BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan umum ialah salah satu syarat dalam era demokrasi, dimana pemilihan umum merupakan ajang partai politik bertarung serta memberi
kesempatan atau peluang untuk menduduki Eksekutif dan Legislatif. Bagi suatu negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi maupun yang
membangun proses demokrasi, partai politik menjadi sarana demokrasi yang bisa berperan sebagai penghubung antara rakyat dan pemerintah. Pembentukan
partai politik berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi, yakni pemerintahan yang dipimpin oleh mayoritas melalui pemilihan umum. Untuk menciptakan
pemerintahan yang mayoritas, diperlukan partai-partai yang dapat digunakan sebagai kendaraan politik untuk ikut dalam pemilihan umum. Menurut J
Kristiadi, pemilu demokratis adalah perebutan kekuasaan yang dilakukan dengan regulasi, norma, dan etika sehingga sirkulasi elit atau pergantian
kekuasaan dapat dilakukan secara damai dan beradab.
1
Pemilihan umum yang berlangsung di Kab.Padang Lawas semenjak tahun 2009 banyak sekali dipengaruhi oleh elit yang sedang berkuasa. Pada
tahun 2009 pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif banyak dimenangkan oleh partai Demokrat pada saat itu, dikarenakan pada tahun 2009
1
Hanif Suranto. 2009. Kritis Meliput Pemilu, Jakarta, Lembaga Studi Pers dan Pembangunanan.Hal. 2.
banyak elit lokal menetapkan pilihannya pada partai yang incumbent dari tahun 2004 tersebut. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kebiasaan yang
terjadi membentuk perilaku masyarakat di daerah tersebut. Begitu pula pada pemilihan umum untuk memilih calon anggota legislatif di Kab.Padang Lawas
yang berlangsung pada tanggal 9 April 2014 lalu juga banyak dipengaruhi oleh elit lokal yang juga turut serta berkompetisi di dalam pemilihan umum
tersebut. Pada tahun 2009 Partai Golkar dalam mengikuti pemilihan umum
legislatif memperoleh suara secara keseluruhan 9.134 Suara dan menempatkan Golkar di urutan kedua, sementara yang memperolehan suara terbanyak
dimenangkan oleh Partai Demokrat dengan perolehansuara 12.010.
2
Partai Golkar berhasil memperoleh suara terbanyak pada Pemilihan Umum Legislatif tahunn 2014 tingkat Kab. Padang Lawas, dengan perolehan
suara 20.515. Rincian perolehan Partai Golkar, yakni di Dapil Padang Lawas I Partai
Golkar terus berusaha untuk menaikkan elektabitasnya dalam Pemilu selanjutnya dengan beberapa tokoh elit yang dianggap sangat berpengaruh
dalam partai dan siap untuk menang pada pemilu legislaif 2014. Hal ini sangat memberikan pengaruh yang sangat signifikan pada Pemilu yang dilaksanakan
pada tanggal 09 April 2014, dimana partai Golkar kembali bangkit untuk memperoleh suara terbanyak dalam pemihan umum yang telah berlangsung
tahun ini.
2
Sumber: KPUD Padang Lawas 2009
meraih 5.393 suara, Dapil Padang Lawas II 2.870 suara, Dapil Padang Lawas III 2.944 suara, Dapil Padang Lawas IV 5.725 suara dan di Dapil Padang
Lawas V memperoleh 3.583 suara. Kemudian, posisi kedua yakni Partai Hanura meraih 16.577 suara, Partai Demokrat memperoleh 13.512 suara, PKB
13.184 suara, PPP 11.837 suara, PDIP 9.950 suara, Gerindra 9.914 suara, PAN 7.960 suara, PKS 7.032 suara, PKPI 6.189 suara, PBB 4.489 suara, dan
posisi terkahir adalah NasDem dengan perolehan sebanyak 4.141 suara
3
Hasil ini tidak hanya menempatkan Partai Golkar sebagai peraih suara terbanyak di Kab.Padang Lawas, namun memperoleh sebanyak 5 kursi
legislatif di DPRD Kab. Padang Lawas, dari total 30 kursi legislatif yang diperebutkan. Keadaan tersebut sangat dapat dirasakan masyarakat karena
dilihat dari hasil dari pemenangan partai Golkar, yang didalamnya terdapat beberapa tokoh masyarakat yang dikategorikan sebagai elit partai, dengan
memperoleh suara tertinggi di daerah padang lawas. Masyarakat banyak menggunakan hak pilihnya untuk memilih sosok yang mereka anggap sudah
mengerti bagaimana kondisi yang terjadi di daerah pemilihannya dan bagaimana mengatasi kondisi keadaan yang terjadi di daerah itu pula.
.
Dari data di atas dapat kita lihat bagaimana kondisi pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif di Kab.Padang Lawas dari tahun 2009
sampai dengan 2014. Pergantian pemenang jumlah perolehan suara banyak dimotori oleh elit yang juga turut serta berkompetisi ataupun elit yang tidak
3
Ibid. 2014
ikut berkompetisi namun mempunyai andil yang penting untuk kemenangan suatu calon dari partai tertentu. Isu kepemimpinan nasional menjadi penting
guna mengukur posisi elit partai yang akan maju atau elit di luar partai politik yang dijagokan oleh partai. Walau demikian, elit di luar partai juga termasuk
elit dalam tingkatan kelas sosial dalam strata masyarakat. Elit dapat memotori suatu partai ataupun perilaku masyarakat untuk menetapkan pilihannya, untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan dalam suatu pemilihan umum. Pemilu juga mendorong beberapa patronase dengan tujuan untuk menjalin hubungan
dengan beberapa kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu untuk mendapatkan tujuan.
4
Teori elit dibangun di atas pandangan bahwa keberadaan elit baik elit politik tidak dapat dielakkan dari aspek-aspek kehidupan modern yang serba
kompleks. Dalam sejarahnya, jumlah elit cenderung lebih sedikit akibat legitimasi dari masyarakat demikian berat. Ada dua tradisi akademik tentang
elit, yakni dalam tradisi yang lebih tua elit diperlukan sebagai sosok khusus yang menjalankan misi historis, memenuhi kebutuhan mendesak, melahirkan
bakat-bakat unggul dan elit dipandang sebagai kelompok pencipta tatanan yang kemudian dianut oleh semua pihak. Dalam pendekatan yang lebih baru,
elit dipandang sebagai suatu kelompok yang menghimpun para petinggi pemerintahan.
4
Henk Schulte dan Gerry Van Klinken. 2007. Politik Lokal di Indonesia. Jakarta: Yayasan obor Indonesia, Hal. 52
Elit politik merupakan individu-individu yang memiliki keistimewaan dalam pemahaman, pemaparan, dan pengalaman mengenai sistem kekuasaan
selain itu, elit politik juga merupakan individu yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat sebagai suatu minoritas yang memiliki status
sosial dalam peran dan fungsinya di tengah masyarakat. Kedudukan elit dalam masyarakat dapat dianalisis melalui konsep kekuasaan. Hal ini disadari bahwa
elit dan kekuasaan merupakan dua variabel yang tidak dapat dipisahkan, karena elit merupakan sekelompok orang yang memiliki sumber-sumber
kekuasaan dan sebaliknya, Kekuasaan merupakan salah satu unsur terbentuknya elit.
Adapun yang mendorong elite politik atau kelompok-kelompok elite untuk memainkan peranan aktif dalam politik adalah Karena ada dorongan
kemanusiaan yang tidak dapat dihindarkan atau diabaikan untuk meraih kekuasaan. Politik merupakan permainan kekuasaan dan para individu
menerima keharusan untuk melakukan sosialisasi serta penanaman nilai-nilai guna menemukan ekspresi bagi pencapaian kekuasaan tersebut. Keinginan
berebut kekuasaan dan berusaha memperbesar kekuasaan yang menyebabkan terjadinya pergumulan politik antar elite di dunia politik.
Alasan penelitian ini berkonsentrasi terhadap partai Golkar dikarenakan partai Golkar dapat membuktikan bahwa dirinya suatu partai yang
dapat berdiri tegak dan mampu menjaga eksistensinya sebagai partai besar yang patut diperhitungkan oleh lawan-lawan politiknya. Kemudian partai
Golkar bukanlah partai yang menang di pemilu tahun 2009 namun pada pemilu tahun 2014 partai ini memperoleh suara tertinggi, kemenangan ini
kemudian apakah ada pengaruh dari elit partai yang duduk sebagai Bupati, ketua DPRD dan elit-elit partai tersebut di Kab. Padang Lawas. Penelitian
difokuskan di daerah Kab.Padang Lawas karena daerah ini merupakan hasil dari pemisahan diri dari Kab. Tapanuli Selatan sehinggah penelitian ini
menunjukkan bagaimana suatu kabupaten baru dalam menghadapi pemilihan umum legislatif di daerahnya dalam rangka menempatkan perwakilan
masyarakatnya dalam kursi legislatif. Pengaruh yang sangat besar terhadap elite partai golkar dalam
memenangkan perolehan suara dalam pemilihan umum, sehinggah hal ini sangat berpengaruh terhadap perilaku pemilih didaerah Padang Lawas.
Beranjak dari yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini, mengkaji bagaimana peran yang diberikan elit terhadap kemenangan partai
Golkar yang ada di kabupaten Padang Lawas.
B. Perumusan Masalah