Tri Utami Dewi, 2014 ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET
Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini perkembangan bulutangkis di Indonesia mulai mengalami kemajuan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya orang
yang melakukan olahraga bulutangkis di dalam kehidupannya. Karena mereka sadar dengan berolahraga kondisi tubuh dapat dijaga dan
dipelihara secara optimal. Banyak sekali sekarang klub-klub bulutangkis bermunculan dari mulai klub besar ataupun kecil terutama di kota bandung
ini, namun klub-klub tersebut hanya mendirikan klub tetapi mereka tidak memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada para atletnya. Sehingga
tidak banyak klub tersebut mengalami situasi terburuknya yaitu pembubaran klub, karena kualitas pelayanan yang buruk dan tak
tercapainya rasa kepuasaan atlet terhadap klub tersebut. Seiring
dengan banyaknya
klub-klub bulutangkis
yang bermunculan, maka semakin meningkat pula persangian dalam dunia klub
perbulutangkisan ini. Para klub bulutangkis akan bersaing untuk menarik para atlet agar bisa masuk ke klub tersebut dan akan mempertahankan atlet
tersebut dengan menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang bagus dari segi tempat latihan, asrama yang nyaman maka dan pelatih yang
profesional agar dapat menunjang kepuasaan atlet sehingga atle t tersebut merasa nyaman dan betah berada dalam k lub bulutangkis itu. Maka klub -
klub bulutangkis harus secara konsisten memberikan kualitas pelayanan yang baik bahkan semakin baik, maka akan tercipta suatu kepuasa n yang
timbul dari diri atlet pada level kepuasan tertentu bahkan atlet tersebut akan membantu mengembangkan klub tersebut kepada rekan-rekannya.
Goetsh dan Davis Tjiptono, 2004, hlm. 51 merumuskan bahwa “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan”, lalu menurut Kotler 2002, hlm. 83 “definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak m
engakibatkan kepemilikan apapun”. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen Tjiptono, 2004, hlm. 59.
Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para atlet atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terimaperoleh
dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkaninginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu klub olahraga. Jika jasa yang diterima atau
dirasakan perceived service sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang
diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
Kotler 2005, hlm. 70 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kepuasan adalah
“perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja hasil produk yang
dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan, jika kinerja dibawah harapan pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan
pelanggan puas, namun jika kinerja melebihi harapan, pelanggan akan amat puas atau senang
”. Jadi klub bulutangkis harus mempunyai kinerja atau kualitas pelayanan yang baik agar para atlet merasa puas berada
diklub tersebut, namun jika kualitas pelayanan atau kinerjanya tidak memenuhi apa yang diharapkan para atlet pun akan tidak puas terhadap
kualitas pelayanan klub itu. Dunia perbulutangkisan Indonesia saat ini sedang mengalami
penurunan prestasi karena kualitas pelayanan manajemen PBSI yang diberikan kepada atlet nasional Indonesia sangat buruk, sehingga kepuasan
dan prestasi atlet tidak tercapai. Hal ini serupa dengan pernyataan Rudy Hartono di news the Jakarta post dengan memberikan kritik keras untuk
PBSI atas menurunnya prestasi atlet bulutangkis indonesia dikarenakan kualitas pelayanan manajemen yang buruk terutama dari segi fasilitas
untuk latihan dengan memberikan pola pembinaan atau pelatihan yang
salah untuk para atlet nasional Indonesia.
Menurut Ketua Umum PB PBSI periode 2012 – 2016 yaitu Gita
Wirjawan berpendapat bahwa masalah tentang perbaikan dan tata ulang manajemen yang saat ini mengalami kurang baik salah satunya pada
sistem manajemennya. Lalu menurut Ricky Subagja mantan atlet Bulutangkis Nasional Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia ikut
terjun langsung memperbaiki sistem manajemen di pelatnas PB PBSI sebagai Kasubid Humas dan Sosial Media, fokus perbaikannya yaitu
komunikasi atlet, pelatih dan pengurus dengan media jangan sampai atlet bulutangkis Indonesia mengalami perosotan prestasi karena sering berkutat
dengan social media daripada latihan bulutangkis. Dari hal tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti suatu
organisasi atau pembinaan bulutangkis yaitu klub bulutangkis PB. Mutiara
yang berlokasi di jalan Babakan Cibeureum No. 55 belakang Hotel Endah Parahyangan dekat batas kota Bandung, 40184 Provinsi Jawa Barat
termotivasi untuk berperan aktif dalam perkembangan olahraga bulutangkis yang memberikan kualitas pelayanan kepada atlet agar
tercapainya kepuasan atlet yang optimal. Dengan mengetahui keadaan dan permasalahan Perkumpulan Bulutangkis Mutiara Bandung, baik mengenai
organisasi, pelaksanaan program pembinaan, pembibitan pemain, keadaan sarana dan prasarana, serta prestasi yang ada. Bagaimanakah PB. Mutiara
Bandung memberikan kualitas pelayanan terhadap atletnya sehingga tingkat kepuasan yang dirasakan atlet cukup mengalami kepuasan dengan
kondisi atau keadaan yang ada selama ini. Dari pemaparan di atas saya mengkaji lebih dalam lagi mengenai
kualitas pelayanan klub olahraga terutama pada klub bulutangkis, maka
penulis akan sajikan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis
Korelasi Kualitas Pelayanan Klub Olahraga Dengan Kepuasan Atlet Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
”. B.
Rumusan Masalah Penelitian
Sebagaimana uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kualitas pelayanan di klub bulutangkis PB.
Mutiara Bandung ? 2.
Bagaimana gambaran tingkat kepuasan atlet terhadap kualitas pelayanan di klub bulutangkis PB. Mutiara Bandung ?
3. Apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan yang digunakan
dengan tingkat kepuasan atlet pada klub bulutangkis PB. Mutiara Bandung ?
C. Tujuan penelitian