sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa mass media dan media nirmassa atau media nonmassa
non-mass media. Fungsi komunikasi ada empat Effendy, 2001:8., yaitu:
a. Menginformasikan to inform, yaitu menyebarluaskan pengetahuan
kepada khalayak. b.
Mendidik to educate, yaitu mengadakan sosialisasi dengan khalayak dan menyadarkan akan tugas, peran serta norma-norma.
c. Menghibur to entertain, yaitu memberi hiburan dan mengisi waktu
senggang. d.
Mempengaruhi to influence, yaitu memperoleh kesepakatan serta pengikut.
Fungsi selalu berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Mencapai komunikasi yang harmonis dan dapat meningkatkan harkat dan
martabat manusia merupakan fungsi yang ingin dicapai oleh individu. Tercapainya fungsi komunikasi memberikan kepuasan pada individu
dalam berkomunikasi.
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok ada dan terjadi dalam suatu kelompok, baik itu kelompok besar large group ataupun kelompok kecil small group.
Pasoepati From Solo With Love merupakan kelompok kecil, kelompok yang dimana mengkomunikasikan dan melakukan hal-hal positif melalui
kegiatan positif yang dilakukannya. Brigham Walgito, 2007:8 mengungkapkan bahwa kelompok
yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain untuk tujuan tertentu dimana masing-masing orang saling mempengaruhi
dan dipengaruhi orang lain. Terbentuknya Kelompok tersebut karena adanya kesamaan akan
suatu minat dan hobi yang sama. Menurut W.A Gerungan 2000:88-96 dalam buku Psikologi Sosial, ciri-ciri kelompok yaitu:
a. Motif-motif yang sama
Dorongan atau motif bersama menjadi pengikat dan sebab utama terbentuknya kelompok sosial. Motif yang sama
itu harus didukung dengan adanya kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dan biasanya sesudah kelompok sosial
terbentuk akan timbul motif-motif baru kelompok, serta tujuan- tujuan tambahan yang dapat memperkokoh kehidupan
kelompok. Pengaruh dari kehidupan kelompok yang makin kokoh, akan timbul sense of belongingness pada diri
anggotanya.
Sense of belongingness merupakan sikap peranan bahwa anggota termasuk dalam kelompok, didalamnya dia
mempunyai peran dan tugas sehingga anggota tersebut merasakan kepuasan terhadap dirinya sebagai makhluk sosial
dalam kelompok. Dia memperoleh peranan sosial yang usaha- usahanya adalah demi kemajuan kelompok, sehingga dia
merasa berharga sebagai anggota kelompok. b.
Reaksi dan kecakapan berlainan, Situasi sosial akan menimbulkan kegiatan-kegiatan dari
individu. Sherif dan kawan-kawan menegaskan bahwa individu pada saat sendiri dan saat dalam situasi kelompok mempunyai
tingkah laku yang berbeda. Situasi sosial dapat merangsang reaksi yang berlainan dari individu yang menjadi anggota
kelompok. c.
Penegasan stuktur kelompok, Struktur dalam kelompok terdiri dari susunan
kedudukan yang fungsional dari anggota kelompok dalam kerja samanya untuk mencapai tujuan kelompok. Setiap
anggota kelompok sosial memperoleh peran yang tegas dan diketahui oleh anggota kelompok lain sesuai dengan ciri
kepribadian dan kecakapannya masing-masing.
d. In-group dan Out-group
Sejajar dengan pembentukan struktur kelompok, timbul pula sikap perasaan antara anggotanya yang disebut sikap
perasaan in-group yang tegas dibatasi dari sikap perasaan out- group. Sikap perasaan terhadap anggota in-group adalah sikap
perasaan terhadap orang dalam, sedangkan sikap perasaan out- group ialah sikap perasaan terhadap semua orang yang
termasuk orang luaran. e.
Solidaritas Solidaritas
kelompok yang
tinggi berdasarkan
pengalaman-pengalaman anggotanya bahwa, tindakan-tindakan yang diharapkan timbal balik dari anggota kelompok dengan
fungsi masing-masing kelompok sesuai peranan dalam hierarki struktur kelompok. Dengan kata lain, terdapatnya solidaritas
yang tinggi di dalam kelompok bergantung pula pada kepercayaan anggota-anggotanya akan kemampuan kawan-
kawannya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. f.
Penegasan norma-norma kelompok. Norma kelompok merupakan pedoman untuk mengatur
pengalaman dan tingkah laku individu dalam situasi sosial.
Norma kelompok berkaitan dengan cara-cara tingkah laku yang diharapkan oleh semua anggota kelompok dengan keadaan
yang berhubungan dengan kehidupan dan tujuan kelompok. Menurut Umam 2010:95 dalam bukunya Perilaku Organisasi,
mendifinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai tujuan tertentu. Ada
dua alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk mencapai tujuan yang apabila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai.
Kedua, dalam kelompok, kebutuhan seseorang dapat terpuaskan dan ia mendapatkan reward sosial seperti rasa bangga, rasa dimiliki, cinta,
pertemanan, dan sebagainya. Masih menurut Umam 2010:99 ada beberapa klasifikasi
kelompok, yaitu sebagai berikut : 1.
Kelompok Formal. Kelompok formal adalah kelompok yang sengaja dibentuk
dengan keputusan manajer melalui suatu bagan organisasi untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien Umam,
2010:99. Kelompok formal terdiri atas : a.
Kelompok komando, yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin
organisasi. Kelompok ini terdiri atas bawahan yang melapor dan bertanggung jawab secara langsung kepada
pimpinan tertentu. b.
Kelompok tugas, yaitu suatu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melakukan tugas-tugas atau
proyek tertentu organisasi. Kelompok ini terdiri atas bawahan yang melapor dan bertanggung jawab secara
langsung kepada pimpinan tertentu. 2.
Kelompok Informal. Kelompok informal adalah suatu kelompok yang tidak bisa
dibentuk secara formal melalui struktur organisasi, tetapi muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial Umam,
2010:99. Kelompok informal dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Kelompok persahabatan, yang terbentuk karena adanya
kesamaan tentang suatu hal, seperti hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang, pandangan
politik, dan lain-lain. Misalnya, orang-orang yang memiliki hobi sama: suka bermain badminton, sepak bola, tenis,
renang, bergabung membentuk kelompok persahabatan.
Kelompok Formal
b. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang
berafiliasi untuk mencapai sasaran yang sama. Sasaran jenis ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi, tetapi
semata-mata untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.
Dari klasifikasi kelompok diatas untuk lebih jelasnya, jenis kelompok dalam organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.4. Jenis Kelompok dalam Organisasi Sumber: Umam, Khaerul, 2010:100. Perilaku
Organisasi. Bandung: CV Pustaka Setia Manusia sebagai makhluk sosial secara alami akan mengadakan
interaksi. Interaksi adalah saling mempengaruhi individu satu dengan individu yang lain mutual influences. Interaksi dapat berlangsung
Kelompok komando
Kelompok tugas
Melaksanakan tugas rutin
Melaksanakan tugasproyek
tertentu
Kelompok Informal
Kelompok persahabatan
Kelompok kepentingan
Tujuan
dengan secara fisik, non-verbal, emosional dan sebagainya yang merupakan salah satu sifat dari kehidupan kelompok Walgito, 2003:74.
Menurut Forsyth Walgito, 2003:73-75 disamping adanya interaksi sebagai sifat atau ciri suatu kelompok, kelompok masih
mempunyai ciri-ciri yang lain, yaitu : 1.
Tujuan goals Orang yang tergabung dalam kelompok mempunyai
beberapa tujuan ataupun alasan. Tujuan dapat bersifat intrinsik, misalnya tergabung dalam kelompok mempunyai rasa senang.
Namun juga dapat bersifat ekstrensik yaitu bahwa untuk mencapai sesuatu tujuan tidak dapat dicapai secara sendiri
tetapi dengan bersama-sama, ini merupakan tujuan bersama atau merupakan common goals. Common goals ini merupakan
yang paling kuat dan faktor pemersatu dalam kelompok. 2.
Struktur Kelompok itu mempunyai struktur, a stable pattern of
relationships among members, yang berarti adanya peran roles, norma, dan hubungan antar anggota. Peran dari
masing-masing anggota kelompok berkaitan dengan posisi individu dalam kelompok. Peran dari masing-masing anggota
kelompok akan tergantung pada posisi ataupun kemampuan individu masing-masing.
3. Groupness
Kelompok merupakan suatu entity atau kesatuan. Menurut Campbell orang mempersepsi kelompok lebih sebagai suatu
unfied whole atau terpadu menyeluruh daripada sekelompok orang yang saling berdekatan satu dengan yang lain. Jadi satu
dengan lain tidak saling lepas, tetapi kelompok merupakan suatu kesatuan dari para anggotanya.
Ketertarikan suatu kelompok membentuk daya tarik dari anggota kelompok yang akan menjadi suatu kesatuan. Hal ini bisa disebut juga
dengan kohesivitas kelompok. Menurut Shaw kohesi kelompok ialah bagaimana para anggota
kelompok saling menyukai dan saling mencintai satu dengan lainnya. Tingkat kohesi akan menunjukkan seberapa baik kekompakkan dalam
kelompok bersangkutan Walgito, 2007:46. Melihat apa yang ada dalam suatu kelompok mulai dari interaksi,
tujuan, struktur, groupness dalam kelompok hingga kohesivitas kelompok, maka diperlukan suatu komunikasi kelompok baik dalam kelompok kecil
maupun besar, perlunya sebuah komunikasi kelompok adalah bagian dari dinamika kelompok itu sendiri.
Michael Burgon, mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan
yang telah diketahui seperti berbagi informasi, pemecahan masalah yang anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota yang lain secara
tepat Fajar, 2009:66. Jadi, komunikasi kelompok juga bisa diartikan sebagai
sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka menjadi salah satu bagian dari kelompok tersebut. Seperti dalam forum off-line Pasoepati From Solo With Love,
mereka terdiri dari sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan yaitu menumbuhkan sikap perdamaian serta
kesadaran akan pendukungan kesebelasan sepakbola yang lebih baik, bermanfaat, dan terorganisir.
Komunikasi kelompok dibagi menjadi 2 dua jenis, yaitu Effendy, 2001: 15-16:
a. Komunikasi kelompok kecil small group communication,
yaitu prosesnya berlangsung dialogis dan sirkular. Komunikasi kelompok kecil meliputi seminar, kuliah, ceramah, brifing,
lokakarya, forum, atau symposium. Komunikasi kelompok kecil mempunyai umpan balik yang diperlukan oleh
komunikator yang bersifat verbal karena komunikasinya ditujukan kepada kognisi komunikan. Jadi permasalahannya
mengerti atau tidak, menyetujui atau tidak, menerima atau tidak, semuanya harus dinyatakan dengan kata-kata.
b. Komunikasi kelompok besar large group communication,
misalnya rapat raksasa disebuah lapangan yang dihadiri oleh belasan ribu atau puluhan ribu orang. Komunikasi dalam
situasi seperti itu ditujukan kepada afeksi komunikan kepada perasaannya, bukan kepada otaknya. Komunikator akan
mengetahui umpan balik komunikasinya dengan mengkaji perilaku komunikan dalam melampiaskan perasaannya.
Bahayanya apabila umpan balik dalam komunikasi kelompok besar bersifat negatif, komunikator bisa dimaki-maki, bahkan
dilempari batu. Forum off-line yang terjadi dalam Pasoepati From Solo With Love,
termasuk kedalam
komunikasi kelompok
kecil small
group communication. Disebabkan umpan baliknya terjadi secara verbal,
sehingga anggota-anggota dalam forum ini dapat langsung menanggapi uraian dari komunikator salah satu anggotanya.
Dari penjelasan komunikasi kelompok diatas, mendapati bahwa komunikasi kelompok juga terjadi pada komunitas, seperti halnya yang
terjadi pada komunitas dan group Pasoepati From Solo With Love. Menurut Soekanto 1995:144 dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar,
Paguyuban Komuniti komunitas, gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang
murni dan bersifat alamiah serta kekal. Sherif and Sherif Ahmadi, 2002:94 menyatakan bahwa kelompok
adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di
antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma- norma tertentu yang khas bagi kelompok itu sendiri yang mempunyai dua
sifat yaitu: a. Adanya saling tergantung di antara anggota kelompok sehingga
membentuk pola tertentu yang mengikat satu sama lain. b. Tiap-tiap anggota mengakui dan mentaati nilai-nilai, norma-
norma serta pedoman-pedoman tingkah laku yang berlaku di dalam kelompok itu.
Kelompok Group adalah sejumlah orang yang berinteraksi secara bersama-sama dan memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan pada
kehendak-kehendak prilaku yang disepakati Cohen, 1983:124.
Soerjono Soekanto 1995:163-164 dalam bukunya Sosiologi Suatu
Pengantar, menuliskan
beberapa dasar-dasar
komunitas Community, diantaranya:
a. Locality tempat tinggal atau wilayah
Komunitas atau masyarakat setempat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan permanen, biasanya mempunyai
ikatan solidaritas yang kuat sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya.
b. Community Sentiment perasaan komuniti
Komunitas tersebut terdapat unsur-unsur perasaan komuniti antara lain :
1 Seperasaan : unsur seperasaan akibat seseorang
berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut,
sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai “kelompok kami”, “perasaan kami” dan
lain sebagainya. 2
Sepenanggungan : setiap individu sadar akan peranannya
dalam kelompok
dan keadaan
masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam
kelompok dijalankan,
sehingga dia
mempunyai kedudukan yang pasti dalam darah dagingnya sendiri.
3 Saling memerlukan : individu yang tergabung
dalam masyarakat setempat merasakan dirinya tergantung pada komuniti-nya yang meiliputi
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikologis. Perasaan
saling gantung
menggantungkan, komunitas sebagai satu alat untuk melindungi diri
dari kesepian dan ketakutan yang ada pada individu-individu.
Menurut Charles Horton Cooley, komunitas atau Kelompok terbagi menjadi dua macam Abdulsyani, 2002:106-108, diantaranya
yaitu : a.
Kelompok Utama Primary-group: kelompok yang ditandai ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja
sama erat yang bersifat pribadi. b.
Kelompok Sekunder Secondary-group: kelompok yang memiliki anggota yang lebih banyak, tidak selalu sering
mengenal, tidak langsung, fungsional, rasional dan lebih banyak ditujukan pada tujan pribadi, angota-anggota yang lain
dan usaha kelompok merupakan alat. Oleh Charles H. Cooley Susanto, 1999:53, Hal tersebut dikenal
dengan teori tentang primary group dan secondary group. Menurut Charles suatu kelompok primer terutama dikemukakan dalam suatu
masyarakat agraria. Sifat khasnya adalah adanya hubungan yang erat dan komunikasi yang berlangsung dengan tatap muka face to face, adanya
kerjasama dan ikatan psikologik yang erat, tidak hanya pada waktu yang tidak tentu.
Menurut Samuel Stouffer Susanto, 1999:54 fungsi dari kelompok primer
adalah membantu
individu dalam
perkembangan dan
pendewasaannya dan mempunyai sifat: a.
Memberi bantuan motivasi dan landasan moral kepada anggotanya.
b. Kelompok mempunyai nilai praktikal untuk individu.
c. Loyalitas dapat menyebabkan adanya hubungan erat dan
bantuan dalam ikatan kelompok. Dalam komunitas, manusia yang satu memandang manusia yang
lain secara keseluruhannya, bukan dalam satu aspek saja seperti dalam hal
hubungan jual beli. Ciri komunitas adalah kita dapat menjalani seluruh hidup kita didalamnya, hubungan sosial pun kita peroleh didalamnya.
Oleh Tonnies Abdulsyani, 2002:109, hubungan itu dinamakan dengan Gemeinschaft yaitu bentuk kehidupan bersama dimana angota-angotanya
diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.
Tonnies mengatakan bahwa dalam setiap masyarakat selalu ada salah satu diantara tiga kelompok Gemeinschaft Abdulsyani, 2002:110,
yaitu: a.
Gemeinschaft by blood, yaitu Gemeinschaft yang merupakan ikatan yang disasarkan pada ikatan darah atau keturunan.
b. Gemeinschaft of place, yaitu suatu Gemeinschaft yang terdiri
dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya, sehingga dapat saling tolong menolong.
c. Gemeinschaft of mind, yaitu merupakan suatu Gemeinschaft
yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan,
akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena ideologi yang sama. Gemeinschaft yang semacam ini
biasanya ikatannya tidak sekuat Gemeinschaft by blood.
Forum off-line pada komunitas yang penulis teliti, masuk pada gemeinschaft of place. Pasoepati From Solo With Love terbentuk menjadi
sebuah komunitas yang berada di wilayah, hobi, dan minat yang sama. Mereka berasal dari wilayah solo dan sekitarnya, memiliki minat
mendukung klub kebanggaan Persis Solo, dan sama-sama menyukai sepakbola.
Dalam forum offline maupun online dari komunitas dan group Pasoepati From Solo With Love berbagai aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan, wolves promosikan. Promosi sebagai bentuk informasi akan apa yang wolves kerjakan atau lakukan, sehingga para anggota wolves,
suporter lain, dan masyarakat luas mengetahuinya. Penggunaan visual dan pesan yang tepat merupakan syarat utama
keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan atas keberadaan sebuah produk
atau jasa awaraness, menumbuhkan keinginan untuk memiliki dan mendapatkan produk interest, sampai dengan mempertahankan loyalitas
pelanggan loyalty. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDA.
Wahyutama 2012:62 dalam buku Integrated Marketing Communications, konsep AIDA pertama kali dimunculkan pada sekitar
tahun 1900 oleh St Elmo Lewis. Sesuai namanya, model AIDA dikenal
sebagai model hierarchy of effect yang mengidentifikasikan tingkatan konsumen sebelum melakukan pembelian. AIDA juga merupakan teknik
yang digunakan untuk memotivasi atau mempengaruhi seseorang dalam kegiatan pemasaran untuk mengambil tindakan yang disebabkan oleh
iklan. Dalam komunikasi pemasaran proses ini digunakan oleh banyak pemasar dalam komunikasi mereka. Hal ini dilakukan untuk menarik
calon pelanggan dan untuk melakukan pembelian atau mengambil tindakan yang diinginkan oleh mereka.
Masih menurut Wahyutama 2016:62-63, tujuan yang ingin dicapai oleh promosi dapat diketahui dari suatu konsep AIDA . Konsep
AIDA ini adalah : Attention
Pada tahap attention atau perhatian, sebuah pesan akan tiba sebagai stimuli di penginderaan khalayak, pada tahap inilah
sebuah iklan, promosi, akan dilihat, didengar, dan diperhatikan oleh khalayak.
Interest Pada tahap interest atau minat, adalah membangkitkan
minat dan keingintahuan dari konsumen atau khalayak akan sebuah produk dan jasa. Dengan keingintahuan dan
minat, khalayak akan terdorong pula untuk terlibat lebih jauh dengan produk atau jasa.
Desire
Pada tahap desire atau kehendak, hasrat, adalah muncul kehendak khalayak terhadap produk atau jasa. Proses
dimana iklan atau promosi membangun sebuah hasrat dengan menyampaikan sebuah manfaat produk dan layanan
tersebut. Action
Tahap action atau tindakan adalah pada tahap ini pesan telah dapat mendorong dilakukannya tindakan tertentu oleh
khalayak. Tindakan juga dapat berupa rekomendasi yang diberikan khalayak kepada rekan-rekannya yang lain untuk
menggunakan produk atau jasa yang dimana sebuah pesan periklanan atau kegiatan marketing communications telah
aktif berkerja pada diri khalayak. Dimana dengan berdasarkan fungsi dari penggunaan konsep AIDA
ini dapat diketahui apa yang menjadi perhatian, minat, hasrat, dan tindakan yang wolves lakukan untuk menjadi atau menciptakan kesadaran
akan pendukungan kesebelasan sepakbola yang positif, bermanfaat, dan terorganisir, serta cinta damai.
3. Media Baru