Sumber Benih Padi Sawah yang Digunakan Petani di Daerah Penelitian
Ada 3tiga sumber benih padi yang umumnya digunakan oleh petani padi sawah yaitu pertama sumber benih dari pemerintah, kedua sumber benih dari
penangkar benih dan ketiga sumber benih hasil panen dari petani. Didaerah penelitian terdapat ketiga sumber benih tersebut dan bagaimana
keadaan ketiga benih sumber ini akan dijelaskan secara rinci.
a. Sumber Benih dari Pemerintah
Benih dari pemerintah yang diterima oleh petani yang terlebih dahulu melalui tahapan-tahapan yang ditetapkan oleh pemerintah. Setiap petani
memperoleh 2 bungkus benih dengan berat total 10kg. Biaya 2 bungkus benih sebesar Rp. 2000. Benih yang dibutuhkan petani lebih besar dari benih bantuan
pemerintah, sehingga kekurangannya dibeli dari penangkar atau dari benih hasil panen.
Gambar 2. Benih Ciherang b. Sumber Benih dari Penangkar
Yang dimaksud dengan penangkar benih adalah seseorang atau lembaga yang melakukan kegiatan mendapatkan benih sumber, menanamnya untuk
menghasilkan calon benih atau jasa pengolah benih, kemudian menjual benih
Universitas Sumatera Utara
tersebut kepada pemakai benih atau pedagang benih secara langsung atau melalui penyalur benih.
Benih dapat dibeli secara langsung dari penangkar atau dari kios tani yang terdapat didaerah penelitian dengan harga Rp 7.000kg. Semua petani sampel
menutupi kekurangan benih yang berasal dari pemerintah dengan membeli benih dari penangkar
c. Sumber Benih Hasil Panen Sebelumnya
Benih sendiri adalah benih yang dibuat oleh petani sendiri yaitu dari hasil panen sebelumnya sekaligus untuk menghemat biaya. Didaerah penelitian ada
juga petani yang menggunakan benih sendiri karena hasil panen sebelumnya masih tinggi potensinya karena baru 2 kali musim tanam dipakai namun petani
sampel tak ada yang mengunakan benih sendiri.
Sistem Distribusi Benih di Daerah Penelitian a.
Sumber Benih dari Pemerintah
Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional khususnya pertanian padi, maka pemerintah memberikan bantuan langsung benih padi dan pupuk hal ini
sesuai dengan Peraturan Presiden RI No:14 tahun 2011. Bantuan langsung benih padi dan pupuk diberikan kepada petani melalui kelompok tani.
Benih diterima oleh petani didaerah penelitian setelah melalui tahap-tahap yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap pertama 1satu bulan sebelum
pertanaman padi dimulai. Melalui kelompok taninya disusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok RDKK didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan
PPL selanjutnya RDKK tersebut disahkan oleh Kepala Unit Pelaksanaan Teknis
Universitas Sumatera Utara
Dinas KUPTD oleh KUPTD, RDKK diserahkan kepada Dinas Pertanian Kabupaten diteruskan ke Dinas Propinsi terakhir di serahkan kepada Dinas
Pertanian Pusat. Setelah RDKK dari setiap daerah masuk ke Dinas Pertanian Pusat, maka
dilaksanakan tender pengadaan benih padi yang diikuti oleh berbagai perusahaan benih misalnya: Perum Sang Hyang Seri, PT. Pertani, Perjan Cihea dll. Bagi
perusahaan benih yang menang tender, perusahaan tersebut menyalurkan benih melalui cabangnya yang didaerah, yang telah ditetapkan melalui RDKK dengan
didampingi oleh PPL. Perusahaan benih yang menang tender adalah PT. Sang Hyang Seri PT.
SHS maka melalui cabang PT. SHS yang ada didaerah penelitian benih disalurkan secara langsung kepada petani dengan jumlahnya 10 kg atau 2
bungkus 1 bungkus = 5 kg dan harga benih Rp. 2000kg. Secara garis besar mekanisme distribusi benih dapat dilihat dalam skema dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 : Mekanisme Distribusi Benih Dari Pemerintah ke Petani
Keterangan : Tahapan pengajuan RDKK dari petani ke Dinas Pertanian
Pusat Mekanisme penyaluran Benih dari cabang PT. SHS ke
petani melalui Kelompok Tani Petani
Kelompok Tani RDKK
Penyuluh
KUPTD
Dinas Pertanian Pusat
Jakarta Dinas Pertanian
Propinsi Dinas Pertanian
Propinsi Sumut Dinas Pertanian
Kabupaten Dinas Pertanian
Serdang Bedagai
PT Sang Hyang Seri
Cabang PT. Sang Hyang Seri
Benih Padi di Tenderkan
Kelompok Tani 10 Kgpetani
Universitas Sumatera Utara
Dari skema diatas menggambarkan bahwa benih yang dibagikan kepada petani jumlahnya sama yaitu 10 Kg per petani, walaupun dalam RDKK
penggunaan sesuai dengan kebutuhan luas lahan yang dipakai. Apabila jumlah benih yang digunakan sesuai dengan versi pemeintah
Anjuran Dinas Pertanian yaitu 25 KgHa maka dengan pemberian jatah yang sama 10 Kg per petani akan menimbulkan keadaan yang berbeda dimana ada
petani menerima benih sesuai yang dibutuhkan bahkan ada yang menerima benih masih kurang keadaan ini dapat diihat pada tabel 22
Tabel 22 : Jumlah Petani yang Menerima Benih Berdasarkan Kecukupan Benih Versi Pemerintah Anjuran
NO Uraian
Jumlah Persentase
1. Kurang
13 43,3
2. Cukup
4 13,3
3. Berlebih
13 43,3
Jumlah 30
100 Sumber : data diolah dari lampiran 2
Dari tabel 22 dapat dikemukakan terdapat 43,3 petani menerima benih kurang dari yang dibutuhkan 43,3 petani menerima lebih dari yang dibutuh dan
hanya 13,3 menerima sesuai dengan yang dibutuhkan. Namun didaerah penelitian tidak ada sama sekali dijumpai petani yang
mengunakan benih dengan jumlah yang sesuai dengan versi Pemerintah Anjuran petani punya alasan jumlah 25 KgHa Anjuran tidak mencukupi serta perlu
mengantisipasi masalah gangguan Keong Mas pada masa pertanaman maka petani memperbanyak penggunaan benih menjadi 50KgHa. Didaerah penelitian petani
sudah mengunakan dosis ini beberapa kali musim tanam.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu jumlah benih dengan versi petani didaerah penelitian akan jauh lebih besar dari versi pemerintah anjuran. seperti terlihat pada tabel 23
berikut
Tabel 24. Jumlah Benih dan Kebutuhan Benih Berdasarkan Pemerintah Anjuran dengan versi Petani di Daerah Penelitian
No Uraian
Populasi Petani Sampel
Total Rata
1 Luas Lahan Ha
1847 13,88
0,46 2
Kebutuhan Benih a.
Versi Anjuran 25 KgHa
46.175 347,5
11,5 b.
Versi Petani 50 KgHa
92.350 695
23 3
Jumlah Petani KK 1.936
30 -
4 Jumlah Benih Yang
disalurkan 10 KgPetani 19.360
300 10
5 Kekurangan Benih Kg
a. Versi Anjuran
b. Versi Petani
26.815 72.990
47,5 395
1,5 13
6 Kekurangan
a. Versi Anjuran
b. Versi petani
58.07 79.03
13,67 58,83
13,04 56,52
Sumber : Data diolah dari Lampiran 2 dan sampel Kekurangan benih dari jatah yang diterima petani dari pemerintah
dipenuhi dengan membeli dari penangkar benih dengan harga lebih tinggi dari benih pemerintah. Harga benih dari penangkar benih di daerah penelitian
Rp.7.000kg dengan sistem distribusi langsung dari penangkar benih ke petani.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai kebutuhan Kg Petani
Penangkar Rp. 7.000Kg
Besarnya jumlah benih yang dibeli oleh petani sampel dari penangkar yang ada didaerah penelitian dapat dilhat pada tabel 24
Tabel 24 Jumlah Benih yang Harus di Beli dari Penangkar di Daerah Penelitian
No Uraian
Rata-rata Range
1 Luas Lahan Ha
0,46 0,24 – 1
2 Kebutuhan Benih Kg
23,13 12 – 50
3 Benih yang Harus di Tambahkan
Petani Kg 13,13
2 – 40
4 Biaya Benih Rp
91.933,33 14.000 – 280.000
Sumber : data diolah dari lampiran 2 Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa benih dari pemerintah
maupun dari penangkar disalurkan langsung dari produsen benih ke konsumen Menurut Danfar 2009 suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen
ke konsumen dan para pemakai, sewaktu-waktu dan dimana barang atau jasa itu diperlukan disebut distribusi.
Dalam hal ini yang dimaksud barang atau jasa ialah benih padi yang disalurkan produsen PT. SHS ke konsumen petani sewaktu benih itu
diperlukan pada saat musim tanam didaerah penelitian artinya penyaluran benih padi tersebut dari produsen PT.SHS ke petani adalah secara langsung tanpa
melalui perantara dimana menurut Hastuti dan Rahim dalam bukunya Pengantar
Universitas Sumatera Utara
Teori dan Kasus Ekonomi Pertanian disebut distribusi langsung direct channel of distribution. Hanya proses pengajuan RDKK yang disusun petani melalui
kelompok tani harus diajukan 1 satu bulan sebelum pertanaman di mulai. Artinya sistem pendistribusian benih padi sawah pemerintah melalui produsen
benih PT. SHS ke petani salurannya pendek sesuai kebijakan yang diinginkan pemerintah.
b. Sumber Benih dari Penangkar