalah menambah periode penelitian agar dapat terlihat kecenderungan dalam jangka panjang dan dapat memperbanyak observasi. Kedua, penggunaan pengukuran konservatisme akuntansi dengan metode yang lain cukup diperlukan untuk perbandingan. Ketiga, diharapkan penelitian selanjutnya

memperluas penelitian dengan menambah variabel independen dari penelitian sebelumnya, karena masih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

konservatisme akuntansi. Dan yang terakhir adalah memperluas pemilihan sampel penelitian dengan meneliti selain dari perusahaan manufaktur dan minning.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Juanda. 2007. “Pengaruh Risisko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap Hubungan Antara Konflik dan Konservatisme Akuntansi”. Simposium Nasional AkuntansiX. Makasar.

Ahmed, A.S., Duellman, S. 2007. Accounting conservatism and board of director characteristics: An empirical analysis. Journal of Accounting and Economics

Alfian, Angga. 2013. “ Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pemilihan Konserfatisme Akuntasansi”. Universitas Diponogoro Semarang.

Almilia, Luciana Spica. 2006. Pengujian Size Hypothesis dan Debt Equity Hypothesis yang mempengaruhi tingkat konservatisme Laporan Keuangan Perusahaan dengan Tehnik Analisis Multinominal Logit, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, volume 7 Hal 1-23

Astarini, Dwi. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jakarta.

Bahaudin, A.A., dan P. Wijayanti, 2011, Mekanisme Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia, Dinamika Sosial Ekonomi, Vol. 7, No. 1, Mei: 86-101

Basu, S., 1997. The conservatism principle and the asymmetric timeliness of earnings. Journal of Accounting and Economics 24, 3–37.

Basu, Swastha. 1997. Manajemen Penjualan. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE Universitas Gajah Mada.

Belkaoui, Ahmed and Philip G. Karpik. 1989. Determinants of the Corporate Decision to Disclose Sosial Information.Accounting, Auditing and Accountability Journal.Vol. 2, No. 1, p. 36- 51.

Brilianti, Dinny Prastiwi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan

Konserfatisme Akuntansi Perusahaan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Fakultas Ekonomi: Universitas Diponegoro Semarang.

Christiawan YI, Tarigan J, 2007, “Kepemilikan Manajerial : Kebijakan Hutang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 9, No.1, Mei, Hal.1-8

Deviyanti, Dyahayu Artika. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Dalam Akuntansi. Skripsi. Universitas


(5)

Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure . Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Avalaible from:http://papers.ssrn.com

Kiryanto dan Suprianto,Edy. 2006. Pengaruh Moderasi Size Terhadap Hubungan Laba Konservatisma Dengan Neraca Konservatisma. SNA IX : Ikatan Akuntan Indonesia

Klein, A., and Marquardt, 2000. Can Economic Factors Explain the Rise in Accounting Losses Over Time? Working Papers, Stern School of Business

Kung, Lucy. 2008. Strategic Management in The Media : Theory to Practices. London : Sage.

Lara, et al. 2005. Board of Directors’ Characteristics and Conditional Accounting Conservatism: Spanish Evidence. European Accounting Review. Lo,kin,Earning Management and Earning Quality, Journal of Accounting an

Economics, 2007, p.1-8

Mayangsari, Sekar., dan Wilopo., 2002. Konservatisme akuntansi, value relevance dan discretionary accruals: Implikasi empiris model Feltham-Ohlson (1996). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol 5 No. 3 September: 291-310.

Nugroho, Deffa Agung. 2012. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant, Tingkat Kesulitan Keuangan dan Risiko Litigasi terhadap Konservatisme Akuntansi”. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Oktadella, Dewanti. 2011. Analisis corporate governance terhadap integritas laporan keuangan. Universitas Diponogoro. Semarang.

Rahmawati, F. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance Terhadap Konservatisme

Akuntansi Di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponogoro, Semarang. Sari, Cynthia., Adhariani, Desi, 2008. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan

Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Makalah SNA XII.

Scott, W. R. 2000. Financial Accounting Theory. 2nd, edition. Prenti Hall Canada Inc.

Suryana. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(6)

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi), Edisi Pertama, Cetakan Kedua, EKONISIA, Yogtakarta.

Watts, R.L., 2003a. Conservatism in accounting part I: explanations and implications. Accounting Horizons 17, 207–221.

Website : ww.IDX.co.id

Widyaningrum. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage dan Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Wydia. 2004. Analisisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif. Tesis.Yogyakarta: UGM.


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2006-2010)

0 22 22

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013

1 9 83

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR YANG LISTING DI BEI PADA TAHUN 2010-2013.

0 4 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2012.

0 21 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 2 104

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

4 17 30

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012).

0 2 14

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi (Studi pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2011-2013)

0 0 16