Definisi Guru Pendidikan Agama Islam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Mengenai Guru Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Guru Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Guru Kata guru berasal dalam bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar. Dalam bahasa Inggris, dijumpai kata teacher yang berarti pengajar. Selain itu terdapat kata tutor yang berarti guru pribadi yang mengajar di rumah, mengajar ekstra, memberi les tambahan pelajaran, educator, pendidik, ahli didik, lecturer, pemberi kuliah, penceramah. Dalam bahasa Arab istilah yang mengacu kepada pengertian guru, yaitu; al-Alim jamaknya ulama atau al- Mu’allim, yang berarti orang yang mengetahui dan banyak digunakan para ulamaahli pendidikan untuk menunjuk pada hati guru. Selain itu, adalah al-Mudarris untuk arti orang yang mengajar atau orang yang memberi pelajaran dan al- Muaddib yang merujuk kepada guru yang secara khusus mengajar di istana serta al-Ustadz untuk menunjuk kepada guru yang mengajar bidang pengetahuan agama Islam, dan sebutan ini hanya dipakai oleh masyarakat Indonesia dan Malaysia. 23 Guru merupakan sebuah komponen yang sangat amat penting dalam dunia pendidikan. Karena guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan, mengembangkan atas segala sikap, tingkah laku, kreatifitas, inovatif dan segala perbuatan dalam rangka membina peserta didik menjadi lebih baik, cakap dan berguna bagi nusa dan bangsa di masa akan datang. Dari tangan gurulah nanti akan lahir generasi-generasi yang menjadi harapan demi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Guru di mata masyarakat memiliki intergritas yang sangat tinggi. Peranan dan kewibawaan yang menyebabkan guru di hormati, sehingga masyarakat tidak meragukan lagi figure dari sosok seorang guru. Dari sinilah masyarakat sudah memiliki keyakinan bahwa gurulah yang akan mendidik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia, dan gurulah yang memunculkan manusia yang berpengetahuan dan beradab. Menurut departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Syarifudin Nurdin dan Basyiruddin Usman bahwa: 23 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, hal.41. Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya dengan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, dan keilmuan. 24 Guru adalah orang dewasa yang menjadi tenaga kependidikan untuk membimbing dan mendidik peserta didik menuju kedewasaan, agar memiliki kemandirian dan kemampuan dalam menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Karena itu, dalam Islam, seseorang dapat menjadi guru bukan hanya karena ia telah memenuhi kualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya. 25 Berdasarkan dua pendapat diatas, maka guru adalah seorang yang memiliki tanggung jawab bertugas sebagai tenaga kependidikan dengan mempunyai banyak gagasan yang harus diwujudkan, untuk melakukan kegiatan membimbing, mengajar dan mendidik peserta didik menuju kedewasaan, memiliki jiwa kemandirian dan kemampuan menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Hal ini di harapkan untuk mewujudkan peserta didik yang berkualitas dengan menghantarkan para peserta didik menjadi sumber daya manusia SDM yang kuat, mandiri, cakap, beragama, berbudi pekerti, berbudaya dan memiliki pengetahuan yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat. 24 Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta Selatan: Ciputat Pers, 2002 hal.8 25 Akhyak, Profil Pendidik Sukses, Surabaya: ELKAF, 2005, hal. 2 Dalam Undang-undang RI No.14 tahun 2005 mempertegas tentang guru, pada Bab 1 pasal 1 dijelaskan, bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 26 1 Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani serta rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama sehingga pendidikan di pandang sebagai salah satu objek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang utama. 27 Menurut Ki Hajar Dewantara yang menyatakan pendidikan adalah daya-upaya untuk mamajukan pertumbuhannnya budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intelek dan tubuh anak untuk memajukan kehidupan anak didikan selaras dengan dunianya. 28 Menurut A. Marimba. Bahwa pendidikan adalah “pengaruh atau bimbingan seseorang terhadap orang lain yang dilakukan secara 26 Undang- undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, hal. 2 27 Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993, hal.9. 28 Wasty Soemanto dan Henryat Soetopo, Dasar dan Teori Pendidikan Dunia, Surabaya: Usaha Nasional, 1994, hal 11 sadar”, jadi pengaruh diri sendiri atau lingkungan tidak termasuk kategori pendidikan. Dengan demikian pengaruh dari manusia adalah pendidikan, sedangkan pengaruh dari lain orang tidak disebut pendidikan tetapi hanya sebagai pengaruh saja. 29 Dari pendapat diatas dapat kita pahami dan kita tarik definisi pendidikan secara jelas, intinya adalah pendidikan merupakan suatu upaya, usaha sadar ataupun yang dilakukan untuk adanya suatu perkembangan terhadap diri manusia. Perkembangan dimaksud adalah perkembangan jiwa afektif, akal kognitif dan jasmani ketrampilan psikomotorik. Dari steatment tersebut dapat dipertegas sesuai dengan UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 yang menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 30 29 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-maarif, 1981, cet ke-5, hal. 19 30 Undang – undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, hal 7 Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam, dapat ditarik dari pengertian pendidikan di atas, berangkat dari kata-kata Islam, dalam kalimat pendidikan Islam menunjukan corak pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang bercorak Islam, pendidikan yang Islam yaitu pendidikan yang bedasarkan Islami. Ahmad Tafsir, mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap orang lain agar dia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. 31 Didalam GBPP Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dalam Muhaimin dijelaskan bahwa: Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 32 Melalui berbagai pendapat diatas, dapat di katakan bahwa hakikatnya Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha sadar untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang ditujukan kepada peserta didik. Dari sini jelas bahwa guru Pendidikan Agama Islam merupakan kompenen yang sangat berperan 31 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hal. 5 32 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, hal.75 penting dalam dunia pendidikan, guru agama juga merupakan tokoh yang berwenang secara penuh untuk meningkatkan kualitas peserta didik dalam bidang agama Islam. Oleh karena itu, wajar jika mereka diposisikan sebagai orang-orang penting dan mempunyai pengaruh besar pada masanya, dan seolah-olah guru agama yang memegang kunci keselamatan rohani dalam masyarakat. Guru agama Islam sebagai figur yang mengantarkan peserta didik untuk tidak hanya menguasai nilai-nilai agama tapi peserta didik mampu mewujudkannya dalam tingkah laku sehari-sehari sehingga terciptalah generasi yang berpribadi muslim. Dalam surat Al-Nahl ayat 125 Allah berfirman:                           Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 33 Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap umat manusia berhak untuk mendakwahkan dan mengajarkan agama Islam ke sesama umat manusia. Namun dalam kaitannya ini tidak sembarang orang yang mampu mengajarakan dan mendidik agama Islam mereka harus mampu mempunyai pengetahuan dan kemampuan lebih serta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai religius.

2. Tanggung jawab, dan tugas Guru PAI