Evaluasi pemasaran produk kredit pemilikan rumah (KPR) Syariah dengan akad Murabahah (studi pada Bank Permata Cabang Kebun Jeruk Jakarta)

EVALUASI PEMASARAN PRODUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH
(KPR) SYARIAH DENGAN AKAD MURABAHAH
(Studi Pada Bank Permata Cabang Kebon Jeruk Jakarta)

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)

Oleh :
MUHAMMAD ALWI
NIM: 206046104225

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M / 1432 H

EVALUASI PEMASARAN PRODUK KREDIT PEMILIKAN
RTJMAH (KPR) SYARIAI{ DENGAI\I AKAD MTJRABAHAH

(Studi Pada Bank Permata Cabang Kebon Jeruk Jakarta)

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. SV)

Oleh:
Muhammad Alwi
NIM: 206046104225

Di bawah Bimbingan

NIP:

150326892

KONSENTRASI PERBAI{KAI\ SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN IIUKUM
TJNTVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATT'LLAH

JAKARTA
z0ttlil{ I 1432H

PENGESAI{AN PAIIITIA UJIAN
Pemasaran Produk KPR Syariah Dengan Akad
lkripsi yang berjudul Evalaasi
Murabahaft (studi Pada permata Bank cabang Kebon ieruk), telat diu.likan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Uidayatullah
Jakarta pada tanggal 27 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat

untuk memperoleh gelar sarjana program strata
Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 27

I (sl) pala program ituai

Juni20ll


Muhammad Amin Suma, SII, MA, MM
50505 I 98203 I 0l 2

Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua

Drs. H. Ahmad Yani, MA
NIP. I 9640 4r2199403t004

Sekretaris

Moch. Syafii, SEI

Pembimbing I

Dr. A. Sudirman Abbas, MA
NIP. 15029405

Pembimbing


II

Kamami Zadda, MA

NIP. 150326892
Penguji I

Penguji II

: Dr. H. Abdul Wahab Abd Muhaimin, Lc,
NIP. 19500817198903 I 001

M. Si
NtP. 1978123020011200

: Masyrofah,

MA


fk^/"\
({.-.i7-:.....)

^7t
/66

h'

,2,,

ABSTRAK
Muhammad Alwi. Nim: 206046104225. EVALUASI PEMASARAN PRODUK
KREDIT

PEMILIKAN

RUMAH

(KPR)


SYARIAH

DENGAN

AKAD

MURABAHAH (STUDI PADA PERMATA BANK SYARIAH CABANG KEBON
JERUK), Skripsi, Jakarta, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah
dan Hukum. UIN Jakarta, 2011, VII + 61.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah mengetahui bagaimana strategi pemasaran
KPR Syariah yang dilakukan oleh Permata Bank dan apakah pembiayaan KPR Syariah
yang dilakukan oleh Permata Bank selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan
data primer dan data sekunder yang diambil melalui dua tehnik pengumpulan data yaitu
studi lapangan dengan wawancara dan studi kepustakaan.
Dalam penulisan skripsi ini strategi pemasaran permata bank yaitu Sosialisasi
produk-produk melalui media yang ada seperti televisi, radio, brosur, pamphlet,
spanduk, sponsor pada momen-momen tertentu yang dianggap cukup efektif dalam
proses sosialisasi. Akan tetapi pembiayaan KPR Syariah mengalami fluktuasi
(peningkatan dan penurunan).


Kata Kunci

: Strategi, Pemasaran, KPR Syariah, Permata Bank

Pembimbing

: Dr. A. Sudirman Abbas, MA dan Kamami Zadda, MA

Daftar Pustaka

: tahun 1983 s.d 2009

KATA PENGANTAR

Subhanallah walhamdulillah wa Laailaahaillallah wallahu Akbar. Puji dan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam
tak luput tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya hingga akhir zaman.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini yang
berjudul "EVALUASI PEMASARAN PRODUK KPR SYARIAH DENGAN AKAD
MURABAHAH" bukan semata-mata atas usaha penulis sendiri namun juga karena
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum

2.

Ibu Dr Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.

Bapak Ah Azharudin Latief, M.Ag.MH selaku Sekretaris Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


4.

Bapak

Drs. Djawahier Hejazziey,SH.,MA selaku Koordinator Teknis

Program Non regular dan Bapak Drs.H. Ahmad Yani,M.Ag selaku Sekretaris
Teknis Program Non reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5.

Bapak Dr. A. Sudirman Abbas, MA dan Kamami Zada, MA selaku dosen
pembimbing skripsi penulis, terima kasih atas dukungan, doa, waktu dan motivasi
bapak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6.

Terima kasih kepada Bank BTN Syariah Cabang Bogor yang telah banyak
membantu dan meluangkan memberikan informasi, data , dalam


menyelesaikan

skripsi ini.
7.

Untuk Staf perpustakaan, terutama kepada bapak Zuhri.SH. dan Mas Farhan
terima kasih atas kemudahan, arahan dan bantuannya kepada penulis dalam
memperoleh data-data kepustakaan dalam penulisan skripsi ini.

8.

Untuk Staf kordinator teknis program Non Reguler, Kak Syafii S.EI dan kak
Vida S. Ag, terima kasih atas semua informasi yang diberikan selama
penulisan skripsi ini berlangsung.

9.

Untuk orang tuaku tercinta. Ayahandaku H. Ahmad Maher dan Ibundaku Hj. Sri
Nurleli, terimakasih karna engkau aku bisa menjadi seperti sekarang, makasih
atas support dan doa yang tulus kepada penulis. Untuk ke 3 kakaku (K Yun, Yu

Dida, dan Yu Melli ) , adik ku sila yang selalu ngingatkan aku dan memotifasi
kan aku, adikku tercinta yang saat ini sangat aku rindukan (alm Muhammad
Fathoni) serta kk iparku dan ponakanku (K Ifa dan Naura) terima kasih atas
curahan cinta dan kasih sayangnya, yang tiada henti mendoakan, menyemangati
baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk Teman-teman seperjuanganku, PS.B, Semangat ya semoga kalian semua
secepatnya menyusul kita amien ya Rabb dan untuk sahabat-sahabatku. Untuk
teman-teman aku anak PSJ dan anak IPA angkatan 2005 terimakasih ya kalian
sudah memberikan semangat buat aku, dan semua teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu - persatu, terima kasih untuk dukungannya sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini.

Wassalamua’laikum.wr.wb
Ciledug, 09 Juni 2011

Muhammad Alwi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………..………………….…………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …..…………………..……………5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..………………..………………. 6
D. Review Studi Terdahulu ……………..………..…………………………7
E. Metode Penelitian …………………..……………………..……………. 10
F. Sistematika Penulisan ……………..…………………..…………………11
BAB II STRATEGI PEMASARAN KPR SYARIAH DENGAN AKAD
MURABAHAH
A. Pengertian Strategi ……………………………………………………... 14
B. Pengertian Pemasaran ………………………………………………..… 15
C. Tujuan Pemasaran ………………………………………………..…….. 16
D. Strategi Pemasaran Produk KPR Syariah ……………………………… 17
E. Marketing Mix ………………………………………………….……… 19
F. Murabahah dan Dasar Hukumnya ……………………………...………. 23
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya ……………………………………………………… 28
B. Visi dan Misi …………………………………………………………… 29
C. Struktur Mekanisme Organisasi Dalam Oprasional Permata Bank
Syariah………………………………………………………………….. 32

D. Produk-produk KPR Permata Bank …………………………………….32
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pemasaran Prodak KPRS Dengan Akad Murabahah ……..….. 41
B. Pembiayaan KPRS Permata Bank Syariah dengan Akad Murabahah (20082010) …………………………………………………………………… 50
C. Kendala-kendala Yang Dihadapi Permata Bank Syariah Cabang Kebonjeruk
Dalam Memasarkan Produk KPR Syariah …………………………….. 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 57
B. Saran-saran ……………………………………………………………... 58
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 60

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Selama krisis moneter (1997-1998) banyak bank-bank konvensional
yang terkena dampak dari krisis tersebut. Banyaknya bank-bank konvensional
yang berbasis bunga mengalami depresi hebat dan bahkan tidak sedikit bank
konvensional tutup akibat dilikuidasi hingga mencapai 55 bank pada bulan juli
1997 sampai dengan 13 maret 19991 dikarenakan krisis ekonomi tersebut.
Meskipun begitu ada juga perbankan yang tidak terlalu terpengaruh dengan krisis
moneter tersebut, salah satu diantaranya adalah perbankan syariah. Bank syariah
dapat bertahan dan dapat menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik
dibandingkan lembaga perbankan konvensional. Yaitu dengan filosofi utamanya,
kemitraan dan kebersamaan dalam berbagi keuntungan maupun risk, dalam hal ini
bank syariah terbukti prospektif untuk berkembang di tanah air.
Perbankan syariah di tanah air mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan. Diawali dengan inisiatif Majelis Ulama Indonesia (MUI),
Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dan para tokoh muslim
Indonesia yaitu dengan mendirikan Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991
yang kemudian segera diikuti dengan institusi syariah lainnya. Per Desember
1

Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,
cet.ke-1, (Jakarta: Al vabet, 1999), Edisi pertama, hal. 7

1

2

2008, tercatat ada enam bank syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank
Syariah Bukopin).2
Di bidang perbankan syariah, dukungan dari berbagai stakeholder dan
pemerintah semakin terasa dengan disahkannya UU perbankan syariah No 21
tahun 2008 dan undang-undang surat berharga syariah Negara No 19 tahun 2008.
Peran perbankan dalam memajukan perekonomian suatu Negara
sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai
kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa perbankan. Oleh karena itu saat ini
dan di masa yang akan datang setiap Negara dan individu tidak akan dapat lepas
dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktifitas keuangan, baik
perorangan maupun lembaga, baik sosial maupun perusahaan.
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana
dalam rangka membiayai kegiatan oprasional. Sesuai dengan fungsi bank sebagai
lembaga keuangan, dimana kegiatan sehari-hari adalah bergerak dibidang
keuangan maka sumber-sumber dana tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk
menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan pinjaman), bank
harus lebih dahulu untuk menghimpun dana, sehingga dari solusi keuntungan
tersebut bank mendapatkan pendapatan.

A Riawan Amin, “Perbankan Syariah Sebagai Solusi Perekonomian Nasional”
(Jakarta: Asbisindo, Bank Muamalat, 2009), hal. 26
2

3

Produk-produk bank syariah sangat bervariasi mencapai lebih dari 40
jenis produk dan jasa keuangan syariah dengan menggunakan akad yang
bervariasi juga. Produk dan jasa tersebut meliputi produk dan jasa untuk
pendanaan, pembiayaan, pembiayaan perdagangan, jasa perbankan, card services
atau pelayanan kartu, treasury dan instrument pasar uang.
Sejalan dengan semakin berkembangnya kegiatan pembangunan di
Indonesia dan dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat (kurang lebih
225 juta jiwa pada tahun 2008)3, pemerintah berusaha untuk selalu meningkatkan
kesejahteraan penduduknya melalui pembangunan di berbagai sektor, salah satu
sektor yang terpenting adalah masalah mengenai perumahan atau kebutuhan
papan. Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat namun lahan yang
tersedia semakin terbatas dapat mengakibatkan tingginya harga tanah dan rumah,
hal ini akan menjadi beban bagi mereka yang membutuhkan tempat tinggal.
Salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh bank dalam rangka
membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahan dengan harga yang
terjangkau adalah dengan memberikan kredit, salah satu fasilitas kredit yang
diberikan oleh bank adalah dengan memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Kredit pemilikan rumah adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat individu
untuk pembelian atau pembangunan rumah tinggal, dimana besarnya kredit yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dari masing-masing
pemohon.
3

www.Kompas.com

4

Dalam hal ini bank memegang peranan penting dalam memperlancar
proses pembangunan dan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan papan (tempat tinggal), selain itu bank juga melayani
kebutuhan pembiayaan dan melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi
semua sektor perekonomian. Oleh karena itu pemerintah melalui perbankan
merealisasikan pemberian kredit yaitu dengan adanya prodak KPR.
Selama ini penyediaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah
satu kegiatan Bank Konvensional yang tidak lepas dari bunga. Dalam
penyelenggaraan KPR ini terlibat unit-unit usaha lain, seperi Perseroan Terbatas
(PT), yang menyediakan lokasi tanah pembangunan rumah. Hal yang ditetapkan
dalam KPR antara lain harga jual kontan, uang muka, suku bunga, angsuran
bulanan dan benda-benda lain yang harus dibayar oleh pembeli (debitur).
Misalnya biaya penyambungan listrik, provisi bank, dan biaya notaris.4
Pada bank konvensional besarnya jumlah kredit yang diberikan akan
menentukan keuntungan, namun pada bank syariah yang menentukan jumlah
pendapatan bukan hanya jumlah pembiayaan yang di berikan, tetapi pada
dasarnya adalah seberapa cepat turn over pembiayaan tersebut dilakukan. Yang
paling utama yaitu apabila bank syariah menyalurkan dananya dalam piutang
yang timbul dari transaksi jual-beli seperti murabahah, salam, istishna dan juga
transaksi sewa-menyewa (ijaroh).5

4

Chuzaimah T Yanggo dan Haifiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam
Kontemporer cet. III (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hal. 51
5
Hasbi Ramli, Analisa Pembiayaan dan Income Statement pada Lembaga Keuangan
Syariah (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN, 2004) hal. 1

5

Alasan utama masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah adalah
efisiensi dari berbagai hal seperti waktu dan biaya, mudah dan karena bank
syariah menetapkan prinsip kemitraan melalui produk pembiayaan. Bagi
masyarakat yang memanfaatkan produk dan jasa perbankan syariah, perilakunya
dipengaruhi oleh pertimbangan aksebilitas bank, dan pertimbangan keamanan,
sebagaimana pertimbangan dalam memilih bank secara umum.
Pemasaran adalah sebuah awal dari diterimanya produk oleh konsumen.
Sehingga aspek ini patut diperhatikan dan diberi solusi yang optimal. Jika
berpijak pada tujuan untuk peningkatan konsumen layanan bank syariah yang
beberapa pihak mengatakan masih kurang optimal, maka aspek pemasaran tidak
bisa di abaikan begitu saja. Tentu saja dengan asumsi bahwa pengelolaan atau
manajemen internal sebuah bank syariah khususnya berkaitan dengan produk
yang berbasis syariah.
Pemasaran terhadap prodak KPR syariah sangatlah penting. hal ini
merupakan kunci suksesnya agar diterimanya prodak KPR Syariah pada
masyarakat. Bermacam-macam program dengan berbagai nama tentu juga sudah
dilakukan oleh bank syariah. Pemasaran umumnya langsung pada takaran produk
tertentu yang dimiliki oleh bank syariah. Misalnya sebuah bank ada yang
mempunyai layanan kredit perumahan syariah, deposito syariah, dan lain
sebagainya. Produk-produk atau layanan bank syariah di Indonesia pada
umumnya telah dilaksanakan melalui berbagai macam program atau media. Mulai
dari pamflet, iklan, bulletin gratis hingga mengikuti pameran-pameran mengenai

6

perbankan syariah khususnya prodak KPR syariah. Intinya program-program atau
strategi pemasaran dilakukan langsung pada sebuah aktivitas untuk menawarkan
produk yang spesifik dari sebuah bank.
Mengingat pentingnya produk syariah, maka Permata Bank Syariah
mengeluarkan produk KPR syariah dengan akad Murabahah. Untuk mengetahui
efektivitas pemasaran yang dilakukan oleh Permata Bank Syariah terhadap
produk tersebut, Selain produk dari permata bank syariah, produk permata bank
konvensional tentunya sudah lebih dahulu dikeluarkan oleh bank tersebut,
diantaranya yaitu Permata KPR Bijak, Permata KPR Cicilan Tetap, Permata
Home Ready Cash.
Oleh karena itu untuk mengetahui efektivitas pemasaran yang dilakukan
oleh Permata Bank Syariah terhadap produk tersebut maka diperlukan evaluasi
pemasaran produk KPR syariah. Penulis mencoba untuk menyusun hasil
pengamatan dan analisis yang didapat dari Permata Bank Syariah tersebut dengan
judul “Evaluasi Pemasaran Kredit Pemilikan Rumah Syariah (KPRS)
dengan akad Murabahah”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam hal ini pembatasan masalah dalam penelitian skripsi ini agar
tidak meluas dan tema penelitian tidak kompleks oleh karena itu sesuai dengan
judul skripsi ini, maka penulis membatasi masalahnya pada Permata Bank
Syariah dan pembiayaan KPR Syariah yang dilakukan oleh bank tersebut dari

7

tahun 2008-2010 dan juga strategi yang dilakukan oleh bank permata dalam
melakukan pemasaran Produk KPR Syariah, dengan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pemasaran KPR syariah yang telah dilakukan oleh Permata Bank
Syariah?
2. Apakah pembiayaan KPR syariah yang dilakukan oleh Permata Bank Syariah
selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah menyelesaikan skripsi ini, tujuan dan manfaat yang hendak
dicapai yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pemasaran yang dilakukan oleh Permata bank syariah.
b. Mengetahui pembiayaan KPR syariah yang dilakukan oleh Permata Bank
Syariah setiap tahunnya.
2. Manfaat penelitian
a. Bagi Penulis
Agar dapat menambah pengetahuan bagi penulis mengenai strategi
perbankan dalam memasarkan produknya serta mengevaluasi pemasaran
produk tersebut yang telah dilakukan oleh Permata Bank Syariah.

8

b. Bagi Objek Penelitian (Permata Bank Syariah)
Agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Permata
Bank Syariah mengenai saran-saran dan temuan-temuan atas kelemahankelemahan dari aktifitas pemasaran perbankan syariah kepada masyarakat
yang berguna untuk perkembangan Permata Bank Syariah pada masa yang
akan datang. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi
pihak manajemen Permata Bank Syariah untuk mengetahui sejauh mana
produk ini dapat di terima oleh masyarakat. Selain itu, untuk memberikan
sumbangan

pemikiran

mengevaluasi

atau

yang

bermanfaat

memperbaiki

bagi

kinerjanya

perusahaan
guna

dalam

memperluas

pengetahuan konsumen sehingga dapat dijadikan sebagai masukan untuk
memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen.
c. Bagi Pembaca
Agar pembaca mengetahui apa sebenarnya perbankan syariah itu
secara umum, dan memberikan keyakinan pada pembaca agar dapat
memberikan alternatif pilihan dalam menentukan lembaga keuangan bank
yang sesuai dengan prinsip syariat islam. Selain itu juga untuk
memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya dan
sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi pembaca terutama tentang perilaku konsumen mengenai
pengetahuan konsumen terkait dengan pengaruhnya dalam proses
pengambilan keputusan.

9

D. Review Studi Terdahulu
Ada beberapa penelitian yang terkait dengan studi tentang pemasaran
yang dilakukan oleh perbankan syariah, diantaranya yaitu:
Pertama, skripsi yang di susun oleh M. Rizky Kurnia Fakultas Syariah dan hokum
tahun 2008 yang berjudul “Strategi Pemasaran Bank Syariah Mandiri Cabang
Bukittinggi”. Skripsi ini membahas tentang strategi yang dilakukan oleh bank
mandiri syariah dalam memasarkan produknya. Jenis penelitian yang dilakukan
menggunakan metode kualitatif, karena sifat penelitian ini adalah deskriptif yang
menjelaskan data-data yang diperoleh apa adanya secara sistematis. Intinya
kesimpulan dari skripsi ini adalah dalam konsep pemasaran syariah kegiatan
pemasaran harus dilandasi oleh semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha
Pencipta, berusaha semaksimal mungkin dengan tujuan untuk kesejahteraan
bersama bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan pribadi. Dan
juga seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
yang islami. Dan selama proses bisnis ini dapat di jamin, atau tidak terjadi
penyimpangan terhadap prinsip syariah, maka setiap transaksi apapun dalam
pemasaran dapat diperbolehkan.
Strategi pemasaran produk yang diterapkan Bank Syariah Mandiri
Cabang Bukittinggi diantaranya adalah:
1. Sosialisasi produk-produk melalui media yang sudah ada seperti televisi,
radio, brosur, pamflet, spanduk, sponsor pada momen tertentu, seperti tablig
akbar atau kegiatan-kegiatan lainnya yang di anggap cukup efektif dalam
proses sosialisasi dan juga ber usaha untuk mensosialisasikan produk-

10

produknya dengan cara masuk keberbagai sektor yang ada, seperti sektor
agama, sektor pertanian, sektor pendidikan, dan lainnya.
2. Usaha Bank Syariah Mandiri dalam upaya memperluas jaringan dan
memberikan kemudahan bertransaksi dengan nasabah adalah dengan
membuka Kantor Cabang Pembantu (KCP) di Payakumbuh dan Kantor Kas
(KK) di Aur Kuning yang memiliki potensial cukup besar bagi perkembangan
Bank Syariah Mandiri Cabang Bukittinggi.
3. BSM Cabang Bukittinggi memiliki strategi pick up service (jemput bola) yang
bertujuan untuk melayani nasabah yang khususnya pedagang yang sibuk
dengan pekerjaannya dengan cara menjemput langsung ketempat nasabah.
Selain menerapkan strategi pemasaran, BSM Cabang Bukittinggi juga
menghadapi kendala dalam mensosialisasikan produk-produknya, antara lain:
1. Masyarakat yang masih familiar dengan keberadaan bank konvensional yang
sudah ada sejak lama.
2. Pemahaman masyarakat yang masih kurang terhadap bank syariah dan juga
produk-produknya.
3. Masyarakat Bukittinggi yang mayoritas pedagang memiliki naluri bisnis yang
tinggi, sehingga mereka lebih cendrung dalam menentukan pilihan bank yaitu
siapa yang lebih besar memberikan keuntungannya.
4. Strategi pemasaran yang diterapkan BSM Cabang Bukittinggi berjalan sesuai
dengan strategi pemasaran bank syariah pada umumnya. Hal ini dapat dilihat
dari langkah-langkah yang diterapkan oleh BSM Cabang Bukittinggi seperti
strategi pemasaran dalam rangka memperkenalkan produk pada masyarakat.

11

Kedua, skripsi yang disusun oleh Siti Humairoh Fakultas Syariah dan Hukum
tahun 2010 yang berjudul “Strategi Pemasaran Pembiayaan Mudharabah”.
Kesimpulan dari skripsi ini adalah starategi pemasaran yang digunakan oleh Bank
BRI Syariah Cabang Jatinegara adalah dengan cara sistem kekeluargaan yang
dibangun oleh pihak bank kepada para nasabahnya agar nantinya nasabah merasa
nyaman apabila dilayani oleh pihak bank. Selain itu strategi pemasaran yang
dilakukan oleh pihak bank untuk memperkenalkan jasa dan produknya kepada
nasabah agar mudah dikenal oleh masyarakat banyak, Bank BRI Syariah Cabang
Jatinegara menggunakan strategi pemasaran dalam memasarkan pembiayaan
mudharabah diantaranya yaitu Menembus pasar, mengembangkan pasar,
pengembangan produk, diversifikasi, biaya murah, dan pemfokusan pasar
Adapun faktor penghambat dalam pemasaran produk yang ditawarkan
Bank BRI Syariah Cabang Jatinegara adalah:
1. Tingkat pemahaman dan pengetahuan umum tentang bank syariah masih
sangat rendah. Masih banyak yang belum mengerti dan salah faham tentang
bank syariah dan menganggapnya sama saja dengan bank konvensional
lainnya. Bahkan sebagian ustaz yang tidak memiliki ilmu yang memadai
tentang ilmu ekonomi islam (ilmu ekonomi makro dan moneter) masih
berpandangan miring tentang bank syariah.
2. Belum ada gerakan bersama dalam skala besar untuk mempromosikan bank
syariah
3. Terbatasnya pakar dan SDM ekonomi syariah

12

4. Peran pemerintah masih sangat kecil dalam mendukung dan mengembangkan
ekonomi syariah
5. Peran ulama, ustaz dan da’i masih relatif kecil. Ulama yang berjuang keras
mendawahkan ekonomi syariah selama ini masih terbatas pada DSN dan
kalangan akademis yang telah tercerahkan. Bahkan masih banyak anggota
DSN yang belum menjadikan tema khutbah dan pengajian tentang bank dan
ekonomi syariah.
6. Dan ini yang paling utama, BI dan bank-bank syariah belum menemukan
strategi jitu dan ampuh dalam memasarkan bank syariah kepada masyarakat
luas.
Namun dari semua data di atas atau tesis yang saya gunakan sebagai
acuan pokok bahasannya masih terlalu umum sehingga penulis membatasi
penulisan skripsi ini dengan strategi apa yang digunakan oleh Permata Bank
Syariah dalam mengembangkan Produk KPR Syariah dan sejauh mana
pembiayaan KPR Syariah yang sudah dilakukan oleh Permata Bank Syariah.

E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (studi kasus) dengan
pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif

13

analisis6 yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari datadata yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik
kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus, penulis mengadakan
penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang kinerja pemasaran
perbankan syariah.
2. Sumber dan Teknik Pengambilan Data
Yang menjadi bahan acuan (sumber) dalam penelitian ini, penulis
membaginya dalam 2 kategori yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pihak bank
berupa hasil interview secara langsung yang dipersiapkan sebelumnya dengan
pengurus Permata Bank syariah yang berkaitan dengan pembahasan dalam
skripsi ini.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau
data-data yang dikeluarkan dan literatur-literatur kepustakaan seperti bukubuku, kitab-kitab serta sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan
skripsi ini.
Untuk memperoleh data yang akurat maka penulis mengumpulkan data
melalui:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis melakukan penelitian dengan mengkaji data-data yang diperoleh dari

6

hal. 262

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet ke 3 (Jakarta, Vi Press 1984),

14

buku-buku yang memiliki kaitannya dengan penulisan skripsi ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara melakukan
wawancara dengan pihak perbankan dan nasabah KPRS Permata Bank
Syariah cabang Kebon Jeruk.

F. Sistematika penulisan
Sesuai dengan judul skripsi maka penulis akan membahas permasalahan
yang utama dari Permata Bank Syariah yaitu kinerja pemasaran perbankan
syariah kepada masyarakat. Untuk mempermudah dan memperoleh gambaran
umum mengenai isi dari skripsi ini, maka penulis menguraikan sistematika
pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing dapat diuraikan
sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah yang
bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemasaran yang dilakukan
oleh Permata Bank Syariah terhadap produk KPRS, pembatasan dan
perumusan masalah dimaksutkan agar masalah dalam penelitian
skripsi ini tidak meluas dan tema penelitian tidak kompleks, tujuan
dan manfaat penelitian bertujuan untuk membahas permasalahan
yang akan dibahas, review studi terdahulu bertujuan untuk
menjadikan sebagai gambaran tentang permasalahan yang sudah

15

dibahas, metodologi penelitian bertujuan untuk mengetahui metode
apa yang akan digunakan dalam penelitian skripsi ini, dan
sistematika

penulisan

bertujuan

untuk

mempermudah

dan

memperoleh gambaran umum mengenai isi dari skripsi ini.
BAB II

: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai konsep
dasar mengenai pemasaran produk KPR Syariah kepada masyarakat
diantaranya pengertian strategi, pengertian pemasaran, tujuan
pemasaran, strategi pemasaran produk KPRS, marketing mix, dan
murabahah dan dasar hukumnya.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Di dalam bab ini di uraikan antara lain mengenai sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi yang ditetapkan oleh Permata Bank,
struktur organisasi perusahaan dengan pembagian tugas dan
tanggung jawabnya, dan produk-produk Permata Bank Syariah.
BAB 1V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang didapat dari hasil
evaluasi serta hasil pengamatan dan akan melakukan pembahasan
mengenai evaluasi pemasaran KPRS, dalam bab ini berisikan
strategi pemasaran produk KPRS dengan akad Murabahah,
pembiayaan KPRS Permata Bank Syariah dengan akad Murabahah

16

tahun 2008-2010, dan kendala-kendala yang dihadapi Permata Bank
Syariah dalam memasarkan produknya.
BAB V

: PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang berupa hasil evaluasi
dari analisis dan pembahasan penelitian serta saran-saran yang dapat
diberikan pada perusahaan yang berhubungan dengan objek dan
tujuan penelitian serta analisis yang telah dilakukan.

BAB II
STRATEGI PEMASARAN KPR SYARIAH DENGAN AKAD MURABAHAH

A. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Stratogos atau Strategis
yang berarti jendral. Strategi berarti seni para jendral.1 Dalam pembahasan kata
“strategi” sulit untuk di bantah bahwa penggunaannya di bawah atau bersumber
dan popular di lingkungan militer. Dilingkungan tersebut penggunaannya lebih
dominan dalam situasi peperangan sebagai tugas seorang komandan dalam
menghadapi musuh.2
Dalam bidang manajemen, definisi strategi cukup beragam dan
bervariasi dari berbagai ahli. Seperti Menurut wiliam F. Glueck dan Lawarence
Jauch, strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi, yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan
dan yang di rancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat di
capai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.3
Menurut

kamus

Wikipedia,

strategi

adalah

pendekatan

secara

keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Kata strategi dalam
1

Djaslim Saladin, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, (Bandung: Linda
karya, 2004), hal. 1
2
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik, cet. 2, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2003), hal. 147
3
Djaslim Saladin, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, hal. 1

17

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
perencanaan Pembangunan Nasional, mempunyai pengertian adalah langkahlangkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.4
Dari berbagai pengertian dan definisi di atas, secara umum pengertian
strategi dapat diartikan

sebagai rencana tentang serangkaian manuver, yang

mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata, untuk
menjamin keberhasilan mencapai suatu tujuan.5

B. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang
membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri
menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai
tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi. Definisi pemasaran ini
bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants),
dan permintaan (demands).
Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia
memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan
dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bisa juga
diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual.
4

http://mulyaniakuntansi.blogspot.com/2010/02/Pengertian-Strategi.html
http://Strategika.wordpress.com/2007/06/24/Pengertian-Strategi/ kutipan dari buku
Pengantar Manajemen Strategic Kontemporer, Strategic di tengah oprasional / J. Hutabarat dan
M. Huseini.
5

18

Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang mana dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.6
Pemasaran juga dapat di artikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual
produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu.7
Strategi pemasaran syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
terencana yang mengarah pada proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dari suatu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam
Islam.8

C. Tujuan Pemasaran
Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan
usaha tentu mengandung maksut dan tujuan. Penetapan tujuan disesuaikan dengan
keinginan pihak menejemen perusahaan itu sendiri. Badan usaha dalam
menetapkan tujuan yang hendak di capai dapat dilakukan dengan berbagai
pertimbangan yang matang. Kemudian ditetapkan cara-caranya untuk mencapai
tujuan tersebut.
6

Philip Khotler, Manajemen Pemasaran, jilid 1, (Jakarta: PT . Indeks Kelompok
Gramedia, 2005), hal. 10.
7
Jakfar Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, cet. II, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 74.
8
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, cet. 1, Syariah Marketing,
(Bandung: Mizan, 2006), , hal. 28

19

Dalam prakteknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara
dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Demikian pula dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan
memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Secara umum tujuan pemasaran bank adalah sebagai berikut :
1. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli
produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
2. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah. Nasabah yang puas oleh pelayanan bank akan menjadi
ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan
kepada nasabah lainnya melalui ceritanya.
3. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan
berbagai jenis produk sehingga nasabah memiliki berabagai macam pilihan
juga.
4. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai macam
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efektif.9

9

Jakfar Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, cet. II, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 66-67

20

D. Strategi Pemasaran Produk KPR Syariah
1. Strategi Pemasaran
Setiap perusahaan dalam pengembangan usahanya tentu harus
mempunyai perencanaan matang atau strategi yang dapat memajukan dan
mengembangkan usahanya, apalagi yang berkaitan dengan produk. Tujuan ini
adalah untuk mempertahankan keberadaan perusahaan dan mendapatkan
perhatian dari konsumen. Untuk mendapatkan hasil yang maksimum tentu
harus mempunyai strategi-strategi yang matang yang tentunya bisa
mewujutkan visi dan misi suatu perusahaan, diantaranya :
a. Tahap Perkenalan
Dalam meluncurkan suatu produk baru, menejemen perusahaan
dapat menetapkan tingkat yang tinggi atau rendah untuk setiap variabel
pemasaran, harga pokok, promosi dan kualitas produk.10
Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam
kegiatan pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga sangat menentukan dapat diterimanya produk atau jasa
perbankan. Tujuan dari penentuan harga ini adalah untuk menjadikan
produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran dan juga dengan
penentuan harga diharapkan dapat meningkatkan jumalah nasabah.11

10

Philip Kotler, A. B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia; Analisis Perencanaan,
Imlementasi dan Pengendalian, jilid. 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal. 471
11
Jakfar Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, cet. II, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 151

21

Produk yang dikeluarkan dan penetapan harga yang telah
ditentukan agar dapat diterima dimasyarakat atau nasabah dan dirasakan
manfaatnya serta keunggulan produk dari produk pesaing tentu harus
dilakukan promosi atau sosialisasi. Tujuan dari promosi ini adalah untuk
mengendalikan produk tersebut kepada masyarakat atau nasabah dan
berusaha untuk menarik calon nasabah baru. Fungsi lain dari kegiatan
promosi

adalah

mempengaruhi

nasabah

untuk

membeli

atau

mempergunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini juga dapat
meningkatkan citra bank di mata para nasabahnya.
b. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini ditandai dengan lonjakan cepat dalam penjualan
suatu produk yang dapat dilihat dari penjualan. Hal ini dilihat dari
pertumbuhan dan perkembangan bank yang semakin banyak dinikmati
oleh nasabah. Dalam tahap ini perusahaan harus dapat menahan cepatnya
pertumbuhan pasar selama mungkin, yaitu dengan cara :
1) Meningkatkan kualitas produk dan menambahkan ciri baru pada
produk dan peningkatan gaya.
2) Memasuki segmen pasar baru.
3) Lebih meningkatkan sosialisasi atau promosi untuk memberikan
pemahaman yang lebih pada nasabah dan calon nasabah.
2. Strategi Pemasaran Produk
Produk yang dihasilkan oleh dunia usaha pada umumnya berbentuk
dua macam, yaitu yang berwujud dan tidak berwujud. Masing-masing produk

22

untuk dapat dikatakan berwujud atau tidak berwujud memiliki karakteristik
atau cirri-ciri tertentu. Produk yang berwujud merupakan barang yang dapat
dilihat dan dirasakan secara langsung sebelum dibeli. Sedangkan produk yang
tidak berwujud berupa jasa dimana tidak dapat dilihat atau dirasakan sebelum
dibeli. Untuk lebih jelasnya memahami dan mengerti sesuatu yang
berhubungan dengan produk, maka secara umum definisi produk adalah
sesuatu yang dapat memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.12
Pengertian produk menurut Philip Kotler adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, yang
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang
dapat memberikan manfaat, baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari
atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen.

E. Marketing Mix
Marketing mix (bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang
dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan
diantara elemen-elemen yang ada didalam marketing mix itu sendiri. Setiap
elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain.
Elemen-elemen yang ada dalam marketing mix adalah Product
(produk), Price (harga), Place (tempat), dan promotion (promosi) atau yang biasa
kita dengar dengan sebutan 4P.
12

Philip Kotler, AB. Susanto, op. cit., hal. 477

23

1. Product / Produk
Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapatkan
respon yang positif. Bahkan cendrung mengalami kegagalan jauh lebih besar
dibandingkan keberhasilannya. Untuk mengantisipasai agar produk yang
diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perluncuran
produk diperlukan strategi-strategi tertentu.
Dalam dunia perbankan strategi pengembangan produk yang dapat
dilakukan adalah :
a. Penentuan Logo dan Moto
Logo merupakan ciri khas suatu bank, sedangkan moto
merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam
melayani masyarakat. Logo dan moto sering disebut sebagai ciri produk.
Baik logo dan moto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan
pembuatan logo dan moto adalah (a) logo dan moto harus memiliki arti,
(b) mampu menarik perhatian bagi siapa saja yang melihatnya, dan (c)
mudah di ingat bagi siapa saja yang melihatnya.
b. Menciptakan Merek
Tujuan dari penggunaan merek adalah agar mudah dikenal dan
diingat. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang
ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah,
simbol, disain atau kombinasi dari semuanya. Penciptaan merek harus
mempertimbangkan faktor-faktor diantaranya yaitu (a) mudah di ingat, (b)
24

terkesan hebat dan modern, (c) pastinya memiliki arti dan (d) mampu
menarik perhatian bagi siapa saja yang melihatnya.
c. Menciptakan Kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia
perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa
kepada para nasabah disamping juga sebagai pembungkus untuk berbagai
jenis jasanya seperti buku tabungan, cek, bilyet giro, atau kartu kredit.
d. Keputusan Label
Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produksi yang
ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label
dijelaskan siapa yang membuat, di mana dibuat, kapan dibuat, cara
menggunakannya, waktu kadaluwarsa, komposisi isi, dan informasi lain.
2. Price / Harga
Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat
harga sangat menentukan dapat diterimanya produk atau jasa perbankan.
Tujuan dari penentuan harga ini adalah untuk menjadikan produk atau jasa
yang ditawarkan laku di pasaran dan juga dengan penentuan harga diharapkan
dapat meningkatkan jumalah nasabah.
Tujuan dari penentuan harga adalah (a) Untuk bertahan hidup, (b)
Untuk memaksimalkan keuntungan, (c) Untuk memperbesar market share, (d)
Mutu produk, dan (e) karena pesaing.
25

3. Place / Lokasi
Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam
menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan
nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk
berhubungan dengan bank.
Paling tidak ada 2 faktor yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan lokasi :
a. Faktor Utama (Primer)
(a) Dekat dengan pasar, (b) Dekat dengan bahan baku, (c) Tersedia tenaga
kerja, (d) Baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan, (e) Terdapat
fasilitas pengangkutan seperti jalan raya dan transportasi angkutan umum,
(f) Tersedia sarana dan prasarana, seperti listrik, telepon dan lain-lain,
(g)Respon masyarakat, (h) Jumlah pesaing yang terdapat di lokasi tersebut
b. Faktor Skunder
(a) Biaya yang dikeluarkan untuk investasi dilokasi tersebut, (b) Prospek
perkembangan harga atau kemajuan dilokasi tersebut, (c) Kemungkinan
untuk perluasan lokasi, (d) Terdapat fasilitas penunjang lainya seperti
pusat perbelanjaan atau perumahan.
4. Promotion / Promosi
Promosi merupaka kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga
kegiatan

diatas.

Dalam

kegiatan

ini

setiap

bank

berusaha

untuk

mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung
maupun tidak langsung.

26

Dalam praktiknya paling tidak terdapatam 4 sarana promosi yang
dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan produk perbankan
tesebut yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi.
Periklanan (Advertising)Merupakan promosi yang dilakukan dalam
bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk,
brosur, billboard, Koran, majalah, TV, atau radio.
Promosi penjualan (Sales Promotion) Merupakan promosi yang
digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah
pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.
Publisitas (Publicity) Merupakan promosi yang dilakukan untuk
meningkatkan citra bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya
melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal sosial atau
olahraga.
Penjualan Pribadi (Personal Selling) Merupakan promosi yang
dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani serta ikut
mempengaruhi nasabah.13
Pemasaran adalah salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
peningkatan kepercayaan konsumen. Salah satu aspek ini memang perlu
diperhatikan untuk meningkatkan minat dan konsumen. Pemasaran dalam
bank syariah bukan hal yang bisa dianggap sepele. Dan para pengelola bank
juga tidak tinggal diam. Tentu sudah banyak hal yang dilakukan untuk
mendobrak kinerja pemasaran sebuah bank syariah.
13

Jakfar Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, cet. II, (Jakarta, Kencana, 2004), hal. 213 - 215

27

Bermacam-macam program dengan berbagai nama tentu juga sudah
dilakukan oleh bank syariah. Pemasaran umumnya langsung pada takaran
produk tertentu yang dimiliki oleh bank syariah. Berbeda-beda. Misalnya
sebuah bank ada yang mempunyai layanan kredit perumahan syariah, deposito
syariah dan lain sebagainya. Produk-produk atau layanan bank syariah di
Indonesia umumnya telah dilaksanakan melalui berbagai program atau media.
Mulai dari pamflet, iklan, buletin gratis hingga mengikuti pameran-pameran
mengenai perbankan syariah. Intinya, program-program atau strategi
pemasaran dilakukan langsung pada sebuah aktivitas untuk menawarkan
produk yang spesifik dari sebuah bank.

F. Murabahah dan Dasar Hukumnya
1. Murabahah
Akad murabahah adalah akad pembiayaan dengan prinsip jual beli
dengan menyertakan harga pokok dan keuntungan (margin) yang di sepakati.
Dengan demikian masyarakat akan merasa tenang karena selama masa
pembiayaan besar angsuran tidak berubah (fixed) meskipun kondisi ekonomi
tidak menentu.
Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tembahan keuntungan yang disepakati. Dalam istilah teknis perbankan
syari’ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati
antara Bank Syariah dengan nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan
28

untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan
nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank
(harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan.
Bila dilihat sekilas, terdapat persamaan jual beli murabahah dengan
pembiayaan konsumtif. Persamaannya antara lain, pembiayaan yang diberikan
adalah barang (motor, mobil, dan lain-lain.) bukan uang, dan pembayarannya
secara cicilan. Namun, jika diperhatikan lebih dalam sesuai dengan fatwa
DSN MUI, karakteristiknya berbeda. Terdapat beberapa perbedaan utama
antara jual beli murabahah dengan pembiayaan konsumen.
Perbedaan pertama, harga jual pembiayaan konsumen biasanya
memakai

tingkat

bunga

yang

tergantung

situasi

pasar,

sedangkan

margin/tingkat keuntungan murabahah (bila sudah terjadi ijab kabul) bersifat
tetap, sehingga harga jual tidak boleh berubah. Jadi, sejak awal perjanjian
sampai dengan masa pelunasan, bank syariah tidak diperbolehkankan
mengubah harga yang telah diperjanjikan/ diakadkan. Pada lembaga keuangan
konvensional, dimungkinkan membuat sebuah klausul untuk meningkatkan
bunga seperti karena akibat ketergantungan pada situasi pasar, krisis BBM,
dan krisis nilai tukar. Keunggulan dari sebuah produk jual beli murabahah
adalah memberikan kepastian dan kenyamanan kepada nasabah terhadap
angsuran pembiayaan.
Perbedaan kedua, akad murabahah adalah akad jual beli, sehingga
diwajibkan adanya suatu barang yang diperjualbelikan. Barang yang
29

diperjualbelikan tersebut berupa harta yang jelas harganya, seperti mobil atau
motor. Sedangkan akad pembiayaan konsumen adalah akad pinjam
meminjam. Dalam hal ini belum tentu ada barangnya. Pada pembiayaan
konsumen, nasabah diberi uang yang akan dipergunakan untuk membeli
barang

yang

dibutuhkan.

Dalam

praktiknya,

sering

kali

terjadi

penyalahgunaan pemakaian.
Perbedaan ketiga, dalam hal utang nasabah. Dalam jual beli
murabahah, utang nasabah adalah sebesar harga jual. Harga jual adalah harga
perolehan/pembelian barang ditambah keuntungan yang disepakati. Apabila
nasabah mengangsur utangnya, utang nasabah itu akan berkurang sebesar
pembayaran angsuran yang dilakukan, jadi tidak membedakan lagi unsur
pokok dan keuntungan. Sedangkan pada pembiayaan konsumen, utang
nasabah adalah sebesar pokok kredit ditambah dengan bunga. Bila dibayar
secara angsuran, utang nasabah akan berkurang sebesar pembayaran angsuran
pokok kredit dan pembayaran bunga. Jadi, dalam pembiayaan konsumen
dikenal adanya utang pokok dan hutang bunga.
2. Dasar Hukum
a. QS. Al-Baqarah [2] : 275
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
b. Hadits Riwayat Ibn Majah
Dari Suhaib al-Rumi r.a, bahwa Rasulullah Saw, bersabda : “Tiga hal
yang didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh,
30

muqaradhan (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah, bukan untuk dijual” (HR. Ibn Majah)
Apabila kita sebagai nasabah suatu bank syariah ingin mengajukan
pembiayaan murabahah untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang atau
aset kepada bank syariah.
2. Jika bank syariah menerima permohonan tersebut, bank harus membeli
terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. Bank
membeli barang keperluan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini
harus sah dan bebas riba. Dalam hal ini bank harus memberitahu secara jujur
harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
Dimungkinkan bagi bank memberikan kuasa pembelian barang kepada
nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkannya. Jika demikian, akad jual
beli (murabahah) harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik
bank.
3. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan
harga jual sebesar harga beli plus margin/keuntungannya. Nasabah harus
membelinya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya, karena secara
hukum perjanjian tersebut mengikat. Kemudian, kedua belah pihak harus
membuat kontrak jual beli.
4. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad/perjanjian
31

tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
5. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka
waktu tertentu yang telah disepakati.
Dalam jual beli tersebut bank dibolehkan meminta nasabah untuk
menyediakan jaminan dan atau membayar uang muka saat menandatangani
kesepakatan awal pemesanan. Hal ini untuk menghindari cedera janji dari
nasabah. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil
bank harus dibayar dari uang muka tersebut. Apabila nilai uang muka kurang dari
kerugian yang harus ditanggung oleh bank,