PENDIDIKAN PROFESI PTK-PNF SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PENYIAAPAN TENAGA PENDIDIK/KEPENDIDIKAN YANG PROFESIONAL

PENDIDIKAN PROFESI PTK-PNF SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PENYIAAPAN TENAGA PENDIDIK/KEPENDIDIKAN YANG PROFESIONAL

Mungkin juga PTK - PNF (Pamong/Tutor) yang masih kurang profesional itu, bahkan sudah lulusan jurusan PLS, tapi tetap masih kurang profesional. Oleh karena itu, diperlukan Pendidikan Profesi Pamong/Tutor sebagai salah satu cara untuk peningkatan mutu profesinya sebagai PTK - PNF (Pamong/Tutor) di balai/sanggar. Bagi PTK - PNF (Pamong/Tutor) yang bukan lulusan jurusan PLS, sebaiknya menyesuaikan pendidikannya dengan tugas profesinya sebagai PTK - PNF (Pamong/Tutor). Mereka diberi kesempatan untuk mengambil program S1 program studi PLS (disesuaikan pendidikan prajabatannya), setelah itu melanjutkan ke program pendidikan profesi

Oleh: Drs. Mustafa , M.Si.

A. PENDAHULUAN

Berdasar pengalaman penulis ketika diskusi tentang PTK-PNF (Pamong/Tutor) dengan warga belajar di balai/sanggar, hasilnya ada yang menggembirakan dan ada juga yang tidak menggembirakan. Menggembirakan sewaktu warga belajar menyatakan bahwa dia sangat terbantu oleh PTK - PNF (Pamong/Tutor) dalam pemecahan masalahnya dengan kegiatan bimbingan dan tutorial yang dilaksanakan oleh PTK - PNF (Pamong/Tutor)nya di balai/ sanggar. Tidak menggembirakan ketika warga belajar mengatakan bahwa adanya PTK - PNF (Pamong/Tutor) di balai/sanggar tidak ada manfaat apa-apa bagi mereka. Mereka merasa terpaksa untuk mengisi modul atau sejenisnya, setelah itu tidak ada tindak lanjutnya. PTK - PNF (Pamong/Tutor) tidak memperlihatkan perilaku bersahabat dengan warga belajar, kadang-kadang cerewet kepada warga belajar. Lebih baik tidak ada PTK - PNF (Pamong/Tutor) di balai/sanggar, karena tidak ada manfaatnya bagi mereka.

Keadaan yang tidak menggembirakan ini mungkin disebabkan ketidaksesuaian antara harapan terhadap PTK - PNF (Pamong/Tutor) dan kenyataan yang ditemui di balai/sanggar. Masih ada praktek bantuan bimbingan dan tutorial yang dilakukan oleh PTK - PNF (Pamong/ Tutor) menunjukkan kelemahan, tidak sesuai dengan apa yang semestinya dilakukan. Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja kalau kita

mau PTK - PNF (Pamong/Tutor) memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada warga belajar. Dengan demikian, perubahan ke arah pelayanan yang lebih baik perlu segera dilakukan. Perlu adanya sesegera mungkin peningkatan mutu PTK - PNF (Pamong/Tutor) yang bergerak dalam profesi pendidikan non-formal.

B. PENDIDIKAN PRAJABATAN

Berdasarkan penjelasan pada bagian pendahuluan, dapat dijelaskan bahwa sebagian PTK-PNF (Pamong/Tutor) masih kurang profesional. Kita perlu mempelajari lebih jauh, apakah PTK - PNF (Pamong/Tutor) yang kurang profesional tersebut berlatar belakang pendidikan prajabatan dari jurusan Non-Formal atau Pendidikan Luar Sekolah (PLS)? Di balai/sanggar ada PTK - PNF (Pamong/Tutor) yang berasal dari PTK- PTK mata pelajaran lain, dan bukan barasal dari jurusan PNF/PLS, diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan Non-Formal. Seperti PTK-PTK Balai yang dialihfungsikan menjadi PTK - PNF di BPKB/SKB/PKBM, PTK-PTK yang kurang jam tugasnya diberi tugas tambahan untuk melaksanakan kegiatan PLS di balai/ sanggar lain.

Mungkin juga PTK - PNF (Pamong/ Tutor) yang masih kurang profesional itu,

Pendidikan Profesi PTK - PNF ...

Andragogi Vol.1 No.1. 2007 Andragogi Vol.1 No.1. 2007

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa: “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai PTK, dosen, Pamong/Tutor, pamong belajar, widyaiswara, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”. PTK - PNF (Pamong/Tutor) adalah pendidik yang dididik dan dihasilkan oleh program studi Pendidikan Non-Formal di Perguruan Tinggi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Upaya peningkatan profesionalisme PTK - PNF (Pamong/Tutor) sangat erat kaitannya dengan peran LPTK sebagai lembaga yang melaksanakan pendidikan prajabatan.

Pendidikan prajabatan PTK-PNF (Pamong/Tutor) dilaksanakan melalui pendidikan di pergur uan ting gi yang secara khusus membina calon PTK - PNF (Pamong/Tutor) untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan Non-Formal dan tutorial di balai/sanggar. Program pendidikan PTK - PNF (Pamong/Tutor) mulai jenjang S1, S2, S3, dan Pendidikan Profesi Pamong/Tutor yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Di samping hal tersebut di atas, program studi PLS yang dimasuki hendaklah program studi PNF/PLS yang ada di LPTK, program studi yang terakreditasi dan berwenang menyiapkan tenaga Pamong/Tutor profesional. Lembaga penyelenggara pendidikan Pamong/Tutor yang layak, didasarkan pada hasil akreditasi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN)

bersama-sama dengan Asosiasi Profesi PNF/PLS. Hal ini sesuai dengan PP RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bab XIII, pasal 86, ayat 1, 2, dan 3 yang berbunyi:

(1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.

(2) Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat pula dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh Pemerintah untuk melakukan akreditasi.

(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai bentuk akuntabilitas, dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.

LPTK yang terakreditasi dan berwenang diperkirakan dapat mewujudkan dan membantu terlaksananya dasar standardisasi profesi tutorial. Dengan demikian diharapkan mutu pelayanan profesi tutorial pada masa yang akan datang lebih meningkat.

C. PENINGKATAN MUTU PTK - PNF (PAMONG/TUTOR)

Kompetensi pendidik menurut PP RI No.

19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bab VI, pasal 28, ayat 3, kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi yang berhubungan dengan pelaksanaan Non- Formal dan tutorial merupakan salah satu dimensi dari profesionalisme PTK-PNF (Pamong/Tutor). Kompetensi ini ditunjukkan dari unjuk kerja PTK- PNF (Pamong/Tutor) dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi dan melaksanakan tindak lanjut kegiatan Non-Formal dan tutorial yang menjadi tanggung jawabnya. Pelaksanaan kegiatan Non-Formal dan tutorial yang dirancang PTK-PNF (Pamong/ Tutor) hendaklah berdasarkan kebutuhan (need

Pendidikan Profesi PTK - PNF ...

Andragogi Vol.1 No.1. 2007 Andragogi Vol.1 No.1. 2007

Profesionalisme PTK-PNF (Pamong/ Tutor) merupakan keharusan yang perlu dipenuhi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan Non-Formal dan tutorial. Salah satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme PTK-PNF (Pamong/Tutor) adalah dengan menetapkan persyaratan jenjang pendidikan minimal dan standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh PTK - PNF (Pamong/Tutor). Ada ahli yang berpendapat bahwa program studi akademik dengan misi pengembangan ilmu dilaksanakan terpisah dari pendidikan profesi yang misinya adalah pendidikan tenaga profesi dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, kedua jenis program studi tersebut dikembangkan masing-masing. Misalnya pendidikan keilmuan tutorial dikembangkan dan diselenggarakan terpisah dari program pendidikan akademik.

Unjuk kerja PTK - PNF (Pamong/ Tutor) dapat dilihat dari keberhasilannya dalam mengerjakan tugas di balai/sanggar. PTK- PNF (Pamong/Tutor) hendaklah mendapat kesempatan untuk memperbaharui kemampuan dan keterampilannya. Kompetensi yang terkait dengan penguasaan substansi Non-Formal dan tutorial merupakan salah satu tuntutan kompetensi PTK-PNF (Pamong/Tutor). Keberhasilan PTK-PNF (Pamong/Tutor) dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat dari kesesuaian antara kebutuhan warga belajar dan cara dia memberikan pelayanan dengan tepat. Dalam peningkatan mutu pelayanan Non- Formal dan tutorial, PTK-PNF (Pamong/Tutor) harus dapat merubah dirinya sendiri ke arah yang lebih profesional. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara selalu belajar melalui berbagai media, baik melalui belajar secara informal dengan cara belajar sendiri maupun melalui pendidikan formal. Pendidikan non-formal dapat mempertimbangkan atau mengambil keputusan dengan memilih dan menyesuaikan dengan keadaan yang mereka hadapi. Cara peningkatan mutu mana yang lebih sesuai dengan kondisi mereka di balai/sanggar.

D. PENDIDIKAN PROFESI

Dari gejala yang tampak di balai/ sanggar dewasa ini, Sarjana PLS sebagai PTK - PNF (Pamong/Tutor) yang bekerja di balai/ sanggar, ada yang menjadi “luntur idealismenya” dalam melaksanakan tugas, sehingga mutu pelayanannya kepada warga belajar menjadi rendah. Hal ini mungkin disebabkanan terbawa oleh arus lingkungan masyarakat balai/sanggar, tidak ada tuntutan yang tegas dari Kepala Balai/sanggar atau Pengawas Balai/sanggar, keadaan ekonomi keluarga yang lemah, wawasan, pengetahuan, dan keterampilan profesi yang dimiliki sudah tidak memadai untuk menghadapi tuntutan yang semakin kompleks. Oleh karena itu perlu peningkatan mutu, pencerahan kompetensi profesi, dan pembaharuan komitmen kembali melalui pendidikan profesi.

Program pendidikan profesi secara umum bertujuan untuk menyiapkan para sarjana PLS untuk meraih kompetensi profesi dengan kewenangan melakukan pelayanan profesi pada berbagai latar, seperti balai/sanggar, instansi atau lembaga pemerintah atau swasta, keluarga, dunia usaha, dan dunia industri, serta lembaga atau organisasi sosial kemasyarakatan. Sama halnya dalam penyiapan Profesi, seperti sarjana psikologi disiapkan menjadi Psikolog, sarjana farmasi disipkan menjadi Apoteker, sarjana kedokteran, disiapkan menjadi Dokter, sarjana akuntansi disipkan menjadi Akuntan, begitu pula sarjana PNF/PLS dipersiapkan menjadi Profesi Spesialis. Penyelenggaraan program pendidikan profesi PNF/PLS diharapkan dapat diorientasikan kepada peningkatan mutu profesional sesuai dengan standar Nasional bahkan Internasional. Kurikulum pendidikan profesi berbobot 36 SKS dengan praktik pengalaman lapangannya minimal setara 600 jam nyata.

Lembaga/program studi perguruan tinggi yang dapat menyelenggarakan pendidikan profesi adalah jurusan/program studi PLS yang terakreditasi dan berwenang menyiapkan tenaga PNF/PLS profesional di LPTK.. Program pendidikan profesi dapat dilaksanakan dalam bentuk perkuliahan reguler selama satu tahun dengan mengambil mata kuliah antara 36 – 38 SKS. Dapat juga dilaksanakan dalam bentuk program berlapis, diambil 12 SKS dalam masa libur secara intensif, kemudian praktek di

Pendidikan Profesi PTK - PNF ...