Pokok perkara

B. Pokok perkara

Bahwa dalil yang telah Termohon uraikan dalam eksepsi di atas, merupakan jawaban yang tidak terpisahkan dalam pokok perkara ini; Bahwa Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dijelaskan KIP Aceh menyelenggarakan Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden, anggota Dewan Perwakila Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur. Lebih lanjut lembaga KIP diatur dalam Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum di Aceh. Dalam kedua ketentuan tersebut telah diatur tentang tugas, kewenangan, dan kewajiban KIP dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota Wakil Walikota di Aceh, sehingga tidak beralasan dan mengada-ada jika KIP dikatakan berkonspirasi dengan calon tertentu agar dapat lolos dalam proses pencalonan sebagaimana terurai pada angka IV.A.3 permohoan pemohon. Seluruh peserta Pemilukada telah diproses sesuai dengan tatacara pencalonan sebagaimana diatur dalam Keputusan KIP Aceh Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Keputusan Komisi Independen Pemilihan Aceh Nomor 6 Tahun 2011 tentang Tatacara Pencalonan Pemilihan Umum Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota Dalam Provinsi Aceh Tahun 2011 (Bukti T-2). Demikian juga seluruh peserta Pemilu Gubernur/Wakil Gubernur telah diverifikasi dan telah ditetapkan yang memenuhi persyaratan sebagai peserta Pemilihan Umum Gubernur/Wakil Gubernur Tahun 2012 {Bukti T-3).

Bahwa peryataan pemohon sebagaimana terllhat dalam permohonannya angka IV.A.5 yang menyatakan KIP Aceh tersandera oleh kepentingan politik yang menghendaki adanya calon Gubernur/Wakil Gubernur dari kubu Partai Aceh dan angka 1V.A.6 dengan menyatakan pembukaan kembali pendaftaran calon peserta Pemilukada melanggar hak-hak konstitusional Pemohon tidak berdasar secara hukum. KIP Aceh membuka kembali pendaftaran calon peserta

Nomor 1/SKLN-X/2012 tertanggal 16 Januari 2012 yang memerintahkan Termohon untuk membuka kembali pendaftaran calon Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota guna memberi kesempatan kepada bakal pasangan calon baru yang belum mendaftar baik yang diajukan oleh partai politik, gabungan partai politik maupun perseorangan (Bukti T-4). Putusan pengadilan merupakan hukum, lembaga yang baik adalah lembaga melaksanakan tugas, kewenangan dan kewajibanya berdasarkan hukum. Tidak ada pelanggaran hak-hak konstitusional pemohon, justru sebaliknya hak-hak konstitusional setiap warga negara dl Provinsi Aceh yang dillndungi konstitusi dapat diaktualisaslkan.

Bahwa Termohon juga menolak dengan tegas dalil Pemohon yang termuat dalam bagian uraian angka IV.A.6 yang menegaskan tindakan Termohon membuka kembali pendaftaran calon peserta Pemilu Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota Wakil Walikota secara formil bertentangan dengan asas Pemilu Kepala Daerah. Tindakan Termohon membuka kembali pendaftaran calon Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota di Provinsi Aceh berdasarkan perintah pengadilan (Mahkamah Konstitusi) justru bersinergi dengan asas-asas kepemiluan;

Bahwa Termohon menolak pernyataan Pemohon tertera pada angka IV.A.7. menyatakan rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur yang tertuang dalam berita acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota di Tingkat Aceh 17 April 2012 adalah hasil penghitungan suara yang lahir dari proses Pemilu yang curang. Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara telah dilaksanakan sesuai dengan Keputusan KIP Aceh Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Tatacara Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota di Provinsi Aceh (Bukti T-5). Dalam proses rekapitulasi tersebut semua Saksi pasangan calon diundang (Bukti T-6). Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Gubernur/Wakil Gubernur di Tingkat Provinsi Aceh, dengan perolehan suara sebagai berikut: (Bukti T-7);

1. Tgk. H. Ahmad Tajuddin AB dan lr.H.Teungku Suriansyah memperoleh 79.330 suara;

2. Drh. Irwandi Yusuf dan DR. lr. Muhyan Yunan, M.Sc (Hw.Eng) memperoleh 694.515 suara;

3. Prof. DR. H. Darni M. Daud, MA dan DR. Tgk. Ahmad Fauzi, M.Ag memperoleh 96.767 suara;

4. H. Muhammad Nazar dan lr Nova Iriansyah, MT memperoleh 182.079 suara;

5. Dr. H. Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf memperoleh 1.327.695 suara; Bahwa dalam proses rekapitulasi hasil penghitungan suara Gubernur/Wakil Gubernur di Tingkat Aceh tidak ada keberatan saksi yang signifikan yang dapat mempengaruhl hasil penghitungan suara (Bukti T-8), bahkan saksi Nomor Urut 2 Pasangan Calon Drh. Irwandi Yusuf dan DR.lr.Muhyan Yunan, M.Sc tidak hadir dalam rapat pleno KIP Aceh tersebut;

Bahwa peryataan Pemohon menerima pengaduan-pengaduan praktik intimidasi terhadap pemilih dan saksl-saksi dari Pemohon harus dibuktikan oleh Pemohon. Oleh karena salah satu asas Pemilukada adalah rahasia, sehingga tidak seorangpun dapat mengetahui seorang pemilih itu memilih siapa;