pada SNMPTN dan UMB. Melalui seleksi ini mereka berhasil menyisihkan sejumlah peserta lain yang menunjukkan bahwa mereka mempunyai
keunggulan. Menurut Wibisono 2009 tuntutan lahan pekerjaan yang cenderung mensyaratkan indeks prestasi diatas 2,75 mendorong adanya
motivasi yang tinggi bagi mahasiswa untuk mendapatkan prestasi akademik yang terbaik sesuai dengan teori yang dikemukakan Roberts dalam Lusiana
2009 bahwa setiap manusia memilki kekuatan dasar yang memotivasi dirinya untuk meningkatkan potensi diri sampai batas maksimum dalam
bidang edukasi. Tingginya indeks prestasi kumulatif yang dicapai mahasiswa juga
dipengaruhi oleh kemampuan kognitif yakni intelegensi seseorang mempengaruhi potensi orang tersebut untuk menyelesaikan pendidikannya,
dan potensi itu sesuai dengan tingkatan IQ yang dimilikinya. Selain itu faktor minat, motivasi, fasilitas dan lain-lain juga turut mempengaruhi.
2.3 Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Prestasi Akademik
Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat hasil uji statistik didapatkan ada
hubungan yang bermakna antara tipe kepribadian dengan indeks prestasi kumulatif dengan nilai p = 0,044. Hasil penelititan sesuai dengan teori
Ahmadi 2004 yang menyebutkan bahwa kepribadian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi. Pribadi yang seimbang sangat
mempengaruhi proses belajar, pribadi yang seimbang dapat menciptakan 45
kesehatan mental dan ketenangan emosi, yang dapat mendorong keberhasilan dalam belajar.
Dari tabel tersebut juga terlihat mahasiswa yang memiliki indeks prestasi sangat memuaskan sebagian besar cenderung dimiliki oleh
mahasiswa dengan tipe kepribadian melankolis yaitu sebanyak 30 orang 23,8 dibandingkan dengan mahasiswa dengan tipe kepribadian
plegmatis n=16, 12,7, sanguinis n=27, 21,4 dan koleris n=15, 11,9. Hal ini dapat disebabkan sesuai dengan ciri kepribadian dari
melankolis yang cenderung mendalam dan penuh pemikiran, serius dan tekun, idealis, gigih, memiliki standar tinggi, dan cermat sehingga
mendorong mereka untuk memberikan prestasi yang cenderung optimal atau berusaha mencari kesempurnaan Litteaur, 1996. Namun tipe ini selain
rentan terhadap stres dengan adanya suatu tekanan, tuntutan ataupun masalah. Namun, menurut Sunaryo 2004, stress dalam arti positif dapat
menjadi motivator yang penting dan bermanfaat dalam mencapai tujuan atau cita-cita tertentu sehingga berusaha keras untuk mencapainya.
Meskipun demikian tipe kepribadian ini mempunyai kelemahan yaitu mudah kecewa, tertekan, mudah sakit hati, sensitive dan pendendam
Litteaur, 1996. Oleh karena itu pendidik harus mempunyai trik khusus dalam proses belajar mengajar seperti tidak mengkritiknya langsung didepan
umum karena dapat membuatnya rendah diri dan sakit hati yang nantinya akan membuat respon terhadap pelajaran yang diberikan pengajar menjadi
kurang. Memberikan motivasi saat mereka kurang optimis, mereka perlu 46