Teknik Pengumpulan Data METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

58

E. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yakni data primer dan data sekunder. Secara terperinci kedua data ini dijelaskan sebagai berikut. 1. Data primer dihasilkan dari hasil kemampuan siswa menyimak dan menulis yang dinilai secara intergratif dari sebuah karangan hasil siswa menceritakan kembali bahan simakan yang dikumpulkan dengan cara tes kemampuan menyimak dan menulis berbentuk kemampuan menceritakan kembali. 2. Data sekunder yang diolah yakni data statistik sebagai tindak lanjut pengolahan data dari penilaian kemampuan menyimak dan menulis yang dinilai secara intergratif dari sebuah karangan hasil siswa menceritakan kembali bahan simakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan desain penelitian yang telah ditetapkan, pengumpulan data diawali dengan uji coba instrumen, hasil analisis uji coba ditetapkan sebagai instrumen penelitian, observasi yang terdiri atas pretes, treatment, dan postes.

1. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian terdiri dari tes prestasi belajar bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengukur apakah ada peningkatan prestasi belajar bahasa Indonesia secara signifikan setelah siswa mengikuti Sistem Pembelajaran Modul dengan alat bantu Media Audio Visual dan apakah ada perbedaan yang signifikan antara Sistem Pembelajaran Modul dengan alat bantu Media Audio Visual dengan Sistem Pembelajaran Ceramah dan Penugasan. 59 Tes kemampuan menyimak disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan konsep-konsep yang terdapat di KTSP. Dari hasil uji coba instrumen akan diperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukarannya yang akan dijadikan ukuran kelayakan digunakannya instrumen penelitian yang dibuat.

a. Validitas Soal

Validitas merupakan salah hal yang penting dalam menentukan instrumen penelitian. Menurut Suherman 1990: 24 suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Menurut Ruseffendi 1994: 76 suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur. Menurut Fraenkel 1990: 156 validitas suatu instrumen yaitu kebenaran yang digambarkan sebagai acuan pada kepantasan penuh arti dan kegunaan sebuah instrumen yang menyangkut kebenaran atau keabsahan dalam penarikan kesimpulan secara spesifik berdasarkan pada data yang dikumpulkan. 1 Validitas Muka Validitas muka suatu alat evaluasi berkenaan dengan keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain Suherman, 1990: 87. Untuk mengukur validitas muka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti mencobakan instrumen kepada siswa lain yang tidak menjadi sampel dalam penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah 60             −             −             − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = = = 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 n i i n i i n i n i i i n i n i i n i i i i xy y y n x x n y x y x n r instrumen yang digunakan dapat difahami dengan benar oleh siswa dan tidak menimbulkan salah pengertian. 2 Validitas Isi Penentuan tingkat validitas isi soal dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara itemaspek penilaian soal dengan skor total yang diperoleh siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas adalah: dengan: r xy = koefisien validitas x i = skor tiap itemaspek penilaian soal y i = skor total kemampuan menulis dan menyimak x i y i = perkalian skor x dan y perorangan ∑ x i = jumlah skor tiap item aspek penilaian soal ∑y i = jumlah skor total kemampuan menulis dan menyimak ∑ x i y i = jumlah perkalian nilai x dan y perorangan ∑ x i 2 = jumlah kuadrat skor tiap itemaspek penilaian soal ∑y i 2 = jumlah kuadrat skor total kemampuan menulis dan menyimak n = banyaknya siswa 61 Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Korelasi Menurut Suherman 1990: 147 Besarnya r xy Interpretasi 0,90 r xy ≤ 1,00 0,70 r xy ≤ 0,90 0,40 r xy ≤ 0,70 0,20 r xy ≤ 0,40 0,00 r xy ≤ 0,20 r xy = 0,00 Validitas sangat tinggi sangat baik Validitas tinggi baik Validitas sedang cukup Validitas rendah jelek Validitas sangat rendah sangat jelek Tidak valid Ada dua langkah yang dilakukan dalam perhitungan validitas soal, yaitu menghitung validitas soal secara keseluruhan dan menghitung validitas item soal. Perhitungan validitas soal secara keseluruhan diperoleh nilai validitas instrumennya adalah 0,71. Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat memiliki validitas tinggi. Selanjutnya untuk menentukan validitas item, maka digunakan perhitungan korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total. Perolehan nilai korelasi tersebut disajikan pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Korelasi antara Skor Masing-masing Item Soal dengan Skor Total No Soal Korelasi Pearson Sig 2-tailed Kategori 1 0,637 0,000 Sedang 2 0,542 0,000 Sedang 3 0,5 0,001 Sedang 4 0,597 0,000 Sedang 5 0,473 0,002 Sedang 6 0,459 0,003 Sedang Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, disimpulkan bahwa nilai korelasi masing- masing item termasuk ke dalam kategori sedang. Perhitungan secara terperinci dengan menggunakan program SPSS. 62           −       − = ∑ = 2 1 2 11 1 1 total n i i s s n n r

b. Reliabilitas Soal

Selain validitas, reliabilitas juga mempengaruhi terhadap pemilihan instrumen. Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan keajegan suatu instrument yang digunakan. Sebagaimana diungkapkan oleh Suherman 1990: 156, suatu alat evaluasi dikatakan reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama pada waktu yang berbeda. Selanjutnya menurut Ruseffendi 1994: 276, reliabilitas instrumen adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Menurut Fraenkel 1990: 312, reliabilitas mengacu pada konsistensi atau ketetapan nilai yang diperoleh untuk setiap individu, artinya ketetapan pada perhitungan dari suatu instrumen ke instrumen lainnya dan dari satu materi ke materi lainnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas yaitu rumus Alpha: dengan: n = banyaknya soal 2 i s = varians skor tiap soal 2 total s = varians skor total 63 SMI x x DP b a − = Tabel 3.3 Klasifikasi Derajat Reliabilitas Menurut Suherman 1990, h.177 Besarnya r 11 Interpretasi r 11 ≤ 0,20 0,20 r 11 ≤ 0,40 0,40 r 11 ≤ 0,70 0,70 r 11 ≤ 0,90 0,90 r 11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi Berdasarkan perhitungan data diperoleh nilai reliabilitasnya adalah 0,82. Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3 menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi.

c. Daya Pembeda

Menurut Suherman 1990: 78 Daya Pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah: dengan  x a = rata-rata skor kelompok atas  x b = rata-rata skor kelompok bawah SMI = skor maksimal ideal 64 SMI x IK = Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda dalam Suherman, 1990, h.202 Besarnya DP Interpretasi DP ≤ 0,00 0,00 DP ≤ 0,20 0,20 DP ≤ 0,40 0,40 DP ≤ 0,70 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik Berdasarkan perhitungan data yang diperoleh pada Tabel A.2, diperoleh prosentase daya pembeda soal menunjukkan kriteria daya pembeda cukup 65 dan daya pembeda baik 35.

d. Indeks Kesukaran

Menurut Suherman 1990: 189 Indeks Kesukaran menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran yaitu dengan  x = nilai rata-rata tiap butir soal SMI = skor maksimal ideal Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran dalam Suherman, 1990:213 Besarnya IK Interpretasi IK = 0,00 0,00 IK ≤ 0,30 0,30 IK ≤ 0,70 0,70 IK 1,00 IK = 1,00 Soal terlalu sukar Soal sukar Soal sedang Soal mudah Soal terlalu mudah 65 Berdasarkan perhitungan data yang diperoleh pada Tabel A.2 diperoleh prosentase indeks kesukarannya adalah soal mudah 5, soal sedang 85 dan soal sukar 10. Dari hasil pengujian instrumen yang dilakukan oleh peneliti, dengan memperhatikan nilai validitas soal, nilai reliabilitas soal, Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dibuat cukup baik untuk digunakan dalam penelitian.

G. Teknik Analisis Data 1.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 175

Efektivitas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al-Hasra Tahun pelajaran 2013-2014

2 20 195

Pengaruh penggunaan media audio visual Terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi siswa kelas IX MTS Jabal Nur Cipondoh Tangerang Tahun pelajaran 2014/2015

3 14 115

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

Media audio visual, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara.

0 4 26

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRODUKSI MENYIMAK INTENSIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL.

0 3 43

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menyimak Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Karanganyar 02 Tahun Ajaran

0 0 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menyimak Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Karanganyar 02 Tahun Ajaran

1 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENGARANG MELALUI METODE PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MEDIA AUDIO Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Mengarang Melalui Metode Pembelajaran Interaktif dengan Media Audio Visual pada Siswa

0 0 14

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA JERMAN DI SMA.

0 9 24