Komunikasi Kelompok Latar Belakang

sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa mass media dan media nirmassa atau media nonmassa non-mass media. Fungsi komunikasi ada empat Effendy, 2001:8., yaitu: a. Menginformasikan to inform, yaitu menyebarluaskan pengetahuan kepada khalayak. b. Mendidik to educate, yaitu mengadakan sosialisasi dengan khalayak dan menyadarkan akan tugas, peran serta norma-norma. c. Menghibur to entertain, yaitu memberi hiburan dan mengisi waktu senggang. d. Mempengaruhi to influence, yaitu memperoleh kesepakatan serta pengikut. Fungsi selalu berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Mencapai komunikasi yang harmonis dan dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia merupakan fungsi yang ingin dicapai oleh individu. Tercapainya fungsi komunikasi memberikan kepuasan pada individu dalam berkomunikasi.

2. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok ada dan terjadi dalam suatu kelompok, baik itu kelompok besar large group ataupun kelompok kecil small group. Pasoepati From Solo With Love merupakan kelompok kecil, kelompok yang dimana mengkomunikasikan dan melakukan hal-hal positif melalui kegiatan positif yang dilakukannya. Brigham Walgito, 2007:8 mengungkapkan bahwa kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain untuk tujuan tertentu dimana masing-masing orang saling mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain. Terbentuknya Kelompok tersebut karena adanya kesamaan akan suatu minat dan hobi yang sama. Menurut W.A Gerungan 2000:88-96 dalam buku Psikologi Sosial, ciri-ciri kelompok yaitu: a. Motif-motif yang sama Dorongan atau motif bersama menjadi pengikat dan sebab utama terbentuknya kelompok sosial. Motif yang sama itu harus didukung dengan adanya kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dan biasanya sesudah kelompok sosial terbentuk akan timbul motif-motif baru kelompok, serta tujuan- tujuan tambahan yang dapat memperkokoh kehidupan kelompok. Pengaruh dari kehidupan kelompok yang makin kokoh, akan timbul sense of belongingness pada diri anggotanya. Sense of belongingness merupakan sikap peranan bahwa anggota termasuk dalam kelompok, didalamnya dia mempunyai peran dan tugas sehingga anggota tersebut merasakan kepuasan terhadap dirinya sebagai makhluk sosial dalam kelompok. Dia memperoleh peranan sosial yang usaha- usahanya adalah demi kemajuan kelompok, sehingga dia merasa berharga sebagai anggota kelompok. b. Reaksi dan kecakapan berlainan, Situasi sosial akan menimbulkan kegiatan-kegiatan dari individu. Sherif dan kawan-kawan menegaskan bahwa individu pada saat sendiri dan saat dalam situasi kelompok mempunyai tingkah laku yang berbeda. Situasi sosial dapat merangsang reaksi yang berlainan dari individu yang menjadi anggota kelompok. c. Penegasan stuktur kelompok, Struktur dalam kelompok terdiri dari susunan kedudukan yang fungsional dari anggota kelompok dalam kerja samanya untuk mencapai tujuan kelompok. Setiap anggota kelompok sosial memperoleh peran yang tegas dan diketahui oleh anggota kelompok lain sesuai dengan ciri kepribadian dan kecakapannya masing-masing. d. In-group dan Out-group Sejajar dengan pembentukan struktur kelompok, timbul pula sikap perasaan antara anggotanya yang disebut sikap perasaan in-group yang tegas dibatasi dari sikap perasaan out- group. Sikap perasaan terhadap anggota in-group adalah sikap perasaan terhadap orang dalam, sedangkan sikap perasaan out- group ialah sikap perasaan terhadap semua orang yang termasuk orang luaran. e. Solidaritas Solidaritas kelompok yang tinggi berdasarkan pengalaman-pengalaman anggotanya bahwa, tindakan-tindakan yang diharapkan timbal balik dari anggota kelompok dengan fungsi masing-masing kelompok sesuai peranan dalam hierarki struktur kelompok. Dengan kata lain, terdapatnya solidaritas yang tinggi di dalam kelompok bergantung pula pada kepercayaan anggota-anggotanya akan kemampuan kawan- kawannya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. f. Penegasan norma-norma kelompok. Norma kelompok merupakan pedoman untuk mengatur pengalaman dan tingkah laku individu dalam situasi sosial. Norma kelompok berkaitan dengan cara-cara tingkah laku yang diharapkan oleh semua anggota kelompok dengan keadaan yang berhubungan dengan kehidupan dan tujuan kelompok. Menurut Umam 2010:95 dalam bukunya Perilaku Organisasi, mendifinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk mencapai tujuan yang apabila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai. Kedua, dalam kelompok, kebutuhan seseorang dapat terpuaskan dan ia mendapatkan reward sosial seperti rasa bangga, rasa dimiliki, cinta, pertemanan, dan sebagainya. Masih menurut Umam 2010:99 ada beberapa klasifikasi kelompok, yaitu sebagai berikut : 1. Kelompok Formal. Kelompok formal adalah kelompok yang sengaja dibentuk dengan keputusan manajer melalui suatu bagan organisasi untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien Umam, 2010:99. Kelompok formal terdiri atas : a. Kelompok komando, yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi. Kelompok ini terdiri atas bawahan yang melapor dan bertanggung jawab secara langsung kepada pimpinan tertentu. b. Kelompok tugas, yaitu suatu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melakukan tugas-tugas atau proyek tertentu organisasi. Kelompok ini terdiri atas bawahan yang melapor dan bertanggung jawab secara langsung kepada pimpinan tertentu. 2. Kelompok Informal. Kelompok informal adalah suatu kelompok yang tidak bisa dibentuk secara formal melalui struktur organisasi, tetapi muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial Umam, 2010:99. Kelompok informal dibedakan menjadi sebagai berikut : a. Kelompok persahabatan, yang terbentuk karena adanya kesamaan tentang suatu hal, seperti hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang, pandangan politik, dan lain-lain. Misalnya, orang-orang yang memiliki hobi sama: suka bermain badminton, sepak bola, tenis, renang, bergabung membentuk kelompok persahabatan. Kelompok Formal b. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang sama. Sasaran jenis ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi, tetapi semata-mata untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri. Dari klasifikasi kelompok diatas untuk lebih jelasnya, jenis kelompok dalam organisasi dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.4. Jenis Kelompok dalam Organisasi Sumber: Umam, Khaerul, 2010:100. Perilaku Organisasi. Bandung: CV Pustaka Setia Manusia sebagai makhluk sosial secara alami akan mengadakan interaksi. Interaksi adalah saling mempengaruhi individu satu dengan individu yang lain mutual influences. Interaksi dapat berlangsung Kelompok komando Kelompok tugas Melaksanakan tugas rutin Melaksanakan tugasproyek tertentu Kelompok Informal Kelompok persahabatan Kelompok kepentingan Tujuan dengan secara fisik, non-verbal, emosional dan sebagainya yang merupakan salah satu sifat dari kehidupan kelompok Walgito, 2003:74. Menurut Forsyth Walgito, 2003:73-75 disamping adanya interaksi sebagai sifat atau ciri suatu kelompok, kelompok masih mempunyai ciri-ciri yang lain, yaitu : 1. Tujuan goals Orang yang tergabung dalam kelompok mempunyai beberapa tujuan ataupun alasan. Tujuan dapat bersifat intrinsik, misalnya tergabung dalam kelompok mempunyai rasa senang. Namun juga dapat bersifat ekstrensik yaitu bahwa untuk mencapai sesuatu tujuan tidak dapat dicapai secara sendiri tetapi dengan bersama-sama, ini merupakan tujuan bersama atau merupakan common goals. Common goals ini merupakan yang paling kuat dan faktor pemersatu dalam kelompok. 2. Struktur Kelompok itu mempunyai struktur, a stable pattern of relationships among members, yang berarti adanya peran roles, norma, dan hubungan antar anggota. Peran dari masing-masing anggota kelompok berkaitan dengan posisi individu dalam kelompok. Peran dari masing-masing anggota kelompok akan tergantung pada posisi ataupun kemampuan individu masing-masing. 3. Groupness Kelompok merupakan suatu entity atau kesatuan. Menurut Campbell orang mempersepsi kelompok lebih sebagai suatu unfied whole atau terpadu menyeluruh daripada sekelompok orang yang saling berdekatan satu dengan yang lain. Jadi satu dengan lain tidak saling lepas, tetapi kelompok merupakan suatu kesatuan dari para anggotanya. Ketertarikan suatu kelompok membentuk daya tarik dari anggota kelompok yang akan menjadi suatu kesatuan. Hal ini bisa disebut juga dengan kohesivitas kelompok. Menurut Shaw kohesi kelompok ialah bagaimana para anggota kelompok saling menyukai dan saling mencintai satu dengan lainnya. Tingkat kohesi akan menunjukkan seberapa baik kekompakkan dalam kelompok bersangkutan Walgito, 2007:46. Melihat apa yang ada dalam suatu kelompok mulai dari interaksi, tujuan, struktur, groupness dalam kelompok hingga kohesivitas kelompok, maka diperlukan suatu komunikasi kelompok baik dalam kelompok kecil maupun besar, perlunya sebuah komunikasi kelompok adalah bagian dari dinamika kelompok itu sendiri. Michael Burgon, mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui seperti berbagi informasi, pemecahan masalah yang anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota yang lain secara tepat Fajar, 2009:66. Jadi, komunikasi kelompok juga bisa diartikan sebagai sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka menjadi salah satu bagian dari kelompok tersebut. Seperti dalam forum off-line Pasoepati From Solo With Love, mereka terdiri dari sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan yaitu menumbuhkan sikap perdamaian serta kesadaran akan pendukungan kesebelasan sepakbola yang lebih baik, bermanfaat, dan terorganisir. Komunikasi kelompok dibagi menjadi 2 dua jenis, yaitu Effendy, 2001: 15-16: a. Komunikasi kelompok kecil small group communication, yaitu prosesnya berlangsung dialogis dan sirkular. Komunikasi kelompok kecil meliputi seminar, kuliah, ceramah, brifing, lokakarya, forum, atau symposium. Komunikasi kelompok kecil mempunyai umpan balik yang diperlukan oleh komunikator yang bersifat verbal karena komunikasinya ditujukan kepada kognisi komunikan. Jadi permasalahannya mengerti atau tidak, menyetujui atau tidak, menerima atau tidak, semuanya harus dinyatakan dengan kata-kata. b. Komunikasi kelompok besar large group communication, misalnya rapat raksasa disebuah lapangan yang dihadiri oleh belasan ribu atau puluhan ribu orang. Komunikasi dalam situasi seperti itu ditujukan kepada afeksi komunikan kepada perasaannya, bukan kepada otaknya. Komunikator akan mengetahui umpan balik komunikasinya dengan mengkaji perilaku komunikan dalam melampiaskan perasaannya. Bahayanya apabila umpan balik dalam komunikasi kelompok besar bersifat negatif, komunikator bisa dimaki-maki, bahkan dilempari batu. Forum off-line yang terjadi dalam Pasoepati From Solo With Love, termasuk kedalam komunikasi kelompok kecil small group communication. Disebabkan umpan baliknya terjadi secara verbal, sehingga anggota-anggota dalam forum ini dapat langsung menanggapi uraian dari komunikator salah satu anggotanya. Dari penjelasan komunikasi kelompok diatas, mendapati bahwa komunikasi kelompok juga terjadi pada komunitas, seperti halnya yang terjadi pada komunitas dan group Pasoepati From Solo With Love. Menurut Soekanto 1995:144 dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, Paguyuban Komuniti komunitas, gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Sherif and Sherif Ahmadi, 2002:94 menyatakan bahwa kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma- norma tertentu yang khas bagi kelompok itu sendiri yang mempunyai dua sifat yaitu: a. Adanya saling tergantung di antara anggota kelompok sehingga membentuk pola tertentu yang mengikat satu sama lain. b. Tiap-tiap anggota mengakui dan mentaati nilai-nilai, norma- norma serta pedoman-pedoman tingkah laku yang berlaku di dalam kelompok itu. Kelompok Group adalah sejumlah orang yang berinteraksi secara bersama-sama dan memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan pada kehendak-kehendak prilaku yang disepakati Cohen, 1983:124. Soerjono Soekanto 1995:163-164 dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, menuliskan beberapa dasar-dasar komunitas Community, diantaranya: a. Locality tempat tinggal atau wilayah Komunitas atau masyarakat setempat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan permanen, biasanya mempunyai ikatan solidaritas yang kuat sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya. b. Community Sentiment perasaan komuniti Komunitas tersebut terdapat unsur-unsur perasaan komuniti antara lain : 1 Seperasaan : unsur seperasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut, sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai “kelompok kami”, “perasaan kami” dan lain sebagainya. 2 Sepenanggungan : setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam kelompok dijalankan, sehingga dia mempunyai kedudukan yang pasti dalam darah dagingnya sendiri. 3 Saling memerlukan : individu yang tergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya tergantung pada komuniti-nya yang meiliputi kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikologis. Perasaan saling gantung menggantungkan, komunitas sebagai satu alat untuk melindungi diri dari kesepian dan ketakutan yang ada pada individu-individu. Menurut Charles Horton Cooley, komunitas atau Kelompok terbagi menjadi dua macam Abdulsyani, 2002:106-108, diantaranya yaitu : a. Kelompok Utama Primary-group: kelompok yang ditandai ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. b. Kelompok Sekunder Secondary-group: kelompok yang memiliki anggota yang lebih banyak, tidak selalu sering mengenal, tidak langsung, fungsional, rasional dan lebih banyak ditujukan pada tujan pribadi, angota-anggota yang lain dan usaha kelompok merupakan alat. Oleh Charles H. Cooley Susanto, 1999:53, Hal tersebut dikenal dengan teori tentang primary group dan secondary group. Menurut Charles suatu kelompok primer terutama dikemukakan dalam suatu masyarakat agraria. Sifat khasnya adalah adanya hubungan yang erat dan komunikasi yang berlangsung dengan tatap muka face to face, adanya kerjasama dan ikatan psikologik yang erat, tidak hanya pada waktu yang tidak tentu. Menurut Samuel Stouffer Susanto, 1999:54 fungsi dari kelompok primer adalah membantu individu dalam perkembangan dan pendewasaannya dan mempunyai sifat: a. Memberi bantuan motivasi dan landasan moral kepada anggotanya. b. Kelompok mempunyai nilai praktikal untuk individu. c. Loyalitas dapat menyebabkan adanya hubungan erat dan bantuan dalam ikatan kelompok. Dalam komunitas, manusia yang satu memandang manusia yang lain secara keseluruhannya, bukan dalam satu aspek saja seperti dalam hal hubungan jual beli. Ciri komunitas adalah kita dapat menjalani seluruh hidup kita didalamnya, hubungan sosial pun kita peroleh didalamnya. Oleh Tonnies Abdulsyani, 2002:109, hubungan itu dinamakan dengan Gemeinschaft yaitu bentuk kehidupan bersama dimana angota-angotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Tonnies mengatakan bahwa dalam setiap masyarakat selalu ada salah satu diantara tiga kelompok Gemeinschaft Abdulsyani, 2002:110, yaitu: a. Gemeinschaft by blood, yaitu Gemeinschaft yang merupakan ikatan yang disasarkan pada ikatan darah atau keturunan. b. Gemeinschaft of place, yaitu suatu Gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya, sehingga dapat saling tolong menolong. c. Gemeinschaft of mind, yaitu merupakan suatu Gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena ideologi yang sama. Gemeinschaft yang semacam ini biasanya ikatannya tidak sekuat Gemeinschaft by blood. Forum off-line pada komunitas yang penulis teliti, masuk pada gemeinschaft of place. Pasoepati From Solo With Love terbentuk menjadi sebuah komunitas yang berada di wilayah, hobi, dan minat yang sama. Mereka berasal dari wilayah solo dan sekitarnya, memiliki minat mendukung klub kebanggaan Persis Solo, dan sama-sama menyukai sepakbola. Dalam forum offline maupun online dari komunitas dan group Pasoepati From Solo With Love berbagai aktivitas dan kegiatan yang dilakukan, wolves promosikan. Promosi sebagai bentuk informasi akan apa yang wolves kerjakan atau lakukan, sehingga para anggota wolves, suporter lain, dan masyarakat luas mengetahuinya. Penggunaan visual dan pesan yang tepat merupakan syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan atas keberadaan sebuah produk atau jasa awaraness, menumbuhkan keinginan untuk memiliki dan mendapatkan produk interest, sampai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan loyalty. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDA. Wahyutama 2012:62 dalam buku Integrated Marketing Communications, konsep AIDA pertama kali dimunculkan pada sekitar tahun 1900 oleh St Elmo Lewis. Sesuai namanya, model AIDA dikenal sebagai model hierarchy of effect yang mengidentifikasikan tingkatan konsumen sebelum melakukan pembelian. AIDA juga merupakan teknik yang digunakan untuk memotivasi atau mempengaruhi seseorang dalam kegiatan pemasaran untuk mengambil tindakan yang disebabkan oleh iklan. Dalam komunikasi pemasaran proses ini digunakan oleh banyak pemasar dalam komunikasi mereka. Hal ini dilakukan untuk menarik calon pelanggan dan untuk melakukan pembelian atau mengambil tindakan yang diinginkan oleh mereka. Masih menurut Wahyutama 2016:62-63, tujuan yang ingin dicapai oleh promosi dapat diketahui dari suatu konsep AIDA . Konsep AIDA ini adalah :  Attention Pada tahap attention atau perhatian, sebuah pesan akan tiba sebagai stimuli di penginderaan khalayak, pada tahap inilah sebuah iklan, promosi, akan dilihat, didengar, dan diperhatikan oleh khalayak.  Interest Pada tahap interest atau minat, adalah membangkitkan minat dan keingintahuan dari konsumen atau khalayak akan sebuah produk dan jasa. Dengan keingintahuan dan minat, khalayak akan terdorong pula untuk terlibat lebih jauh dengan produk atau jasa.  Desire Pada tahap desire atau kehendak, hasrat, adalah muncul kehendak khalayak terhadap produk atau jasa. Proses dimana iklan atau promosi membangun sebuah hasrat dengan menyampaikan sebuah manfaat produk dan layanan tersebut.  Action Tahap action atau tindakan adalah pada tahap ini pesan telah dapat mendorong dilakukannya tindakan tertentu oleh khalayak. Tindakan juga dapat berupa rekomendasi yang diberikan khalayak kepada rekan-rekannya yang lain untuk menggunakan produk atau jasa yang dimana sebuah pesan periklanan atau kegiatan marketing communications telah aktif berkerja pada diri khalayak. Dimana dengan berdasarkan fungsi dari penggunaan konsep AIDA ini dapat diketahui apa yang menjadi perhatian, minat, hasrat, dan tindakan yang wolves lakukan untuk menjadi atau menciptakan kesadaran akan pendukungan kesebelasan sepakbola yang positif, bermanfaat, dan terorganisir, serta cinta damai.

3. Media Baru

Dokumen yang terkait

NEGOSIASI GENDER SRIKANDI PASOEPATI (Studi Deskriptif Kualitatif Negosiasi Gender Anggota Srikandi Pasoepati Negotiations Gender Srikandi Pasoepati (Study Descriptive Kualitatif Negotiations Gender Members Srikandi Pasopati in Support of Persis Solo).

0 2 10

NEGOSIASI GENDER SRIKANDI PASOEPATI (Studi Deskriptif Kualitatif Negosiasi Gender Anggota Srikandi Pasoepati Negotiations Gender Srikandi Pasoepati (Study Descriptive Kualitatif Negotiations Gender Members Srikandi Pasopati in Support of Persis Solo).

0 2 12

BAB 1 PENDAHULUAN Strategi Komunikasi Pemasaran Berbasis Internet Produk “Batik Guitar’s Solo” (Studi Kualitatif Komunikasi Pemasaran Produk Batik Guitar’s Solo Melalui Facebook dan Twitter).

1 10 38

BAB 1 PENDAHULUAN Komunikasi Pemasaran Terpadu Roti Ganep (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran Terpadu Perusahaan Roti Ganep Solo).

1 4 33

Studi Kualitatif Komunikasi Kelompok Pasoepati From Solo With Love Dalam Membangun Perilaku Cinta Damai Studi Kualitatif Komunikasi Kelompok Pasoepati From Solo With Love Dalam Membangun Perilaku Cinta Damai.

0 1 15

Studi Kualitatif Komunikasi Kelompok Pasoepati From Solo With Love Dalam Membangun Perilaku Cinta Damai Studi Kualitatif Komunikasi Kelompok Pasoepati From Solo With Love Dalam Membangun Perilaku Cinta Damai.

0 1 13

PENDAHULUAN Konstruksi Identitas Suporter Ultras di Kota Solo (Studi Fenomenologi terhadap Kelompok Suporter Pasoepati Ultras).

0 3 48

STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF STRATEGI PUBLIC RELATIONS THE SUNAN HOTEL SOLO DALAM MEMBANGUN Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Public Relation The Suan Hotel Solo dalam Membangun Corporate Image Tahun 2011.

0 1 13

PENDAHULUAN Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Public Relation The Suan Hotel Solo dalam Membangun Corporate Image Tahun 2011.

0 2 5

STUDI TINGKAT KEPUASAN DI KALANGAN KELOMPOK SUPORTER PASOEPATI DALAM MENGGUNAKAN WEBSITE SAMBERNYAWA.COM DI KOTA SOLO.

0 1 10