BUDAYA LITERASI DALAM KOMUNIKASI

BUDAYA LITERASI DALAM KOMUNIKASI

Siti Anggraini

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) erimetafora@gmail.com

Abstrak: Literasi merupakan kemampuan bergaul dengan wacana sebagai representasi pengalaman, pikiran, per- asaan, dan gagasan secara tepat sesuai dengan tujuan.

Kata Kunci : Literasi, Pengalaman, Tujuan Abstract: Literacy is the ability to get along with discourse as representation of experiences thoughts, feelings

and ideas appropriately of the purposes. Keywords : Literation, Experience, Goal

mampuan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, mem- L Literasi bermakna luas, Literasi dipahami tidak seka-

iterasi adalah suatu symbol, sistem dan tata bu- dengan masyarakat lainnya dapat dilihat dari pola pikir nyi yang mengandung makna, merupakan suatu dan kemampuan berpikir logis mereka. Kemampuan ini kompetensi dasar yang mencakup 4 aspek ke- sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi.

baca dan menulis. Dua kemampuan pertama meru- dar membaca dan menulis, tetapi lebih pada meman- pakan kemampuan berbahasa yang tercakup dalam faatkan informasi dan bahan bacaan untukmenjawab kemampuan orasi (oracy).Sedangkan kemampuan beragam persoalan kehidupan sehari-hari. Gerakan kedua merupakan kemampuan yang tercakup dalam literasi berbasis masyarakat mampu bertahan dan kemampuan literasi (literacy). Kemampuan orasi meru- berkembang di perkotaan hingga pedesaan karena be- pakan kemampuan yang berhubungan dengan bahasa rangkat dari kebutuhan masyarakat. lisan, sedangkan kemampuan literasi berkaitan dengan

Bahasa tulis atau literasi, dengan definisi yang pal- bahasa tulis. Selain itu, literasi merupakan kemampuan ing umum, mengacu pada proses dari aspek membaca membaca dan menulis atau keakssaraan. Namun, liter- dan menulis. Tompkins (1991:18) mengemukakan asi di dunia pendidikan seakan samar keberadaannya. bahwa literacy merupakan kemampuan menggunakan Kurangnya budaya literasi yang ada di sekolah dise- membaca dan menulis dalam melaksanakan tugas-tu- babkan pola pikir pendidikan di sekolah hanya berbasis gas yang bertalian dengan dunia kerja dan kehidupan hasil,, bukan proses. Sekolah sedikit sekalimemberikan di luar sekolah. Sementara itu, Wells mengemukakan- pemahaman dan kegiatan tentang budaya membaca bahwa literacy merupakan kemampuan bergaul dengan dan menulis.Untuk itu budaya literasi perlu digalak- wacana sebagai representasi pengalaman, pikiran, per- kan kembali. Guru harus berusaha memotivasi untuk asaan dan gagasan secara tepat sesuai dengan tujuan. melatih ketrampilan menulis, dimana semakin sering

Sulzby (1986) mengartikan literasi sebagai kemam- ketrampilan menulis itu terasah maka akan memberi puan membaca dan menulis.Dalampengertian luas, semangat untuk lebih berani menuangkan pikiran lewat literasi meliputi kemampuan berbahasa (menyimak, tulisan dan akan mampu mengilhami banyak orang dan berbicara, membaca, dan menulis) dan berpikir yang menjadi bahan referensi bagi anak didik.

menjadi elemen didalamnya. Menurut Unesco ses- Ilustrasi diatas memberikan gambaran bahwa literasi eorang disebut literate apabila ia memiliki pengeta- dipengaruhi oleh budaya di mana kita tinggal. Berdasar- huan yang hakiki untuk digunakan dalam setiap akti- kan kedua literasi di atas juga dapat ditarik kesimpulan vitas yang menuntut fungsi literasi secara efektif dalam bahwa yang membedakan satu golongan masyarakat masyarakat, dan pengetahuan yang dicapainya dengan

Siti Anggraini, Budaya Literasi Dalam Komunikasi

membaca, menulis, arithmetic memungkinkan untuk adalah film. Gerakan gambar dalam film dapat menga- dimanfaatkan bagi dirinya sendiri dan perkemban- rahkan kemampuan literasi anak. Film haruslah dipilih gan masyarakat. Sementara itu, Wells mengemukakan sesuai minat anak,yaknii film yang bercerita tentang bahwa untukmenjadi literate yang sesungguhnya , ses- kehidupan yang realistik. eorang harus memiliki kemampuan menggunakan ber-

bagai tipe teks secara tepat dan kemampuan member- Literasi Lisan

dayakan pikiran, perasaan, dan tindakan dalam konteks Seseorang yang menganut perspektif orasi men- aktivitas sosial dengan maksud tertentu. Dalam hal ini ganggap bahwa kebutuhan yang paling utama dalam literasi diartikan sebagai mahir wacana (dalam muhana, berkomunikasi adalah berbicara dan mendengarkan 2002:20).Dengan demikian, dalam pembelajaran di ke- Sementara itu,membaca-menulis dipandang sebagai las hendaknya melahirkan siswa yang literat.

ketrampilan penting, tetapi bukan sebagai ketrampilan Terdapat tiga jenis literasi, yaitu literasi visual, lit- primer yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari., erasi lisan, dan literasi cetakan. Ketiga jenis literasi ini Namun penganut perspektif literasi berpendapat seba- mengarah pada aktivitas seni berbahasa yang diakui liknya. Mereka menganggap bahwa ketrampilan mem- dalam berbagai kultur budaya yang berbeda.

baca dan menulis merupakan ketrampilan yang utama.

Literasi Visual Literasi Terhadap TeksTertulis (cetakan)

Literasi visual merupakan kemampuan dimana in- Literasi terhadap teks tertulis digambarkan sebagai dividu memiliki kemampuan mengenali penggunaan aktivitas dan ketrampilan yang berhubungan secara garis, bentuk, dan warna sehingga dapat menginterpre- langsung dengan teks yang tercetak, baik melalui ben- tasikan tindakan, mengenali objek, memahami pesan tuk pembacaan maupun penulisan.Di Negara-negara lambang Read dan Smith, 1982). Secara umum,literasi maju seseorang yang memiliki kemampuan membaca visual berfokus pada penafsiran gambaran visual ses- dan menulis pada tingkatan tertentud ianggap sebagai eorang yang juga terkait dengan kemampuan membaca masyarakat modern. Mereka menganggap bahwa pang- dan kemampuan menulis.Literasi visual memungkink- gunaan media cetakatau tulisan merupakan aktivitas an anak yang baru masuk bangku sekopl;ah untuk dapat yang utama dalam keseharian mereka. menyusun buku-buku favorit ataupun bermacam alat

mainannya yang berserakan di sekitarnya. Namun, ten- Memeroleh Literasi melalui Teks Tertulis (cetakan)

tu saja kemampuan literasi visual dikembangkan jauh Pada saat kegiatan-kegiatan literasi dilakukan sangat diluar kemampuan awal di atas Lacy (1986)menyebut- dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki.Untuk me- kan empat kategori literasi visual sebagai berikut:

milikidan menguasai literasi secara kompleks diperlu- • Pemahaman dari gagasan utama, yaitu kemampuan kan latihan. Untuk dapat memecahkan kode-kode ba- untuk memahami suatu pesan.

hasa lewat kegiatan membaca diperlukan pengetahuan • Persepsi hubungan bagian atau hubungan keseluru- pada taraf tertentu. Membaca bukan sekadar melihat han, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi detil kata-kata atau sekadar mengeja kata dan menerjemah- yang menyokong makna keseluruhan.

kannya, tetapi harus memahami apa yang dilihat dan • Pembedaan khayalan-kenyataan yaitu kemampuan diterjemahkan. Dengan demikian membaca membutuh-

untuk menyimpulkan atau menduga hubungan an- kan kemampuan dan pengetahuan pada taraf tertentu. tara symbol/lambang dan kenyataan.

Sama halnya dengan kegiatan membaca, demikian • Pengenalan tentang media artistic yang digunakan. juga dengan menulis.Pada saat menulis, penulis harus Dalam implementasinya,literasi visual dapat dilaku- menyusun gagasannya dan menyusunnya hingga dapat kan melalui beberapa aktivitas dengan menggunakan dimengerti pembaca. Teks yang tersusun dari se- beragam jenis media. Dua jenis media untuk mengem- dikit kata-kata sederhana, menggunakan pola kalimat bangkan literasi visual antara lain gambar dan film. sama yang berulang dengan pilih kata yang konotatif Gambar-gambar yang diperuntukkan bagi pembelajar akan lebih sulit dipahami. Berbeda dengan teks yang awall harus bervariasi mencakup foto, buku bergambar, tersusun dari kata-katayang variatif dan pola kalimat gambar tentang anekajenis makanan, dan bunga-bunga yang alami, akan lebih mudahdipahami(Weaver, 1989, dan lain-lain, gambar yang harus menumbuhkam mi- Jalongo, 1992). Dengan demikian kemampuan riil nat. Pada dasarnya beragam jenis gambar yangada di yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca dan menulis lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan untuk tujuan adalah konstruksi pengetahuan. pembelajaran.

Literasi adalah jalan menuju ke arah “dunia”.Den- Media lain yang dapat merangsang literasi visual gan demikian,sikap literasii harus mengarah pada sikap

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

produktif. kesejahteraan masyarakat meningkat sejalan dengan peniongkatan tingkat kemampuan baca (UNESCO

Proses Literasi

2005). Dengan ketrampilan baca yang tinggi jalan Proses literasi mengandung empat ciri universal seb- menuju maju ekonomi, social, kesehatan, pendidikan, agai berikut: (1) Tujuan tekstual; ada pesan komunikasi partisip[asi, dan kesertaan mengambil keputusan secara tertulis yang sesuai dengan tujuannya. (2) Kesepakatan, demokratis jadi lebih terbula (Dugdale dan Clark, 2008, makna daripesanditafsirkan ssesuai dengan yang di- Ciuningham dan Stanovich, 1998, Bus et al 1998) maksudkan. (3)Penggunaan bahasa yang bagus (seperti

Membaca harus dipelajari, dididikkan, dan dibuday- pada syair);untuk mengklarifikasi pesan harus menggu- akan Ada subyek sekaligus obuyek terakit. Subyeknya

nakan kemampuan bahasanya. (4)Resiko yang diambil para peserta didik dan mereka yang belajar, obyeknya adalah menerima tantangan baru dalam berbahasa.

bahan yang harus dibaca Dalam pembelajaran, pendidi- kan, dan pembudayaan, perlu penentuan arah .

Tingkat Literasi

Sejak lama arah pendidikan telah mmengacu pada Bagi ana-anak, tingkat literasi juga berpengaruh bu- apa yuang dinamakan pendidikan yang bersamaan dan kan hanya pengembangan tingkat akademik yang lebih saling terkait mengembnanmgkan sisi fisik, kognitif, tinggi dan jenjang karier social ekonomi masa depan, emosi, serta moral para peserta didik. Akar pendidikan juga dalam pengembangan karakter mulia. Penelitian holistic adalah teori mpendidikan Jean Jacques Rou- Sarah Miles dan Deborah Stipek memperliohatkan isseau yang diikuti, dikembangkan, dan dipraktikkan murid SD kelas 3 yang bertinmgkat kemampuan baca John Dewey, Abnraham Maslow, Ivan Illic, dan Ki yang tinggi saat sudah duduk dimkelas 5 ternyata lebih Hadjar Dewantara. unggul dalam budi pekerti, empati, dan percaya diri

ketimbang kelompok sebaya mereka yang saat dimke- Teks Informasional

las 3 lemah tingkat kemampuan bacanya. Pendidikan holistik mengarahkan dan mengemb- Tingkat kemampuan baca memang menentukan nangkan seluruh potensi anak didik ketingkat penca- masa depan sebuah bangsa. Sejak tahun 2000 Inmdo- paian yang paliong tinggi. Dalam rosesnya, ada per- nesia selalu diikutkan dalam penelitian tiga tahjunan jalanan mendidik dari dalam (Singh, 1996, Forbes, Programme for Internationall Stuident Asessement 2003, R. Miller, 2008). Elemen utamanya adalah saling PISA) dan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan keterhubungan antara pengalaman dan realitas. Disini Pembangunan. Yang diteliiti PISA adalah kemampuan mpembelajaran mengenaio pengalaman dan realitas ha- dan ketrampilan anak usia 14-17 tahun dalam reading ruus disesiuaikan degnan langkah yang sedang dijalani literacy, mathematical literacy, dan scientific literacy.

anak dalam perkembangan pribadinya, bukan seba- liknyua. Visinya membuat peserta deidiok menyadari dirinyua sebagai pribnadi utuh dan penuh sekaligus ter-

Bacaan Anak pada Pendidikan Holistik

hubung dengan lingkungan sekelilingnya. Ada dialog Membaca (dan menulis) bukan kemampuan al;ami antara guriu, anak, keluarga, masyarakat dalam lingkup seperti mendengar dan berbicara, tetapi harus dipela- komunitas para para pembelajar. jari dan sangat terkait dengan pengembangan serta

Konsep pendidikan dan pembelajaran harus disesuai- pertumbuihan otak manusia (IY Libernman, 1980). kanm dan semua harus berelasi dengan pengalaman

D. Shanklweiler dan Am Linerman, 1989, gtr Lyon, hidup dan lingkungan sekita. Bila ini diterapkanm pada 19989). Membaca butuh pemnbelajaran, pendidikan, bahan bacaan dalam pendidikan, maka bahan bacaan dan budaya.

yang paliong seseuai adalah teks informasional. Jen- Penelitian mengenai manfaat dan dampak membaca ois teks itu bertujuan utama menyampaikan informasi sangat banyak. Kurun 1904-1905 Jepang memerangi mengenai dunia alam dan social sekitar kehidupan. perang melawan Rusia karena tingkat kemampuan baca Karena itui, biasanya teks informasiopnal disertai den- mereka lebihj tinggi 90 persen berbanding 20 persen. gan berbagai teks feature, yang memujat berbagai el- Meski keduanya memiliki sumbner pasokan senjata emen grafis, seperti diagram dan foto, serta berbagai yang sama dari Jerman), dengan tingkat kemampuan struktur logika, seperti perbnanmdingan dan kontras, baca lebih tinggi,Jepang mampu menggunakan (dan sebab dan akibat, judul dan indeks, dan berbagai bentuk memodifikasi) senjata impor itu efektif dan efisien. keterangan waktu maupun tempat. Sebnalioknyua literasi tentara Rusia rendah sehingga

Sebagai teks yang memaparkan dunia, fakta, dan dalam mengoperasikan senjata, yang dijalankan adalah peristiwa sekitar lingkuingan, teks informasional tak praktik cobna-coba. Berbagai penel;itian menunjukkan hanya berhenti pada soal apa. Ia selalu berlanjut meng-

Siti Anggraini, Budaya Literasi Dalam Komunikasi

uraikan ihwal mengapa dan bagaimana. Keduanya jadi tliterasimasyarakat.Pendidikansepertipemberantasan- unsur penting membamgun minat anak untiuk menjela- butahurufperlumenjadi sebuah gerakan masyarakat , jahi dunia sekitar mereka dengan lebih banyak bertanya bukan membuat literasi sebagai program tetapi harus dan membnaca (Schiefele, Krapp, dan Winteker, 1992). menjadi gerakan masyarakat. Gerakan ini mempunyai

Ada moltikvasio ointrinsic yang memnbuat mereka logika yang berbeda dibandingkan dengan program. jadi pembaca seumur hidup.Dengan motivasi semacam

Bangsa Indonesia masih tertinggal dalam memajukan itu, anakl-anak akan l;ebihj mahir dan menmulis teks literasi.Kemampuan literasi Indonesia secara global di informasioonal, memiliki kosakata dan pengetahuan peringkat ke-60 dari 61 negara yang dinilai.Peraturan latar lebnoih banyak\, ketramp[iolam memahami leb- Menteri Pendidikan dan kebudayaan tentang Penum- ioh bailk, serta meningkatkan ni;ai mereka dalam pela- buhan Budi Pekerti, yang salah satunya membiasakan jaran bahasa dan sastra (K. Wiocksonm, 2009).

siswa membaca buku non-pelajaran sekitar 15 menit Pembelajaran dan pemahaman mengenai eks infor- sebelum pembelajaran harus bisa menjadi keseharian masional akan lebih berhasil biola mereka diberi kes- di sekolah.Gerakan literasi di sekolah dimunculkan empatan berinteraksi dengan teks itu (Duke, et.al. 2002, untuk memperkuat kecakapan literasi dasar yang ma- 2003). Jadi m, membaca dikelas mutlak didamp[ingi sih rendah.Kondisi ini kontradiktif dengan hasil survey dan dibimbing guru yuang kreatif dan siap. Memba- World Most Literated Nation bahwa ada lebih banyak

ca teks informasiponmal; juga disertai teks fiksi agar perpustakaan di Indonesia daripada di Jerman.Sayang- emopsi sehjat serta empati yang tepat tuimbuihj dan nya buku-buku yang disediakan tidak sering dibaca. berkembanmg. Proporsinya 60 persen teks informa-

Agar gerakan literasi di sekolah berhasil, perlu diban- sionmal;, 40 persen teks fiksi. Inio yang belum terlihat gun ekosistem yang mendukungnya.Komponen dalam

di lapangan.. ekosistem tidak hanya terdiri atas sekolah, tetapi juga keluarga, dan lingkungan.Gerakan sekolah merupakan

Fungsi Dan Penggunaan Bahasa Dalam Orasi Dan

upaya mendorong gerakan membaca secara masif di

Literasi

seluruh kabupaten/kota.Literasi merupakan bagian dari Ellis (1989) mengemukakan pendapatnya bahwa kecakapan penting pada abad ke-21 guna memben- language art mengacu pada aspek berbicara dan men- tuk orang-orang agar mampu berpikir ilmiah, kritis, ulis yang tercakup dalam aktiitas komunikasi ekspre- reflektif,dan kreatif. sif, menyimakdan membaca yang tecakup dalam Hal ini bukan terbatas baca tulis.Kemampuan dasar

akitivitas komunikasi,reseptif. Istilah language arts itu hanya sebagai pintu masuk untuk mengembang- berimplikasi pada penggunaan bahasa sebagai seni kan literasi yang dibutuhkan dalam kehidupan diten- berbahasa. Sebagaimana dalam seni, seorangartis ha- gah limpahan informasi. Membiasakan membaca 15 rus memiliki dasarketrampilan yang baik untuk dapat menit sebelum pembelajaran di sekolah, merupakan berkreasi mengekspresikan pengalaman, pikiran, dan langkah awal untuk menumbuhkan minat baca. Selan- perasaannya.mMaka, language artbertujuan mengem- jutnya, peningkatan literasi ditempuh melalui kegiatan bangkan kemampuan berbahasa sebagai alat utama- menanggapi buku, pengayaan, dan strategi perbaikan dalam berkomunikasidan sebagai bentuk estetik dalam membacadi semua mata pelajaran. mengekspresikan diri. Dengan demikian kemampuan

Gerakan literasi yang diinisiasi masyarakat seperti le- berbahasa sebagai alat utama dalam berkomunikasi wat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) mulai tumbuh dan sebagai bentuk estetik mdalam mengekspresikan dan berkembang memenuhi kebutuhan akan bahan ba- diri.. Dengan demikian, kemampuan, kemampuan ber- caan masyarakat.Kreativitas untuk memenuhi kebutu- bahasa sangat penting dan dibutuhkan dalam segala bi- hanmembaca masyarakat dapat dilakukan olehberbagai dang. Merupakan hal yang tidak mungkin, seseorang lapisan masyarakat.Dengan demikian agar minat baca mempelajari sains, ilmusosial, atau seni rupa tanpa ke- pada masyarakat dapat meningkat, dapat dilakukan mampuan berbahasa. Menyimak, berbicara, membaca, dengan berbagai cara, mulai dari perahu baca, berkelil- dan menulis merupakan dasar untuk belajar tentang se- ing desa dengan menggunakan pelana kuda yang berisi gala hal.

buku-buku, mulai menarik perhatian masyarakat, dan mendorong minat baca terutama anak-anak.

Literasi kecakapan penting pada abad Informasi

Di Makasar, Festival Literasi (Makasar Internasional Membaca itu mimpi dengan mata terbuka, demiki- Writers Festival/MIWF) Tahunan telah digelar sejak an menurut finalis Gramedia Community Competi- 2011 yang digelar setiap tahunnya di Fort Rotterdam, tion2016. Membaca itu kebutuhan dasar,diperluk- sebuah bangunan peninggalan perang yang berlokasi ansikapoptimistisdalamperjuanganmemperbaikitingka tidak jauh dari Pantai Losari. MIWF ke-67 tahun 2016

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

berlangsung 18-21 Mei 2016. Benteng bersejarah ini tukan ketrampilan baca-tulis anak, pada usia dini didirikan 471 tahun lalu oleh Kerajaan Gowa-Tallo,

belajar membaca akan menjadi lebih cepat apabila yang pernah dikuasai VOC Belanda, sebelum akhirnya

anak mengenal kosa katanya terlebih dahulu. menjadi cagar budaya nasional.

• Ketersediaan buku-buku dan peralatan tulis-men- Tema festival tertera jelas, “Baca”.Ada gambar la-

ulis sangat mendukung kemampuanliterasi bahasa ki-laki dan perempuan tengah membaca dengan latar

kedua.

belakang pantai saat senja.Sesuai sebutannya “Piknik • Permainan bahasa, kata bersajak, sangat membantu Baca” beberapa anak muda membaca dengan santai,

perkembangan baca tulis.

ada juga yang berbincang atau berswafoto.“Orang yang • Terbukti bahwa anak usia dini belajar bahasa kedua kurang baca buku akan buta dunia, bacalah buku,” kata

dengan lebih mudah tanpa beban seperti pada anak Kepala Perpustakaan Cara Baca Rizal Karim.

yang sudah dewasa atau lebih tua. Digelar selama enam tahun berturut-turut, MIWF menyuburkan pertumbuhan ruang baca di Makasar

Menurut Rudolf Steiner yang dikenal dengan Teori yang menggeliat sejak awal 2000-an. Ruang-ruang “Eurythme”nya, menganjurkan agar anak didekatkan baca dihidupkan oleh mahasiswa, penulis aktif serta dengan kodratnya.Menurutnya ada tiga instink yang para peminat sastra, dijadikan tempat alternatif bagi harus diasah pada diri anak yaitu Aesthetische (este- kelompok-kelompok kreatif di kota itu untuk bertemu, tika), dan Erythmische (ritmik/gerak irama). mengasah pikiran dan bekerja sama untuk mewujud-

Menurut Gardner setiap anak mempunyai potensi ke- kan berbagai program. Di beberapa tempat lainnya tum- cerdasan dan masih melekat pada fakta yang konkrit buh rumah-rumah baca dengan berbagai nama seperti (“operational; concrete”).Yang membedakan pada se- Kafe Dialektika, Kedai Buku, Kampung Buku, Rumah tiap anak adalah “kadarnya”, yang tergantung stimulasi Baca, Komunitas Literasi Makasar, Taman Baca Anak dari orangtuanya.Model terutama diperoleh dari uca- Bangsa, Pencandu Buku, Pondok Baca, Makasar Indie pan yang mudah direkam oleh otak dan mudah ditiru. Book,Kelas Menulis Kepo, Ruang Baca Antara, dan masih banyak lagi.

Budaya baca dan kebiasaan membaca

Festival tersebut merupakan kesempatan bagi Era serba digital,visual,dan serba praktis- eraelektro- Makasar sebagai tempat lahirnya La Galigo.La Galigo niok, kalau diantisipasi bis menurunkan tingkst literasi adalah epic sastra panjang dari Kerajaan Lawu, Su- O(kemampuanbaca).Dengan budayanbaca nak akan- lawesi Selatan, yang diperkirakan ditulis pada abad ke- mujdah menjaid kritis dan tidak mudah termakan isu-

13 sampai ke-15 Masehi. Karya yan g aslinya dalam isu yang dikkembangkan oleh sekelompok orang untuk bahasakuno ini telah diadaptasi Rhoda Grauer dan di- kepentingan tertentu. pentaskan oleh sutradara Robert Wilson di dunia Inter-

Sejumlah Negara yang dikenal memiliki budaya baca nasional. Sejarah ini menjadi inspirasi kreativitas para tinggi sudah lebih cepatmengantisipasinya. Mengapa penulis di Makasar, juga di Indonesia.

negar-negara dengan penduduk rakujs baca bjuku (ce- tak) tidak emngalami penurunan dalam tingkat liktera-

Literasi pada Anak

si? Sebab, budaya baca sudah menyatu sebagai habits MenurutGloria Guzman dan Veronika Mc Kenney, ()kebiasaan). Sebagai contoh, Jepang, Industri buku kita perlu memahami proses baca tulis pada anak usia cetak di sana tidak mengalami penuirunan signifikan. dini. Berdasarkan konsep linguistic, yang dapat dilaku- Orang tetap asyik membaca lewat bacaan cetak ataupun kan terhadap anak adalah memberikan pembiasaan an- elektronik. tara lain melalui belajar kode,lingkungan kaya literasi,

Sebaliknya, di Indonesia budaya baca kurang hidup, proses suara, orangtua membacakan suatu bacaan, masyarakat lebih terbiasa dengan budaya non ton dan mendengarkan atau belajar musik, menari, bermain budaya ngomong (bicara). Kebiasaan (habits) yang drama, bermain peran, mengenal seni yang kesemuan- baik – membaca – perlu dipaksakan agar diterima, me- ya berdasarkan pilihan anak. Dalam penelitian menge- nyhatu sebagai kultur. Kebiasaan membaca perlu di nai literasi mengingatkan bahwa ada hal-hal yang perlu tambahkan , kalau perlu dipaksakan, di antaranyha le- dipahami dan diperhatikan yaitu:

wat pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. • Membaca bukanlah ketrampilan alamiah anak usia

Menanamkan kesadaran pentingnya membaca sep- dini (tidak seperti berbicara)

erti disampaikan olehh Magniz Suseno dalam Bukuku • Kesadaran auditori dan cara penulisan adalah dua Kakiku (Gramedia, 2004).Di situ, Magniz menulis hal yang berbeda

bahwamembacaitubetul-betulmenjadisurgabaginya. • Ternyata kosa ata yang dimiliki anak akan menen- Membacatidakhanyamemperluascakrawala, melainkan

Siti Anggraini, Budaya Literasi Dalam Komunikasi

juga merupakanpelepasan emosional dan membantu wa rab-bukall akram:Bacalah! Dan Tuhanmu Sangat mengatasi kesulitan-kesulitan. Membaca juga berarti Pemurah. Al-ladziil-la, ma bil qalam: Yang menga- membiarkan diri ditarik keluar dari penjara perhatian jarkan penggunaan pen. Al-lamal insaana maa lam berlebihan pada diri sendiri,melihat dunia, manusia ya’lam:Yang mengajarkan manusia ap-apa yang belum mengalami tantangan, terangsang dalam fantasi, ber- diketahuinya. semangat untuk melakukan sesuatu. Turunnya minat

baca dalam praksis pendidikan-tentuada kekecualian- Membangun Literasi Digital

menunjukkan sinkronisasi dampak negatif serba elek- Pembelajaran literasi digital tidak bisa dielakkan tronik dengan keinginan serba praktis. Budaya instan lagi mengingat keterikatan manusia dengan internet secara umum tidak mendukung tingkat literasi. Karena semakin erat. Indonesia termasuk kedalam lima besar itu, membaca sebagai ketrampilan dan kebiasaan perlu Negara pengguna media sosial terbesar di dunia masih dilatihkan dan dibiasakan, berbeda dengan menonton tertatih dalam penguasaan etika berinteraksi dan men- dan berbicara.Dinamika bahasa mengikuti dinamika golah inmformasi di dunia maya. social. Dunia sastra termasukpara penulis cerita pendek

Kemajuan teknologi informasi sangat pesat dalam (cerpenis), sebagai salah satu tumpuan utama pengem- beberapa dekade ini membawa dampak positif maupun bangan bahasa Indonesia.

negatif bagi remaja. Penggunaan internet, televisi, tele- pon seluler, smartphone, Facebook, Twitter, MySpace,

Literasi dalam Islam

Path, Instagram, Whatsapp, Blackberry, Massenger, Tulis, baca, adalah dasar pembinaan agama dan kunci dan lainnya tengah marak. Ini memungkinkan muncul- ilmu pengetahuan. Wahyu pertama (tahun 610M)ke- nya aktivitas komunikasi melaluii media, short mes- tika Muhammad sedang dalam keadaan tidur di dalam sage service (SMS). Chatting, komentar dalam forum gua,ketika itulah datang malaikat membawa sehelai daring (online),blog, chatrooms,status updating seperti lembaran seraya berkata kepadanya “Bacalah!” Den- Twitter dan Facebook, dan bentuk online lainnya. gan terkejut Muhammad menjawab “Saya tidak dapt

DiIndonesia, sebagian besar anak (69 persen) masih membaca”.I merasa seolah malaikat itu mencekiknya menggunakan computer, sebanyak 34 persen menggu- kemudian melepaskan lagiseraya katanya lagi “Ba- nakan laptop, dan sekitar 52 persen anak menggunakan calah!”. Masih dalam keadaan ketakutan akan dicekik telepon seluler dan smartphoneuntukmengaksesinter- lagi Muhammad menjawab:”Apa yang akan saya net. Halini juga membuatpergeseran budaya, yakni baca?”.Seterusnya malaikat itu berkata:“Bacalah den-

89 persen anak berkomunikasi secara daring dengan gan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Menciptakan teman-temannya, 56 persen dengan keluarga, 15 persen manusia dari segumpal darah.Bacalah. Dan Tuhanmu dengan guru mereka melalui media internet. Namun, Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Men- terdapat data yangberesiko, 24 persen anak berhubun- gajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuin- gan dengan orang yang tidak mereka kenal dan 25 pers- ya…..”

en memberitahukan alamat dan nomor telepon mereka. Lalu ia mengucapkan bacaan itu.Malaikat pun pergi,

Pengawasan perlu dilakukan secara bijak.Jangan setelah kta-kata itu terpateri dalam kalbunya. Siapa ge- sampai pengawasan malah membuat anak merasa rangan yang menyuruhnya membaca itu?” Yang belum

dikekang.Dampak positif penggunaaan alat komuni- pernah dilihatnya sampai sampai saat itu sementara ia kasi daring, antara lain berkembangnya kesempatan dalam tahannuth, ialah mimpi hakiki yang memancar bersosialisasi, komunikasi, dan pertemanan yang tidak dari sela-sela renungannya,yang memenuhi dadanya, hanya lintas provinsi, tetapi juga lintas Negara. Selain yang membuat jalan di hadpannya menjadi terang- itu, membuka kesempatan untuk proses belajar, akses benderang,menunjukkan kepadanya, di mana kebena- berita, informasi kesehatan, dan lainnya. ran itu. Tirai gelap yang selama itu menjerumuskan

Dampak negatifnya, antara lain akses yang tanpa ba- masyarakat Quraisy ke dalam lembah paganism dan tas terhadap tayangan berbau kekerasan, pornografi, penyembahan berhala,menjadi terbuka.

perilaku konsumtif via internet, sexting, dan salah satu Tulis, baca adalah dasar pembninaan agama dan tantangan baru yaitu cyberbullying. Anak dan remaja kunci ilmu pengetahuan.AL ALAQ (SEGUJMPAL cenderung meniru dan mencoba hal yang dianggapnya DARAH)surat yang ke-96, terdiri dari 19 ayat. Ayat baru dan menantang. Sekitar 52 persen anak di Indone-

1 s/d 5 berbunyi: Bismil laahir rhmaanir rahiim. Iqra sia telah menemukan konten pornografi melalui iklan bismi rab-bikalladzi kalaq: Bacalah tas nama Tuhanmu atau situs yang tidak mencurigakan, tetapi hanya 14 yang menciptkan!. Khalaqal insaana min ` alaq: Yang persen mengakui telah mengakses situs porno secara telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Iqra sukarela Seperti halnya internet juga berpengaruh terh-

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

adap peningkatan kejadian penggunaan rokok, alkohol, sampai, pengawasan malah membuat anak merasa dan pergaulan bebas termasuk seks bebas

dikekang. Sejumlah kiat dirumah dan sekolah bisa jadi Pembelajaran literasi digital tidak bisa dielakkan lagi contoh yang baik. Orang tua siswa membolehkan anak- mengingat keterikatan manusia dengan internet sema- anaknya mengguanakan tablet pada akhir pekan. Pen- kin erat. Indonesia yang termasuk kedalam lima besar gawasan dilakukan dengan mengecek riwayat mesin Negara pengguna media social terbesar di dunia masih pencari. Namun, tidak ada batasan. terlatih dalam penguasaan etika berinteraksi dan men-

Era serba digital, visual, dan serba praktiseraelek- golah informasi di dunia maya.

tronik, kalau diantisipasi bisamenurunkan tingkat lit- Berdasarkan survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet erasi (kemampuan baca). Dengan budaya baca, anak Indonesia dan Pusat Kajian Komunikasi Indonesia ta- mudaakan menjadi kritis dan tidak mudah termakan hun 2004, ada 88 juta pengguna internet di Indonesia. isu-isu yang dikembangkan oleh sekelompok orang Sebanyak 79 juta penduduk aktif mengakses media so- untuk kepentingan mereka. cial, dengan 70 persen diantaranya mengakses melalui

Sejumlah negara yang dikenal memiliki budaya gawai.

baca yang tinggi sudah lebih cepat mengantisipasinya. Internet merupakan bagian dari ranah pribadi. Tidak Mengapa negara-negara dengan penduduk rakus baca ada orang yang bisa mengawasi atau mengendalikan buku (cetak) tidak mengalami penurunan dalam tingkat penggunaannya,kecuali pengguna itu sendirii.

literasi?Sebab, budaya sudah menyatu sebagai habits. Penggunaan internet berubah sejak harga telepon Sebagai contoh, Jepang, industri buku cetak di sana pintar dan sabak elektronik kian terjangkau pada ta- tidak mengalami penurunan signifikan. Orang tetap hun 2000-an. Internet tidak lagi menjadi sesuatu yang asyik membaca lewat bacaan cetak ataupun elektronik. mewah dan penggunaannya tidak lagi terbatas kepada

Sebaliknya kita, di Indonesia budaya baca tidak di- komputer yang di ruang keluarga. 49 persen penggu- hidupkan, mayarakat yang lebih terbiasa dengan bu- na internet berusia 18-25 tahun.Kalangan yang lahir daya nonton dan budaya omong (bicara). Kebiasaan setelah tahun 1990 ini akrab dengan internet sejak dini. (habits) yang baik –membaca- perlu dipaksakan agar Masalahnya masyarakat Indonesia belum memiliki ke- diterima, menyatu sebagai kultur. Kebiasaan membaca cerdasan berinternet.Warna Indonesia masih gampang perlu ditambahkan, kalau perlu dipaksakan, di anta- menggunggah data pribadi ke media social. Padahal, ranya lewat pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. data itu sangat mungkin dimanfaatkan oleh pihak lain

Menanamkan kesadaran pentingnya membaca seperti untuk tujuan jahat.

disampaikan oleh Magniz Suseno dalam Bukuku Kaki- Dalam dunia pendidikan, di satu sisi, siswa diminta ku (gramedia, 2004). Di situ, Magniz menulis bahwa mencari informasi di internet.Namun, guru dan orang membaca itu betul-betul menjadi surga baginya.Mem- tua tidak memberikan pembekalan memadai tentang baca tidak hanya memperluas cakrawala, melainkan penggunaan internet secara bijak. Kalaupun ada pelati- juga merupakan pelepasan emosional dan membantu han literasi digital, hal tersebut hanya dilakukan sekali mengatasi kesulitan-kesulitan. Membaca juga berarti atau dua kali, belum menjadi kegiatan rutin.Akibatnya, membiarkan diri ditarik keluar dari penjara perhatian siswa rentan terjebak dalam eksploitasi seksual, seperti berlebihan pada diri sendiri, melihat dunia, manusia pedofilia dalam jaringan dan perundangan siber, serta mengalami tantangan, terangsang dalam fantasi, berse- masuk organisasi berideologi ekstrem.

mangat untuk melakukan sesuatu. Dalam situasi tersebut bisa terjadi karena internet

baru dilihat dari sisi teknis. Padahal, pengaruhnya su- Membaca kreatif

dah mengubah dinamika masyarakat, mulai dari tingkat Buku adalah gudang ilmu.Buku juga merupakan keluarga hingga Negara. Internet mengubah pola mem- sumber bacaan atau referensi yang paling sering digu- buat pengumpulan informasi mudah dilakukan karena nakan. Dengan membaca buku, dapat diperoleh banyak bertebaran di mana-mana. Dan pengguan belum bisa pengetahuan dan membantu berpikir logis, kritis, dan memilih antara informasi yang memiliki rujukan ber- sistematis. Saat ini banyak kem udahan memperoleh basis bukti.

buku sebagai bahan bacaan. Kita bisa membaca e-book Upaya membangun literasi digital memerlukan kes- atau buku cetak. Buku cetak memiliki banyak kenggu- adaran dan partisipasi pemangku kepentingan, terma- lan, misalnya saja membaca sambil menggaris bawahi suk keluarga dan sekolah.Penggunaan gawai kalangan pokok pikiran yang penting dengan pensil. Bisa juga anak perlu mendapat pengawasan orang tua dan wali menulis catatan tambahan di pinggir buku. Buku cetak murid.

juga bisa menjadi bahan referensi yang dapat diper- Pengawasan perlu dilakukan secara bijak.Jangan tanggungjawabkan untuk menulis paper , skripsi, dan

Siti Anggraini, Budaya Literasi Dalam Komunikasi

tesis. Buku cetak dapat diperoleh dengan meminjam di bah 1.000 per tahun.Bandingkan dengan bahasa Ingrris perpustakaan atau membelinya di toko buku. Dengan yang temanya sekitar satu juta. Pertumbuhan tema per- membaca buku cetak akan lebih mudah memahami isi tahun mencapai 8.500. Ini karena bahasa Inggris bebas dan materinya. Ada yang berpendapat bahwa memba- menerima dan terbuka menyerap bahasa lain dan mau

ca buku cetak mata tidak lelah dibandingkan dengan

menggunakannya.

menatap layar monitor. Bahasa Indonesia pun berpotensi berkembang pesat Termasuk dalam budaya literasi, kini banyak aktivi- karena ditopang oleh 179 bahasa daerah. Tinggal pili- tas dilakukan dengan teknologi. Salah satunya peng- han bagi penulis untuk menggunakan lema-lema baru gunaane-book yang semakin banyak. Upaya menin- dalamekspresinya.Kebebasan para penulis cerpen be-

gkatkan minat baca masyarakat yang terkait dengan lum tentu dimiliki oleh para reporter.Kosakata-kosaka- distribusi buku bisa diatasi dengan buku elektronik ta baru dapat dipakai di dalam berkarya. Peran penulis yang bisa diunduh melalui beberapa platform atau ap- cerpen sangat besar untuk mengembangkan bahasa In- likasi telepon pintar. Literasi sebetulnya tidak dipaha- donesia. mi sekadar membaca dan menulis buku, tetapi lebih

Karya cerpenis relevan untuk membangkitkan minat jauh lagi, yakni memahami secara mendalam segala baca, disamping memperkaya bahasa Indonesia. Para hal di sekitar kita. Buku menjadi satu hal yang sangat cerpen is dapat menjadi pemasok bahan bacaan yang penting, tetapi buku kini tak hanya yang tercetak dan menarik bagi pelajar. pengetahuan bisa didapat dari mana saja.

Peran media sosial juga sangat besar untuk mendong- Kartini dan Literasi

krak literasi masyarakat Indonesia. Artinya teknologi Kartini menyejarah lewat tulisan-tulisan tangannya sangat membantu perluasan minat baca buku secara hingga hal itulah yang meninggalkan jejak pikiran dan mendalam. Buku elektronik bias menjadi solusi meski perbuatannya sampai sekarang.Tidak sedikit sejarah saat ini belum masif. Saat ini nilai buku electronik han- besar umat manusia ditakdirkan hilang atau seolah-olah ya 1 persen daripada buku tercetak menurut Direktur tidak pernah terjadi karena kurangnya dokumen sejarah Penerbitan Kompas Gramedia., Akan tetapi, perkem- dan ketiadaan pengganti dokumen sebagai jejak. bangan di masa yang akan datang bisa lebih baik. Saat

Kartini menjadi satu-satunya perempuan pahlawan ini ada 12.000 buku elektronik yang sudah terjual atau nasional yang diperingati hari kelahirannya secara

1 persen dari yang tercetak. Buku elektronik lambat nasional setiap 21 April.Setiap tahun, penetapan Hari laun diminati seiring masifnya budaya layar. Buku ele- Kartini sebagai tonggak emansipasi perempuan. Se- ktronik pas untuk anak-anak muda zaman sekarang.

lama hidupnya, Kartini banyak menulis surat kepada Kehadiran buku elektronik (e-book) memberi war- beberapa korespondensinya,termasuk yang tinggal di na baru bagi dunia kepustakaan termasuk bagi plajar Belanda. Kartini dipenuhi kegelisahan dan harapan maupun mahasiswa yang sering membutuhkan bahan akan perubahan dan peradaban pada masanya. Kar- literasi. Reportase sebuah media cetak tentang turun- tinidikenal sebagai sosok yang memperjuangkan eman- nya minat baca siswa dalam praksis pendidikan—tentu sipasi dan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki,

ada kekecualian—menunjukkan sinkronisasi dampak terutama dalam hal pendidikan.

negatif serba elektronik dengan keinginan serba prak-

tis. Budaya instan secara umum tak mendukung tingkat Pendidikan mencerdaskan

literasi.Karena itu, membaca sebagai ketrampilan dan Mengubah orang yang tidak cerdas menjadi cerdas kebiasaan perlu dilatihkan dan dibiasakan, berbeda adalah kewajiban negara melalui institusi pendidikan, dengan nonton dan bicara.

system pendidikan yang mencerdaskan. Sejak Sekolah Dinamika bahasa mengikuti dinamika sosial. Dunia Dasar hingga perguruan tinggi , tidak ada mata pela- sastra, termasuk para pen ulis cerita pendek (cerpe- jaran yang secara khusus mengajarkan bagaimana ber- nis), sebagai salah satu tumpuan utama pengembangan pikir inovatif dan kreatif. Sejak dini mayoritas orang bahasa Indonesia. Keleluasaan penulis cerpen meng- Indonesia tidak diajarkan cara berpikir dan berlogika gunakan kata dalam karyanya mendorong munculnya dengan benar. lema-lema baru yang memperkaya bahasa Indonesia.

KH Hadjar Dewantara mengingatkan bahwa “pendi- Saat ini, jumlah tema bahasa Indonesia sekitar 94.000. dikan” merupakan sesuatu yang lebih luas dan esensial Sewaktu Kamus Umum Bahasa Indonesia pertama kali daripada pengajaran. Pendidikan bermaksud menun- dibuat pada 1953, jumlah tema sekiktar 23.000, arti- tun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, nya, selama 62 tahun jumlah tema hanya bertambnah agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota sekitar 60.000.Apabila dirata-ratakan, hanya bertam- masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebaha-

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

giaan setinggi-tingginya. lan teori dan ayat-ayat kitab suci. Dalam suatu penu- Pendidikan adalah belajar menjadi manusia seutuh- lisan seri buku , setiap buku memiliki topik berbeda- nya dengan mempelajari dan mengembangkan ke- beda, antara lain tanggungjawab, rasa hormat, dan hidupan sepanjang hidup, yang diperantarai sekaligus kekerasan. Tema-tema bisadipilih karena berhubungan membantuk kebudayaan.

dengan pembentukan budi pekerti.Tujuan utamanya Pendidikan sebagai proses belajar menjadi manusia adalah membangun pemahaman logis dalam menyerap yangberkebudayaan berorientasi ganda memahami nilai-nilai positif. diri sendiri dan memahami lingkungannya. Solusi atas

Menurut Asti, seorang dosen komunikasi di Swiss keterbelakangan hasil pendidikan harus dimulai den- German University Banten, buku itu tidak mendikte gan memperkuat pendidikan dasar. Pendidikan sebagai pembaca untuk melakukan sesuatu.“Buku itu menjelas- proses kebudayaan menghendaki agar proses belajar- kan sebab akibat dari suatu kejadian secara sederhana. mengajat tidak hanya berorientasi pada p[engembangan Contohnya, dengan membuang sampah sembarangan, kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan afektif saluran drainase bisa tersumbat sehingga menyebab- dan konatif.

kan banjir. Pada buku bertema kekerasan, dijelaskan Pelajaran membaca lebih dari sekadar belajar melek manusia bisa melakukan kekerasan terhadap sesame, huruf, atau sekadar membaca buku pelajaran yang di- binatang, hingga alam melalui perbuatan yang tidak wajibkan.Pelajaran membaca harus menjadi kecaka- bertanggung jawab. pan fungsiopnal yang dibiasakan (reading habit) sejak

Pelajaran membaca berkaitan dengan pelajaran pendidikan dasar. Kecakapan dan kebiasaan membaca menulis. Pelajaran menulis tidak sekadar diletakkan di sejak dinmi akan memudahkan anak-anak menjelajahi

pojok mata pelajaran bahasa, tetapi subyek tersendiri dunia ilmu pengetahuan melampaui batas-batas pela- yang terintegrasi dengan seluruh mata pelajaran. Ke- jaran sekolah.Budaya baca kian penting dihadapkan cakapan menulis merupakan bekal dasar bagi asah ke- pada perluasan terpaan media digital dengan muatan mampuan logika, sistematika, meneliti, dan mencipta. pesan yuang serba ringkas dan instan.Tanpa tradisi Saat Amerika Serikat menyadari penurunan daya sa- membaca yang kuat akan sulit bagi generasi baru me- ing, solusi kurikulunya justru mewajibkan pelajaran mahami dan mengembangkan penalaran panjang seper- mengarang di tingkat pendidikan dasar dan menengah ti pengetahuan-pengetahuan naratif (filsafat, ideology, (Godzich, 1994). Menumbuhkan hasrat menulis pada sejarah, agama, dan sastra). Padahal,pengetahuan nara- gilirannya akan mendorong semangat meneliti, baik tif merupakan sumber penemuan diri dan pembentukan lewat membaca ayat-ayat kitabiyah(buku), ayat-ayat karakter.

kauniyah (alam semesta), ayat-ayat tarikhiyah (seja- Pembentukan karakter harus dimulai dengan men- rah), maupun ayat-ayatnafsiyah (diri sendiri) gajarkan suatu hal sebagai kebiasaan. Dengan terus

Pendidikan adalah jalan untuk masa depan. Namun, mengajarkan kepada anak atau siswa agar konsisten pendidikan bukan melulu kemampuan akademis. melakukan kebiasaan seperti halnya membaca secara Karakter, kreativitas, dan hal-hal lain yang tak berkai- rutin dan kontinyu, secara otomatis karakter baik akan tan dengan ilmu akademis menjadi kelengkapan yang terbentuk dengan sendirinya. ‘keberhasilan pemben- mutlak diperlukan.Forum Ekonomi Dunia (World Eco- tukan karakter tergantung dariseberapa konsistennya nomic Forum) mengeluarkaan laporan tentang 16 un- anak/siswa untuk menjalankan kebiasaan tersebut. Hal sur bekal pendidikan seseorang pada abad ke-21.Dari itu tidak tergantung pada ukuranwaktu, lama atau se- ke-16 unsur bekal pendidikan tersebut, 12 di antaranya bentarnya waktu belajar atau membaca di sekolah.

tergolong kemampuan belajar social dan emosional. Oleh karena itu, paling tidak satu hari dalam seming- Berdasarkan LUP/Litbang “Kompas” menyebutkan gu harus disediakan wahana bagi anak-anak membaca 50,8% dari kemampuan/ketrampilan yang dibutuhkan ataas pilihannya sendiri. Sekolah hanya menyediakan selain ilmu akademis adalah karakter dan moral (budi bahan-bahan bacaan yang sejalan dengan dengan misi pekerti, agama, kejujuran, disiplin, semangat, dan be- pendidikan budi pekerti. Setelah membaca, anak-anak rani). juga harus dilatih menuturkan apa yang mereka tang-

16 Unsur Ketrampilan untuk Pendidikan Abad ke- kap dari bahan bacaan. Latihan menutur bukan sekadar

21 adalah: Ketrampilan Ilmu Dasar (yang digunakan membantu mengingat, melainkan juga melatih keper- sehari-hari) yaitu jenis-jenis kemampuan:Membaca, cayaan diri, serta pembiasaan saling mendengar dan Berhitung, Sains, Teknologi Informasi, Keuangan, Ke- mengapresiasi sesama peserta didik.

warganegaraan dan Budaya

Pendidikan karakter biasanya bisa terbentuk lewat Yang digunakan sehari-hari, sedangkan, Pemecahan pembiasaan dan teladan setiap hari,bukan hanya hafa- masalah/berpikir kritis, Kreativitas, Komunikasi, Ker-

Siti Anggraini, Budaya Literasi Dalam Komunikasi

jasama. Merupakan Kompetensi (sikap dalam meng- internet .Indonesia termasuk sepuluh Negara pengguna hadapi tantangan/persoalan/Rasa ingin tahu). Inisi- internet terbanyak. Akan tetapi,90 persen penggunaan atif, Ketekunan/Kegigihan, Adaptasi, Kepemimpinan, internet di Indonesia ternyata lebih untuk media social. Pemahaman Sosial Budaya. dan Merupakan kualitas

A Data riset AsosiasiPenyelenggara Jas Internet Indo- karakter.

nesia dan Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indo- Ada tiga hal penting yang harus dikuasai anak- nesia 2014, dari 88,1 jujta pengguna internet, 79 juta di anak melalui pendidikan. Ketiga hal tersebut adalah: antaranya pengguna aktif media social media. LITERASI DASAR (Itermasuk minat baca dan daya

Internet sebagai ujung tombak dari teknologi digital baca), kompetensi (berpikir kritis, kreatif, dan kolabo- memang menyediakan kemudahan mengakses infor- ratif), serta karakter.

masi dan pengetahuan.Namun, menurut Sheryy Turkle Salah satu karakter yang paling penting ialah rasa in- (2011), teknologi ini juga melahirkan pendangkalan ke- gin tahu. Upaya untuk memberikan lingkungan yang mampuan bernalar. menumbuhkanm rasa ingin tahu dalam diri anak-anak

Budaya yang terhubung membuat kita tergoda selalu harus menjadi ikhtiar setap keluarga Anak-anak harus melontar komentar sehingga tidak pnya waktu berpikir didorong untuk menguasai kemampuan dalam meny- serius. Pada akhirnya, terpaan teknologi digital ini, akan elesaikan masalah, berpikir kritis, dan bernalar.

melahirkan “generasi yang berpikir cekak” (NIchjolas

G. Carr. Tanpa disiplin bernalar, kita akan kehilangan

Bangsa Tunabaca

daya memilah banjir informasi di dunia yang makin Membaca bukan sekdar merapal aksara,, dia adalah kompleks, di mana citra menggantikan realitas,iklan, pintu masuk kepada ilmu pengetahuan. Menurut Paulo dan propaganda membnaur dengan berita. Bahkan gos- Freire membnaca berarti juga proses pembebasan dan sip dan hoax bersanding dengan fakta. laku berpikir kritisReadiong the Word and the World.

Pada akhirnya, kita akan gagap. Tak kuasa lagi mem- Menurut Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, bedakan mana fakta mana opini. Tidak mengeherankan sekalipun angka buta aksara di Indonesia pada akhir jka hoax, meme, atau olok-olok dari propagandis pun 2014 mencapai 5,97 juta jiwa atau 3,7 persen dari to- menyebar dengan deras dalam ruang informasi, dan tal penduduk- tingkat literasi kita justru anjlok. Literasi kemudian ditelan mentah-mentah oleh maysarakat atau keaksaraanadalah kemamuan memahami, men- yang tunaliterasi sebagai kebenaran. gevaluasi, dan menggunakan teks tertulis sebagai me-

Tuna literasi tidak hanya menyesatkan dalam dunia dium komunikasi di masyarakat dan mengembangkan digital. Bahaya l;ain adalah menjadikan bangsa ini ga- pengetahuan.

gal mendefinisikan diri. Minim membaca jelas terkait Data UNESCO 2012 indeks minat baca di Indone- rendahnya produktivitas tulisan. Bagaimana mau men- sia 0,001. Artinya, setiap 1.000 pendudeuk hanya satu ulis jika tidak membaca?Tak hjanyua minmim dalam yang memiliki minat baca.IOndonesia berada diurutan publikasi ilmiah, Indonesia juga sangat minim mem- ke 60 dari 61 negara yang disurvei. Rendahnya minat produksi buku berkualitas. Buku-buku tentang Indo- baca jelas memengaruhi kemampuan literasi.Survei nesia -Sejarah, alam, dan kebudayaan – lebih banyak terbaru OECD PIAAC (Organization for Economic ditulis orang luar atau orang Indonesia yang tinggal di Co-operation and Development programme for Inter- luar negeri . kita adalah bangsa yang didefinisikan oleh national Assesment of Adult Competencies) 2016, ke- bangsa lain. mampuan literasioorang Jakarta dewasa (25-65 tahun)

Beberapa peristiwa besar terkini pn luput ditulis. lulusan minimal sekolah menengah atas lebioh rendah Bahkan, tsunami sebesar Aceh tahun 2004 sangat min- dibnmdingkan masyarakat Eropa di tingkat sekolah im melahirkan buku-buku berkualitas Demikian halnya dasar.Kemampujan literasi orang Jakarta in impaling dengan sederet bencana yangnberulang,tetapi minim rendah dari 34 negara yang disurvei.

pembnelajaran. Bahkan, 32 tahun kekuasaan Orde Baru Survei PIAAC terkonfirmasi dengan studi Link- hingga gerakan reformasik 1998 tak terdokumentasikan

ing the Natioonal Plans for Acceleration and Expan- dengan baik.Ibarat lingkaran setan, sudah kecil volume sio n of Economic Development to Programming in buku tercetak, kecil pula minat baca masyarakat. Jika the Education Sector (ACDP-016),M YANG DIPA- peristiwa yang lewat tidak dituliskan dan direfleksikan, PARKAN OLEH Satryo Soemantri BNrodjonegoro

kita tidak akan pernah belajar. Lalu dari mana kita be- . Dari perusahaan yang disurvei, 92 persen mengeluh- lajar? kan pekerjanya yang sangat lemah membaca, dan 90

persen dalam menulis. Menarik dicermati, rendahnya Kualitas Manusia Indonesia “MempercepatPem- literasi kita terjadi seiring dengan menderasnya arus bangunan, Mengejar Kertinggalan”

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

Hingga 71 tahun merdeka, mutu manusia Indonesia pada dam pak negatifnya. masih di jajran menengah bangsa-bangsa dunia. Meski

Besarnyakebutuhan akan gawai, terutama telepon banyak upaya dilakukan pemerintah sejak beberapa de- seller pintar, mendorong tumbuhnya Industri penana- cade, daya ungkitnya kalah cepat disbanding Negara man modal dala negeri maupun asin g untuk mem- lain. Jadi, Indonesia butuh percepatan [pembangunan produksi perangkat keras. Begitu juga piranti lunak, manusia agar mampu bersaing dengan bangsa lain pada mulai dari penyedia jaringan hingga aplikasi. Mjuncl tahun 2045.

nya in dustri berbasis tekn ologi in formasi ini mela- Indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia pada hirkan orang-orang kreatif di sejumlah kota. Mereka 2015 (data2014) ada diurutan ke-110 dari 188 negara. membuat aplikasi permainan hingga transaksi keuan- Di ASEAN, manusia Indonesia kalah bersaing dengan gan. Namun, seperti teknologi apap pun, ada pula Singapura (11), Malaysia (62), dan Thailand (93). Di sisi negatif yang muncul. Salah satunya untuk tindak Pasifik Barat, Indonesia tertinggal dibamdingkan Ko- kriminlal. rea Selatan (17) dan Tiongkok (90).