Kerangka Berpikir
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka dapat disampaikan suatu kerangka berpikir sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Metode Acceleration Sprint dan Repetition sprint Terhadap Peningkatan Kecepatan Lari 100 Meter
Latihan acceleration sprint dan repetition sprint merupakan suatu metode latihan untuk meningkatkan kecepatan lari 100 meter. Latihan ini merupakan metode latihan keterampilan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Masing– masing metode latihan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan.
Pelaksanaan metode latihan acceleration sprint dilakukan dengan lari pelan atau jogging kemudian ditingkatkan lagi ke striding kemudian kecepatan maksimal dilanjutkan istirahat. Latihan ini diulangi lagi dengan diselingi istirahat penuh. Tujuan metode ini adalah menekankan dan mempertahankan komponen teknik sprint (gerak teknik sprint) ketika kecepatan berlari meningkat. Penguasaan teknik lari lebih cepat tercapai, karana dalam latihan acceleration sprint terdapat session latihan dimulai dari intensitas rendah yang memungkinkan untuk memperbaiki teknik lari. Kelemahan acceleration sprint diantaranya: kurangnya
commit to user
pelaksanannya hanya sekitar sepertiga jarak yang ditempuh. Sedangkan metode latihan repetition sprint dilakukan dengan kecepatan lari yang tetap dan maksimal dilakukan berulang-ulang, dan diselingi waktu pemulihan yang cukup. Kelebihan lari dengan metode repetition sprint yakni frekuensi latihan kecepatan lebih efektif, karena jarak yang ditempuh harus dengan intensitas maksimal. Disamping kelebihan diatas, metode repetition sprint juga memiliki kelemahan yakni penguasaan teknik sulit tercapai, karena gerakan yang dilakukan secara terus-menerus dengan intensitas tinggi hal ini menyebabkan kelelahan sehingga berpengaruh pada tidak sempurnanya teknik.
Berdasarkan karakteristik dari masing-masing metode latihan tersebut di atas tentunya akan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kecepatan lari 100 meter. Perbedaan latihan atau perlakuan yang diberikan akan menimbulkan respon yang berbeda, sehingga hal ini akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap peningkatan kecepatan lari 100 meter.
2. Perbedaan Pengaruh Panjang Tungkai Panjang dan Panjang Tungkai Pendek Terhadap Prestasi lari 100 meter
Langkah panjang merupakan salah satu faktor yang mendukung untuk pencapaian prestasi yang maksimal sebagai seorang sprinter. Keterlibatan panjang tungkai pada lari 100 meter yaitu, pada saat berlari akan menentukan panjang langkah. Atlet yang mempunyai tungkai panjang, titik berat badannya lebih tinggi dari pada atlet yang mempunyai tungkai pendek. Atlet yang mempunyai tungkai panjang akan menghasilkan titik proyeksi berat badan yang lebih jauh dari titik tolaknya, dibandingkan dengan atlet yang tungkainya pendek. Jadi atlet yang mempunyai tungkai panjang akan mempunyai keuntungan lebih bila dibandingkan dengan yang tungkainya pendek. Karena atlet yang tungkainya panjang titk berat badannya lebih tinggi yang menyebabkan titik proyeksi berat badan lebih jauh. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang yang mempunyai tungkai yang lebih panjang akan diuntungkan dangan jarak tempuh terhadap sasaran, dibanding
commit to user
pengaturan jarak tembak terhadap sasaran.
3. Interaksi Antara Metode Latihan dan Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan Lari 100 meter
Metode latihan acceleration sprint dan repetition sprint merupakan metode latihan yang memiliki karakteristik berbeda. Dalam pencapaian prestasi lari 100 meter baik dengan metode latihan acceleration dan repetition tidak lepas dari dukungan faktor fisik khususnya panjang tungkai. Metode latihan acceleration sprint dan repetition sprint dituntut melakukan gerakan frekuensi langkah yang cepat dan panjang langkah yang jauh, hal ini akan membutuhkan panjang tungkai agar langkahnya bisa maksimal. Panjang tungkai akan mendukung pencapaian prestasi lari 100 meter menjadi lebih baik. Dengan demikian antara metode latihan dan panjang tungkai memiliki interaksi di antara keduanya.