Tinjauan Ruang Habitable Pemahaman mengenai arsitektur yang habitable

1) Perilaku Burung

a) Burung liar atau hasil tangkapan dari alam

Burung hasil tangkapan hutan biasanya liar dan sangat gesit. Burung ini tentu tidak akan pernah gacor ketika ada orang di sekitarnya. Itulah sebabnya mengapa burung-burung bakalan hanya berbunyi ngeplong kalau tidak ada/ jauh dari keramaian orang.

b) Burung hasil penangkaran

Burung hasil penangkaran umumnya sudah jinak. Burung jinak adalah salah satu syarat burung bisa menjadi gacor. Burung jinak dalam hal ini bukan berarti burung menurut saja ketika dipegang, atau mendekat kalau didekati orang. Burung jinak secara umum adalah burung yang bebas Burung hasil penangkaran umumnya sudah jinak. Burung jinak adalah salah satu syarat burung bisa menjadi gacor. Burung jinak dalam hal ini bukan berarti burung menurut saja ketika dipegang, atau mendekat kalau didekati orang. Burung jinak secara umum adalah burung yang bebas

manusia misalnya, adalah burung yang jinak dalam pengertian ini. Banyak burung kenari yang sulit ditangkap tangan, baik ketika di dalam sangkar, apalagi kalau terlepas keluar sangkar. Namun demikian, dia tidak takut dan tertekan berada di lingkungan manusia karena dia sudah terbiasa bahkan sejak lahir. Dalam konteks ini, pada burung kenari tersebut sudah berlangsung domestikisasi.

2) Cara Pemeliharaan burung

Untuk membuat burung peliharaan rajin berkicau, sehat, dan bulu-bulunya mengkilat, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Pakan burung

Burung tangkaran banyak yang berasal dari alam, ataupun yang berasal dari anakan peternak. Bagi burung yang merupakan tangkapan dari alam, biasanya mereka agak liar, sehingga pola makan mereka lebih cenderung ke extra fooding (makanan- makanan hidup), bagi burung yang telah jinak biasanya mereka mau memakan poer/voer. Poer/Voer banyak yang dijual di pasaran, yang populer di Indonesia biasanya adalah merk Phoenix, Fancy, and Gold Coin. Selain itu, terdapat banyak pula merk-merk yang lain.

b) Penempatan Sangkar Burung

Penempatan sangkar burung peliharaan, baik soliter maupun kandang besar, tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Hal tersebut terkait dengan adaptasi setiap jenis burung dengan lingkungannya yang memerlukan waktu yang berbeda, terlebih jika burung masih bakalan liar. Factor lingkungan menjadi hal penting Penempatan sangkar burung peliharaan, baik soliter maupun kandang besar, tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Hal tersebut terkait dengan adaptasi setiap jenis burung dengan lingkungannya yang memerlukan waktu yang berbeda, terlebih jika burung masih bakalan liar. Factor lingkungan menjadi hal penting

burung bakalan. Selain itu, perlu menjauhkan sangkar dari asap dapur dan bau bahan kimia yang terlalu menyengat.

Beberapa hal lain yang perlu diperhitungkan agar burung bisa tenang di sangkarnya dan berkicau dengan suara terbaiknya antara lain sbb :

· Gantung sangkar burung ditempat yang paling tinggi · Upayakan agar jarak antar sangkar sejauh mungkin,

sekalipun saat menjemurnya. · Jangan biarkan burung sejenis saling melihat, kecuali

burung yang masih bakalaan. Pembolehan pada bakalan hanya bersifat sementara dan sebaiknya diletakan sangkar burung jenis lain diantara sangkar kedua.

· Tempatkan sangkar burung kecil dengan burung jenis besar secara terpisah, kecuali burung premaster suara.

· Gantungkan sangkar di tempat sejuk dan dekat sumber air.

c) Pagi hari

Kandang burung dikeluarkan ke teras rumah (diangin- anginkan). Akan lebih bagus jika digantung menghadap ke matahari terbit sambil membersihkan kandang dari fesenya kemudian berikan 2-3 ekor jangkrik yang sudah dibersihkan kakinya dan sayapnya ditambah kroto telur semut yang bersih sekitar 1 sendok teh. Kemudian mandikan Burung pada pukul

Burung dapat disemprot menggunakan sprayer halus untuk membuat bulunya mengkilat. Sprayer tersebut dapat dicampur dengan air rebusan daun sirih atau shampo burung (biasa disebut Avi Shampoo) yang dijual umum di kios. Atau masukan wadah kecil yang di isi air bersih (dijual di kios juga). Apabila burungnya Burung dapat disemprot menggunakan sprayer halus untuk membuat bulunya mengkilat. Sprayer tersebut dapat dicampur dengan air rebusan daun sirih atau shampo burung (biasa disebut Avi Shampoo) yang dijual umum di kios. Atau masukan wadah kecil yang di isi air bersih (dijual di kios juga). Apabila burungnya

Setelah dibersihkan kandangnya dan dimandikan, kandang dan burungnya dapat dijemur dibawah matahari dari pukul 09.30

sampai dengan pukul 10.00. Kemudian angkat kandang burung dan gantung pada tempat yang teduh serta jauh dari aktivitas manusia agar burung tersebut bernyanyi/ berkicau.

d) Sore Hari (sekitar pukul 16.00)

Lakukan sama seperti perawatan pagi hari. Burung diberikan makanan tambahan, dimandikan kemudian dijemur kembali sampai bulu-bulunya kering.

e) Malam hari

Masukan kandang burung ke tempat yang tenang atau jika digantung di luar rumah (teras), kandang harus dikerudung dengan kain agar burung tidak digigit nyamuk

2. Macam Burung dan Kebiasaan Hidup Yang Populer di Masyarakat

1) Anis Kembang

Habitat asalnya adalah hutan sekunder terbuka penuh semak, dan lingkungan berair dangkal. Dalam mencari makan, anis kembang tidak jarang turun ke tanah dan mengendap-ngendap di antara semak belukar. Hidupnya selalu berpasangan meskipun terkadang soliter. Pada saat berkicau, anis kembang jarang terlihat karena bersembunyi.

2) Anis Merah

Sama dengan anis kembang

3) Black Throat

Habitat asalnya adalah hutan terbuka berhawa panas dengan tumbuhan perdu. Black throat sering ditemukan dalam kelompok kecil dan kadang berpasangan.

4) Betet

Banyak hidup di hutan terpencil. Betet hidup bergerombol dalam jumlah banyak, baik saat istirahat maupun terbang. Begitu pula dalam membuat

sarang, umumnya satu pohon ditempati banyak sarang dan letaknya tidak berjauhan.

5) Beo

Habitatnya berupa pinggiran hutan dan perkebunan penduduk. Secara umum, beo suka hidup berkelompok dan terkadang berpasangan. Beo suka bersarang di kayu berlubang atau di atas pohon kelapa yang terputus dan masih cukup tinggi. Tidak jarang beo ditemukan bersarang dalam lubang cukup dalam di pinggiran parit besar.

6) Bultok

Habitatnya di alam adalah hutan sekunder dan terbuka yang agak terpencil. Hidupnya soliter dan kadang berpasangan.

7) Branjangan

Padang terbuka dan persawahan menjadi lingkungan hidup dan tempat perkembangbiakannya. Burung ini pandai dalam mengecoh manusia dan binatang dalam melindungi anaknya. Dalam kesehariannya, branjangan lebih sering terlihat soliter dan baru terlihat berpasangan saat musim kawin tiba.

8) Cucak Ijo

Hutan primer dan sekunder serta dataran rendah menjadi lingkungan hidup yang disukainya. Lebih senang berada di atas puncak pohon bercabang banyak dan berdaun lebat. Cucak ijo selalu meletakan sarangnya di puncak pohon dan sulit terlihat setiap musim kawin tiba. Kesehariannya, cucak ijo lebih sering terlihat soliter dan terkadang berpasangan.

9) Cucak Rante

Sama dengan cucak ijo

10) Ciblek

Hutan sekunder, taman kota, perkebunan penduduk, dan daerah Hutan sekunder, taman kota, perkebunan penduduk, dan daerah

11) Cipeuw

Habitat burung ini sangat fleksibel. Cipeuw bisa hidup di berbagai habitat seperti hutan sekunder, perkebunan, padang terbuka sampai hutan mangrove di pinggiran pantai.

12) Cucak Jenggot

Hutan primer dan sekunder bersemak dekat dengan sumber air menjadi tempat hidup yang disukai cucak jenggot. Dalam kesehariannya, burung yang selalu ditemukan di dahan atau ranting pohon ini lebih suka hidup sendiri dan ada kalanya berpasangan. Dalam mencari makanan sering terlihat bercampur dengan burung lain.

13) Crocok

Crocok mudah ditemukan di daerah pinggiran hutan serta kebun yang luas. Hidupnya lebih sering berpasangan dan jarang ditemukan soliter. Tidak jarang, crocok berbaur dengan burung jenis lain saat mencari makan.

14) Cucakrawa

Pinggiran hutan terbuka yang dekat dengan sumber air, tepian danau, dan area dataran rendah menjadi lingkungan yang disukai cucakrawa. Hdupnya selalu berpasangan. Saat mencari pakan, terkadang bercampur dengan jenis burung lain.

15) Decu

Padang rumput terbuka, kebun, dan persawahan menjadi tempat hidup decu. Burung ini sering terlihat nangkring di atas gundukan tanah dan tonggak kayu. Hidupnya berpasangan dan kadang soliter.

16) Hwa Mei

Daerah hutan sekunder terbuka, area penuh semak dekat dengan sumber air, serta kebun bamboo di bantaran sungai pun disukai hwa mei untuk hidup dan berkembang biak.

17) Jalak Thailand

Hutan sekunder terbuka yang ditumbuhi semak belukar da dekat dengan sumber air menjadi tempat yang disukainya. Dalam mencari makan, jalak

hailand sering turun ke tanah. Hidupnya selalu berkelompok dan kadang berpasangan.

18) Jalak Putih

Hutan sekunder tebuka, dataran rendah yang ditumbuhi pohon tinggi, taman kota, dan kebun penduduk menjadi tempat hidup jalak putih. Tempat bersarang di lubang pohon dan menghasilkan 2-3 ekor anakan. Kehidupan sehari-hari sering berkelompok dan kadang berpasangan saat kawin.

19) Jalak Suren

Hutan sekunder terbuka, dataran rendah yang ditumbuhi pohon tinggi dan gelagah, dan daerah dekat dengan sumber air menjadi habitat jalak suren. Tempat bersarang di lubang pohon, terkadang sarangnya diletakan di bagian pelepah pohon aren. Hidup berkelompok kecil dan dalam mencari makan burung ini tak jarang turun ke tanah dan terkadang mendatangi pinggiran sumber air ditempat dangkal.

20) Jalak Hitam

Sama seperti halnya jalak putih

21) Jalak Bali

Sama seperti kerabatnya yang lain dari keluarga Sturnidae.

22) Kacer

Pinggiran hutan, kebun, dan lingkungan berpenduduk di pedesaan menjadi habitatnya. Tidak jarang kacer berkicau di atas pohon kelapa, pohon bamboo, dan pohon randu. Kacer juga bersarang di pohon bamboo atau sela-sela pelepah pohon kelapa. Dalam mencari makan tidak jarang burung ini turun ke tanah dan kesehariaanya hidup soliter tetapi kadang berpasangan.

23) Kepodang

Terdapat 2 jenis kepodang yang berada di pasaran, yaitu kepodang batu dan kapas. Kepodang kapas hidup tidak jauh dari kebun dan lingkungan

berpenduduk, terkadang ditemui di taman kota. Di lingkungan pedesaaan kepodang sering terlihat bertengger di atas pelepah daun pisang. Sementara kepodang batu hidup di hutan sekunder terbuka.

24) Kacamata

Pinggiran hutan dan semak belukar menjadi lingkungan hidup yang disukainya. Dalam mencari makan, sering terlihat berkelompok dalam jumlah banyak.

25) Kutilang

Pinggiran hutan dekat area terbuka, taman kota, dan lingkungan dekat penduduk menjadi lingkungan tempatnya hidup dan berkembang biak. Kutilang sering bertengger di pelepah daun pisang dan pohon ubi kayu.

26) Kutilang emas

Sering ditemukan di tepi hutan, hutan sekunder terbuka, semak belukar, dan tepian pantai. Kutilang emas biasa hidup dalam kelompok kecil dan tidak jarang mencari makan bersama burung lain.

27) Kutilang Jambul

Sama dengan kutilang.

28) Kenari

Daerah padang terbuka menjadi tempat dan lingkungan yang disukai kenari di alam bebas. Hidupnya berkelompok kecil dan berpasangan.

29) Kolibri

Kolibri dapat ditemukan hamper disemua habitat, asalkan daerah tersebut banyak ditumbuhi bunga dan pohon seperti pinggiran hutan, kebun buah, sampai kebun pisang. Hidupnya soliter dan kadang berpasangan.

30) Love Bird

Hutan terbuka menjadi habitatnya. Hidupnya berkelompok dan terkadang berpasangan saat mencari makan. Lubang yang ada di pohon menjadi

31) Murai Batu

Hutan sekunder terbuka, daerah aliran sungai, tepian danau, dan dataran rendah dekat sumber air menjadi habitat favoritnya. apalagi di daerah

tersebut tersedia sumber makanan. Dalam kesehariannya lebih sering terlihat sendirian dan kadang berpasangan saat musim kawin.

32) Toet Hutan terbuka berhawa panas, kebun cengkih, kebun tebu, dan kebun penduduk menjadi habitatnya. Kebiasaannya selalu bertengger pada tonggak potongan kayu, di atas ranting kering, dan daun berbentuk panjang seperti daun tebu. Dalam mencari makan sering terlihat sendirian.

33) Poksay Hitam

Hutan primer dan sekunder penuh semak belukar menjadi tempat hidup dan berkembang biaknya poksay hitam, terutama hutan dekat dengan sumber air. Hidupnya selalu berpasangan dan kadang soliter.

34) Poksay Jambul Putih

Hutan sekunder terbuka dan penuh semak belukar dan daerah hutan bamboo menjadi tempat hidup dan berkembang biaknya. Dalam mencari makan poksay ini sering turun ke tanah diantara semak belukar. Kebiasaan hidupnya soliter tetapi kadang berpasangan.

35) Prenjak

Pinggiran hutan, hutan bambu, taman kota, kebun, serta lingkungan dekat rumah penduduk, baik di pedesaan maupun di perkotaan menjadi tempat hidup dan berkembang biak. Sehari-hari, prenjak selalu hidup berpasangan dan terkadang soliter. Dalam mencari makan, prenjak terkadang membaur dengan burung lain.

36) Parkit

Hutan sekunder terpencil dan terbuka menjdai tempat yang disukai parkit. Dalam keseharianya, parkit hidup berkelompok dan terkadang berpasangan. Saat musim kawin, lubang pohon menjadi tempat untuk bertelur dan membesarkan anaknya.

37) Pai Ling

Pai ling termasuk burung karang karena habitatnya di daerah terbuka yang ditumbuhi sedikit tumbuhan serta pulau kecil dan terpencil tanpa

penduduk. Artinya, lingkungan pantai merupakan habitat pai ling saat di alam bebas. Hal tersebut dicirikan dengan sayapnya yang panjang sehingga hamper menutupi ekornya. Di alam bebas, pai ling sangat gemar mandi tanah (ngipu) seperti puyuh dan branjangan. Kebiasaan hidupnya soliter dan terkadang berpasangan.

38) Panca Warna

Habitat burung panca warna berupa hutan sekunder di dataran tinggi dan berhawa sejuk. Burung ini ditemukan pada pohon yang rimbun. Hidupnya lebih sering terlihat sendirian dan terkadang berpasangan.

39) Robin

Hutan sekunder dan terbuka serta berhawa dingin menjadi lingkungan hidup yang disukai robin. Hidupnya soliter, terkadang berpasangan.

40) Srintel

Hutan sekunder terbuka dekat bantaran kali menjadi lingkungan hidupnya. Dalam mencari makan, srintel selalu terbang melayang dan menyambar buruannya. Tidak jarang srintel menyusuri aliran sungai, baik saat mencari makan maupun berkejaran dengan pasangannya. Burung ini gemar berpasangan.

41) Sam Ho

Pinggiran hutan, kebun, hutan bamboo, dan lingkungan dekat pemukiman penduduk menjadi habitatnya. Kebiasaan hidupnya selalu berpasangan dan kadang soliter.

42) Tledekan

Daerah pinggiran hutan, kebun cengkih, pinggiran hutan, dan pinggiran persawahan yang banyak ditumbuhi pepohonan. Kebiasaan hidupnya soliter dan kadang berpasangan.

43) Merpati

Menempati berbagai tipe habitat, termasuk gurun, padang rumput, dan hutan. Jumlah spesies terbesar ditemukan di wilayah hutan, khususnya

hutan hujan. Kebanyakan merpati adalah arboreal, yang berarti mereka hidup di pepohonan. Banyak spesies burung merpati membentuk kelompok besar atau kecil untuk makan dan kegiatan lainnya. Dalam kawanan, ada individu yang berkuasa dan bawahan. Burung-burung yang berkuasa cenderung lebih besar dalam ukuran, biasanya ditemukan di tengah kawanan.