14
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Penelitian Terdahulu
Harahap 2005:68, melakukan penelitian Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen Roti di AL-Anshar Bakery Medan,
menyimpulkan bahwa: 1.
Koefisien determinasi R square sebesar 0,436. Disimpulkan minat beli dipengaruhi oleh faktor kualitas, harga, dan merek sebesar 43 sedangkan
sisanya sebesar 54,5 dipengaruhi faktor lain seperti kemasan, promosi, desain, hadiah dan pelayanan kepada konsumen.
2. Uji F hitung diperoleh nilai F hitung sebesar 2,624 lebih besar dari F tabel.
Artinya variabel bebas kualitas, harga, merek secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat minat beli dan
pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas adalah pengaruh positif. 3.
Berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh variabel kualitas X
1
sebesar 0,457, variabel harga X
2
sebesar 0,280, variabel merek X
3
, sebesar 0,128. Maka variabel dominan adalah variabel kualitas yang mempengaruhi
minat beli konsumen roti di Al-Anshar Bakery Medan.
2.2 Pemasaran dan Pemasaran Jasa
2.2.1 Pemasaran
Menurut Kotler 2005:10, pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawar dan secara bebas
Universitas Sumatera Utara
15 mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Senada
dengan itu Boyd at all 2000:4 mengatakan, pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.
Menurut Ma’ruf 2005:1 Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat, dan khususnya
kepada pembeli potensial. Pemasaran dikembangkan sebagai suatu pola yang tertata dalam suatu sistem yang sering kali disebut sebagai ilmu dan juga
dikembangkan dengan cara masing-masing pelaku sehingga disebut improvisasi dan karenanya disebut seni. Dalam prakteknya, pemasaran
dijalankan dengan kedua cara itu, ilmu dan seni. Pemasaran ritel sebagai kegiatan pemasaran dalam perdagangan eceran juga dijalankan dengan kedua
cara itu. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran
untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang. Proses pertukaran merupakan suatu kegiatan. Penjual harus mencari pembeli,
mengidentifikasi kebutuhan mereka, mempromosikan produk kepada mereka, memajang dan mengantarkan produk serta menetapkan harga produk.
2.2.2 Pemasaran Jasa
Kotler dalam Tjiptono 2005:16 mengatakan, jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain yang ada pada dasarnya bersifat intangible tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan tertentu. Walaupun demikian, produk jasa
Universitas Sumatera Utara
16 bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada
produk jasa murni seperti child care, konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen, namun ada jasa yang membutukan produk fisik sebagai
persyaratan utama misalnya kapal pesiar untuk angkutan laut, pesawat untuk jasa penerbangan dan makanan di restoran.
Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan
berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri atas intangibility, inseparability, variabilityheterogenety,
perishability dan lack of ownership. Defenisinya adalah sebagai berikut Tjiptono, 2005:18:
1. Intangibility tidak berwujud
Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman,
proses, kinerja performance atau usaha. 2.
Inseparability tidak terpisahkan Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan
jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3. VariabilityHeterogenety keanekaragaman
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standarddized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.
Universitas Sumatera Utara
17 4.
Perishability tidak tahan lama Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan
dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya: makanan yang telah dimasak pada restoran.
5. Lack Of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan
dan manfaat produk yang dibelinya.
2.3 Marketing Mix
2.3.1 Marketing Mix 4P
Menurut Stanton 2000:147, pengertian Marketing Mix secara umum adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar
pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi. Senada dengan itu Kotler 2001:98 mengatakan, Marketing Mix adalah campuran dari veriabel pemasaran yang dapat dikendalikan
controllable variabels yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing
Mix terdiri dari 4 unsur, yaitu: Product Produk, Price Harga, Place Tempat, Promotion Promosi.
Marketing Mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu, Marketing Mix merupakan perpaduan dari
faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah
Universitas Sumatera Utara
18 buying decision. Menurut Arlina 2001:5 variabel-variabel Marketing Mix
diatas dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut: 1.
Product ProdukJasa Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barangjasa
yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk
barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan dari konsumen, namun keputusan itu tidak berdiri sebab produkjasa sangat erat hubungannya dengan target market
yang dipilih. Sedangkan sifat dari produkjasa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak berwujud
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.
2. Tidak dapat dipisahkan
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan
oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut. 3.
Berubah-ubah Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini
sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan.
Universitas Sumatera Utara
19 4.
Daya tahan Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan
sebuah minuman akan dikenakan biaya atas minuman tersebut, walaupun pelanggan tersebut tidak meminum minuman yang telah
dipesan. 2.
Price Harga Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan
produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari
besatnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penetuan
harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari
perusahaan. Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan
penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barangjasa ditambah dengan beberapa
jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan apakah dia membeli
barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan berapa jumlah barangjasa yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya
keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalnya
kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan tergadap perusahaan dan
Universitas Sumatera Utara
20 sebagainya. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang
peling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.
3. Place Tempat
Tempat yang dipilih untuk menjalankan usaha harus strategis, agar cepat diketahui oleh para masyarakat sekitar ataupun pengguna jalan raya yang
kebetulan melintasi daerah tersebut. Tempat usaha sebaiknya dekat dengan sumber bahan baku, hal ini dapat memudahkan pengusaha dalam
hal pengadaan bahan baku dan dapat menghemat biaya transport untuk mengadaan bahan baku.
4. Promotion Promosi
Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk jasa yang dijual, tempat dan
saatnya.Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan advertising, penjualan pribadi personal selling, promosi
penjualan sales promotion dan publisitas Publicity. 1.
Periklanan Advertising Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi
konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio,majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk
poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.
Universitas Sumatera Utara
21 2.
Penjualan Pribadi Personal Selling Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung
dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha
dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door to door selling, mail order, telephone selling dan direct
selling. 3.
Promosi Penjualan Sales Promotion Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang
dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan
tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. 4.
Publsitas Pubilicity Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk
membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal
ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas
merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk
mensosialisasikan atau memasyarakatkan . Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya
keseimbanganyang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-komponen
Universitas Sumatera Utara
22 tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi
dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.
2.3.2 Marketing Mix 7P
Pemasar membuat keputusan dan menggunakan berbagai kaedah untuk mendapatkan respon positif daripada pelanggan sasaran. Jerome McCarthy
www.infosky.co.id telah mengklasifikasikan kebanyakan kaedah tersebut kepada empat group utama yaitu Product, Price, Place Promotion yang
merupakan Bauran Pemasaran yang biasa digunakan oleh pemasar. Bauran ini juga biasa disebut sebagai strategi pemasaran 4P.
Guna mencapai tujuan dalam pemasaran dengan menggunakan strategi 4P, pemasar perlu mengunakan cara yang paling efektif di antara variabels
yang terdapat dalam bauran pemasaran tersebut agar menghasilkan respon yang optimal dari pelanggan sasaran.
Secara ringkas, diantara variabels yang dimaksudkan ialah: Tabel 2.1 4P Dalam Marketing Mix
Product Price
Place Promotion
- Variety - Quality
- Design - Features
- Brand name - Packaging
- Sizes - Servicesupport
- Returnsbenefits - Warranties
- List price - Discounts
- Allowances - Payment
period - Credit terms
- Channel - Coverage
- Assortments - Location
- Inventory - Logistics
- Service level - Sale promotion
- Advertisement - Personal selling
- Public relations - Message
- Media - Budget
Sumber: www.infosky.co.id
1. Product
Di era pemasaran yang banyak persaingan pada masa ini, upaya mengemukakan produk yang lebih kompetitif sangat penting sebagai
Universitas Sumatera Utara
23 strategi pemasaran. Melalui penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan
yang tinggi, produsen boleh menghasilkan produk yang berkualitas, namun untuk memiliki keunggulan yang kompetitif dikalangan pesaing,
produsen memerlukan berbagai inisiatif tambahan dalam pemasaran. Hal terpenting mengenai produk ialah perlunya mengetahui kebutuhan,
kemauan dan harapan konsumen. Faktor-faktor lain selain kualitas seperti variety untuk pilihan, ukuran, kemasan, manfaat produk, serta berbagai
attribute daripada produk harus diperhatikan untuk menarik perhatian pelanggan. Pada saat memasarkan produk, strategi produk menghendaki
pemasar menganalisa pasar sasaran seperti demand, persaingan dan pertumbuhan, serta memperhitungkannya.
2.
Price
Umumnya konsumen telah mengetahui, bahwa harga menentukan kualitas dari produkjasa yang dibelinya. Tetapi, dalam realiti pemasaran fakta
tersebut tidak selalu menjadi keharusan untuk dijadikan alasan penetapan harga yang strategik. Strategi penetapan harga sangat penting dalam
pemasaran, karena harga berperanan dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli dan menjadikan konsumen tersebut sebagai pelanggan
sesuatu produkjasa. Harga merupakan hal terpenting dalam pemasaran, karena harga yang ditetapkan dapat mengahsikan keuntungan ataupun
dapat mendatangkan kerugian bagi produsen. Sedangkan bagi pembeli harga dapat mempengaruhi kemampuan membeli, kegunaan serta manfaat
produkjasa tersebut sehingga dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli produkjasa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
24 3.
Place
Strategi lokasi mempengaruhi kepada aspek penyaluran produk bila lokasi pemasaran dekat dengan bahan baku, maka akan mengurangi biaya yang
akan dikeluarkan. 4.
Promotion
Ada anggapan yang mengatakan bahwa produk yang berkualitas akan terjual dengan sendirinya. Tetapi, dalam strategi promosi, pemasar
melaksanakan aktivitas memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada konsumen. Tanpa aktivitas promosi, pemasaran produk yang
berkualitas sekalipun tidak menjadi aktif dan industri sulit memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki di pasaran. Promosi dapat dilakukan
dengan berbagai cara baik melalui media cetak maupun media elektronik. Booms Bitner www.infosky.co.id menambah 3P sebagai tambahan
4P di atas, yaitu: People, Process dan Physical Evidence. 5.
People
Faktor manusia yang terlibat secara langsung tidak langsung dalam aktivitas penyampaian produk di pasaran tidak terkecuali. Peranan orang-
orang yang terlibat dalam pemasaran produkjasa perlu dijadikan sebagai strategi.
6. Process
Prosesaliran kerja termasuk arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap aktivitas merupakan elemen yang akan menentukan keberhasilan
dan tercapainya tujuan dalam pemasaran
Universitas Sumatera Utara
25
7. Physical Evidence
Produk yang ditawarkan produsen hendaknya sesuai dengan pasar sasaran, sehingga produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dan dapat
mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan produsen. Strategi pemasaran 4P boleh dikatakan sebagai tindakan empat
serangkai yang dilakukan pemasar untuk menawarkan produk kepada konsumen dengan cara yang lebih efektif. Sementara tambahan 3P lagi
kepada bauran tersebut adalah sebagai pelengkap yang khususnya disarankan bagi produsen yang menawarkan produk jenis jasa.
2.4 Harga
2.4.1 Pengertian Harga
Menurut Kotler 2001: 195 harga adalah nilai yang diperlukan konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian penggunaan atau
kepemilikan barang atau jasa. Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara
serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang menyangkut dengan harga akan sangat mempengaruhi
beberapa aspek kegiatan suatu usaha baik yang menyangkut kegiatan penjualan ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu lini usaha.
Ini berarti harga menggambarkan nilai uang sebuah barang atau jasa.
2.4.2 Pentingnya Harga
Suatu tingkat harga dapat membedakan pengaruh yang tidak sedikit dalam perekonomian maupun dalam suatu usaha. Dalam suatu usaha harga
Universitas Sumatera Utara
26 dari sebuah barang dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba
atas pembayaran faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, modal dan skill. Sedangkan bagi suatu usaha penetapan harga suatu barang atau jasa
memberikan pengaruh yang sedikit karena: 1.
Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar 2.
Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan suatu usaha 3.
Harga barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran usaha. Harga merupakan suatu cara produsen untuk membedakan penawaran
barangnya dengan pesaing.
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penetapan harga yaitu: 1.
Faktor-faktor intern yang meliputi pertimbangan organisasi, sasaran pemasaran, biaya dan strategi bauran pemasaran.
2. Faktor-faktor eksternal yang meliputi situasi pasar dan permintan,
persaingan, harapan perantara dan faktor-faktor lingkungan seperti kondisi sosial, ekonomi, budaya dan politik.
2.4.5 Penetapan harga
Adapun langkah yang dapat dilakukan dalam penetapan harga adalah: 1.
Estimasi keadaan pasar yakni memahami hubungan perusahaan dan harga karena perubahan harga dapat memberikan pengaruh besar permintaan.
2. Identifikasi faktor-faktor pembatasan adalah faktor yang membatasi
perusahaan dalam menetapkan harga.
Universitas Sumatera Utara
27 3.
Menetapkan semua menjadi saasran umum adalah memperoleh keuntungan untuk harga harus lebih tinggi dari biaya rata-rata operasional.
4. Analisis potensi keuntungan suatu usaha perlu mengetahui beberapa
keuntungan yang ingin mereka peroleh. 5.
Penentuan harga awal harus disepakati bahwa harga awal bagi produk baru yang pertama kali diluncurkan berdasarkan kesepakatan bersama.
6. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang selalu
berubah, oleh karena itu harga harus disesuaikan. Harga dasar suatu produk atau jasa ditetapkan berdasarkan:
1. Biaya total ditambah laba yang diinginkan
2. Keseimbangan antara permintaan pasar dan harga biaya produk
3. Kondisi pasaran yang penuh persaingan.
Seorang penjual harus mampu mempertimbangkan beberapa tipe biaya dan reaksi mereka terhadap perubahan yang terjadi dalam kualitas produksi.
Tanpa mempertimbangkan faktor-faktor di atas, mustahil mereka bisa menetapkan harga secara efektif dan bermanfaat. Jadi mereka perlu
memahami biaya marginal, biaya variabel dan biaya tetap. Situasi sesungguhnya hampir seluruh menetapkan harga dipengaruhi situasi pasar.
Bagi kebanyakan produk penetapan harga sesuai dengan situasi pasar saja.
2.5 Pengertian Minat Beli Konsumen
Durianto, dkk 2003: 104, Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta
berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian
Universitas Sumatera Utara
28 sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat
diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang.
Niat membeli terlihat dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan
konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB III GAMBARAN UMUM WARUNG KOPI BANG ADI
3.1 Sejarah Singkat Warung Kopi Bang ADI
Warung Kopi Bang Adi telah beroperasi sejak tahun 1999 9 tahun.
Dengan modal awal Rp. 15.000.000,- Lima belas juta rupiah, Bang Adi
mendirikan Warung Kopi Bang Adi. Bang Adi membeli warung kopi dari pemilik sebelumnya yang tidak mampu lagi membiayai kegiatan operasional
warung kopi tersebut. Band Adi membeli warung kopi dengan harga Rp. 4.000.000,- Empat juta rupiah, lalu Bang Adi melakukan perbaikan-perbaikan
dan menambah sedikit perlengkapan, sehingga terbentuk Warung Kopi Bang Adi yang ada saat ini.
Bang Adi sedikit kesulitan dalam menjalankan usaha warung kopi pada awal kegiatan operasionalnya. Pengunjung yang datang ke Warung Kopi Bang
Adi juga tidak ramai, selain itu Bang Adi juga kesulitan membayar ”uang preman”. Bang Adi sering mengalami kerugian, karena penghasilan yang
diperoleh tidak cukup untuk membiayai kegiatan operasional warungnya dan juga membayar ”uang preman” yang jumlahnya tidak dapat ditentukan setiap
malamnya. Bang Adi tetap bertahan dalam menjalankan usaha warung kopi. Kendala-
kendala yang dihadapinya tidak menjadikan Bang Adi surut dalam usahanya. Setelah mengalami masa sulit selama 3 tiga tahun, akhirnya pada tahun keempat
Bang Adi mulai merasakan keuntungan dari usaha warung kopi. Saat ini Bang Adi telah memiliki 3 warung kopi, 2 warung kopi yang ada di Jl. Setia Budi dan
Universitas Sumatera Utara