Suara,tempo, kontak mata, ekspresi wajah, dan bahasa Pendidikan mencerdaskan

Suara,tempo, kontak mata, ekspresi wajah, dan bahasa Pendidikan mencerdaskan

tubuh lainnya menjadi bagian dari pesan yang dis- Mengubah orang yang tidak cerdas menjadi cerdas ampaikan dan ikut memperkaya pemaknan. Karena adalah kewajiban Negara melalui institusii oendidikan, itu,penafsiran dalam komunikasi langsung tidak se- system pendidikan yang mencerdaskan.Sejak di Seko- mata-mata pada kata-kata verbal yang melibatkan lah Dasar hingga perguruan tinggi, tidak ada mata pela- ekspresi tubuh yang timbul.

jaran yang secara khusus mengajarkan bagaimana ber- Ong tidak setuju dengan hierarki yang menempatkan pikir inovatif dan kreatif. Sejak dini mayoritas orang bahasa lisan lebih rendah dibanding dengan bahasa Indonesia tidak diajarkan cara berpikir dan berlogika tulis. Menurut Ong,kelisanan dan keaksaraan masing- dengan benar. masing telah menghasilkan polapikir dan budaya ter-

Ada tiga hal penting yang arus dikuasai anak-anak tentu.

melalui pendidikan.Ketiga hal tersebut adalah literasi Dikancah bangsa-bangsa,masyarakat kita belum ter- dasar (termasuk minat baca dan dayabaca), kompetensi golong masyarakat literasi. Menurut sebuah sumber, (berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif), serta karakter. orang Indonesia rata-rata membaca buku 0-1 buku Salah satu karakter yang paling penting ialah rasa ingin setahun, sementara Negara-negara anggota ASEAN tahu. lainnya 2-3 buku setahun. Rasiopenerbitan buku ber-

Kesadaran anak-anak didorong untuk menguasai banding penduduk juga rendah, sekitar 30.000 judulper dalam menyelesaikan masalah, berpikir ksritis, dan ber- tahun, termasuk yang diterbitkan oleh individu, partai nalar. Ada tiga hal penting yang harus dikuasai anak- politik, instansi pemerintah, dan komunitas lainnya.

anak melalui pendidikan yaitu: literasi dasar (termasuk Apakah gejalaperpindahan bahasa lisan ke bahasa minat baca dan daya baca), serta karakter. tertulis perlu dicemaskan?Tampakny tidak, sebab Di tengah maraknya penggunaan teknologi informasi bertentangan dengan sifat bahasa itu sendiri sebagai- komunikasi, berdasarkan jajak pendapat terhadap ma- organisme yang hidup dan berubah.“Hukum alam hasiswa di enam kota, enam dari sepuluh responden mengharuskan kita menerima kelisanan tertulis ber- menga,u masih membaca bacaan serius maupun non- sanding dengan bhaa formal. Sebenarnya pun bahasa fiksoi. Artikel daring (“on line”) menjadi favorit bacaan gaul juga bersifat sementara, timbul dan hilang karena mahasiswa disampiing bacaan lain seperti buku teks dinamika pergaulan social terutamadi kota-kota besar. perkuliahan, fiksi, buku pengetahuan umum dan Koran Apalagi bahasa lisan takpernah menjadi bahasa resmii harian. Namun perlu diwaspadai karena tidak banyak disekolah,perguruan tinggi, dan organisasi manapun.

mahasiswa yang mengonsumsi bacaan serius untuk kebutuhan akademik mereka. Hampir 40 persen maha-

Pola berubah

siswa paling sering membuka internet dan mencari ba- Keberadaan media social dinamika didalam proses caan, baik berupa artikel berita maupun artikel ilmiah. mencari kebenaran. Hal ini rawn dieksploitasi apa- Daring merupakan cara yang paling mudah dan ringan bila masyarkat tidak memilikikesiapan ilmu serta tata bagi mereka untuk mengisi waktu sambil mendapatkan karma bermedia sosial.Salah satu bentuk eksploitasi informasi. ialahbertebarannya ideology ekstrem yang beresiko Kebiasaan instan mengandalkan internet untuk men- memecah belah persatuan bangsa.Ideologiekstrem itu cari referensi tugas kuliah dengan mengambil jalan terdiri dari berbagi jenis,mulai daridiskriminasi agama, pintas, menjadikan budaya malas karena selain menu- suku bangsa, politik, hingga sosial-ekonomi.

runkan daya analitis dan kemampuan kritis juga meru- Media social kini menjadi lahan subur untuk menabur, sak tradisi intelektual. Hal ini sering dikeluhkan para mengolah, dan menuai ideologi ekstrem. Dat Asosiasi dosen. Ini terjadi karena internet menyodorkan semua Penyelenggara Jasa Internet Indonesi tahun 2014,dri88 yang dicari, tetapi sering tidak menyeluruh sehingga juta pengguna internet di Indonesia, sebanyak79juta pemahaman juga tidak menyeluruh. Kebiasaan ini me- orang aktif bermedia social. Rata-rata setiphari mereka lunturkan kebiasaan berpikir kritis.Tradisi intelektua meluangkan waktusatu hingga tiga jam untuk meng- dan berpikir analitis hanya dapat dicapai dengan bacaan gunakanmedia social seperti Facebook, Twitter, Insta- bermutu dan tidak sepotong-potong. 2

Siti Anggraini, Budaya Literasi Dalam Komunikasi

Menjadikan Internet sebagai Sumber Belajar

Ditengah maraknya penggunaan teknologi informasi

Mengadaptasi perkembangan teknologi digital yang komunikasi, berdasarkan survey jajak pendapat terha- berdampak pada perilaku membaca siswa, sejumlah dap mahasiswa di enam kota, enam dari 19 responden sekolah membebaskan siswa untuk menggunakan me- mengaku masih membaca bacaan serus maupun non dia digital sebagai sumber belajar dalam mengerjakan fiksi. Artikel daring (online) menjadi favorit bacaan tugas. Namun, demi kemandirian mencari data dan in- mahasiswa disamping bacaan lain seperti buku eks formasi, siswa tetap diharuskan memperkaya materi perkuliahan, fiksi, buku pengetahuan umum dan koran yang terdapat di buku cetak.Cara kreatif tersebut ter- harian. pantau pada beberapa sekolah di Jakarta yang meng-

Direktorat Jenderal Pendidikan anak Usia Dini dan gunakan portal berita daring untuk mengikuti perkem- Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan bangan isu-isu nasional.

Kebudayaan mengeluarkan surat edaran yang mengim-

Alasannya, selain mendapatkan informasi berupa bau agar anak-anak tidak diajari membaca, menulis dan teks, portal berita juga menyajikan video dan ruang berhitung lewat metode intensif karena ada waktu yang diskusi antarpembaca. Dari media digital mereka lebih tepat disesuaikan dengan perkembangan kognitif- mendapat gambaran visual hyang bergerak sehingga nya. Pendidikan pada level ini lebih ditujukan untuk melalui diskusi pertukaran informasi makin interaktif mengembangkan kemampuan dasar anak baik fisik, yang hal ini tidak akan didapatkan melalui media cetak. mental, maupun karakter melalui permainan. Pada usia

Para siswa umumnya mempunyai telepon cerdas. dini anak-anak, penanaman nilai-nilai kejujuran, tang- Penggunaan internet baru sebatas media social. “Tidak gung jawab, sikap kritis, dan kreatif inilah ditemukan semua tahu membuat e-mail Karena untuk mempunyai momen terbaiknya. Nilai-nilai itu akan membekas di akun media social kini bias dengan nomor handphone benak anak-anak jika terus disampaikan dan dikprak- saja. Karena itu, para siswa diajari memanfaatkan in- tikkan sehari-hari. ternet dengan baik, terutama untuk mencari sumber

Menurut Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional belajar.

Perlindungan Anak Seto Mulyadi, pewarisan nilai-nilai

Saat di sekolah, penggunaan internet di laptop ban- melalui dongeng kepada anak-anak adalah salah satu mtuan program pemerintah dengan tethering dari smart- sarana yang efektif. Sebab melal;ui dongeng, dan alur phone para guru. Dalam keterbatasan fasilitas, sekolah cerita dongeng, nilai-nilai itu lebih mudah diselipkan dapat mengenalkan pemamnfaatan internet untuk men- sehingga akan mudah dicerna anak-anak yang sedang dukung pembelajaran. Teknologi dapat memudahkan mempelajari pola dan melakukan identifikasi. Sangat kaum muda untuk membaca, menulis, dan belajar. Na- baik sekali jika pendidikan karakter ditanamkan sejak mun, jika kebiasaan itu tidak dibangun sejak dini dari dini. Sebab, pada 20-30 tahun mendatang, analk-anak rumah, sekolah, dan masyarakat, mereka tidak dapat ini yang menjadi anggota masyarakat aktif. Dengan memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan diri. banyak membaca buku terutama buku dongeng bagi Padahal,, internet juga membuka peluang Lahirnya anak-anak, akan memudahkan untuk memberikan generasi belajar sepanjang hayat.

pembekalan dan pendidikan karakter anak. Melalui cara pembelajaran ini juga merupakan salah

satu upaya agar tidak mengandalkan kecenderungan Daftar Pustaka

belajar instan, sehingga terbiasa untuk berpikir ter- Dworetzky.John.P. 1990.Introduction to Child struktur dan sistematis. Kebanyakan mereka hanya

Develo[pment . New York: West Publishing meng-copy paste tanpa membaca kembali tugas yang

Company.

harus dikerjakan, mereka tidak mampu menceritakan Ellis, Arthur, (et al).1989 Elementary Language Arts kembali tugas penulisan.

Instruction.New Jersey: Prentice Hall.

Menurut mereka, melalui gawai berbagai informasi Faris, Pamela. J. 1993. Language Arts as A Process Ap- terkini dapat diperoleh dengan cepat dan mudah.Tampi-

proach. Madison, Wisconsin: Brown and Bench- lan visual yang dinamis pada gawai menjadi daya tarik

maark.

tersendiri untuik mendapatkan, informasi dengan cepat. Jalongo, Mary Renek. 1992. Early Childhood Lan- Menurut merka, media digital lebih aktraktif dan in-

guage Arts. Boston: Allyn and Bacon. formatif.

Tompkins, Gail E. dan Kenneth Hoskisson. 1991.Lan- Cara lain dilakukan dengan memperkaya pemahaman

guage Arts: Content and Teaching Strategis. materi dengan mengombinasikan medium konvesional

NewYork: MaxWell Mac Millan International (analog) dengan medium digital. Perubahan perilaku

Publishing Group.

di era digital disesuaikan dengan pola ajar di sekolah.