96
pada penemuan yang efektif, baik dari segi material maupun dari segi proses, seperti pendekatan, strategi, metode, teknik serta pengorganisasian materi
pembelajaran. Sejalan dengan pemikiran di atas, yang menjadi tujuan utama penelitian
ini, untuk menemukan atau membuat model baru dan atau perbaikan terhadap produk lama pendidikan guna mengembangkan model pembelajaran di
lingkungan Sanggar Kegiatan Belajar SKB untuk mendorong terciptanya motivasi belajar, melalui pelibatan warga belajar secara optimal, tutor dan
pengelola Program Paket C di SKB.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap kegiatan. Tahap pertama, studi pendahuluan dan perumusan model pembelajaran konseptual teoritis. Studi
pendahuluan diperlukan untuk menggali dan mengeksplorasi data-data yang diperlukan, menggali fokus, tema dan data awal penelitiaan dengan mengkaji baik
secara empiris maupun secara teoritis. Di samping itu, akan disosialisasikan dengan warga belajar, dan kemudian secara bersama-sama menyusun dan
merumuskan model secara konseptual teoritis. Model konseptual yang telah disusun kemudian divalidasi oleh para pakar expert judgement yang sesuai
dengan bidang keahliannya. Tahapan validasi dilakukan agar model konseptual mempunyai dasar teori yang kuat sesuai dengan kaidah ilmiah. Model konseptual
ini harus mengacu pada kebutuhan belajar dan perkembangan proses pembelajaran dari warga belajar.
97
Tahap kedua, menguji model konseptual yang telah disusun dan divalidasi di lapangan. Pengunjian bertujuan untuk melihat sejauhmana model konseptual
yang telah disusun mempunyai efektivitas dan efisiensi yang aktual di lapangan. Selain itu, selama uji coba model akan dilakukan evaluasi, revisi dan
penyempurnaan agar pada akhirnya dapat ditemukan model yang efektif yang diharapkan. Dengan demikian model tersebut akan didokumentasikan dan
selanjutnya akan dijadikan model final sebagai produk penelitian ini. Kedua tahap penelitian tersebut di atas mengacu pada tahapan prosedur
penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall 1979: 626 yang proses penelitian dan pengembangannya mencakup sepuluh langkah dan
selanjutnya nantinya akan disederhanakan menjadi tujuh langkah. Langkah awal dalam proses penelitian dan pengembangan tersebut, sebagaimana dikemukakan
oleh Borg dan Gall 1979: 626 adalah sebagai berikut. a.
Penelitian pengumpulan informasi, meliputi review literatur yang relevan, observasi lapangan dan persiapan laporan;
b. Perencanaan, meliputi ; penentuan model pembelajaran yang cocok,
penyusunan kurikulum dan pembelajaran, serta melakukan ujicoba dalam skala kecil.
c. Membuat rancangan model awal, meliputi: pembuatan disain rancangan
model pembelajaran kolaboratif dalam sistem pendidikan terpadu atau kerja sama antara tutor, pengelola program dan warga belajar dalam
kegiatan pembelajaran.
98
d. Ujicoba pendahuluan, dilakukan langsung di lokasi kegiatan di SKB. Pada
langkah ini dilakukan analisis data berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.
e. Revisi terhadap rancangan awal revisi I, dilakukan berdasarkan hasil
yang ditemukan dalam studi eksploratoris. f.
Ujicoba produk utama, difokuskan pada dua variabel utama yaitu: Model Pembelajaran, dan Hasil belajar warga belajar Program Paket C di SKB.
g. Revisi terhadap produk utama revisi II, dilakukan berdasarkan hasil
temuan dalam ujicoba untuk siap diimplementasikan. h.
Ujicoba operasional, dilakukan pada SKB dengan kerjasama pengelola, Pamong belajartutor Program Paket C.
i. Revisi produk operasional, dilakukan berdasarkan hasil implementasi.
j. Desiminasi
dan mengimplementasikan
produk, melaporkan
dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan seminar, dan jurnal ilmiah,
bekerjasama dengan penerbit untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.
Dalam Research and Development R D Borg and Gall 1983: 782 mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan RD adalah “a process is
used develop and valídate educational product”. Penelitian dan pengembangan sering digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
memvalidasi hasil-hasil pendidikan, menemukan pengetahuan baru, menjawab pertanyaan terhadap suatu masalah praktis melalui ‘applied research’.
99
Secara keseluruhan penelitian ini terdiri atas enam tahap yang saling berkaitan, yaitu: 1 studi pendahuluan yang bersifat evaluatif dan eksploratif,
terhadap model pembelajaran sebelumnya, 2 merancang model konseptual, 3 validasi model, 4 ujicoba model konseptual, 5 revisi hasil ujicoba untuk
mendapatkan model akhir, dan 6 penyusunan laporan penelitian. Langkah-langkah
yang ditempuh
dalam pengembangan
model pembelajaran kolaboratif dalam meningkatkan hasil belajar, peneliti susun dalam
kerangka kegiatan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Kegiatan Penelitian DESAIN PENELITIAN
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
VALIDASI MODEL REVISI MODEL
UJICOBA MODEL EVALUASI HASIL UJICOBA
PENYEMPURNAAN MODEL PEMBELAJARAN
PAKAR PRAKTISI
PENGEMBANGAN MODEL KONSEPTUAL
KONSEPTUAL STUDI
PENDAHULUAN EMPIRIK
LAPORAN PENELITIAN
100
Jika langkah –langkah ini disederhanakan lagi maka akan ditempuh melalui kegiatan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Model Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan metode surveyobservasi, dan eksperimen. Surveypengamatan digunakan pada studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi
awal sebagai pendukung yang terkait dengan produk yang akan dikembangkan. Eksperimen merujuk pada rancangan eskperimen quasi melalui non equivalent
group pre test-pos test yang dilakukan pada kelompok perlakuan treatment maupun pada kelompok kontrol. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
Craswell 1994: 313 bahwa dalam desain eskperimen, terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eskperimen dan kelompok kontrol
Model Konseptual Validasi Model
Pembelajaran
Uji Coba Terbatas
Implementasi Model Studi Pendahuluan
Model Yang Direkomendasikan Praktisi
Pakar
101
tersebut dipilih tanpa penetapan secara random. Desain eskperimen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Tabel 3.3 Desain Quasi Eksperimen
Kelompok Eskperimen T
1
X T
2
Kelompok Kontrol T
1
- T
2
Sumber : Educational Research Craswell,1994: 314 Keterangan: T
1
= Tes awal Pre test T
2
= Tes akhir Post test X = Perlakuan Treatment
Kedua kelompok tersebut diberikan pre test dan post test, dan yang diberikan perlakuan atau treatment adalah kelompok eskperimen. Desain
eskperimen quasi dilaksanakan pada tahap uji lapangan dari model pembelajaran kolaboratif yang dikembangkan tersebut. Uji lapangan model pembelajaran
kolaboratif dikenakan hanya pada satu kelompok, yakni kelompok perlakuan yang jumlahnya sudah ditentukan yang telah mengikuti sosialisasi. Untuk melihat
pengaruh implementasi model, sedangkan untuk memvalidasi dan penyempurnaan model yang dikembangkan dilakukan berdasarkan pengumpulan serta analisis
data yang digunakan dengan teknik kualitatif. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan suatu
model pembelajaran kolaboratif, yang dalam implementasinya merupakan rangkaian kegiatan uji coba dalam menghasilkan model akhir sebagai model yang
direkomendasikan. Dengan demikian implementasi model digunakan metode
102
eskperimen quasi melalui desain pre test dan post test yang dikenakan pada kelompok perlakuan, sementara pada kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan.
Berdasarkan rancangan yang telah disusun, maka prosedur pengolahan statistik yang ditempuh yaitu: 1 kenakan T
1,
yaitu pretest untuk mengukur mean hasil belajar sebelum subjek mendapatkan perlakuan tertentu, 2 kenakan subjek
dengan perlakuan tertentu berupa pembelajaran kolaboratif X produk secara kolaborasi dalam jangka waktu tertentu, 3 berikan T
2
yaitu posttest untuk mengukur mean hasil belajar setelah subjek dikenakan perlakuan tertentu X, 4
bandingkan T
1
dan T
2
untuk menentukan seberapa perbedaan yang timbul jika sekiranya ada sebagai akibat dari digunakannya perlakuan treatment, 5
terapkan test statistik yang cocok, dalam hal ini untuk mengetahui apakah signifikan perbedaan hasil pre-test dengan hasil post-test yang dicapai subjek
penelitian.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian