Penelitian Terdahulu

I. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayatul Islamiyah Penelitian dengan Judul “Analisis PDRB, Ekspor dan Investasi Terhadap Kondisi Ketenagakerjaan Di Jawa Tengah Tahun 1987-2002”. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa variabel PDRB, Ekspor dan Investasi masing-masing berpengaruh terhadap kesempatan kerja di Jawa Tengah.

Dari hasil uji Asumsi klasik untuk seluruh variabel datanya terbebas dari Multikoliniaritas, Heterokedastis maupun Autokorelasi, sehingga model regresi yang dihasilkan merupakan model yang baik dan tidak bias. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square, baik melalui uji Kendal maupun Friedman terdapat perbedaan PDRB, Ekspor dan Investasi pada saat sebelum dan selama krisis. Pertumbuhan Investasi tahun 1998-2002 cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya krisis ekonomi Dari hasil uji Asumsi klasik untuk seluruh variabel datanya terbebas dari Multikoliniaritas, Heterokedastis maupun Autokorelasi, sehingga model regresi yang dihasilkan merupakan model yang baik dan tidak bias. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square, baik melalui uji Kendal maupun Friedman terdapat perbedaan PDRB, Ekspor dan Investasi pada saat sebelum dan selama krisis. Pertumbuhan Investasi tahun 1998-2002 cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya krisis ekonomi

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Kusuma Arini Penelitian tersebut berjudul “Analisa Pengaruh Pertumbuhan Sektor- Sektor Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Jawa Timur Periode 1994-2004”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pertumbuhan sektor pertanian, sektor industri dan sektor jasa yang secara simultan dan secara parsial berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur selama tahun 1994-2004.

Teknik analisis yang penulis gunakan yaitu regresi berganda, uji F, uji t, serta uji asumsi klasik (multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi). Dari perhitungan regresi berganda dengan menggunakan program SPSS didapatkan hasil untuk uji F didapatkan Fhitungnya sebesar 10,599 lebih besar dari F tabel sebesar 4,35 yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima, sedangkan nilai t untuk pertumbuhan sektor pertanian sebesar - 2,504, nilai t hitung ini lebih besar dari t tabel sebesar 2,365 yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima, nilai t hitung untuk pertumbuhan sektor industri sebesar 5,129 lebih besar dari t tabel sebesar 2,365 yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima, dan nilai t hitung untuk pertumbuhan sektor jasa sebesar - 2,489 yang lebih besar dari t tabel sebesar 2,365 yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima.

besar dari 10 maka terkena multikolinearitas, masing-masing variabel bebas (X1 = 2,450 ; X2 = 4,932 dan X3 = 5,972) dibawah 10, maka menunjukkan tidak adanya multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas. Untuk heteroskedastisitas diperoleh koefisien rank spearman untuk pertumbuhan sektor pertanian sebesar -0,273 dengan nilai probabilitas kesalahan 0,417 (41,7%) lebih besar dari 5% yang berarti tidak ada hubungan antara nilai residual dengan pertumbuhan sektor pertanian , koefisien rank spearman sektor industri sebesar 0,607 dengan nilai probabilitas kesalahan 0,147 (14,7%) lebih besar dari 5% yang berarti tidak ada hubungan antara nilai residual dengan sektor industri, dan koefisien rank spearman untuk pertumbuhan sektor jasa sebesar 0,300 dengan nilai probabilitas kesalahan 0,370 (37%) lebih besar dari 5% yang berarti tidak ada hubungan antara nilai residual dengan pertumbuhan sektor jasa.

Karena semua variabel bebas tidak ada hubungan dengan residual, maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada penilaian ini. Dan autokorelasi diperoleh nilai D-W hitung sebesar 2,852 dan pada taraf signifikan 5% dan K=3 maka diperoleh nilai dL = 0,595 dan du = 1,928. Nilai D-W hitung terletak pada du < d 4 – du. Hal ini berarti dalam model tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Labha Dwikarini, SSTP, M. Si Penelitiannya berjudul Analisis Prioritas Sektoral Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Karangasem Tahun 1997-2006”. Dalam 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Labha Dwikarini, SSTP, M. Si Penelitiannya berjudul Analisis Prioritas Sektoral Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Karangasem Tahun 1997-2006”. Dalam

Alat yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah alat analisis kebijakan optimasi prioritas sektoral dengan memperhitungkan kondisi internal dan eksternal meliputi pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, produktivitas dan elastisitas kesempatan kerja, dan tingkat spesialisasi. Dari hasil penghitungan rata-rata terhadap komponen pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, produktivitas dan elastisitas kesempatan kerja, dan tingkat spesialisasi, maka dapat disimpulkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor prioritas dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Karangasem selama kurun waktu 1997 sampai dengan 2006.

Elastisitas kesempatan kerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan angka negatif artinya penambahan output pada sektor ini hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi tenaga kerja pada sektor tersebut. Meskipun daya serap tenaga kerja pada sektor ini rendah akan tetapi penurunan jumlah pekerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran ternyata mampu memacu laju produktivitas tenaga kerja, dengan kata lain penurunan jumlah tenaga kerja pada sektor tersebut ternyata justru mampu

sektor tersebut (http://dwikarinimade.blogspot.com).

Dalam penelitian ini akan dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja Jawa Tengah pada tahun 1985-2007 . Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja Jawa Tengah yaitu PDRB Jawa Tengah, Pengeluaran (pembangunan) pemerintah Jawa Tengah serta Nilai ekspor Jawa Tengah.

Secara sederhana kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini berusaha menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah. . Dalam Hal ini adalah PDRB Jawa Tengah, ekspor Jawa Tengah dan pengeluaran pemerintah. Dengan meningkatnya PDRB berarti ada peningkatan output yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi, sehingga dengan peningkatan PDRB tersebut diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang ada. Kemudian melalui pengeluaran pemerintah, dengan perbaikan

PDRB Jawa Tengah

Ekspor Jawa Tengah

Pengeluaran (pembangunan)

Pemerintah

Penyerapan Tenaga Kerja

menyerap tenaga kerja. Sedangkan dari sisi ekspor, dengan meningkatnya produksi ekspor berarti ada peningkatan dari sisi permintaan sehingga produktifitas akan meningkat dan tenaga kerja akan terserap. Dengan demikian peningkatan pertumbuhan ekonomi, ekspor serta pengeluaran pembangunan pemerintah Propinsi Jawa Tengah diharapkan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sehingga jumlah pengangguran akan semakin berkurang.