Standar Mutu Produk Uraian Proses Produksi

maupun yang tebal dari berbagai macam ukuran yang diperlukan dalam proses produksi.

2.3.4. Standar Mutu Bahan Baku

Standar mutu sangat perlu untuk ditingkatkan dan dipertahankan guna menjaga standar kualitas produk akhir. Standar yang diterapkan ini sangat mempengaruhi kualitas produk yang ingin dipasarkan dan berani bersaing dengan perusahaan sejenis. PT. Apindowaja Ampuh Persada selalu menempatkan kualitas terhadap produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan selalu meyakinkan kualitas pasokan dari para pemasoknya karena perusahaan mengawasi secara penuh kualitas dan proses produksinya. Untuk standard material harus dipastikan bebas dari korosi yang berlebihan, kerusakan seperti cacat permukaan, perubahan bentuk seperti tekuk dan puntir. Selain itu material harus dikontrol untuk memastikan bahwa material dengan standar yang berbeda atau material yang cacat tidak tercampur dengan material yang telah lolos uji penerimaan, dan material harus disimpan dalam kondisi yang bagus. Dan oleh karena itulah perusahaan melakukan strategi proaktif untuk mengidentifikasi potensi sumber masalah dalam penyediaan serta melakukan pengawasan yang ketat. Perusahaan tetap berhubungan erat dengan pelanggan utama. PT Apindowaja Ampuh Persada juga memberikan masukan-masukan tentang perubahan-perubahan yang mungkin diperlukan dalam peraturan atau jenis-jenis material yang diperlukan di masa yang akan datang.

2.3.5. Standar Mutu Produk

Universitas Sumatera Utara Standar mutu produk digester yang ditetapkan perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Standar Mutu Digester Model AP – 12 Capacity 12 - 17 ton FFB Hour Volume 3200 – 3500 litres Steam 3,5 kgcm 2 Uji hidrostatis 6,5 kgcm 2 Diameter kulit luar 2800 mm Tinggi 3100 mm Tebal plat baja 12 mm Tebal plat baja ringan 9 mm Power 30 HP Putaran 1500 rpm Sumber: PT. Apindowaja Ampuh Persada Standar mutu produk screwpress yang ditetapkan perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Standar Mutu Screwpress Model AP – 12 AP – 17 Capacity 10 - 15 ton FFB Hour 15 - 18 ton FFB Hour Type Horizontal double screw worm Horizontal double screw worm Worm Dimension Φ 275 mm x 1015 mm LONG Φ 305 mm x 1100 mm LONG Revolution 10 - 13 RPM 10 - 12 RPM Power Consumtion 22KW 30HP 30KW 40HP Reducer Helical In – Line Gear Reducer or Cyclo Drive Speed Reducer Helical In – Line Gear Reducer or Cyclo Drive Speed Reducer Machine Length 4100 mm 4935 mm Machine Width 1335 mm 1475 mm Machine Height 955 mm 1075 mm Nett Weight 5000 KGS 6000 KGS Gross Weight 6000 KGS 6500 KGS Sumber: PT. Apindowaja Ampuh Persada Universitas Sumatera Utara Sedangkan untuk standar mutu seluruh spare part yang dihasilkan oleh perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada tidak dapat ditentukan karena bergantung terhadap pesanan konsumen.

2.3.6. Uraian Proses Produksi

Proses produksi sparepart pada PT. Apindowaja Ampuh Persada berbeda- beda. Berikut ini adalah proses produksi dari masing-masing spare part. A. Spare part Main Shaft Uraian proses produksi spare part main shaft adalah: 1. Persiapan bahan Persiapan bahan baku berupa besi dilakukan di gudang bahan baku. 2. Pemotongan Pada proses ini, pipa besi dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan, dimana disesuaikan dengan besar sparepart yang akan dibentuk pada proses selanjutnya. Dalam hal ini digunakan meteran untuk mengukur panjang potongan besi. 3. Pemeriksaan Besi hasil pemotongan diperiksa secara visual oleh operator. 4. Pembubutan Pada proses ini, produk setengah jadi dibubut untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan ukuran yang telah diukur dengan menggunakan jangka sorong. 5. Pemeriksaan Besi hasil pembubutan diperiksa secara visual oleh operator. Universitas Sumatera Utara 6. Proses Remer Pada proses ini, produk setengah jadi diremer sehingga membentuk bentuk bulatan panjang yang sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan untuk peletakan spin. 7. Pemasangan Spin Proses terakhir yaitu pemasangan spin secara manual pada besi yang telah mengalami proses remer. 8. Pemeriksaan Besi yang telah dipasang spin diperiksa secara visual oleh operator. 9. Pengecatan Pengecatan dilakukan secara manual oleh tenaga kerja. Produk yang sudah selesai dicat diangkut ke gudang. 10. Penyimpanan di gudang Produk jadi disimpan ke gudang oleh operator menggunakan crane. B. Spare part Intermediate Gear Uraian proses produksi spare part intermediate gear adalah: 1. Persiapan bahan Persiapan bahan baku berupa besi dilakukan di gudang bahan baku. 2. Pemotongan Pada proses ini, pipa besi dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan, dimana disesuaikan dengan besar sparepart yang akan dibentuk pada proses Universitas Sumatera Utara selanjutnya. Dalam hal ini digunakan meteran untuk mengukur panjang potongan besi. 3. Pemeriksaan Besi hasil pemotongan diperiksa secara visual oleh operator. 4. Pembubutan Pada proses ini, produk setengah jadi dibubut untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan ukuran yang telah diukur dengan menggunakan jangka sorong. 5. Pemeriksaan Besi hasil pembubutan diperiksa secara visual oleh operator. 6. Penyecrapan Pada proses ini, produk setengah jadi discrap sehingga membentuk bentuk gerigi yang sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan. 7. Pemeriksaan Besi hasil penyecrapan diperiksa secara visual oleh operator. 8. Pengecatan Pengecatan dilakukan secara manual oleh tenaga kerja. Produk yang sudah selesai dicat diangkut ke gudang. 9. Penyimpanan di gudang Produk jadi disimpan ke gudang oleh operator menggunakan crane. C. Spare part Extension Shaft Uraian proses produksi spare part extension shaft adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Persiapan bahan Persiapan bahan baku berupa besi dilakukan di gudang bahan baku. 2. Pemotongan Pada proses ini, pipa besi dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan, dimana disesuaikan dengan besar sparepart yang akan dibentuk pada proses selanjutnya. Dalam hal ini digunakan meteran untuk mengukur panjang potongan besi 3. Pemeriksaan Besi hasil pemotongan diperiksa secara visual oleh operator. 4. Pembubutan Pada proses ini, produk setengah jadi dibubut untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan ukuran yang telah diukur dengan menggunakan jangka sorong. 5. Pemeriksaan Besi hasil pembubutan diperiksa secara visual oleh operator. 6. Pengeboran Pada proses ini, produk setengah jadi dibor sehingga membentuk lubang yang sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan sebagai poros produk. 7. Penyecrapan Pada proses ini, produk setengah jadi discrap sehingga membentuk persegi panjang yang sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan sebagai dudukan produk. 8. Pemeriksaan Besi hasil penyecrapan diperiksa secara visual oleh operator. Universitas Sumatera Utara 9. Pengecatan Pengecatan dilakukan secara manual oleh tenaga kerja. Produk yang sudah selesai dicat diangkut ke gudang. 10. Penyimpanan di gudang Produk jadi disimpan ke gudang oleh operator menggunakan crane.

2.3.7. Mesin dan Peralatan