commit to user 5
meningkatkan kinerja koperasi. Untuk itu dilakukan evaluasi kinerja melalui pengukuran kinerja. Hal ini dilakukan agar Koperasi dapat mengetahui sejauh
mana kondisi usahanya. Dengan mengetahui kondisi usahanya, maka koperasi dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan aktivitas usahanya serta
menentukan langkah strategis untuk perencanaan selanjutnya. Pengukuran kinerja dilakukan secara menyeluruh yaitu dari perspektif finansial, pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik mengambil judul penelitian
“Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard pada Unit Simpan Pinjam
Koperasi Serba Usaha KSU Mekar Surya Karanganyar Tahun 2010”.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha KSU Mekar Surya
Karanganyar apabila diukur dengan menggunakan konsep balanced scorecard.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha KSU Mekar Surya Karanganyar apabila diukur dengan
menggunakan konsep balanced scorecard melalui empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga dapat dijadikan sebagai
informasi bagi manajemen dalam menilai kinerja perusahaan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan
pemikiran dalam
pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang akuntansi manajemen serta bagi kepentingan manajemen suatu badan usaha dalam mengukur kinerja sehingga diharapkan
mampu mendorong badan usaha ke arah yang lebih baik.
commit to user 6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Koperasi Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan Unit Simpan
Pinjam Koperasi Serba Usaha KSU Mekar Surya Karanganyar, khususnya yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep
balanced scorecard. b. Bagi Akademik
Memberi gambaran tentang konsep balanced scorecard dan penerapannya pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha KSU Mekar Surya
Karanganyar. c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pemahaman tentang pengukuran kinerja pada sebuah badan usaha khususnya koperasi dengan menggunakan konsep balanced
scorecard.
commit to user 7
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan
gambaran pencapaian
pelaksanaan suatu
kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur
dan menggambarkan kondisi empirik perusahaan dari berbagai ukuran yang telah disepakati.
Arti istilah kinerja atau dalam bahasa inggris “performance” adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing- masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika Suyadi Prawirosentono dalam Riah, 2009.
Definisi kinerja dalam Pramudianto 2007: a. Menurut Keban 2000: 28
Performance adalah tingkat pencapaian hasil atau “the degree of accomplishment” atau dengan kata lain kinerja merupakan tingkat pencapaian
tujuan organisasi. b. Menurut Simamora 1998: 81
Kinerja adalah kemampuan organisasi atau individu untuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Menurut Legowo 1993: 35 Kinerja atau yang lebih populer dikenal sebagai prestasi kerja adalah
sesuatu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam bidang pekerjaan menurut kriteria tertentu dan berlaku dalam periode waktu yang ditetapkan.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi atau hasil yang telah dicapai menurut kriteria dan periode tertentu
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
commit to user 8
2. Pengertian Pengukuran Kinerja
Mardiasmo 2002: 121 mengemukakan bahwa sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik
menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Mulyadi dalam Riah 2009 menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah
penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan maka
perlu dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Anderson dan Clancy dalam Sony Yuwono 2002: 23 menyatakan pengukuran kinerja sebagai berikut:
“Feedback from the accountant to management that provides information about how well the actions represent the plans; it also identifies where
managers may need to make corrections or adjusments in future planning and controlling activities”.
Pernyataan diatas mengandung makna bahwa pengukuran kinerja mampu memberikan umpan balik yang akan memberi informasi tentang prestasi
pelaksanaan sebuah rencana dan titik-titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton 2000: 128 menyatakan bahwa tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi semua
manajer dan pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil. Jadi sistem pengukuran yang diterapkan perusahaan akan sangat mempengaruhi
perilaku manajer maupun pekerjanya. Pengukuran kinerja pada organisasi digunakan untuk melakukan koordinasi antara para manajer dengan tujuan dari
masing-masing bagian nantinya akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasarannya Ciptani: 2000.
Sehingga dapat meningkatkan pertanggungjawaban dan memperbaiki proses pengambilan keputusan Imelda: 1998.
commit to user 9
Model pengukuran kinerja menurut Husein Umar 2002: 38 yaitu: B
D G
I
A gap
F
C E
H Gambar 1. Model Pengukuran Kinerja
Sumber: Husein Umar 2002 : 38 A
= Faktor yang akan diukur AB
= Apa yang diharapkan dari A BD
= Rentetan mengenai harapan-harapan atas A jika ada AC
= Fakta-fakta mengenai A CE
= Proses analisis data AC sehingga menghasilkan nilai E DE
= Gap, yaitu besar perbedaan antara harapan D dan kenyataan E F
= Tolok ukur untuk menilai gap G
= Hasil pengukuran menggunakan tolok ukur F, bahwa faktor A Bermasalah
H = Hasil pengukuran menggunakan tolok ukur F, bahwa faktor A
tidak bermasalah GI
= feedback tindak lanjut pengukuran Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kinerja adalah tindakan yang berupa umpan balik yang memberikan informasi tentang prestasi perusahaan yang bertujuan memotivasi semua manajer dan
pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil.
3. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Pengukuran
kinerja yang handal reliable merupakan salah satu faktor kunci suksesnya organisasi. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja dapat memotivasi manajer dan
karyawan untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.
commit to user 10
Menurut Mardiasmo 2002: 122, tujuan sistem pengukuran kinerja adalah:
1. untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik top down dan bottom up.
2. untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
3. untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.
4. sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.
Sedangkan menurut
Herawati dalam
Primadhani 2008,
tujuan manajemen melakukan evaluasi kinerja adalah:
1. memberikan masukan untuk keputusan sumber daya alam seperti promosi, transfer dan pemutusan hubungan kerja.
2. memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai bagimana pandangan organisasi akan kinerja mereka.
3. sebagai dasar dalam pemberian kompensasi yang mencakup peningkatan balas jasa, bonus karyawan dan kenaikan lainnya dalam gaji.
Manfaat pengukuran kinerja Mardiasmo, 2002: 122: 1. memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen. 2. memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
3. untuk memonitor
dan mengevaluasi
pencapaian kinerja
dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif
untuk memperbaiki kinerja. 4. sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman reward and
punishment secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.
6. membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
commit to user 11
7. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. 8. memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
Menurut Mulyadi dalam Riah 2009 pengukuran kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk :
a. mengelola koperasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal.
b. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. mengidentifikasi kebutuhan pelatih dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. menyediakan dasar bagi distribusi penghargaan. Menurut Indra Bastian dalam Riah 2009 pengukuran kinerja merupakan
alat manajemen untuk: a. memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk
pencapaian kinerja. b. memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati
c. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
d. memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang dicapai setelah dibandingkan dengan skema indikator kinerja yang disepakati.
e. menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.
f. mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
g. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. h. memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
i. menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.
j. mengungkap permasalahan yang terjadi.
commit to user 12
Sedangkan menurut Lynch dan Cross dalam Sony Yuwono 2002: 29, manfaat pengukuran kinerja adalah:
1. menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan. 2. memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal. 3. mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut reduction of waste. 4. membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. 5. membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi
“rewards” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
4. Pengertian Visi, Misi, dan Strategi a Visi
Mulyadi 2007: 474 menjelaskan bahwa visi merupakan gambaran kondisi masa depan yang hendak diwujudkan sebagai hasil dari suatu pikiran yang
melampaui realita sekarang. Visi yang baik vision of success dapat didefinisikan sebagai “deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi setelah
organisasi tersebut mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi sepenuhnya Bryson dalam Mudrajad Kuncoro: 2006.
Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visi
adalah pernyataan “want to be” dari organisasi atau perusahaan. Visi mencanangkan masa depan perusahaan untuk 3 sampai 10 tahun ke depan,
yang merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang Dermawan Wibisono, 2006:
43.
Visi berfungsi sebagai pengarah seluruh anggota organisasi dalam perjalanan menuju masa depan.
commit to user 13
Sedangkan menurut Mirhani dalam Primadhani 2008, visi perusahaan adalah
kemampuan atau
daya organisasi
untuk melihat
atau mengimajinasikan dirinya sendiri di masa depan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa visi adalah suatu pandangancita-cita tentang kondisi suatu perusahaan di masa depan.
b Misi
Menurut Coulter dalam Mudrajad Kuncoro 2006, kendati visi organisasi memberikan gambaran menyeluruh tentang ke mana organisasi akan dibawa di
masa depan, misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh berbagai unit organisasi dan apa yang mereka harapkan untuk mencapai visi
organisasi. Misi juga merupakan bagian dari visi yang biasanya mencerminkan norma perilaku yang menjadi pedoman para karyawan.
Menurut Mirhani dalam Primadhani 2008, misi perusahaan adalah tugas khusus yang akan diemban oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya sehingga
memberikan arah dan fokus bagi manajemen terhadap aktivitas-aktivitasnya. Misi adalah jalan pilihan the chosen track organisasi untuk menuju ke
masa depan. Misi merupakan alasan keberadaan reason for being suatu organisasi. Fungsi misi adalah sebagai pemfokus kegiatan seluruh anggota
organisasi Mulyadi, 2007: 473.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa misi adalah jalan atau langkah yang harus dilakukan untuk menuju masa depan atau mencapai
visi organisasi yang telah ditetapkan.
c Strategi
Mulyadi 2007: 409 menyatakan bahwa strategi merupakan pola tindakan utama dalam pengerahan dan pengarahan seluruh sumber daya organisasi untuk
mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi mampu membentuk pola pengambilan keputusan bagi manajer.
Setelah strategi dipilih, strategi tersebut kemudian perlu diterjemahkan ke dalam rencana kegiatan action plan.
commit to user 14
Sedangkan menurut Wilopo 2002, strategi merupakan positioning organisasi di masa depan dengan memberikan daya ungkit melalui aset-aset yang
dimiliki untuk menciptakan aset yang dapat membawa organisasi pada posisi superior terhadap pesaing melalui penciptaan nilai.
Strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah
pernyataan yang saling mengikat. Strategi biasanya berkaitan dengan prinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan
perusahaan serta bagaimana perusahaan memilih jalan yang spesifik untuk mencapai misi tersebut Lynch dalam Wibisono, 2006: 50
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah pola tindakan atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama perusahaan
dengan tindakan melalui pengerahan sumber daya organisasi agar mencapai posisi superior.
5. Pengertian Balanced Scorecard
Mulyadi 2007: 3 menyatakan bahwa balanced scorecard terdiri dari dua kata, yaitu scorecard dan balanced. Scorecard adalah kartu skor yang akan
digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang. Sedangkan balanced artinya berimbang, untuk mengukur kinerja seseorang diukur
secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, serta intern dan ekstern.
Menurut Hansen dan Mowen dalam Imelda 2004: 108, balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menerjemahkan visi dan
strategi suatu organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional. Anthony dalam Sony Yuwono 2002: 18 menyatakan balanced scorecard
sebagai berikut: “Balanced scorecard is a measurement and management system that
views a bussines units performances from four perspective, financial, customer, internal bussines process, leraning and growth.”
Maksudnya balanced scorecard merupakan kegiatan manajemen dan organisasi untuk memahami dan mengelola organisasi dari empat faktor utama
commit to user 15
yang diantaranya adalah faktor keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Balanced scorecard
merupakan suatu
kerangka kerja
baru yang
mengintegrasikan berbagai
ukuran yang
diturunkan dari
strategi perusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa lalu, Balanced Scorecard
juga memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan yang meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran
dan
pertumbuhan, diturunkan
dari proses
penerjemahan strategi
perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata Kaplan dan Norton, 2000: 16-17.
Sedangkan menurut Isniar 2000, balanced scorecard merupakan contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan
organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan. Balanced scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran
pendorong drivers kinerja masa depan. Berdasarkan definisi dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik
yang mengkomunikasikan strategi ke dalam perspektif keuangan dan non keuangan
untuk menyelaraskan aktivitas-aktivitas perusahaan dengan strateginya.
6. Konsep Balanced Scorecard
Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya.
Pada awalnya,
balanced scorecard
ditujukan untuk
memperbaiki sistem pengukuran eksekutif, yang fokus perhatiannya lebih dicurakan pada kinerja keuangan dan kecenderungan mengabaikan nonkeuangan.
Selanjutnya balanced
scorecard mengalami
perkembangan dalam
implementasinya, menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka
panjang. Pada awalnya, balanced scorecard hanya digunakan sebagai alat
pengukuran kinerja pada organisasi bisnis profit seeking organisation. Namun dewasa ini balanced scorecard bukan hanya digunakan oleh organisasi bisnis
tetapi juga organisasi publik public organisation.
commit to user 16
Konsep balanced scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Konsep balanced scorecard ini dikembangkan
untuk melengkapi pengukuran kinerja finansialtradisional juga sebagai alat yang cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru
dalam era competitiveness dan efektifitas organisasi. Balanced scorecard digunakan sebagai alat pengendalian, analisa dan merevisi strategi organisasi
Campbell et al dalam Imelda. Balanced scorecard memiliki tujuan utama sebagai sebuah pendekatan
untuk mengorganisasi dan menyajikan informasi pengukuran kinerja yang merupakan kombinasi antara ukuran keuangan yang terbatas dengan
ukuran non-keuangan yang telah diseleksi dalam konteks memberikan manajer informasi yang lebih relevan dan lebih efektif pengukuran yang
tidak terlalu banyak namun memiliki informasi yang luas tentang kinerja organisasi ketimbang para manajer tersebut menerima informasi melalui
laporan manajemen yang masih tradisional, terutama berkaitan dengan kunci tujuan strategik Kaplan Norton dalam Wilopo.
Balanced scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan
motivasi tinggi, sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu melalui perspektif finansial. Balanced scorecard dengan jelas mengungkapkan
berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan kompetitif jangka panjang yang superior Isniar: 2000.
Konsep ini memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang tertuang dalam empat perspektif
balanced scorecard. Keempat perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling
melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat.
commit to user 17
Finansial
Pelanggan
Proses Bisnis Internal
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Gambar 2. Hubungan Sebab-Akibat antara empat Perspektif dalam Balanced Scorecard.
Sumber : Kaplan dan Norton 2000: 28 Menurut Mulyadi dalam Ciptani 2000, konsep balanced scorecard
adalah salah satu konsep pengukuran kinerja yang sebenarnya memberikan rerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-sasaran
strategik. Sasaran-sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Rencana strategik yang komprehensif dan koheren menyediakan kemudahan dan kejelasan untuk penyusunan program.
Dengan rerangka balanced scorecard, perencanaan strategik menghasilkan berbagai strategic initiatives yang jelas menunjukkan sasaran strategic
objectives yang hendak dituju masa depan, ukuran pencapaian sasaran dan informasi tentang pemacu kinerja performance driver, target yang harus dicapai
dalam kurun waktu tertentu di masa depan.
ROCE
Loyalitas Pelanggan
Keahlian Pekerja
Proses Waktu
Siklus Proses Mutu
Penyerahan Tepat Waktu
commit to user 18
7. Keunggulan Balanced Scorecard
Keunggulan pendekatan balanced scorecard dalam sistem perencanaan strategik menurut Mulyadi 2007: 15 adalah mampu menghasilkan rencana
strategik yang memiliki karakteristik diantaranya: a. komprehensif
Balanced scorecard memperluas perspektif dalam perencanaan strategis dari perspektif keuangan meluas ketiga perspektif lain: pelanggan,
proses bisnis dan internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran yang lebih luas ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam
memilih strategi korporat dan perusahaan akan mampu memasuki area bisnis yang kompleks.
b. koheren Balanced scorecard membangun hubungan sebab akibat causal
relationship diantara berbagi sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik.
c. berimbang Balanced scorecard memelihara keseimbangan antara sasaran strategis
di empat perspektif sehingga perusahaan dapat memperoleh informasi yang menyeluruh. Keseimbangan sasaran strategik penting untuk menghasilkan
kinerja keuangan berkesinambungan. Selain itu keseimbangan sasaran strategik akan menjanjikan shareholder value yang berlipat ganda dan
berjangka panjang. d. terukur
Sistem balanced scorecard hendaknya menghasilkan sasaran-sasaran strategis dengan ukuran tertentu. Keterukuran sasaran strategik yang
dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
commit to user 19
Process-Centric
Perspektif proses Perspektif
bisnis internal keuangan
Internal Eksternal
focus focus
Perspektif Perspektif
pembelajaran dan customer
pertumbuhan
People-Centric
Gambar 3. Keseimbangan sasaran-sasaran strategik yang ditetapkan dalam perencanaan strategik.
Sumber : Mulyadi 2001: 22 Menurut Luis 2007: 48-51, kelebihan balanced scorecard diantaranya:
a. dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan strategi di antara para stakeholders dari sebuah organisasi yaitu pihak manajemen, karyawan, para
pemegang saham, pelanggan serta komunitas lingkungan. b. memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor yang ada dalam
organisasi tersebut, baik berbentuk benda fisik tangible asset maupun non fisik intangible asset.
c. mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi performance. d. memiliki konsep sebab-akibat.
e. dapat membantu proses penyusunan anggaran. Sedangkan menurut Singgih et al dalam Primadhani 2008 dijelaskan
bahwa kelebihan balanced scorecard diantaranya:
Financial returns yang
berlipatganda dan berjangka
panjang
Produk dan jasa yang
mampu menghasilkan
value terbaik bagi customer
Proses produktif dan
cost effective
Sumber daya manusia yang
produktif dan berkomitmen
commit to user 20
a. ada keseimbangan antara lag indicator dan lead indicator. b. balanced scorecard menggunakan tolak ukur kinerja “masa lalu”, selain itu
juga menggunakan kinerja “masa depan”. Lag indicator yang merupakan ukuran hasil digunakan utnuk mengukur
pencapaian tujuan, sedangkan lead indicator yang merupakan ukuran pemicu merupakan ukuran yang menunjukkan penyebab dicapainya ukuran hasil.
c. ada keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Dalam balanced scorecard ada keseimbangan antara tujuan jangka pendek
financial perspective dan tujuan jangka panjang customer perspective, internal business process perspective, and learning and growth perspective.
d. ada keseimbangan antara hard objectives measures dan softer more subjective measures.
Pengukuran dengan balanced scorecard menunjukkan adanya keseimbangan antara hard objectives measures. Artinya dengan menggunakan ukuran hasil
yang objektif ukuran-ukuran yang mudah didapatkan yaitu ukuran hasil pada financial perspective dengan ukuran hasil yang lebih subjektif ukuran-ukuran
yang sulit didapatkan yaitu ukuran hasil pada customer, internal business process, and learning and growth.
8. Kelemahan Balanced Scorecard
Meskipun balanced scorecard memiliki banyak keunggulan, tetapi sistem pengukuran kinerja ini juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Menurut
Purwanto dalam Primadhani 2008 kelemahan balanced scorecard diantaranya: 1. perangkat yang lebih secara efektif mengukur implementasi strategi daripada
penentuan strategi. 2. meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara inisiatif
perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak mengindikasikan bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.
Meskipun demikian, keterbatasan-keterbatasan tersebut tidak mengurangi manfaat yang diperoleh dari penerapan balanced scorecard, melainkan dapat
mengoptimalkan balanced scorecard dengan berbagai keterbatasan tersebut.
commit to user 21
9. Manfaat Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton 2000: 17 mengemukakan beberapa manfaat dari konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard, yaitu:
1. mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi. 2. mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
3. menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan.
4. mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan.
5. mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. 6. melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematis.
7. mendapatkan umpan
balik yang dibutuhkan
untuk mempelajari
dan memperbaiki strategi.
10. Menterjemahkan Visi dan Strategi ke dalam Empat Perspektif
Balanced Scorecard
Balanced scorecard memberi para eksekutif kerangka kerja yang komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat ukuran kinerja yang terpadu yang tersusun dalam empat perspektif kerangka kerja balanced scorecard, yaitu financial, customer, internal business
processes, dan learning and growth Kaplan Norton, 2000: 8. Balanced scorecard seharusnya menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan
dan ukuran. Gambar 4 menggambarkan mengenai balanced scorecard sebagai kerangka kerja untuk menerjemahkan strategi ke dalam kerangka operasional.
commit to user 22
Gambar 4. Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja untuk Penerjemahan Strategi ke dalam Kerangka Operasional.
Sumber: Kaplan Norton 2000: 8 Menurut Kaplan dan Norton 2000: 41, balanced scorecard memiliki
empat perspektif yang kesemua ukurannya diarahkan kepada pencapaian strategi yang terpadu. Keempat perspektif tersebut menyajikan keseimbangan diantara
beberapa pengukuran kinerja, diantaranya: 1. Perspektif finansial financial perspective
Perspektif finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang telah diambil. Ukuran kinerja finansial
menggambarkan apakah
strategi perusahaan,
implementasi dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak terhadap peningkatan laba perusahaan. Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan profitabilitas,
yang bisa diukur berdasar laba operasi, return on capital employed ROCE, nilai tambah ekonomis economic value added.
commit to user 23
Ada tiga tahap perkembangan kondisi keuangan pada unit bisnis, yaitu: a. bertumbuh growth
Perusahaan berada pada awal siklus hidup perusahaan growth pada saat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan.
Perusahaan harus mampu mengolah sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan
produkjasa, fasilitas
produksi, kemampuan
operasi, infrastruktur, jaringan distribusi, serta memelihara hubungan erat dengan
pelanggan. Tujuan finansial dalam tahap ini adalah pertumbuhan pendapatan
dan penjualan di berbagai segmen pasar. b. bertahan sustain
Sebagian besar perusahaan berada pada tahap bertahan sustain, kondisi dimana perusahaan akan mempertahankan pangsa pasar yang
dimiliki melalui investasi yang cukup. Tujuan finansial dalam tahap ini adalah profitabilitas.
c. menuai harvest Unit bisnis mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya. Pada
tahap ini perusahaan sudah tidak lagi membutuhkan investasi yang besar, namun unit bisnis hanya akan menuai harvest investasi yang telah
ditanamnya. Tujuan finansialnya adalah memaksimumkan arus kas operasi dan penghematan modal kerja.
Kaplan dan Norton 2000: 45 mengungkapkan bahwa ada tiga tema finansial yang dapat mendorong strategi bisnis, yaitu:
bauran dan pertumbuhan pendapatan revenue mix and growth pengurangan biaya atau peningkatan produktivitas
strategi pemanfaatan aktivainvestasi
2. Perspektif pelanggan customer perspective Dalam perspektif pelanggan, organisasi mengidentifikasi pelanggan
dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Pengukuran kinerja perspektif
commit to user 24
pelanggan terdiri dari dua yaitu kelompok ukuran utama core measurement group dan proporsi nilai pelanggan customer value preposition.
1. Ukuran utama core measurement group Komponen pengukuran diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 5. Perspektif Pelanggan – Ukuran Utama Sumber : Kaplan dan Norton 2000: 28
a. pangsa pasar market share Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual unit bisnis dalam segmen
pasar tertentu pelanggan, uang yang dibelanjakan, dan volume penjualan.
b. retensi pelanggan customer retention Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan
meningkatkan loyalitas pelanggan. Pengukuran bisa dilakukan melalui prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang dimiliki
perusahaan. c. akuisisi pelanggan customer acquisition
Menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam
menarik dan
memenangkan pelanggan atau bisnis baru dalam persaingan segmen pasar.
Pengukuran bisa
dilakukan melalui
prosentase jumlah
Profitabilitas Pelanggan
Kepuasan Pelanggan
Pangsa Pasar
Akuisisi Pelanggan
Retensi Pelanggan
commit to user 25
penambahan pelanggan baru dan perbandingan total penjualan dengan pelanggan baru yang ada.
d. kepuasan pelanggan customer satisfaction Menggambarkan
kemampuan perusahaan
dalam memberikan
pelayanan kepada
pelanggannya, sehingga
diharapkan mampu
memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melaksanakan
bisnisnya. Untuk
mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan, dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: survey
melalui pos, interview melalui telepon, atau personal interview. e. profitabilitas pelanggan customer profitability
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meraih keuntungan dari hasil penjualan produknya.
2. Proporsi Nilai Pelanggan customer value preposition Proporsi nilai pelanggan merupakan faktor pendorong pengukuran
utama kepuasan, akuisisi, retensi, serta pangsa pasar dan pangsa rekening pelanggan.
Dibagi menjadi 3 kategori yaitu: a. atribut produkjasa productservice attributies
Atribut produk dan jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa, harga, dan mutu.
b. hubungan pelanggan customer relationship Dimensi waktu penyampaian produkjasa kepada pelanggan meliputi
waktu tanggap dan penyerahan serta tanggapan pelanggan atas barangjasa yang diterimanya.
c. citra dan reputasi image and reputation Dimensi ini menggambarkan faktor-faktor tak berwujud
yang membuat pelanggan tertarik kepada produkjasa perusahaan.
commit to user 26
Hubungan ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut:
= +
+
Gambar 6. Proporsi Nilai Pelanggan Sumber : Kaplan dan Norton 2000: 65
3. Perspektif proses bisnis internal internal business process perspective Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasi berbagai proses
internal penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi. Kaplan dan Norton 2000: 83 menyebutkan komponen utama
dalam proses bisnis internal, yaitu: a. proses inovasi inovation process
Diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar.
b. proses operasi operation process Diukur dengan peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang
lebih pendek. Proses ini menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi, serta ketepatan waktu barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan.
c. proses layanan purna jual postsale service process Yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan kepada pelanggan. Layanan ini mencakup garansi, aktivitas perbaikan, penggantian produk rusak, serta proses pembayaran
secara kredit. Pengukuran tahap ini cukup penting karena pelayanan purna jual akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan.
Nilai Atribut produkjasa
Citra Hubungan
Fungsionalitas Mutu
Waktu Harga
commit to user 27
Proses Layanan
Proses Inovasi Proses Operasi
Purna Jual
Gambar 7. Perspektif Proses Bisnis Internal Sumber : Kaplan dan Norton 2000: 84-92
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan learning and growth perspective Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi faktor-
faktor yang paling penting untuk mencapai keberhasilan saat ini dan masa depan
berupa infrastruktur
yang harus
dibangun perusahaan
dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Untuk itu
diperlukan kontribusi dari seluruh komponen yang ada dalam perusahaan mulai dari tingkat karyawan sampai level top manager sebagai upaya
memberikan hal yang terbaik bagi para pelanggannya. Perspektif ini bertujuan meningkatkan kapabilitas sumber daya
manusia dan kapabilitas sistem informasi untuk mencapai keselarasan. Ciptani 2000 menjelaskan perspektif ini dapat mengidentifikasi perusahaan dalam
penciptaan value secara terus-menerus, terutama dalam hubungannya dengan kemampuan dan motivasi karyawan.
Dalam perspektif ini, terdapat tiga dimensi penting yang harus diperhatikan untuk melakukan pengukuran yaitu: kemampuan karyawan,
kemampuan sistem informasi, adanya motivasi, pemberian wewenang dan pembatasan wewenang kepada karyawan.
1. Kemampuan karyawan employee capabilities Dewasa ini pekerjaan rutin dalam proses produksi sudah digantikan
oleh mesin-mesin yang serba otomatis. Dengan demikian tenaga kerja buruh kasar kurang lagi diperlukan, melainkan tenaga kerja spesialis.
Semakin sedikitnya tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan,
Kebutuhan Pelanggan
Diidentifikasi Ciptakan
Produk Jasa
Kebutuhan Pelanggan
Terpuaskan Kenali
Pasar Bangun
Produk Jasa
Luncurkan Produk
Jasa Layani
Pelanggan
commit to user 28
menyebabkan perusahaan lebih dapat memberikan akses informasi yang lebih layak kepada pekerjanya untuk lebih meningkatkan efisiensi guna
mencapai tujuan perusahaan. Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan,
pengukuran dilakukan atas tiga hal pokok
lihat
gambar 7 yaitu pengukuran terhadap kepuasan karyawan, pengukuran terhadap perputaran
karyawan dalam perusahaan, dan pengukuran terhadap produktivitas karyawan.
Ukuran Inti
Faktor yang mempengaruhi
Gambar 8. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan Sumber: Kaplan dan Norton 2000: 112
a. Mengukur kepuasan karyawan Perusahaan biasanya mengukur kepuasan karyawan dengan
survei tahunan atau survei rutin dimana prosentase tertentu dari para karyawan yang dipilih secara acak di survei setiap bulan. Unsur-unsur
dalam suatu survei kepuasan karyawan meliputi Kaplan: 2000: 1. keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan
2. penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik
Hasil
Produktivitas Karyawan
Retensi Karyawan
Kepuasan Karyawan
Iklim untuk bertindak
Infrastruktur Teknologi
Kompetensi Staf
commit to user 29
3. akses yang memadai kepada informasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik
4. dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif 5. tingkat dukungan dari fungsi staff
6. kepuasan keseluruhan dari perusahaan b. Mengukur retensi karyawan
Kaplan 2000:
113 menjelaskan
bahwa tujuan
retensi karyawan adalah untuk mempertahankan selama mungkin para
karyawan yang diminati perusahaan. Perusahaan membuat investasi jangka panjang dalam diri karyawan sehingga setiap kali ada karyawan
berhenti bukan atas keinginan perusahaan merupakan suatu kerugian modal intelektual bagi perusahaan.
c. Mengukur produktivitas karyawan Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian karyawan, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk
membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para karyawan dengan jumlah karyawan yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran
tersebut Kaplan, 2000: 113.
2. Kemampuan sistem informasi information system capabilities Selain motivasi dan keahlian yang dimiliki, karyawan harus
mendapatkan banyak informasi mengenai pelanggan, proses bisnis internal, dan konsekuensi finansial keputusan perusahaan agar karyawan
dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan kompetitif dunia bisnis. Mirhani dalam Riah 2009 menjelaskan bahwa motivasi dan skills
karyawan sangat
diperlukan untuk
mencapai sasaran
customers satisfaction dan internal-business-proces, disamping itu informasi yang
akurat dan tepat waktu mengenai customers, internal processes dan konsekuensi finansial perusahaan mutlak diperlukan.
commit to user 30
3. Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan motivation, empowerment and alignment
Kaplan 2000: 118 menyebutkan bahwa akses informasi yang dibekali kepada karyawan tidaklah cukup memberikan kontribusi bagi
keberhasilan perusahaan jika mereka tidak termotivasi bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan atau jika mereka tidak diberikan
kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan. Untuk dapat menciptakan motivasi karyawan diperlukan iklim
organisasi yang mampu menciptakan motivasi itu sendiri dan mendorong inisiatif karyawan. Keberhasilan aspek ini bisa dilihat dari jumlah saran
yang diajukan karyawan, jumlah saran yang diimplementasikan dan tingkat kemampuan karyawan untuk mengetahui visi dan misi yang
diemban oleh perusahaan. Menurut Kaplan 2000: 118 diantaranya:
a. ukuran saran yang diberikan dan dilaksanakan Sebuah ukuran yang sederhana dan banyak digunakan adalah
banyaknya saran yang diberikan per karyawan dengan harapan dapat mengukur
partisipasi karyawan
dalam meningkatkan
kinerja perusahaan.
b. ukuran Peningkatan Pengukuran dapat dilakukan dengan mendeteksi seberapa besar
biaya yang terbuang akibat terlambatnya penyerahan produk, jumlah barang yang rusak, sisa-sisa produksi dan absenteeism.
c. ukuran keselarasan perorangan dan perusahaan Menurut Kaplan 2000: 121 faktor pendorong kinerja keselarasan
perorangan dan perusahaan berfokus pada apakah setiap departemen dan karyawan perusahaan telah menyelaraskan tujuan mereka dengan
tujuan perusahaan yang dinyatakan dalam balanced scorecard. Terdiri dari dua hal yaitu pengukuran terhadap keseluruhan prosedur yang
berlaku dalam perusahaan dalam rangka peningkatan kinerja dan pengukuran terhadap kinerja tim.
commit to user 31
B. Penelitian Yang Relevan