Sumber Data Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Indra Prayoga, 2015 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI TEKNIK D UTI -D UTA DENGAN MED IA AUD IOVISUAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pramuka nomor 163 Bandung. Keefektifan waktu, dan tenaga menjadi alasan pemilihan lokasi ini karena selain melakukan penelitan, peneliti juga melaksanakan program pelatihan lapangan PPL di SMA Kartika XIX- 1 Bandung. 2. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2010, hlm. 297. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Kartika XIX- 1 Bandung. Tabel 3.8 Populasi Penelitian Populasi Jumlah Jumlah Keseluruhan Laki-laki Perempuan XI MIIA 1 14 21 35 XI MIIA 2 14 22 36 XI MIIA 3 14 22 36 XI MIIA 4 15 21 36 XI IIS 1 20 13 33 XI IIS 2 21 14 35 XI IIS 3 20 15 35 XI IIS 4 20 16 36 Jumlah Total 138 144 282 3. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Gunawan, 2013, hlm 2 Sampel penelitian yang akan penulis gunakan adalah simple random sampling. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan s ampelnya, peneliti “mencampur” subjek- subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk Indra Prayoga, 2015 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI TEKNIK D UTI -D UTA DENGAN MED IA AUD IOVISUAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memperoleh kesempatan chance dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel Arikunto, 2006, hlm 134. Berdasarkan hasil simple random sampling dengan sistem undian kelas maka didapatkan dua kelas untuk menjadi sampel penelitian ini, yaitu kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IIS 3 sebagai kelas kontrol, dengan sebaran sebagai berikut : Tabel 3.9 Sampel Penelitian Sampel Jumlah Jumlah Keseluruhan Laki-laki Perempuan XI IIS 1 20 13 33 XI IIS 3 20 15 35 Jumlah Total 40 28 68 Indra Prayoga, 2015 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI TEKNIK D UTI -D UTA DENGAN MED IA AUD IOVISUAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan teknik pembelajaran duti-duta dan media video audiovisual, penulis mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks kelas eksperimen sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan teknik duti-duta dengan media video audiovisual termasuk dalam kategori cukup dan masih di bawah nilai KKM bahasa Indonesia di SMA Kartika XIX-1 Bandung yaitu 75 dengan perolehan rata-rata sebesar 71,90 sedangkan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik duti-duta dengan media audiovisual termasuk dalam kategori baik dan sudah di atas nilai KKM yaitu 75 dengan perolehan rata-rata sebesar 81, 44. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks setelah menggunakan teknik pembelajaran duti-duta dengan media video audiovisual. Peningkatan yang terjadi antara prates dan pascates di kelas eksperimen sebesar 9,54. Hasil tersebut menunjukkan bahwa teknik pembelajaran duti-duta dengan media audiovisual efektif dan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks. 2. Kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks kelas kontrol sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran terlangsung termasuk dalam kategori cukup dan masih di bawah nilai KKM bahasa Indonesia di SMA Kartika XIX-1 Bandung yaitu 75 dengan perolehan rata-rata sebesar 70,21. Setelah mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran terlangsung nilai rata rata berubah menjadi 76,90 nilai tersebut termasuk dalam kategori baik dan sudah di atas nilai KKM yaitu 75. Peningkatan yang terjadi sebesar 6,69. Meskipun terjadi peningkatan, tetapi jumlah peningkatannya tidak sebesar di kelas eksperimen. Indra Prayoga, 2015 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI TEKNIK D UTI -D UTA DENGAN MED IA AUD IOVISUAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks siswa di kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan dengan teknik pembelajaran duti-duta dengan media audiovisual dengan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks siswa di kelas kontrol yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran terlangsung. Hal ini terlihat dari perhitungan statistik dengan menggunakan uji t pada nilai pascates kelas eksperimen dan kontrol, diperoleh t hitung sebesar 3,318 sedangkan t tabel diperoleh sebesar 1,999 pada taraf kepercayaan 95 dengan dk 62. Maka dapat kita ketahui atau 3,318 ≥ 1,999. Berdasarkan hasil tersebut dapat terlihat perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks yang signifikan antara pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran duti-duta dan media audiovisual dengan model pembelajaran terlangsung dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks atau dengan kata lain H a diterima dan H ditolak.

B. Saran

Berdasarkan pengolahan, pembahasan dan simpulan yang peneliti uraikan sebelumnya, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa teknik pembelajaran duti-duta dengan media video audiovisual efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Dengan demikian teknik pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia sehingga bisa membuat siswa saling berdikusi, saling bertukar pikiran dengan sesama kelompok atau dengan kelompok lain. Dengan demikian segala kesulitan yang dialami siswa dalam menulis teks eksplanasi khususnya bisa teratasi, dan siswa akan merasa senang serta tidak merasa jenuh dalam belajar Bahasa Indonesia khususnya belajar menulis teks eksplanasi kompleks. 2. Penulis berharap penelitian terhadap teknik pembelajaran duti-duta dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dikaji secara lebih luas, misalnya pada kemampuan membaca, menyimak, berbicara maupun menulis berbagai genre teks yang lain.