Penelitian Terdahulu PENDAHULUAN Konstruksi Identitas Suporter Ultras di Kota Solo (Studi Fenomenologi terhadap Kelompok Suporter Pasoepati Ultras).

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kajian sport communication tentang budaya Ultras yang ada di Kota Solo. 2. Manfaat Secara Praktis Penelitian ini dapat diharapkan memberikan wawasan pada masyarakat akan konstruksi identitas suporter Ultras di Kota Solo terhadap masyarakat luas, serta dapat menjadi bahan masukan kelompok suporter sepak bola tersebut. E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Penelitian Terdahulu

Antonio Roversi dan Carlo Balestri dalam penelitiannya yang berjudul Italian Ultras Today : Change or Decline mengemukakan bahwa Ultras di Italia sangat berbeda dengan hooliganisme sepakbola. Tabel 1. Kajian Penelitian Terdahulu tentang Ultras Judul Penelitian Italian Ultras Today : Change or Decline Inti Kajian Meneliti sejarah dah karakter Ultras Italia dan perbandingan Ultras dengan Hooligan Dimuat dalam European Journal on Criminal Policy and Research Hasil Di Italia, fenomena ini muncul antara tahun 1960- an dan awal 1970-an dan menyebar ke seluruh stadion dari kota – kota utama di utara, kemudian ke selatan. selama tahun 1980, itu diperluas hingga ke divisi amatir kecil. Di Italia, sebaliknya, hubungan antara sepak bola dan kelas pekerja dan antusiasme sepakbola selalu melibatkan sejumlah besar orang dari semua kelas sosial. Oleh karena itu, meskipun kelompok Ultras awalnya dipengaruhi oleh model hooligan Inggris, komposisi sosial yang cenderung lebih lintas- kelas juga terdiri dari komponen penting perempuan dan khas dengan sistem politik bersama dengan kelompok ekstremis politik yang di Italia tahun 1960- an dan 1970-an yang terlibat dalam demonstrasi dan memberikan contoh yang sangat baik dan kelompok, semangat dan kekompakan Ciri khusus gerakan Ultras dengan aksi dan bentuk organisasi dari bidang politik, dan memberkati diri dengan stabil, struktur organisasi yang kompleks mampu mebolisasi terhadap kegiatan internal produksi spanduk dan bendera maupun eksternal produksi dan penjualan gadget, kartu keanggotaan langganan, hubungan dengan klub, dan sebagainya. Perbedaan- perbedaan ini berhubungan dengan dua model dukungan. Model Inggris, hooligan lebih meninggikan arti kelompok tetapi tidak ada komitmen dan konsistensi di luar pertandingan itu sendiri. Dan model Italia, kelompok Ultras lebih berorientasi dan mampu, berkat organisasi yang terstruktur untuk mengatur koreografi dan model dukungan yang melibatkan seluruh stadion dan membutuhkan pengeluaran uang yang cukup besar, tenaga dan koordinasi. Pada penelitian terdahulu tentang fenomenologi suporter beberapa penulis seperti Ahmad Mukhlis 2008 dalam skripsinya yang berjudul Identitas Sosial Aremania : Representasi Dukungan Yang Sportif Dalam Sepakbola Kajian Fenomenologi Terhadap Suporter Arema Malang yang mengkaji tentang konstruksi identitas sosial Aremania dalam konteks sejarah kemunculannya. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai bagaimana Aremania merepresentasikan dukungan yang sportif dalam sepak bola. Dan dari hasil penelitian ini Muklis mendapatkan hasil penelitian Aremania merupakan sebuah fenomena komunitas yang sangat kompleks. Tabel 2. Kajian Penelitian Terdahulu tentang Suporter Arema Penelitian dan Judul Penelitian Identitas Sosial Aremania: Representasi Dukungan Yang Sportif Dalam Sepak Bola Kajian Fenomenologi Terhadap Suporter Arema Malang Inti Kajian Berupaya meneliti konstruksi identitas sosial Aremania dalam konteks sejarah kemunculannya. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai bagaimana Aremania merepresentasikan dukungan yang sportif dalam sepak bola. Pendekatan Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis metode fenomenologis. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan konstruksi identitas sosial Aremania ditinjau dari sejarah kemunculannya. 2. Mendeskripsikan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam tubuh Aremania 3. Dengan adanya poin 1 dan 2, peneliti ingin mengetahui bagaimana Aremania mempresentasikan nilai sportivitas dalam memberikan dukungan. Hasil Aremania sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pembentukan identitas Aremania adalah watak masyarakat “Malang-an” yang terkenal dengan kekerasan dan kegigihan untuk pantang menyerah dalam keadaan apapun. Masyarakat “Malang-an” juga terkenal dengan kreatifitasnya dalam menanggapi sesuatu yang baru. Mereka juga memiliki keyakinan dan ketaatan yang tinggi terhadap kebiasaan nilai yang ada generasi sebelumnya. Sementara faktor eksternal yang membentuk identitas sosial Aremania adalah keadaan budaya, politik, ekonomi serta keberadaan kelompok suporter lain baik di dalam maupun luar negeri. Budaya kekerasan dalam sepak bola waktu itu, menjadi salah satu indikator mayarakat Malang lebih memilih menjadi Aremania ketimbang Ngalamania, meskipun keadaan itu bertentangan dengan keadaan politik dan ekonomi saat itu dimana kebanyakan masyarakat di Indonesia memilih klub yang dikelola oleh pemerintah kotadaerah. Lahirnya nilai prototype baru inilah yang kemudian menjadi bukti bahwa Aremania mampu mengkombinasikan faktor internal dengan eksternal yang ada. Ini juga sekaligus menjadi cara yang ditempuh Aremania untuk mempresentasikan identitas sosialnya. Proses representasi berjalan sesuai dengan fenomena yang melatarbelakangi. Dari waktu ke waktu Aremania senantiasa merekreasi cara mereka untuk merepresentasikan identitas sosialnya. Usaha representasi ini tidak hanya dilakukan oleh kelompok suporter secara bersama-sama. Akan tetapi juga pada tataran personal. Setiap Aremania memiliki cara dan usaha tersendiri untuk merepresentasikan identitas sosialnya.

2. Kajian Teori