1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akses terhadap air bersih dan layanan sanitasi bersih adalah hak azasi manusia dan juga kebutuhan mutlak setiap orang. Sama halnya dengan
pendidikan, kesehatan merupakan kebutuhan mendasar yang penting bagi setiap manusia. Manusia tidak hanya cukup berinvestasi bagi pendidikan, tetapi juga
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan khususnya terhadap sanitasi seperti akses air bersih dan jamban sangat perlu untuk dibudayakan. Sebab, sanitasi yang sehat
merupakan kunci untuk menciptakan masyarakat yang sehat. Kesehatan lingkungan adalah salah satu bagian dari kesehatan masyarakat.
Upaya menyehatkan lingkungan berarti juga sebagai salah satu usaha untuk menyehatkan masyarakat. Lingkungan yang sehat akan meningkatkan peluang
pengembangan ekonomi, kesempatan sekolah bagi anak-anak, meningkatkan produktivitas manusia, dan mengurangi polusi terhadap air. Secara umum, tujuan
kesehatan lingkungan menurut Budiman Chandra 2005:4 adalah melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia, melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia, dan melakukan kerja sama serta menerapkan
Universitas Sumatera Utara
2
program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.
Permukiman kumuh masih menjadi masalah klasik yang dihadapi Indonesia sebagai negara dengan populasi masyarakat terbesar di dunia.
Pertumbuhan penduduk kota di Indonesia yang begitu cepat telah memberikan dampak sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Ada banyak
penduduk yang bertempat tinggal secara tidak manusiawi di berbagai kota besar dan kota kecil. Turunan dari masalah pemukiman kumuh ini tidak lain yaitu
keterbatasan akses air dan sanitasi bersih. Inilah akibat minimnya kesadaran masyarakat yang menyebabkan berkembangnya perilaku tidak sehat.
Masyarakat Indonesia di daerah kumuh padat perkotaan belum menyadari pentingnya perilaku hidup sehat dengan menjaga kesehatan lingkungan. Slamet
2009:2 berpendapat orang sadar bahwa penyakit itu banyak sekali ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain perilaku masyarakat sendiri. Norma serta budaya
yang menentukan gaya hidup masyarakat akan menciptakan keadaaan lingkungan yang sesuai dengannya dan menimbulkan penyakit yang sesuai dengan gaya
hidupnya tadi. Jadi, menurutnya, untuk menjadi sehat tidak cukup hanya dengan pencegahan penyakit secara perseorangan, tetapi harus melihat dan mengelola
masyarakat sebagai satu kesatuan bersama lingkungan hidupnya. Peran masyarakat pertama-tama disini adalah menyadari pentingnya mengubah perilaku
hidup sehat dengan pengelolaan sanitasi.
Universitas Sumatera Utara
3
Permasalahan sanitasi buruk merupakan masalah publik. Dalam kondisi inilah peran pemerintah sebagai alat negara hadir dan terlibat menangani masalah
tersebut. Apapun pilihan pemerintah terhadap masalah publik, baik untuk melakukan sesuatu maupun tidak, itulah kebijakan pemerintah. Sebagai suatu
proses seperti dikatakan Graycar dalam
Pendekatan program sanitasi berbasis masyarakat SANIMAS sebagai bentuk kebijakan pemerintah terkait perbaikan sanitasi bagi masyarakat yang
tinggal di kawasan padat kumuh miskin perkotaan. SANIMAS adalah program nasional yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum sejak tahun 2006
dan dirancang untuk memberdayakan masyarakat di lingkungan permukiman padat, kumuh dan miskin di perkotaan. SANIMAS menempatkan masyarakat
Kaban 2008:59, kebijakan menunjuk pada cara dimana melalui cara tersebut pemerintah dapat mengetahui apa yang
diharapkan darinya, seperti program dan mekanisme dalam mencapai produknya tujuannya. Dengan sebuah program, pemerintah menetapkan kebijakannya
untuk mencapai tujuan publik. Persoalan sanitasi di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara Sumut
dinilai masih relatif tertinggal. Banyak penduduk yang belum mendapatkan akses sanitasi layak Harian Medan Bisnis, 10 Nopember 2013. Pemerintah berasumsi
perlunya pendekatan paradigma baru untuk mengejar ketertinggalan sanitasi dengan kelestarian lingkungan sebagai prinsip utama. Paradigma baru yang
diterapkan untuk masing-masing sektor yaitu, sektor air limbah, persampahan dan sektor drainase perkotaan.
Universitas Sumatera Utara
4
sebagai pelaku, pengambil keputusan, dan penanggung jawab kegiatan mulai dari identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan pengawasan.
Program SANIMAS menggunakan prinsip Demand Responsive Approach DRA atau Pendekatan yang Tanggap Terhadap Kebutuhan. Pihak
kabupatenkota harus menyampaikan minat terlebih dahulu, apabila tidak menyampaikan minat maka mereka tidak akan difasilitasi. Salah satu bentuk
minat tersebut adalah dengan kemauan mengalokasikan dana APBD. Hal ini sesuai dengan prinsip pendanaan SANIMAS yaitu multi sumber multisource of
fund. Selain itu, SANIMAS juga menggunakan prinsip seleksi-sendiri self selection, opsi teknologi
sanitasi, partisipatif dan pemberdayaan http:www.ampl.or.idoldamplsekilassanimas.php diakses pada 10 Nopember
2013 pukul 16.30 WIB . Pola penyelenggaraan SANIMAS dilakukan oleh Kelompok Swadaya
Masyarakat KSM dengan difasiitasi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan TFL yang memiliki kemampuan teknis dan sosial kemasyarakatan, mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Jadi pada prinsipnya keseluruhan tahapan mulai dari perencanaan, implementasi konstruksi,
pengawasan hingga operasi pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat. Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Satker
PPLP Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumut merupakan penyambung tangan Kementerian Pekerjaan Umum dalam melaksanakan program
Sanimas yang didasarkan pada Peraturan Presiden PP Republik Indonesia No.
Universitas Sumatera Utara
5
70 Tahun 2012 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Didalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15PRTM2010 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur SKPD DAK
merupakan organisasilembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada GubernurBupatiWalikota yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai
dari Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur BAB I, Pasal 1, ayat 7. Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Sanimas yang dilakukan
Kementerian PU mengambil enam kabupaten kota di wilayah Sumut. Keenam daerah tersebut adalah Karo, Deli Serdang, Tebingtinggi, Medan, Pematang
Siantar, dan Binjai, yang masuk dalam projek yang ditujukan untuk perbaikan sanitasi masyarakat. Kementerian Pekerjaan Umum menetapkan 300 lokasi
sanitasi di enam kabupatenkota di Sumut. Sebanyak 149 lokasi di antaranya dialokasikan di Medan http:liputanbisnis.com20130220300-lokasi-sanitasi-
disiapkan-kementerian-pu-di-sumut diakses 10 Nopember 2013 pukul 16.58 WIB.
Universitas Sumatera Utara
6
Tabel 1.1 : Lokasi Sanimas Tahun 2012 Propinsi Sumatera Utara
N o
. Tah
un Prop
insi Ka
b Ko
ta
Lokasi Syste
m Kondisi
Prasarana Jumlah
Pendudu k
Peggun a
Rencan a
Pegguna Realisas
i MCK
Perpip aan
K K
JIW A
K K
JIW A
KK JIWA
1 2012
SUMATERA UTARA
Kota Medan
Lorong Ujung Tanjung 1,
Lingkungan 5, Kel. Bagan
Deli, Kec. Medan Belawan
MCK + Belum
dimonev Belum dimonev
60 300
2 2012
SUMATERA UTARA
Kota Medan
Lorong Promis,
Lingkungan 15, Kel.
Bagan Deli, Kec. Medan
Belawan MCK +
Belum dimonev
60 300
Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum http:ciptakarya.pu.go.idsanimassemua-lokasi-20120210.html
Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia belum terlepas dari kawasan perkumuhan padat kota. Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan adalah salah satu kawasan yang dimaksud. Kelurahan Bagan Deli berada disekitar Pelabuhan Belawan dan pabrik-pabrik minyak. Kelurahan ini memiliki
jumlah penduduk yang cukup padat. Akan tetapi, dari banyaknya penduduk, hanya sedikit penduduk yang tinggal di rumah dengan memiliki kamar mandi dan
jamban. Keterbatasan air menjadi masalah bagi penduduk di Kelurahan Bagan Deli yang hidup di pinggiran laut.
Melihat keberadaan Kelurahan Bagan Deli dengan permukiman kumuhnya, pemerintah provinsi melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Sumatera Utara mengalokasikan bantuan pengelolaan sanitasi bagi kelurahan tersebut. Kelurahan Bagan Deli memperoleh program Sanitasi Berbasis
Masyarakat pada tahun 2012. Pelaksanaan program SANIMAS di Kelurahan
Universitas Sumatera Utara
7
Bagan Deli diwujudnyatakan dengan pembangunan fasilitas kamar mandi, cuci dan kakus MCK di lokasi atau lingkungan yang telah disepakati Satker PPLP
dengan pemerintah daerah dan masyarakat kelurahan. Program SANIMAS tidak hanya ditujukan untuk membantu masyarakat dalam pengelolaan sanitasi, tetapi
juga sekaligus memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat yang berkelanjutan.
Suatu kebijakan untuk dapat diketahui apakah kebijakan yang telah dijalankan meraih dampak yang diinginkan memerlukan tindakan evaluasi.
Evaluasi kebijakan berupa pemeriksaan yang objektif, sistematis, dan empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari segi
tujuan yang ingin dicapai. Salah satu akibat dari output kebijakan adalah akibat yang dihasilkan oleh intervensi program pada kelompok sasaran dan akibat
tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran impact.
Sebuah program berbasis masyarakat dan dirancang dengan pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan adalah sesuatu yang akan sangat bermanfaat
bagi kelompok sasaran. Dengan melihat tujuan pokok dari program SANIMAS berupa pemberdayaan masyarakat dan berusaha untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, penulis tertarik melakukan penelitian terhadap program ini. Penulis ingin mengevaluasi program
SANIMAS dan melihat apakah program ini telah benar-benar memberdayakan masyarakat akan pentingnya sanitasi yang sehat. Berdasarkan uraian diatas,
Universitas Sumatera Utara
8
peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Sanimas Dalam Pemberdayan Masyarakat Studi
Kasus di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan”.
1.2 Fokus Masalah