15
3. Type pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada, dan hubungannya
dengan penggunaklien. 4. Locus kontrol. Karakteristik ini menjelaskan siapa yang
memegang kontrol atas transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.
5. Sifat pelayanan.
Hal ini
menunjukkan kepentingan
pengguna atau penyelenggara pelayanan yang lebih dominan.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Moenir 1998:41 bahwa “hak atas pelayanan itu sifatnya sudah universal, berlaku
terhadap siapa saja yang berkepentingan atas hak itu, dan oleh organisasi apa pun juga yang tugasnya menyelenggarakan
pelayanan.” Tugas pemerintah adalah untuk melayani dan mengatur masyarakat, menurut Thoha 1995:4 bahwa :Tugas
pelayan lebih menekankan kepada mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, memperisngkat waktu
proses pelaksanaan urusan publik. Sedangkan tugas mengatur lebih menekankan kepada kekuasan atau power yang melekat
pada posisi jabatan birokrasi
B. KAJIAN TERHADAP ASASPRINSIP YANG TERKAIT
DENGAN PENYUSUNAN NORMA
Asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, sebagaimana yang dikehendaki oleh tujuan hukum, yakni adanya
keadilan dan kepastian hokum, adalah telah dipositipkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Dalam undang-undang
sebagaimana dimaksud, asas yang bersifat formal diatur dalam Pasal 5 dan asas yang bersifat materiil diatur dalam Pasal 6.
Pengertian masing-masing
asas ini
dikemukakan dalam
16
penjelasan pasal dimaksud. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, asas yang bersifat formal
pengertiannya dapat dikemukakan dalam tabel berikut. Tabel 1 : Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Yang Baik, Yang Bersifat Formal berdasarkan Pasal 5 UU 122011 dan Penjelasannya
Pasal 5 UU 122011 Penjelasan Pasal 5 UU 122011
Dalam membentuk
Peraturan Perundang- undangan
harus dilakukan
berdasarkan pada
asas Pembentukan
Peraturan Perundang- undangan yang baik,
yang meliputi:
a. kejelasan tujuan bahwa setiap Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan PPu harus mempunyai tujuan yang jelas yang
hendak dicapai.
b. kelembagaan atau pejabat
pembentuk yang tepat
bahwa setiap jenis PPu harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabat
Pembentuk PPu yang berwenang. PPu tersebut dapat dibatalkan atau batal
demi hukum apabila dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang
tidak berwenang.
c. kesesuaian antara jenis, hierarki,
dan materi muatan
bahwa dalam Pembentukan PPu harus benar-benar memperhatikan materi
muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki PPu.
d. dapat dilaksanakan
bahwa setiap Pembentukan PPu harus memperhitungkan efektivitas PPu
tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, maupun
yuridis.
e. kedayagunaan dan
kehasilgunaan bahwa setiap PPu dibuat karena
memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
f. kejelasan rumusan
bahwa setiap PPu harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan PPu,
sistematika, pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan
17
mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam
interpretasi dalam pelaksanaannya.
g. Keterbukaan bahwa dalam Pembentukan PPu mulai
dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
penetapan, dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka.
Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan
yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam
Pembentukan PPu.
Sumber: Diolah dari Pasal 5 UU 122011 dan Penjelasan
Adapun asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang
baik, yang
bersifat materiil
berikut pengertiannya,
sebagaimana tampak dalam tabel berikut. Tabel 2 : Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Yang Baik, Yang Bersifat Materiil berdasarkan Pasal 6 yat 1 dan ayat 2 UU 122011 dan Penjelasan
PASAL 6 UU 122011 PENJELASAN PASAL 6 UU
122011 Ayat 1
Materi muatan Peraturan Perundang-undangan
harus
mencerminkan asas:
a. Pengayoman bahwa setiap Materi Muatan
Peraturan Perundang-undangan PPu
harus berfungsi
memberikan pelindungan untuk menciptakan
ketentraman masyarakat.
b. Kemanusiaan bahwa setiap Materi Muatan PPu
harus mencerminkan
pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat
dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara
proporsional.
c. Kebangsaan bahwa setiap Materi Muatan PPu
18
harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang
majemuk dengan tetap menjaga prinsip
Negara Kesatuan
Republik Indonesia. d. Kekeluargaan
bahwa setiap Materi Muatan PPu harus
mencerminkan musyawarah
untuk mencapai
mufakat dalam
setiap pengambilan keputusan.
e. Kenusantaraan bahwa setiap Materi Muatan PPu
senantiasa memperhatikan
kepentingan seluruh
wilayah Indonesia dan Materi Muatan PPu
yang dibuat di daerah merupakan bagian
dari sistem
hukum nasional
yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
f. Bhinneka Tunggal Ika bahwa Materi Muatan PPu harus
memperhatikan keragaman
penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah
serta budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
g. Keadilan bahwa setiap Materi Muatan PPu
harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap
warga negara.
h. Kesamaan Kedudukan dalam
Hukum dan
Pemerintahan bahwa setiap Materi Muatan PPu
tidak boleh memuat hal yang bersifat
membedakan berdasarkan
latar belakang,
antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status
sosial.
i. Ketertiban
dan Kepastian Hukum
bahwa setiap Materi Muatan PPu harus
dapat mewujudkan
ketertiban dalam
masyarakat melalui
jaminan kepastian
hukum. j.
Keseimbangan, Keserasian,
dan Keselarasan
bahwa setiap Materi Muatan PPu harus
mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan, antara kepentingan
19
individu, masyarakat
dan kepentingan bangsa dan negara.
Ayat 2 PPu tertentu dapat berisi
asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan
Perundang-undangan yang bersangkutan.
antara lain: a.
dalam Hukum
Pidana, misalnya, asas legalitas, asas
tiada hukuman
tanpa kesalahan, asas pembinaan
narapidana, dan asas praduga tak bersalah;
b. dalam
Hukum Perdata,
misalnya, dalam
hukum perjanjian, antara lain, asas
kesepakatan, kebebasan
berkontrak, dan itikad baik. Sumber: Diolah dari Pasal 6 ayat 1 dan ayat 2 UU 122011 dan
Penjelasan
Asas-asas tersebut kemudian membimbing para legislator dalam perumusan norma hukum ke dalam aturan hukum, yang
berlangsung dengan cara menjadikan dirinya sebagai titik tolak bagi permusan norma hukum dalam aturan hukum.
Berdasarkan Pasal 4 UU No 25 Tahun 2009 Penyelenggaraan Pelayanan Publik berasaskan:
a. kepentingan umum; b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak; d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan; f. partisipatif;
g. persamaan perlakuantidak diskriminatif; h. keterbukaan;
i. akuntabilitas; j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Dalam Pasal 344 Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah mengatur tentang asas-asas yang melandasi tentang pelayanan public antara lain :
a. kepentingan umum;
20
b. kepastian hukum; c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban; e. keprofesionalan;
f. partisipatif; g. persamaan perlakuantidak diskriminatif;
h. keterbukaan; i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Penyusunan Raperda Kabupaten Jembranadidasarkan pada asas-asas tersebut di atas, baik asas pembentukan peraturan
perundang-undangan yang baik yang formal dan materiil, maupun asas yang termuat dalam UU Pelayanan Publik dan dalam UU
Pemda .
C.KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENYELENGGARAAN, KONDISI YANG
ADA, SERTA
PERMASALAHAN YANG
DIHADAPI MASYARAKAT
Pemerintah Kabupaten Jembrana sangat menyadari bahwa otonomi daerah dilaksanakan untuk mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat utamanya dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas termasuk memberi ruang kepada
masyarakat untuk
menyampaikan pengaduan
atas penyelenggaraan pelayanan publik. Pengaduan maksudnya
adalah pengaduan
masyarakat yang
merupakan bentuk
penerapan dari pengawasan masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat, baik secara lisan maupun tertulis kepada Aparat
Pemerintah Daerah,
berupa saran,
gagasan atau
keluhanpengaduan yang bersifat membangun. Setiap penyelenggara pelayanan publik memang harus terus
menerus melakukan upaya untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik yang diselenggarakannya
21
agar seiring dengan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap peningkatan pelayanan publik. Peningkatan kualitas pelayanan
publik dapat dilakukan melalui penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik serta memberi perlindungan kepada masyarakat dari penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Pemerintah Kabupaten Jembrana melkaukan upaya melalui
reformasi paradigma lama melalui peningkatan kesadaran perangkat birokrasi yang dimanifestasikan antara lain dalam
perilaku :
13
a. melayani bukan dilayani; b. mendorong bukan menghambat;
c. mempermudah bukan mempersulit; d. sederhana bukan berbelit-belit;
e. transparan bukan tertutup; f. terbuka untuk setiap orang dan bukan unutk
segelintir orang. Kantor Pelalayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Jembrana
dalam memberikan layanan perizinan memerapkan Standar Operasional yang konsisten pedoman :
1. arah dan kepastian; 2. proporsional;
3. professional; 4. berstandar;
5. serta memenuhi prinsip-prinsip pelayanan prima yang mengarah pada tercapainya tujuan, visi dan misi.
Visi dan misi pelayanan public yang selama ini dalam praktek di Kabupaten Jembrana antara lain :
13
Kantor Pleyanan Perizinan Terpadu Kabupaten Jembrana, 2014, Buku Pelayanan Perijinan Terpadu, h. 2-4
22
Tabel 3 : Visi dan Misi Visi
Terwujudnya pelayanan prima di bidang perizinan dan non perijinan dengan pola pelayanan terpadu dengan
loket yang cepat, tepat, benar dan transpara.
Misi Memberikan pelayanan yang berkualitas dan merata bagi
masyarakat dengan kepastian prosedur, biaya dan waktu yang ditetapkan
Sumber : Kantor Pelalayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Jembrana
Jumlah layanan yang dilayani sebanyak 69 jenis, terdiri dari layanan perijinan sebanyak 51 buah, nonperijinan 12 buah, akta
catatan sipil 5 buah dan 1 buah layanan Kartu Tanda Pencari Kerja dengan rincian dalam tabel sebagi berikut :
Tabel 4 : Jenis Layanan Perizinan Di Kabupaten Jembrana Tahun 2014
No Nama Jenis Pelayanan
Keterangan 1
Persetujuan prinsip Non Perizinan
2 Izin Lingkungan
Perizinan 3
Izin Undang-Undang Gangguan HO Perizinan
4 Izin Mendirikan Bangunan IMB
Perizinan 5
Surat Izin Pertambangan Daerah SIPD Perizinan
6 Izin Usaha dan Tanda Daftar Usaha TDU
Usaha penggilingan
Padi Huller
dan penyosohan beras
Perizinan
7 Izin Pemasangan Reklame
Perizinan 8
Izin Usaha Hotel Perizinan
9 Izin Usaha Pondok Wisata
Perizinan 10
Izin Usaha restoran Rumah MakanWarung Wisata
Perizinan 11
Rekomendasi pemakaian gedung Mandapa Kesari
Non Perizinan 12
Rekomendasi pemakaian Tanah Lapang Non Perizinan
13 Izin Usaha Peternakan
Perizinan 14
Tanda Pendaftaran peternakan Rakyat Perizinan
15 Izin pemotongan ternak, penganan daging
serta hasil ikutannya Perizinan
16 Izin Usaha Perikanan
Perizinan 17
Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI Perizinan
18 Tanda Daftar Usaha Perikanan
Perizinan 19
Izin Menebang Kayu Kebun Kayu Rakyat Perizinan
20 Surat Ijin Usaha Konstruksi S IUJK
Perizinan 21
Pengesahan Nomor Kode Tenaga Teknik Non Perizinan
23
NKTT 22
Tanda Pendaftaran Usaha TPU VCD Rental Non Perizinan 23
Izin Menyelenggaran pendidikan Khusus Luar sekolah
Perizinan 24
Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional Perizinan
25 Izin Usaha Pusat Perbelanjaan IUPP
Perizinan 26
Izin Usaha Toko Modern IUTM Perizinan
27 Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP
Perizinan 28
Surat Izin Perdagangan Minuman Beralkohol Perizinan 29
Surat Izin penjualan Minuman Beralkohol Perizinan
30 Tanda Daftar Perusahaan TDP
Non Perizinan 31
Izin Usaha Undustrai Perizinan
32 Tanda Daftar Industri TDI
Non Perizinan 33
Tanda Daftar Gudang TDG Non Perizinan
34 Izin Apotek
Perizinan 35
Izin Optical Perizinan
36 Izin Berpraktek Dokter Umum
Perizinan 37
Izin Berpraktek Dokter Gigi Perizinan
38 Izin Klinik; BP; RB; BKIA
Perizinan 39
Izin Balai Pengobatan Gigi Perizinan
40 Izin Unit Tranfusi Darah
Perizinan 41
Izin Tukang Gigi Perizinan
42 Izin Praktik Fisioterapi
Perizinan 43
Izin Praktik Perorangan Dokter Dokter Gigi Perizinan 44
Surat Izin Praktik bidan SIPB Perizinan
45 Surat Izin Praktik perawat SIPP
Perizinan 46
Sertifikat Produksi Pangan Rumah Tangga SPP-IRT
Non Perizinan 47
Izin Toko Obat Perizinan
48 Izin Salon Kecantikan
Perizinan 49
Surat Izin Kerja Tenaga Medis Perizinan
50 Ijin Laboratoriun Kesehatan Swasta
Perizinan 51
Surat Izin Mendirikan Rumah Sakit Umum Perizinan
52 Izin Operasional Rumah Sakit Umum
Perizinan 53
Izin Operasional menara IOM Perizinan
54 Izin Penimbunan Penyimpanan BBM
Perizinan 55
Rekomendasi penutupan Jalan Non Perizinan
56 Izin Usaha Angkutan Kendaraan Umum
Perizinan 57
Kartu Tanda Pemilikan Izin Usaha Angkutan Kendaraan Bermotor Umum
Non Perizinan 58
Izin Trayek Angkutan Pedesaan Perizinan
59 Izin Insidentil Penyimpanan Trayek
Perizinan 60
Surat Tanda Uji Kendaraan Bermotor Non Perizinan
61 Izin Tempat Penampungan Sementara TPS
Limbah B3 Perizinan
62 Izin Pembungan limbar cair IPLC
Perizinan
24
63 Izin Pengambilan dan pemanfaatan Air
Tanah Perizinan
64 Akta Perkawinan
Perizinan 65
Akta Perceraian Perizinan
66 Akta Kematian
Perizinan 67
Akta Kelahiran Perizinan
68 Akta Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak,
Pengesahan Akata Anak, Perubahan Nama Perizinan
69 Kartu Tanda Pencari Kerja AK-1
Tenaga kerja Sumber : Buku Pelayanan Perizinan Terpadu Yang Diterbitkan Oleh
Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu
Kabupaten Jembrana Tahun 2014
D. KAJIAN TERHADAP IMPLIKASI PADA ASPEK KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA PADA ASPEK BEBAN
KEUANGAN DAERAH.
Pembentukan Peraturan
Daerah Kabupaten
Jembranatentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik merupakan sarana untuk menjaga agar terlaksananya :
a. terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak
yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
b. terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan
korporasi yang baik;
c. terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
Pembentukan Peraturan
Daerah Kabupaten
Jembranatentang Pelayanan Publik membawa implikasi pada aspek keuangan daerah, sehingga sangat diperlukan adanya
pengaturan sebagai dasar penyelenggaraan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana .
25
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN YANG MENJADI DASAR HUKUM DAN YANG
TERKAIT
A. KONDISI HUKUM DAN SATUS HUKUM YANG ADA