Budaya Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini kajian teori yang dikembangkan mengenai budaya pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta; Tujuan dan Prinsip-prinsip Kunci Sekolah Ramah Anak;Pengembangan sekolah ramah di berbagai negara oleh Unicef.

A. Budaya Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta

Budaya kawasan pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta tidak dapat lepas dengan matapencaharian sebagian besar masyarakat yaitu nelayan. Budaya nelayan yang sebagian besar waktu hidupnya berada di laut atau air merupakan budaya dominan yang ada di kawasan pesisir. Budaya masyarakat nelayan terkait dengan cara pandang manusia terhadap alam tempat manusia hidup. Artinya budaya yang ada dan dikembangkan tidak jauh dari latar belakang kehidupan sehari-hari sebagai nelayan, petambak, dan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan pengolahan sumber daya alam di pesisir. Budaya pembagian pekerjaan menurut jender merupakan ciri yang menonjol pada masyarakat pesisir. Kusnadi 2010: 6 dalam penelitiannya mengatakan terdapat ciri-ciri perilaku sosial dalam masyarakat pesisir yaitu: 1 memiliki etos kerja tinggi dalam memperoleh dan memenuhi kebutuhan hidup; 2 kompetitif dan mengandalkan kemampuan diri untuk mencapai keberhasilan; 3 memberi apresiasi tinggi pada prestasi dan menghargai keahlian; 4 sifat terbuka dan ekspresif, sehingga cenderung kasar; 5 solidaritas sosial yang kuat dalam menghadapi ancaman bersama serta membantu sesama ketika menghadapi musibah; 6 kemampuan adaptasi dan bertahan hidup yang tinggi; 7 bergaya hidup konsumtif; 8 demontratif dalam harta benda harta miliknya sebagai manifestasi keberhasilan hidup; 9 “agamis” dengan sentimen keagamaan yang tinggi; 10 temperamental, khususnya jika terkait dengan harga diri. Sifat sosial yang menjadi ciri masyarakat pesisir ada yang positif dan ada yang negatif dalam rangka pengembangan sekolah ramah anak. Sifat-sifat positif dapat menjadi acuan dalam pengembangan sekolah ramah anak, tetapi 11 sifat-sifat negatif dapat diperbaiki dengan konsep sekolah ramah anak. Untuk itu semua diperlukan pemahaman dan kemampuan untuk mengimplementasikan konsep sekolah ramah anak oleh seluruh komponen sekolah utamanya guru. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan implementasi sekolah ramah anak. Kiranya perlu dilakukan penelitian pengembangan model sekolah ramah anak di daerah pesisir dengan menggali nilai-nilai sosial-budaya-ekonomi yang ada pada masyarakat tersebut. Melalui model ini diharapkan peserta didik di kawasan ini semakin memperoleh pelayanan pendidikan yang tidak diskriminatif. Salah satu masalah besar dunia pendidikan yang ada di kawasan pesisir adalah kemiskinan. Kemiskinan struktural dan budaya berdampak tidak langsung pada kecenderungan seseorang bertindak anarkis. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab untuk meniadakan kecenderungan tindakan kekerasan tersebut melalui konsep sekolah ramah anak.Model pengembangan sekolah ramah anak di pesisir diharapkan mampu mengembalikan nilai-nilai tradisional yang positif misalnya; berani, ulet, adaptasi tinggi, solidaritas tinggi. Nilai-nilai ini mulai luntur atau bahkan hilang karena pengaruh modernisasi yang menggunakan pendekatan teknokratis.

B. Tujuan dan Prinsip-Prinsip Kunci Sekolah Ramah Anak