Preferensi nasabah terhadap kredit pemilikan rumah (KPR) syariah ; studi pada Bank BTN Syariah cabang Bogor

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)

Oleh:

WASILATUL ALIAH NIM : 206046103894

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutan Gelar Akademik.

Jakarta, 17 September 2010


(3)

Muammalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Jakarta, 2010, xvi + 93 + 9 lampiran.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah mengetahui apakah ada hubungan positif antara preferensi nasabah terhadap pelayanan ataupun sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak bank. Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam mengambil keputusan dalam memilih KPR Syariah di Bank BTN Syariah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang diambil melalui dua tehnik pengumpulan data, yaitu studi lapangan dengan penyebaran quisioner, wawancara, dan studi kepustakaan. Sedangkan analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis deskriptif dan analisis kualitatif.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan rumus Product Moment, maka dapat dilahat dari hasil perhitungan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya ada hubungan yang signifikan antara preferensi nasabah dengan pelayanan dan sistem operasional yang diberikan oleh KPR Syariah. Artinya semakin bagus pelayanan dan sistem operasional yang diberikan oleh KPR Syariah maka akan semakin tinggi pula tingkat preferensi nasabah terhadap KPR Syariah

Kata Kunci : Preferensi, Nasabah, KPR Syariah, Bank BTN Syariah. Pembimbing : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A


(4)

Subhanallah walhamdu lillah wa Laailaaha illallah wallahu Akbar. Puji dan syukur ke hadirat Ilahi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya hingga akhir zaman.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi yang berjudul "PREFERENSI NASABAH TERHADAP KPR SYARIAH (STUDI

PADA BANK BTN SYARIAH CABANG BOGOR)"ini bukan semata-mata

hasil usaha penulis sendiri, tetapi juga karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H.,M.A.,M.M, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr Euis Amalia, M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Ah. Azharudin Latief, M.Ag.M.H, Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

5. Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A, dosen pembimbing skripsi penulis, terima kasih atas dukungan, doa, waktu, dan motivasi bapak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Terima kasih kepada Direksi dan Staf Bank BTN Syariah Cabang Bogor yang telah banyak membantu dan meluangkan memberikan informasi dan data dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, terutama kepada bapak Zuhri.S.I,P. dan Kak Farhan, terima kasih atas kemudahan, arahan, dan bantuannya kepada penulis dalam memperoleh data-data kepustakaan dalam penulisan skripsi ini.

8. Staf Kordinator Teknis Program Non Reguler, Kak Syafii S.E.I dan kak Vida S. Ag, terima kasih atas semua informasi yang diberikan selama

penulisan skripsi ini berlangsung.

9. Orang tuaku tercinta. Ayahandaku H. Ahmad Maher dan Ibundaku Hj. Sri Nurleli, terimakasih karena engkau aku bisa menjadi seperti sekarang, makasih atas support dan doa yang tulus kepada penulis. Untuk ke empat kakakku (Kak Yun, Yu Dida, Yu Melli dan Kak Wiwit), adikku tercinta yang saat ini sangat penulis rindukan (alm Muhammad Fathoni) serta kakak iparku dan ponakanku (Kak Ifa dan Naura) terima kasih atas curahan cinta dan kasih sayangnya, yang tiada henti mendoakan, menyemangati baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk Haris Sunandar terimakasih karena doa dan semangat dari kamu penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Makasih tuk semuanya.

11. Untuk Kel besar PT Christalenta Pratama, terimakasih atas doa, bantuan dan pengertiannya selama ini.


(6)

saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk dukungannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Semoga semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini mendapat pahala yang melimpah dari Allah swt dan menjadi amal jariah bagi mereka. Amien.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca. Amin Ya Rabbal’alamin.

Jakarta, 17 September 2010


(7)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ………... vi

DAFTAR ISI ……….……….... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. xii

DAFTAR TABEL ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 6

D. Review Studi Terdahulu ………. 7

E. Kerangka Teori ……….... 11

F. Pengajuan Hipotesis ………. 12

G. Metode Penelitian ………...……….. 14


(8)

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah ………... 33

BAB III PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR A. Sejarah Berdirinya KPR Syariah ……….….... 38 B. Visi dan Misi ………..….. 39 C. Struktur Organisasi Mekanisme dalam Operasional KPR Syariah .…... 41 D. Produk KPR Syariah ………... 42 E. Perkembangan KPR Syariah ………... 49 F. Prospek KPR Syariah ……….. 51

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Profil Nasabah KPR Syariah ……….………... 52 B. Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah ……….. 61 C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Memilih KPR

Syariah ……….. 66 D. Pengujian Hipotesis ……….………. 84 E. Analisis Data ………... 87


(9)

DAFTAR PUSTAKA ……… 93 LAMPIRAN ……… 95


(10)

Lampiran 1 Pertanyaan-Pertanyaan Quisioner ……… 95 Lampiran 2 Hasil Jawaban Nasabah yang Sudah Di Masukan Ke Dalam SPSS 97 Lampiran 3 Perhitungan Nilai X, Y, X², Y², dan Nilai X.Y ……… 98 Lampiran 4 Surat Keterangan Dari Pihak Bank Bahwa Penulis Sudah Melakukan

Observasi Langsung Ke Bank BTN Syariah ……… 99 Lampiran 5 Data Hasil Wawancara Oleh Salah Satu Staf Marketing Bank BTN

Syariah ...……….. 100 Lampiran 6 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ……… 104 Lampiran 7 Tabel t ………. ……… 105 Lampiran 8 Syarat Pembiayaan KPR BTN iB Pada Bank BTN Syariah Cabang

Bogor ...……. 106 Lampiran 9 Lembar Formulir Pembiayaan KPR Syariah Pada Bank BTN Syariah


(11)

DAFTAR TABEL Produk-Prodek KPR Syariah

1. Tabel Pendanaan (Funding)

Tabel 3.1 Tabel Nisbah Program BPO (Bantuan Pengembangan Operasional)/BPPT

(Pengembangan Perguruan Tinggi) ……….. 43

Tabel 3.2 Tabel Nisbah Tabungan Investa Batara iB ……… 44

Tabel 3.3 Tabel Nisbah Tabungan Baitullah Batara iB ………. 44

Tabel 3.4 Tabel Nisbah Deposito Batara iB ……….. 45

2. Tabel Pembiayaan (Financing) Tabel 3.5 Tabel Biaya Administrasi Kadar Emas ……….. 48

A. Profil Nasabah KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor Tabel 4.1 Data Nasabah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 53


(12)

Tabel 4.4 Data Nasabah Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.5 Data Nasabah Berdasarkan Status Pernikahan ... 58

Tabel 4.6 Data Nasabah Berdasarkan Profesi Pekerjaan ... 59

Tabel 4.7 Data Nasabah Berdasarkan Penghasilan Perbulan ………... 60

B. Preferensi dan Perilaku Nasabah Terhadap KPR Syariah Tabel 4.8 Data Berdasarkan Pengetahuan Nasabah Tentang KPR Syariah ... 62

Tabel 4.9 Data Berdasarkan Pengertian KPR Syariah Menurut Nasabah ... 63

Tabel 4.10 Data Nasabah Berdasarkan Seberapa Sering Nasabah Mendengar Tentang KPR Syariah ... 64

Tabel 4.11 Data Berdasarkan Sumber Informasi yang Didapatkan Oleh Nasabah Tentang KPR Syariah ... 65

C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Memilih KPR Syariah Tabel 4.12 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memilih KPR Syariah ... 67


(13)

Tabel 4.15 Preferensi Nasabah Terhadap Sarana dan Prasarana yang Terdapat Di Bank BTN Syariah ……… ... 71 Tabel 4.16 Preferensi Nasabah Terhadap Pelayanan yang Di Berikan Oleh Bank

BTN Syariah ……… .. 72 Tabel 4.17 Pendapat Nasabah Mengenai Apakah Mekanisme Di Bank BTN Syariah

Sudah Sesuai Dengan Prinsip Syariah ……… ... 73 Tabel 4.18 Pendapat Nasabah Mengenai Margin/Keuntungan yang Di Terapkan Di

KPR Syariah ……… ... 74 Tabel 4.19 Pendapat Nasabah Mengenai Kedudukan KPR Syariah Dengan Lembaga

Lainnya/Konvensional ………. ... 75 Tabel 4.20 Pendapat Nasabah Mengenai Prospek KPR Syariah Pada Masa yang

Akan Datang ……… .. 76 Tabel 4.21 Pendapat Nasabah Mengenai Kelebihan Dari KPR Syariah ………… .. 77 Tabel 4.22 Pendapat Nasabah Mengenai Kelemahan Dari KPR Syariah ……….. .. 79 Tabel 4.23 Pendapat Nasabah Mengenai Apakah Nasabah Akan Menggunakan KPR


(14)

Tabel 4.25 Pendapat Nasabah Apakah Nasabah Menggunakan KPR Lain Selain KPR Syariah ……… 83


(15)

Skripsi yang berjudul Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah (Studi Pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 24 September 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof.Dr.H.M.Amin Suma, SH,MA,MM (...) NIP. 195505051982031012

Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag (...) NIP. 196404121994031004

Pembimbing : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A (...) NIP. 195811281994031001

Penguji I : Dedy Nursyamsi,SH,M.Hum (...) NIP. 196111011993031002

Penguji II : Drs.Abu Thamrin,SH,M.Hum (...)


(16)

TAHUN ANGGARAN 2008 

 

SURAT PERNYATAAN 

1. No. Registrasi : 050104002741807122‐05  2. Nama Lengkap : MELLI HAYATI 

3. Tempat, Tanggal Lahir : JAKARTA, 23 Februari 1985  4. Jenis Kelamin : Perempuan 

5. Tingkat/Kualifikasi Tingkat Pendidikan : S1/Ekonomi Akuntansi  6. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) : 3.06 

7. No Ijazah/Tanggal : 3694/S1/STIEP/2006/14 Juli 2006  8. namaPerguruan Tinggi : STIE PERBANAS 

9. Pilihan Unit Kerja : 1) Ditjen Perimbangan Keuangan 

     2) Badan Pendidikan dan Pelatiha Keuangan  10. Tempat Daftar Ulang dan Ujian : Jakarta 

11. KTP Nomer : 09.5205.630285.5514 berlaku s/d 23 February 2012  Demikian surat pernyataan ini saya sampaikan dengan sebenar‐benarnya. 

      Jakarta, 05 Juli 2008 

      Pelamar 

   


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, Perbankan Syariah sudah tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini disebabkan kinerja dan kontribusi Perbankan Syariah terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi melanda Indonesia, ketika perbankan konvensional banyak yang terpuruk, perbankan syariah relatif dapat bertahan bahkan menunjukkan perkembangan, data menunjukkan bahwa pada akhir 1996, jumlah keseluruhan kantor pusat, kantor cabang, kantor capem, maupun kantor kas, yaitu 41 kantor. Bulan januari 2003, jumlahnya telah menjadi 116 kantor.1

Sejalan dengan semakin berkembangnya kegiatan pembangunan di Indonesia dan dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat (kurang lebih 225 juta jiwa pada tahun 2008)2, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya melalui pembangunan di berbagai sektor, salah satu sektor yang terpenting adalah masalah mengenai perumahan. Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat namun lahan yang tersedia semakin

1

Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan,(Jakarta, Senayan Abadi Publishing, 2003), h. 3-4

2


(18)

terbatas dapat mengakibatkan tingginya harga tanah dan rumah, hal ini dapat menjadikan beban bagi mereka yang membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal.

Dalam hal ini bank memegang peranan penting dalam memperlancar proses pembangunan dan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan perumahan, selain itu bank juga melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

Dunia perbankan sudah cukup lama berkembang di Indonesia, akan tetapi sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Ketika banyaknya bank-bank konvensional yang berbasis bunga mengalami depresi hebat dan bahkan tidak sedikit bank konvensional tutup akibat dilikuiditasi hingga mencapai 55 bank pada bulan juli 1997 sampai dengan 13 maret 1999,3 karena disebabkan krisis ekonomi tersebut, sehingga akan berdampak pada lambannya proses pemulihan ekonomi di Indonesia dan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional sempat menurun.

Pada saat tingkat suku bunga pinjaman dan terbatasnya kemampuan perbankan untuk menyalurkan dana kepada nasabah, hanya bank syariah di Indonesia yang tetap dan semakin memperkuat eksistensinya setelah terjadinya krisis moneter ini.

3

Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek, (Jakarta: Al Fabet, 1999), Edisi Pertama, Cet.Ke-1, h. Vii


(19)

Keadaan ekonomi yang belum pulih akibat krisis ekonomi hingga saat ini berdamapak pada tingkat kestabilan ekonomi yang lamban dan penurunan tingkat daya beli masyarakat terhadap barang-barang konsumsi terutama pada kebutuhan hajiat yang semakin hari semakin terjadi peningkatan harga. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan harus terus terpenuhi. Oleh karena itu bank syariah memberikan jasa layanan kepada nasabah melalui produknya demi untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui pinjaman dan pembiayaan.

Kebutuhan papan (Prasarana Tempat Tinggal) merupakan salah satu kebutuhan yang amat penting dan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional yang sudah lama menjadi program pemerintah untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat . Oleh karena itu pemerintah melalui perbankan merealisasikan pemberian kredit.

Selama ini penyediaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah satu kegiatan Bank Konvensional yang tidak lepas dari bunga. Dalam penyelenggaraan KPR ini terlibat unit-unit usaha lain, seperi Perseroan Terbatas (PT), yang menyediakan lokasi tanah pembangunan rumah. Hal yang ditetapkan dalam KPR antara lain harga jual kontan, uang muka, suku bunga, angsuran bulanan dan benda-benda lain yang harus dibayar oleh pembeli (debitur). Misalnya biaya penyambungan listrik, provisi bank, dan biaya notaris.4

4

Chuzaimah T Yanggo dan Haifiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer


(20)

Produk-produk bank syariah sangat bervariasi mencapai lebih dari 40 jenis produk dan jasa keuangan syariah dengan menggunakan akad yang bervariasi juga. Produk dan jasa tersebut meliputi produk dan jasa untuk pendanaan, pembiayaan, pembiayaan perdagangan, jasa perbankan, card services atau pelayanan kartu, treasury dan instrument pasar uang.

Produk dan jasa tersebut sangat mirip dengan produk dan jasa yang ditawarkan bank konvensional. Penanaman produk dan jasa syariah mengikuti nama konvensional produk dan jasa tersebut dengan menambahkan inisial I di belakangnya yang menunjukan bahwa produk atau jasa tersebut adalah produk atau jasa yang menggunakan prinsip syariah (Islamic), misalnya tabungan atau savings account diberi nama savings account-I, pembiayaan proyek atau project financing diberi nama project financing-i.5

Pada bank konvensional besarnya jumlah kredit yang diberikan akan menentukan keuntungan, namun pada bank syariah yang menentukan jumlah pendapatan bukan hanya jumlah pembiayaan yang diberikan, tetapi pada dasarnya adalah berapa cepat turn over pembiayaan tersebut dilakukan. Yang paling utama yaitu apabila bank syariah menyalurkan dananya dalam piutang yang timbul dari

5

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, (PT.RajaGrafindo Persada, 2001), h. 145-146


(21)

transaksi jual-beli seperti murabahah, salam, istishna dan juga transaksi sewa-menyewa (ijaroh).6

Alasan utama masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah adalah alasan keagamaan dan karena bank syariah menetapkan prinsip kemitraan melalui produk pembiayaan. Bagi masyarakat yang memanfaatkan produk dan jasa perbankan syariah, perilakunya dipengaruhi oleh pertimbangan aksebilitas bank, keamanan, dan pertimbangan keamanan, sebagaimana pertimbangan dalam memilih bank secara umum. Jenis produk perbankan syariah yang banyak digunakan adalah produk penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah, tabungan wadiah dan deposito

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa bank syariah dapat memiliki potensi pengembangan yang cukup besar dengan adanya kebutuhan masyarakat dan dukungan kebijakan yang kuat. Oleh karena, itu penulis menulis skripsi dengan judul “ PREFERENSI NASABAH TERHADAP KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SYARIAH (STUDI PADA BANK BTN SYARIAH CABANG BOGOR)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masih banyak permasalahan yang harus diuji kembali secara luas. Untuk itu penulis

6

Hasbi Ramli, Analisa Pembiayaan dan Income Statement pada Lembaga Keuangan Syariah


(22)

membatasinya hanya pada nasabah Bank BTN Syariah. Untuk memberikan batasan masalah tersebut, penulis perlu memberikan batasan definisi operasional yaitu:

1. “Preferensi” dalam skripsi ini dibatasi pada kecenderungan memilih bagi nasabah Bank BTN Syariah cabang Bogor terhadap KPR Syariah

2. “Nasabah” dalam skripsi ini dibatasi pada orang yang menggunakan jasa KPR Syariah pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor

3. KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dibatasi pada produk-produk KPR Syariah pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah skripsi sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam pengambilan keputusan untuk memilih KPR Syariah?

2. Bagaimana pengaruh preferensi nasabah terhadap KPR Syariah?

3. Bagaimana hubungan antara pelayanan, dan sistem operasional Bank BTN Syariah dengan preferensi nasabah terhadap KPR Syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan batasan dan latar belakang masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam pengambilan keputusan untuk memilih KPR syariah


(23)

2. Untuk mengetahui pengaruh preferensi nasabah terhadap KPR Syariah

3. Untuk mengetahui hubungan antara pelayanan, dan system operasional Bank BTN Syariah dengan preferensi nasabah terhadap KPR Syariah

Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi objek penelitian (Bank BTN Syariah):

Agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Bank BTN Syariah mengenai saran-saran dan temuan-temuan terutama yang berkaitan dengan aktivitas pemberian Kredit Pemilikan Rumah yang berguna untuk pengembangan Bank BTN Syariah pada masa yang akan datang.

2. Bagi Pembaca:

Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam menentukan lembaga keuangan bank yang sesuai dengan prinsip Syariat Islam.

3. Bagi Dunia Pustaka:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan .

D. Review Studi Terdahulu

1. Dian Lestari, Analisa Pembiayaan KPR BTN Syariah (Studi kasus: Bank BTN kantor cabang Jakarta-Harmoni Syariah), Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004


(24)

Skripsi ini disusun oleh Dian Lestari. Skripsi ini membahas tentang mekanisme penentuan margin dan perlakuan akuntansi pada pembiayaan KPR BTN Syariah dan menganalisis dengan persentasi (pendekatan base lending rate), selama komponen dan data-data perhitungan yang dipergunakan dan proses untuk menghasilkan persentasi tersebut tidak mengandung unsur riba dan sesuai syariah maka penetapan margin dengan persentasi ini tidaklah salah, dan perlakuan akuntansi pembiayaan KPR BTN Syariah mengacu pada akuntansi syariah PAP SI dan PSAK no 59.

2. Muhammad Khusnul Hakim, Respon Masyarakat Terhadap Produk KPR Dengan Sistem Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2005

Skripsi ini disusun oleh Muhammad Khusnul Hakim, ini membahas tentang respon masyarakat tanggerang terhadap produk pembiayaan KPR Syariah. Mulai dari responden ibu RT, responden bisnis, dan responden pegawai swasta. Hasil dari responden ini adalah bahwa nasabah potensial dari bank syariah adalah masa kota yang tinggal dikomplek dan wilayah bisnis.

Skripsi ini menggunakan analisis data Chi-Square (x2) terhadap 3 variabel (x) yaitu: status pernikahan, besarnya jumlah pengeluaran, rata-rata perbulan dan kepemilikan rumah dengan rekening KPR / Non KPR. Respon masyarakat terhadap KPR dengan system syariah (y). dan hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga variable adalah:


(25)

b. Pengaruh pengeluaran perbulan

c. Pengaruh kepemilikan perbulan dengan rekening KPR/Non KPR tidak mempengaruhi respon masyarakat dalam mengambil KPR Syariah.

3. Mahfuddin, Kesesuaian Aplikasi Jual-Beli Murabahah dalam Pembiayaan KPR Syariah (studi kasus pada unit usaha syariah PT.Bank Permata TBK), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2003

Skripsi ini disusun oleh Mahfuddin, skripsi ini membahas tentang kesesuaian antara jual-beli murabahah dengan pembiayaan KPR Syariah dalam praktiknya di Permata Bank Syariah, dan membahas tentang bagaimana perbandingan antara pembiayaan berdasarkan akad murabahah pada Bank Syariah dengan system bunga tetap pada Bank Konvensional.

4. Nurul Hasana, Peraktek Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia Cabang Bogor), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2001

Tesis ini disusun oleh Nurul Hasana, tesis ini membahas tentang bagaimana bentuk perubahan atau perkembangan akad pembiayaan murabahah yang terjadi pada tataran praktek perbankan serta kesesuaiannya dengan prinsip syariah. Dimana dalam tesis ini menyebutkan bahwa ditinjau dari sudut pandang nilai-nilai Islam, teori akad pembiayaan murabhah baik dalam bentuk yang telah dijabarkan oleh para ulama klasik dan kontemporer maupun dalam bentuk


(26)

perundang-undangan atau keputusan atau fatwa, sudah sangat sesuai dengan nilai-nilai Islam. Metode yang digunakan oleh penulis yaitu menggunakan metode kuantitatif.

5. Sofyan Abas, Aplikasi Transaksi Murabahah Pada PT. Bank Muammalat Indonesia Kantor Cabang Ternate. Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarifhidayatullah Jakarta

Tesis ini disusun oleh Sofyan Abas, tesis ini membahas bagaimana konsep dan system aplikasi transaksi murabahah di Bank Muammalat Indonesia Tbk cabang Ternate. Penulis menjelaskan di dalam tesisnya bahwa dalam pelaksanaan transaksi pembiayaan murabahah di BMI Tbk cabang Ternate, pihak bank telah melakukan pengawasan secara preventif dan pengawasan secara represif. Pengawasan terhadap pembiayaan murabahah yang diberikan kepada nasabah yaitu melalui analisis yang mendalam terhadap prisip 5C yaitu: watak, modal, kemampuan dalam hal pelunasan pembiayaan, kondisi ekonomi dari usaha yang digunakan sebagai sumber pelunasan, dan terakhir adalah jaminan yang diberikan oleh calon nasabah untukmemberikan kepastian kepada pihak bank bahwa nasabah benar-benar akan melunasi pembiayaan murabahah tersebut. Metode yang digunakan penulis dalam menulis tesis ini yaitu metode kualitatif.

Namun dari semua skripsi atau tesis yang saya gunakan sebagai acuan pokok bahasannya masih terlalu umum sehingga penulis membatasi penulisan skripsi ini dengan pembahasan preferensi nasabah terhadap kredit pemilikan rumah (KPR) syariah.


(27)

E. Kerangka Teori

Dalam Kerangaka teori ini penulis membahas pengertian perumahan atau pemukiman atau tempat tinggal, apa yang dimaksud dengan KPR Syariah, dan akad-akad apa saja yang digunakan dalam mekanisme KPR Syariah.

UU RI No 4 tahun 1994 tentang perumahan dan pemukiman menyatakan pada bab 1 bahwa yang dimaksud rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan adalah tempat yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Sarana lingkungan merupakan fasilitas penunjang yang berfungsi sebagai penyelenggara dan mengembangkan kehidupan ekonomi.7

Yang dimaksud dengan KPR Syariah yaitu menurut Undang Undang Perpres mengenai fasilitas pembiayaan sekunder (secondary mortgage facilities), mendefinisikan KPR sebagai fasilitas pinjaman yang disediakan bank-bank untuk membiayai pembelian rumah yang siap huni yang sesuai dengan syariat Islam.8

Akad yang digunakan dalam mekanisme pemberian KPR Syariah yaitu akad Murabahah. Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang,

7

UUNo4tahun1994PerumahandanPemukiman://www.go.id/ditjen_mukim/peraturan/perumah

an dan pemukiman/4 1992a pdf

8


(28)

meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.9

F. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis tidak lain adalah jawaban sementara yang digunakan penulis dalam penelitian yang sebenarnya masih harus duji kebenarannya. Hipotesis bisa saja benar dan bisa juga salah. Ini akan diuji oleh penulis dengan seniri sehingga akan didapat suatu kesimpulan, apakah hipotesa dapat diterima atau ditolak. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (preferensi dan perilaku nasabah) dan variabel Y (pelayanan, system operasional) penulis menggunakan rumus Product Momen. Dalam pembahasan ini hipotesisnya adalah:

1. Ho = Tidak ada hubungan yang positif antara variabel X (preferensi nasabah), dan variabel Y (pelayanan, system operasional).

2. Ha = Ada hubungan yang positif antara variabel X (preferensi nasabah) dengan variabel Y (pelayanan, system operasional).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y, maka penulis menguji X dengan mnggunakan rumus product momen yaitu:

rxy =

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan: 9

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, (PT.RajaGrafindo Persada, 2001) hal:81-82.


(29)

rxy : Angka Korelasi ”r” product moment N : Jumlah responden

ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

ΣX : Nasabah

ΣY : Pelayanan, sistem operasional KPR Syariah Perhitungan sebagai berikut:

Langkah 1 : Perumusan hipotesa

Ho = Tidak ada hubungan positif antara variabel X (preferensi dan perilaku nasabah) dan variabel Y (pelayanan, sistm operasional)

Ha = Ada hubungan positif antara variabel X (preferensi dan perilaku nasabah) dengan variabel Y (pelayanan, system operasional) Langkah 2 : Menentukan tingkat signifikan dan nilai krisi (df). Dimana tingkat

signifikan α = 5% dan nilai kritis (df) = n – 2 yaitu untuk menentukan nilai r tabel.

Langkah 3 : Menghitung nilai r tabel = n – 2 pada tarif signifikan 5%.

Langkah 4 : Kesimpulan pengujian, apakah terdapat hubungan atau tidak antara kedua variabel tersebut.


(30)

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Untuk menunjang data tersebut penulis melakukan dengan pendekatan kuantitatif. Yaitu penelitian yang informasinya atau datanya diolah dengan data statistic. Didalam metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis10 dan korelasional antara kecendrungan memilih nasabah terhadap KPR Syariah, sedangkan deskriptif analisis yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus, penulis mengadakan penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang preferensi dan perilaku nasabah terhadap KPR Syariah.

2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini diklasifikasi menjadi dua kategori, yaitu: a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari nasabah berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam angket yang dipersiapkan sebelumnya melalui quisioner dengan nasabah pengguna KPR Syariah di BTN Syariah yang berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini.

10

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta, Vi Press 1984), cet ke 3, hal: 262.


(31)

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang dikeluarkan dan literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, kitab-kitab serta sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.

Untuk memperoleh data yang akurat, penulis mengumpulkan data. 3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis melakukan penelitian dengan mengkaji data-data yang diperoleh dari buku-buku yang memiliki kaitannya dengan penulisan skripsi ini. b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara meninjau langsung ke tempat objek penelitian, yaitu bank BTN Syariah dan meneliti nasabah KPR Syariah secara langsung.

Penulis lebih cederung menggunakan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, dan dilengkapi dengan penelitian kpustakaan.

4. Tehnik pengumpulan data agar mendapatkan data-data yang lengkap dan akurat, maka penulis mengumpulkan data dengan teknik sebagai berikut: a. Wawancara


(32)

Yaitu dengan mengadakan Tanya-jawab (wawancara) secara langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten dan mengetahui seputar data-data yang diperlukan sesuai dengan judul.

b. Pengamatan Langsung di Lapangan (Observasi)

Pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.

c. Angket

Yaitu penulis mengambil data atau informasi yang diinginkan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan berupa angket kepada responden dalam hal ini nasabah KPR BTN Syariah setiap pertanyaannya pada angket tersebut sudah disediakan jawaban untuk dipilih. Setiap jawaban mempunyai skor yang berbeda-beda dimana skor untuk a: 5, b : 4, c : 3, d : 2, e: 1

d. Studi Dokumenter

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Jadi yang dimaksud dengan studi documenter yaitu salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data histories.11

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diteliti yaitu bank BTN Syariah cabang Bogor

11


(33)

6. Populasi, dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhnya masyarakat yang menjadi nasabah KPR Syariah Cabang Bogor Yaitu nasabah yang aktif selama 6 bulan terakhir yaitu dari tahun 2004 – 2009 sebanyak 500 nasabah.

b. Sampel dan Cara Penarikannya

Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 50 nasabah Bank BTN Syariah Cabang Bogor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, artinya sampel ditentukan dengan cara mengambil subjek didasarkan atas tujuan tertentu yaitu menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek penelitian. Banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari populasi 500 nasabah yaitu sebanyak 50 nasabah. Hal ini berdasarkan pada buku karangan Suharsimi Arikunto bahwa apabila subjek kurang dari 100 nasabah, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya, jika jumlah subjeknya lebih dari 100 nasabah, maka dapat diambil antara 10%-15% dan 20%-25%12.

12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT Renika Cipta, 2002), cet ke 13, h. 112


(34)

7. Penentuan Variabel

Variabel yang digunakan adalah variabel X dan variabel Y.dimana variabel X adalah preferensi nasabah, dan variabel Y adalah pelayanan dan system operasional KPR Syariah .

8. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah, diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan sub bahan permasalahan yang telah dibuat berdasarkan analisis variabel serta dianalisis untuk mengungkapkan pokok masalah yang telah diteliti sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan. Dari hasil penelitian dibuat table frekuensi relatif untuk setiap kategori dengan langsung dibuat persentase, sehingga akan langsung diketahui jumlahnya (sesuai proporsi jawaban dan jumlah sampel) dengan rumus13:

P = N F

X 100%

Dimana: P : Persentase

N : Number of Case ( Banyaknya Sampel) F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah merujuk pada pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah 2009.

13


(35)

H. Sistematika Penulisan

Sesuai dengan judul skripsi maka penulis akan menguraikan sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, pengajuan hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti seperti preferensi nasabah, KPR Syariah.

BAB III : PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR Di dalam bab ini akan diuraikan antara lain mengenai sejarah berdirinya KPR Syariah, visi dan misi, struktur organisasi, mekanisme dalam operasional KPR Syariah dan produk KPR Syariah.


(36)

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang didapat dari hasil pengamatan dan akan melakukan pembahasan dari hasil pengamatan yang sudah ada.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang berupa hasil rangkuman dari hasil analisis dan pembahasan penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan pada perusahaan yang berhubungan dengan objek dan tujuan penelitian serta analisis yang telah dilakukan.


(37)

BAB II

PREFERENSI NASABAH DAN KPR SYARIAH

A. Preferensi Nasabah

Preferensi digambarkan sebagai sikap konsumen terhadap produk dan jasa sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, perasaan emosional dan kecenderungan bertindak melalui objek atau ide. Demikian Kotler. Sementara Schiffman dan Kanuk menyatakan sikap adalah ekspresi perasaan (Inner Feeling) yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek.14 Dalam konsep perilaku konsumen, persepsi dari suatu objek yang sama dapat diartikan berbeda-beda karena pada dasarnya manusia memahami objek tersebut melalui perasaan dari penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan, dan rasa, akhirnya persepsi yang sudah mengendap dan melekat akan menjadi sebuah preferensi.

Preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki oleh konsumen. Konsep utamanya adalah menggunakan gambar secara geometrik. Konsep ini mengasumsikan bahwa seperangkat stimulasi yang diterima, seperti merek,

14 Philip Kotler, 

Manajemen Pemasaran, (Jakarta, Prehalindo : 2000) ed.10 h.154.   


(38)

produk, harga dan lainnya dapat disajikan dalam bentuk titik dalam suatu peta atau ruang multidimensi.15

Dengan demikian teori preferensi dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi atau menggunakan sebuah produk barang atau jasa dengan sumber daya terbatas, maka ia harus memilih alternative sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal.16

Jadi preferensi adalah proses seseorang dalam memilih suatu informasi yang lebih disukai. Preferensi konsumen dapat diartikan sebagai kesukaan, pilihan atau suatu yang lebih disukai oleh konsumen. Yang dalam hal ini adalah nasabah KPR Syariah.

B. KPR Syariah

1. Pengertian KPR Syariah

Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati.

15 Titis Shinta Dhewi, 

Analisis Penentuan Posisi Merek Mobil Jenis Cry Car Berdasarkan  Persepsi Dan Preferensi Konsumen Di Kota Malang, (Jakarta, Jurnal Ekonomi Dan Manajemen :  2005).  

 

16 Sri Hartoyo, 

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan Lembaga Penyedia Jasa  Terhadap Pembayaran Non Tunai, (Jakarta, Jurnal Ekonomi Bank Indonesia : 2006) 


(39)

Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%.17

Dalam mekanisme KPR Syariah tidak menggunakan sistem kredit yang biasa diterapkan oleh KPR Konvensional. Mekanisme yang digunakan oleh KPR Syariah biasa di kenal dengan system pembiayaan.

Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya (keuntungan yang ingin diperoleh).

Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang yang menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.18 Misalnya, si Fulan membeli unta 30 dinar, biaya-biaya yang dikeluarkan 5 dinar, maka ketika menawarkan untanya, ia mengatakan: “ Saya jual unta 50 dinar, saya mengambil keuntungan 15 dinar”.

17 Ibnu Abidin, Rad al‐Mukhtar ‘al Ardh al‐Mukhtar, VI, h. 19‐50; al‐Kurtubi, Bidayatul 

Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, II, h. 211.   

18 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, II, h. 293. 


(40)

Dalam daftar istilah Buku Himpunan Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah19 adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah paragraph 52 dijelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

2. Murabahah Menurut Hukum Islam

Murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan prinsip akad ini mendominasi pendapatan bank dari produk-produk yang ada di semua bank Islam. Dalam Islam, jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia yang diridhai oleh Allah SWT.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu ….” (QS An-Nisa [4]:29)


(41)

Dalam Islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan nilai-nilai moral, sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan kebajikan tidaklah bersifat Islami. Sebagai contoh, setiap perdagangan atau penjual harus menyatakan kepada pembeli bahwa barang atau benda tersebut layak dipakai dan tidak cacat, atau seandainya ada cacat maka itu pun harus diungkapkan dengan jelas.

Dalam hadits juga disebutkan :20

“Pembeli dan penjual berhak untuk membatalkan perjanjian mereka selama mereka tidak terpisah. Apabila mereka itu berbicara benar dan menjalankannya, maka transaksi itu akan diberkahi, tetapi bila mereka saling menyembunyikannya dan berdusta, maka berkah atas transaksi mereka itu akan pupus”(HR Bukhari).

نﺎ ْ ْ اﺪْ ْ ﻀ ْا ْ ﺮْ ﺎ ﺪ ْﻰ ْ ﺔ ﻮ أﺎ ﺪ

ْ ﺪْ ْ ْ إْ ْ ْ

ﺪ ْ أْ ﺔ ﺎ ر

لﺎ نﻮ ﺎ سﺎ اىأﺮ ﻰ ْاﻰ إ و ْ اﻰ ا جﺮ أ

اﻮ ﺎ ْ ﺎ رﺎ اﺮ ْ ﺎ

ﺎ انإلﺎ ْ إْ هرﺎ ْأوْ ﻬ ﺎ ْ أاﻮ رو و ْ اﻰ الﻮ ﺮ

ْ ﺎ إارﺎ ﺔ ﺎ ْامْﻮ نﻮ ْ ر

ﺪ اﺬهﻰ ﻮ ألﺎ ﺪ وﺮ و اﻰ ا

ﺾْأﺔ ﺎ ر ْ اﺪْ ْ ْ إلﺎ و

20 Mohammad Rifai, dkk, 

Terjemahan Khulashah Kifayatul Akhyar, ( Semarang: CV. Toha  Putra Semarang, 1978), hal: 192. 


(42)

Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Khalaf telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadhdhal dari Abdullah bin Utsman bin Khutsaim dari Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah dari ayahnya dari kakeknya bahwa ia pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuju tempat shalat, lalu beliau melihat orang-orang melakukan transaksi jual beli, beliau pun bersabda: "Wahai para pedagang." Lalu mereka menyambut seruan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengangkat leher dan pandangan mereka kepada beliau, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai orang-orang yang berdosa kecuali yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik serta jujur." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah dipanggil juga dengan Isma'il bin Ubaidullah bin Rifa'ah. (HR Imam At-Tirmidzi).

Kemudian dari Abi Sa’id diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:

دﺎ هﺎ ﺪ

ﺪ أْ ْاْ ةﺰْ أْ نﺎ ْ ْ ﺔ ﺎ ﺪ

ﺪ او ا ﺄْاقوﺪ اﺮ ﺎ الﺎ و ْ اﻰ اْ

ءاﺪﻬ او

اﺬهﻰ ﻮ ألﺎ

ْ اةﺰْ ﻮ أوةﺰْ أْ يرْﻮ ا ﺪ ْ ْ ﻮْااﺬهْ ﺎ إ ﺮْ ﺎ ﺪ

ﺪْ

رﺎ ْا ْ اﺪْ ﺎ ﺮ ْ أﺮْ ْ ﺪْﻮ ﺎ ﺪ ﱞيﺮْ ْ ﻮهوﺮ ﺎ ْ ا

أْ يرْﻮ انﺎ ْ ْ ك

ﻮْ دﺎ ْ ﺈْااﺬﻬ ةﺰْ

“Pedagang yang jujur lagi terpercaya, kelak akan bersama-sama para Nabi dan orang-orang yang jujur, serta pada syuhada” (HR Imam At-Tirmidzi).


(43)

  “Tiga tempo pe dan ketig bukan un Dala yang terc “Ses baihaqi d dibeli, da tidak sah

21 Wir

a hal yang embayaran (m

ga mencam ntuk diperjua am jual beli j cantum dalam

sungguhnya dan Ibnu M an pembeli m

dan harus d

roso, Jual Beli M

di dalamny murabahah), mpurkan tepu albelikan”. juga sangat m hadits:

jual beli itu Majah). Apab

menyatakan diterima deng

Murabahah, (Y

ya terdapat k , kedua muq ung dengan

diharapkan

u harus dilaku bila pembel

batal sebelu gan lapang d

Yogyakarta, UII

keberkahan, qaradhah (na n gandum u

adanya unsu

ukan secara li tidak men um akad diij dada oleh ma

I Press : 2005),

pertama m ama lain dari untuk kepen

ur suka sam

suka sama s nyukai baran jabkan, mak asing-masing , h. 13‐15  menjual deng i mudharaba ntingan rum

a suka, sepe gan

ah) mah

erti

suka” (HR A ng yang ak ka jual beli

g pihak.21 Al-kan


(44)

3. Landasan Hukum Murabahah

Jual beli hukumnya jaiz (boleh) berdasarkan dalil dari Al-Quran, sunnah dan ijma’. Seluruh kaum muslimin sepakat atas diperbolehkannya jual beli. Hukum asal jual beli adalah boleh. Imam Syafi’I berkata: “ asal jual beli semuanya boleh apabila dengan ridho kedua belah pihak, yaitu perkara yang boleh ketika keduanya saling berjual beli, kecuali yang telah dilarang oleh Rasulullah SAW. Apa-apa yang termasuk dalam arti dilarang oleh Rasulullah SAW maka ia haram dengan izin beliau dan masuk ke dalam perkara yang beliau larang. Dan apa-apa yang terpisah dari itu maka kami memperbolehkannya dengan dalil diperbolehkannya jual beli, yang kami jelaskan dalam kitab Allah.22

Murabahah adalah salah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariyah (interaksi bisnis).23 Adapun dasar hukum kebolehan juak beli murabahah adalah sebagai berikut:

22 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Ibid,  hal. 16. 

 

23 Abd al‐Hamid Mahmud al‐Ba’li, al‐Istitsmar wa al‐Riqabah al‐Syar’iyyah, (al‐Qahirah: 

Maktabah Wahbah, 1991), h. 102‐109.   


(45)

Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275:

☺⌧

☺ ☺

Artinya:

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS Al-Baqarah[2]:275)

Disamping itu beberapa hadis nabi juga mendukung keabsahan murabahah, yaitu hadits riwayat Aisyah r,a. Bahwa ketika Rasulullah SAW ingin hijrah, Abu Bakar ra membeli dua ekor unta, kemudian Rasulullah SAW berkata “serahkan salah satunya untukku (dengan harga yang sepadan / tauliyah)? Abu Bakar menjawab “ya dia untukmu tanpa sesuatu apapun” Kemudian Rasulullah


(46)

mangatakan “Kalau tanpa harga jual (tsaman), maka tidak jadi saya ambil” (HR.Bukhari dan Ahmad).24

4. Rukun Jual Beli

Rukum jual beli menurut mazhab Hanafi adalah ijab dan qabul yang menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan saling memberi yang menempati kedudukan ijab dan qabul itu. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan pekerjaan yang menunjukkan keridhaan dengan adanya pertukaran dua harta milik, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Menurut jumhur ulama ada 4 rukun dalam jual beli, yaitu: orang yang menjual, orang yang membeli, sighat, dan barang atau sesuatu yang diakadkan. Keempat rukun ini mereka sepakati dalam setiap jenis akad. Rukun jual beli menurut jumhur ulama, selain mazhab Hanafi, ada 3 atau 4, yaitu: orang yang berakad (penjual dan pembeli), yang diakadkan (harga dan barang yang dihargai), sighat (ijab dan qabul).

5. Syarat Murabahah

Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain:25 1. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)

24 Abd al‐Hamid Mahmud al‐Ba’li, al‐Istitsmar wa al‐Riqabah al‐Syar’iyyah, (al‐Qahirah: 

Maktabah Wahbah, 1991),h. 3766   

 


(47)

Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Jika diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu.

2. Mengetahui besarnya keuntungan

Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli.

3. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung.

Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dalam system murabahah.

4. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama.

Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takarn yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan system murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena


(48)

murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan terhadap riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan.

5. Transaksi pertama haruslah sah secara syara’

Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.

6. Hal Yang Wajib Dijelaskan Dalam Murabahah26

Jual beli secara murabahah dan tauliyah adalah jual beli secara aman (kepercayaan) karena pembeli mempercayai perkataan penjual tentang harga pertama tanpa ada bukti dan sumpah, sehingga harus terhindar dari khianat dan prasangka buruk. Firman Allah SWT


(49)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul-rasul dan dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah (yang diberikan kepada) kamu padahal kamu mengetahui amanah tersebut”. (Al-Anfal [8]:27)

Dengan demikian, apabila barang yang berada di tangan penjual atau pembeli itu cacat, lalu ia hendak menjual secara murabahah maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Jika cacat yang ada pada barang terjadi atas kehendak manusia maka ia diperbolehkan menjualnya dengan harga utuh tanpa menjelaskan bagian yang cacat.

2. Zufar dan sebagian besar ulama mengatakan bahwa barang yang cacat tidak dapat dijual secara murabahah, kecuali jika si penjual menjelaskan cacat tersebut untuk mencegah adanya unsure khianat, karena maksud hati masing-masing orang itu berbeda-beda, dank arena cacat yang ada akan mengurangi nilai barang tersebut.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah


(50)

Seorang nasabah (konsumen) didalam memperoleh jasa atau barang, tidak hanya ingin memiliki barang atau jasa, tetapi ada factor-faktor yang mempengaruhi perilaku seorang nasabah (konsumen) yaitu:27

a. Pengaruh kebudayaan merupakan factor penentu yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang faktor ini dipengaruhi oleh kelompok, keagamaan, nasionalisme, ras, letak geografis.

b. Kelas sosial

Ada 4 hal yang mendasar timbulnya kelas sosial dimasyarakat yaitu: 1. Kekayaan

2. Kekuasan 3. Kehormatan

4. Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan c. Kelompok Referensi 28

Kelompok referensi bagi seseorang akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang kelompok yang memberikan pengaruh langsung terdiri dari dua yaitu primer dan skunder. Kelompok primer adalah kelompok yang didalamnya terjalin interaksi yang berkesinambungan dan cenderung bersifat informal. Contohnya keluarga,

27 Philip Kotler, 

Manajemen Pemasaran Di Indonesia : Analisa  Perencanaa Implementasi Dan  Pengendalian, (Jakarta, Salemba Empat : 2000), h.224. 

 

28 Philip Kotler, 

Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, (Jakarta,  Erlangga : 1996) ed.5 h.181. 


(51)

kawan, tetangga dan rekan kerja. Kelompok sekunder adalah kelompok yang didalamnya kurang terjalin interaksi yang berkeinambungan dan cenderung formal seperti: organisasi, keagamaan dan himpunan profesi.

d. Faktor Pribadi

Yang mempengaruhi faktor ini adalah: 1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang dibentuk oleh tahapan siklus keluarga . orang dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka menjalani hidupnya.

2. Pekerjaan

3. Ekonomi. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya. 4. Gaya hidup. Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi

dengan lingkungannya, juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social seseorang.

5. Kepribadian. Merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relative konsisten.

Selain faktor-faktor di atas perilaku-perilaku yang terbentuk dari seseorang dipengaruhi juga oleh persepsi. Persepsi menurut Willian J. Stanton adalah mana yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman lalu, stimulasi yang kita terima


(52)

melalui indra. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tertarik kepada sesuatu dan memilihnya setelah melewati sejumlah tahapan sebagaimana pada skema.29

Pengendalian

Pikiran

Ada sejumlah sumber informasi yang digunakan seseorang dalam mengakses informasi. Menurut Kotler dan Amstrong ada empat sumber informasi yang menentukan utuk mengadopsi produk yaitu30 pertama sumber pribadi yaitu meliputi keluarga, teman, tetengga dan kenalan. Kedua sumber komersial yaitu iklan. Ketiga sumber publik yaitu media masa, organisasi, penilai konsumen. Keempat sumber eksperimental diantaranya penggunaan, penanganan produk.

Masing-masing informasi tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda kepada seseorang dalam mengadopsi produk. Setelah mengenal seseorang mulai menimbang baik buruk, untung rugi dalam melakukan sesuatu atau memanfaatkan produk. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan melakukan informasi dan membandingkan sesuatu atau produk tersebut dengan yang lain. Keyakinan

29 TIM UIN Dan Bank Indonesia, 

Laporan Hasil Penelitian, Jakarta, 2003, h.48.   

30 Philip Kotler, 

Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan PengendalianIbid, ed.5  h.182. 

 

Mencoba


(53)

terhadap sesuatu mendorong seseorang untuk mencoba produk tersebut. Proses ini sangat penting karena menentukan seseorang menerima atau menolak produk itu. Dalam proses mencoba, biasanya seseorang merasakan langsung dampak dari apa yang ia coba. Dari situlah seseorang akan menetapkan keputusan untuk menerima atau menolak. Apabila ia merasakan keuntungan tentu ia akan menerima, sebaliknya apabila ia merasakan kecewa terhadap sesuatu maka ia akan menolaknya.31

Banyak orang yang menerima suatu produk dengan berbagai alasan. Mereka puas karena telah mendapatkan yang sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasaan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Harapan nasabah merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan terhadap yang akan diterimanya setelah memakai suatu produk barang atau jasa. Sedangkan kinerja yang disampaikan adalah persepsi nasabah terhadap yang diterimanya setelah ia memakai suatu barang atau jasa. Ada beberapa faktor dalam pemuasan pelanggan (nasabah) yaitu:32

1 Produk. Pelanggan atau nasabah akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan produk berkualitas.

31 Philip Kotler, 

Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, Op.cit  h.185. 

 

32 Rambat Lupyoadi, 

Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta, Salemba Empat : 2001) h.160.   


(54)

2. Pelayanan. Pelanggan atau nasabah akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik dan sesuai yang diharapkan.

BAB III

PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR A. Sejarah Berdirinya KPR Syariah

BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari Bank BTN (Persero), Tbk yang menjalankan bisnis dengan prinsip Syariah. BTN Syariah mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta, sampai dengan Desember 2009 telah dibuka 20 Kantor Cabang, 1 Kantor Cabang Pembantu Syariah, dengan 119 Kantor Layanan Syariah.33

Tujuan dari pendirian UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai prinsip Syariah dan memberi manfaat yang setara, seimbang dalam pemenuhan kepentingan nasabah dan Bank.

Sebagai bagian dari Bank BTN yang merupakan Bank BUMN BTN Syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro, Tabungan, dan Deposito, dan menyalurkan kembali ke sektor riil melalui berbagai produk pembiayaan KPR, Multiguna, Investasi dan Modal Kerja. Sesuai dengan motonya : "Maju dan Sejahtera Bersama" maka BTN Syariah mengutamakan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam penerapan imbal hasil antara Nasabah dan Bank.


(55)

KPR BTN iB adalah produk pembiayaan BTN Syariah yang ditujukan bagi perorangan, untuk pembelian rumah,ruko, apartemen, baik baru ataupun lama. Akad yang digunakan adalah akad Murabahah (jual beli), dimana nasabah bebas memilih lokasi obyek KPR sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan nasabah sendiri dari aspek lokasi maupun harga.

Keuntungan dan manfaat dari KPR BTN iB antara lain: Angsuran tetap sampai pembiayaan lunas, maksimal pembiayaan sampai dengan 80%, jangka waktu sampai dengan 15 Tahun, bebas menentukan lokasi, margin bersaing mulai 8,07%, persyaratan mudah dan fleksibel, tidak ada pinalti untuk pelunasan dipercepat dan tidak ada biaya provisi Selain KPR BTN IB, produk BTN Syariah yang mendukung pembiayaan untuk rumah adalah: KPR Indensya BTN iB untuk pembelian rumah berdasarkan pesanan. Swagriya BTN iB untuk kebutuhan renovasi ataupun pembangunan rumah anda.

B. Visi dan Misi

Visi dan Misi Bank BTN Syariah sejalan dengan Visi Bank BTN yang merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk meningkatkan pelayanan dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. BTN Syariah juga sebagai pelengkap dari bisnis perbankan di mana secara konvensional tidak dapat melayani.

1. Visi Bank BTN Syariah

“Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama” 2. Misi Bank BTN Syariah

a. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.

b. Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.

c. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah, sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value.


(56)

d. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap stakeholders serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.34

C. Struktur Organisasi Mekanisme Dalam Operasional KPR Syariah35

34 “Artikel diakses pada 8 mei 2010 dari http://www.BTN.Syariah.co.id  35 Artikel diakses pada 8 Mei 2010 dari http://www.BTN.Syariah.co.id 


(57)

D. Produk KPR Syariah 1. Pendanaan (Funding) a. Giro Batara iB

Sebagai sarana pendukung bisnis terpercaya, dengan menawarkan transaksi perbankan yang menguntungkan melalui Giro Batara iB. Simpanan dana Perorangan/Korporasi untuk memperlancar aktivitas bisnis dan penarikan dana dapat dilakukan dengan cek/bilyet giro atau sarana pemindah-bukuan lainnya. Menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi boleh memberikan bonus yang menguntungkan bagi nasabah.

b. Pendanaan Giro Investa Batara iB

Giro Investa Batara iB adalah Giro yang bersifat investasi atau berjangka dengan akad “Mudharabah” yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu dengan imbalan bagi hasil yang disepakati.

c. PROGRAM BPO (Bantuan Pengembangan Operasional)/BPPT (Bantuan Pengembangan Perguruan Tinggi)

Adalah suatu program yang diberikan kepada para nasabah lembaga pendidikan yang telah menjalin kerjasama dalam bidang pengelolaan dana dengan bank btn guna membantu meningkatkan kelancaran aktivitas bisnis para nasabah

Tabel 3.1


(58)

Jenis Sumber Dana Nasabah Bank Giro Investa Batara iB 19.50% 80.50%

d. Tabungan Batara iB

Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi dapat memberikan bonus yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah.

e. Tabungan Investa Batara iB

Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas simpanannya

Tabel 3.2


(59)

Jenis Sumber Dana Nasabah Bank Tabungan Investa Batara iB 38.00% 62.00%

f. Tabungan Baitullah Batara iB

Produk tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah untuk Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas simpanannya.

Tabel 3.3

Tabel Nisbah Tabungan Baitullah Batara iB

Jenis Sumber Dana Nasabah Bank

Tabungan Baitullah Batara iB 15.50% 84.50%


(60)

Produk penyimpanan dana dalam bentuk simpanan deposito dengan jangka waktu tertentu sesuai pilihan/keinginan nasabah dan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank memberikan bagi hasil yang bersaing bagi nasabah atas simpanan depositonya.

Tabel 3.4

Tabel Nisbah Deposito Batara iB

Jenis Sumber Dana Nasabah Bank

1 Bln Baru 50.00% 50.00%

3 Bln Baru 50.00% 50.00%

6 Bln Baru 51.00% 49.00%

12 Bln Baru 51.00% 49.00%

1 Bln Lama 42.00% 58.00%

3 Bln Lama 42.00% 58.00%

6 Bln Lama 1 67.50% 32.50%

6 Bln Lama 2 52.50% 47.50%

6 Bln Lama 3 44.00% 56.00%


(61)

12 Bln Lama 2 52.50% 47.50%

12 Bln Lama 3 44.00% 56.00%

24 Bln Lama 1 67.50% 32.50%

24 Bln Lama 2 47.50% 52.50%

24 Bln Lama 3 36.00% 64.00%

h. Tabungan iB

TabunganKu iB adalah produk tabungan perorangan dengan syarat yang mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Pembiayaan (Financing) a. Pembiayaan KPR BTN iB

Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan, rusun/apartemen bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli).


(62)

Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan, rusun/apartemen secara inden (atas dasar pesanan), bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad Istishna’(Jual Beli atas dasar pesanan), dengan pengembalian secara tangguh (cicilan bulanan) dalam jangka waktu tertentu.

c. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB

Produk pembiayaan dalam rangka pembelian kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor) bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli).36

d. Pembiayaan Modal Kerja BTN iB

Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal kerja nasabah lembaga/perusahaan dengan menggunakan prinsip akad Mudharabah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.


(63)

e. Pembiayaan Yasa Griya BTN iB

Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga dengan menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli) dan/atau Musyarakah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.

f. Pembiayaan Investasi BTN iB

Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga dengan menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli) dan/atau Musyarakah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.

g. Gadai BTN iB

Pembiayaan Gadai BTN iB adalah pinjamankepada nasabah berdasarkan Prinsip Qardh yang diberikan oleh Bank kepada nasabah berdasarkan

kesepakatan, yang disertakan dengan Surat Gadai sebagai penyerahan Marhun (Barang Jaminan) untuk jaminan pengembalian seluruh atau sebagian hutang nasabah kepada Bank.


(64)

Tabel 3.5

Tabel Biaya Administrasi Kadar Emas

Berat Gram Biaya Administrasi

< 100 gr Rp. 10.000,- 100 gr s.d 200 gr Rp. 12.500,- 200 gr s.d 300 gr Rp. 15.000,- > 300 gr Rp. 17.500,-

h. Swagriya BTN iB

Swagriya BTN iB adalah fasilitas pembiayaan berdasarkan akad Murabahah (jual beli), yang diperuntukan bagi pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh bank untuk membiayai pembangunan atau renovasi rumah, ruko, atau bangunan lain diatas tanah yang sudah dimiliki baik untuk dipakai sendiri maupun untuk disewakan.

E. Perkembangan KPR Syariah

Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sepanjang 2005 terus meningkat. Perbankan syariah maupun asuransi syariah pun berkembang cukup pesat. Demikian juga dengan sejumlah produk unggulannya. Selain tabungan, produk perbankan syariah yang banyak diminati masyarakat adalah kredit kepemilikanrumah syariah (KPRS).

”Dengan KPR Syariah, masyarakat yang mengambil kredit ini merasa lebih tenang. Sebab, pembiayaan KPR Syariah ini menggunakan skim murabahah (jual


(65)

beli) untuk rumah yang sudah jadi, cicilan KPR Syariah yang fixed rate (tetap),mampu memberikan ketenangan bagi masyarakat saat mengambil kredit, kendati suku bunga perbankan saat ini gonjang-ganjing.

Ismi mencontohkan, ketika krisis moneter melanda Indonesia paruh kedua tahun 1997 dan mencapai puncaknya pada 1998-1999, banyak orang kalang kabut karena cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan bank konvensional melonjak drastis. Kenaikannya mencapai lebih dari separuhnya. Tak pelak, cicilan KPR Rp 500 ribu sebulan, misalnya, bisa melejit menjadi Rp 800 ribu.

Kondisi ini, kata Ismi, makin menyulitkan masyarakat yang mengambil kredit KPR yang disalurkan bank-bank konvensional. Apalagi, besarnya cicilan tiap bulan akan berubah setiap saat begitu terjadi kenaikan suku bunga. ”Disinilah bedanya dengan KPR Syariah. Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan bank syariah itu sifatnya tetap selama masa kontrak. Misalnya, cicilan rumah Rp 1 juta sebulan, maka hingga habis masa kontrak besarnya angsuran tetap. Apa pun yang terjadi, besar cicilan tidak berubah,” tegasnya.

Hal yang sama juga pernah dilontarkan Direktur BTN Kodradi. Menurutnya, KPR Syariah memberikan nilai tambah berupa ketenangan bagi kreditur. ”Kalau saya pilih KPR Syariah, jelas karena fixed rate walaupun jangka waktunya hingga 15 tahun,” ungkapnya. Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Dharma Setiawan Bachir menyatakan hal senada.”KPR Syariah mampu menjadi solusi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan sistem yang dijalankannya, KPR Syariah jelas lebih menenangkan,” tutur Iwan sapaan akrabnya kepada Republika.37

Berdasarkan hasil wawancara dengan staff KPR Syariah Bank BTN Syariah dapat dketahui bahwa perkembangan KPR Syariah pada Bank BTN Syariah cabang Bogor mengalami perkembangan yang sangat bagus, ini dapat di lihat dari semakin banyaknya cabang Bank BTN Syariah di kawasan Bogor.

F. Prospek KPR Syariah

Prospek KPR Syariah berdasarkan kenyataan yang saya lihat saat ini KPR Syariah pada Bank BTN Syariah cabang Bogor, semakin hari jumlah nasabah semakin bertambah, ini menandakan bahwa peranan KPR Syariah telah di pandang baik oleh sebagian masyarakat, melihat kenyataan ini maka prospek Bagi KPR Syariah akan lebih maju apalagi kalau segi promosi atau perkenalan kepada calon nasabah atau masyarakat lebih di tingkatkan.38

37 “Republika” Artikel diakses pada 14 September 2010 dari http:// www. Republika.co.id  38  Wawancara Pribadi dengan Muhammad Denni. Bogor, 27 September 2010. 


(66)

(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Profil Nasabah KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor

Dalam sub bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan. Isinya ditekankan pada karakteristik responden yang menjadi nasabah KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor. Pembahasan diarahkan pada sisi demografi, ekonomi dan sosial. Sisi demografi meliputi agama, pendidikan, umur, jenis kelamin, status perkawinan. Sisi ekonomi meliputi jenis pekerjaan dan penghasilan perbulan, dan sisi sosial yaitu aksesibilitas. Berikut ini karakteristik responden yang didapatkan penulis dalam penelitian ini.


(68)

a. Data Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.1 Data Nasabah

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir39

N=50

Pendidikan Terakhi Frekuensi %

S1 34 68

S2 11 22

S3 1 2

D3 4 8

Jumlah 50 100

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan formal responden cukup bervariasi antara D3, S1, S2, samapai pada S3. Setengah dari responden berpendidikan terakhirnya sampai S1 yaitu sebanyak 34 responden (68%). Sebagian kecil responden yang pendidikan terakhirnya sampai D3 sebanyak 4 responden (8%). Nasabah yang pendidikan terakhirnya sampai S2 sebanyak 11 responden (22%), sedangkan sedikit sekali responden yang berpendidikan terakhirnya sampai S3 yaitu sebanyak 1 responden (2%).

39 

Data : Diolah dari data lapangan  


(69)

Dari sini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhinya seseorang menjadi nasabah KPR Syariah.

b. Data Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.2 Data Nasabah Berdasarkan Usia40

N = 50

Usia Frekuensi %

20-25th 2 4

26-30th 25 50

31-35th 11 22

36-40th 8 16

41-45th 4 8

Jumlah 50 100

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya dari responden berusia 26-30 tahun yaitu sebanyak 25 responden (50%). Sebagian kecil dari responden berusia 31-35 tahun yaitu sebanyak 11 responden (22%), berumur 36-40 tahun sebanyak 8 responden (16%), dan berumur 41-45 tahun

40 

Data : Diolah dari data lapangan  


(70)

sebanyak 4 responden (8%). Sedangkan sedikit sekali dari responden yang berusia 20-25 tahun sebanyak 2 responden (4%).

c. Data Responden Berdasarkan Agama Tabel 4.3 Data Nasabah

Berdasarkan Karakteristik Agama41

N = 50

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden pemeluk agama Islam sebanyak 48 responden (96%), Karakteristik responden khususnya nasabah muslim dari segi agama dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan agama yang cukup bagus. Hal ini dapat terbukti dengan hasil jawaban mereka mengenai pengetahuan tentang yang dimaksud dengan KPR Syariah dan tahu tentang KPR Syariah. Sedangkan sedikit sekali responden yang memeluk agama kristen yaitu sebanyak 2 responden (4%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa KPR Syariah

41 

Data : Diolah dari data lapangan  


(71)

tidak hanya untuk orang Islam saja, tetapi KPR Syariah diperuntukan pada semua golongan umat beragama. Karakteristik agama tidak menunjukan perbedaan yang nyata antara nasabah yang satu dengan lainnya. Walaupun lebih kecil jumlah nasabah pemeluk agama non muslim, tetapi itu menunjukan bahwa KPR Syariah mampu diterima oleh kalangan semua masyarakat dan terdapat potensi untuk mengembangkan KPR Syariah tersebut.

d. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4

Data Nasabah

Berdasarkan Jenis Kelamin42 N=50

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 42 84

Wanita 8 16

Total 50 100

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar yang menjadi nasabah KPR Syariah adalah laki-laki yaitu sebanyak 42 responden (84%),

42 

Data : Diolah dari data lapangan  


(72)

sedangkan sebagian kecil adalah wanita sebanyak 8 responden (16%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa pihak laki-laki lebih merespon dengan adanya KPR Syariah dibandingkan dengan wanita.

e. Data Responden Berdasarkan Status Perkawinan Tabel 4.5

Data Nasabah

Berdasarkan Status Pernikahan43 N = 50

Status Frekuensi %

Single 8 16

Nikah 41 82

Duda 1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh nasabah yang berstatus nikah yaitu sebanyak 41 responden (82%), sedangkan sebagian kecil dari nasabah yang berstatus single yaitu sebanyak 8 responden (16%), dan paling sedikit nasabah yang berstatus duda yaitu sebanyak 1 responden (2%). Dari sini dapat di simpulkan bahwa nasabah yang telah menikah lebih membutuhkan KPR Syariah dibandingkan nasabah yang belum menikah.

43 

Data : Diolah dari data lapangan  


(73)

f. Data Responden Berdasarkan Profesi Tabel 4.6 Data Nasabah

Berdasarkan Profesi Pekerjaan44 N =50

Pekerjaan Frekuensi %

Wiraswasta 10 20

Pegawai Negeri 6 12

Pegawai Swasta 34 68

Total 50 100

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya dari nasabah yang berprofesi sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 34 responden (68%), sedangkan nasabah yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 10 responden (20%) dan sedikit sekali nasabah yang beprofesi sebagai pegawai negeri yaitu masing-masing sebanyak 6 responden (12%). Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa yang menjadi nasabah KPR Syariah ini memiliki

44 

Data : Diolah dari data lapangan  


(74)

profesi yang beraneka ragam mulai dari penghasilannya sedang sampai pada pennghasilan yang sangat tinggi.

g. Data Nasabah Berdasarkan Penghasilan Perbulan Tabel 4.7

Data Nasabah

Berdasarkan Penghasilan Perbulan45 N = 50

Penghasilan Perbulan Frekuensi %

2-3jt 16 32

3-4jt 23 46

5-6jt 8 16

7-seterusnya 3 6

Total 50 100

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya 23 responden (46%) responden yang berpenghasilan 3-4 jt perbulan, nasabah yang berpenghasilan 2-3jt yaitu sebanyak 16 responden (32%),nasabah yang berpenghasilan 5-6 jt yaitu sebanyak 8 responden (16%) dan 3 responden (6%) berpenghasilan rata-rata ± 7jt. Dari data di atas dapat disimpulkan

45 

Data : Diolah dari data lapangan  


(75)

bahwa yang menjadi nasabah KPR Syariah adalah masyarakat (nasabah) menengah keatas.

B. Preferensi dan Perilaku Nasabah Terhadap KPR Syariah

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai preferensi nasabah terhadap KPR Syariah. Mengingat keberadaan KPR Syariah relatif baru, maka pembahasan dilakukan secara bertahap mulai dari tahu, tidak tahu pengertian dari KPR Syariah,pernah, tidak pernah mendengar KPR Syariah, kesan-kesan yang dari pelayanan KPR Syariah, pengetahuan, alasan menggunakan, kekurangan dan kelebihan dari KPR Syariah.

Tabel 4.8

Pengetahuan Nasabah Tentang KPR Syariah46 N = 50

Uraian Frekuensi %

Sangat Tahu 3 6

Tahu 42 84

Kurang Tahu 5 10

Total 50 100

46 

Data : Diolah dari data lapangan  


(76)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya dari nasabah yang mengetahui tentang KPR Syariah yaitu sebanyak 42 responden (84%), nasabah yang menjawab sangat tahu yaitu sebanyak 3 responden (6%), dan nasabah yang menjawab kurang mengetahui sebanyak 5 responden (10%). Dari data di atas dapat dimpulkan bahwa KPR Syariah sudah mulai diketahui, dikenal dan dipahami oleh masyarakat (nasabah).

Tabel 4.9

Pengertian KPR Syariah Menurut Nasabah47 N=50

Uraian Frekuensi %

KPR khusus orang Islam 2 4

KPR berlandaskan sistem Syariah

45 90

Lembaga yang prosedurnya mudah

3 6

Total 50 100

47 

Data : Diolah dari data lapangan  


(77)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruh reponden yang menjawab bahwa KPR Syariah adalah KPR yang berlandaskan sistem syariah yaitu sebanyak 45 responden (90%), nasabah yang menjawab KPR adalah lembaga yang prosedurnya mudah yaitu sebanyak 3 responden (6%), sedangkan yang menjawab KPR adalah KPR Khusus orang Islam sebanyak 2 responden (4%). Dari data di atas dapat kita buat kesimpulan bahwa para nasabah menganggap KPR Syariah adalah KPR yang berlandaskan sistem syariah.

Tabel 4.10

Seberapa Sering Nasabah Mendengar KPR Syariah48 N = 50

Uraian Frekuensi %

Sering sekali 6 12

Pernah 38 76

Tidak pernah 3 6

Lupa 3 6

Total 50 100

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa setengah dari nasabah yaitu sebanyak 38 responden (76%) menjawab pernah mendengar tentang

48 

Data : Diolah dari data lapangan  


(78)

KPR Syariah, bahkan 6 responden (12%) mengatakan sering sekali mendengar tentang KPR Syariah. Sedangkan hanya sedikit nasbah yang menjawab tidak pernah dan lupa, yaitu yang menjawab tidak pernah mendengar KPR Syariah yaitu sebanyak 3 responden (6%), dan yang menjawab lupa yaitu 3 responden (6%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa KPR Syariah sudah menyebar luas dan sudah Familiar dengan masyarakat. Dari sini dapat menjadi potensi untuk lebih mengembangkan KPR Syariah kepada masyarakat yang belum mengetahuinya.

Tabel 4.11

Sumber Informasi Tentang KPR Syariah Menurut Nasabah49 N = 50

Uraian Frekuensi %

Teman & kerabat 23 46

Buku & Koran 5 10

Iklan 16 32

Internet 3 6

Pengembang 3 6

Total 50 100

49 

Data : Diolah dari data lapangan  


(1)

(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek, Jakarta, Al Fabet, Edisi Pertama, Cet.Ke-1, 1999

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT Renika Cipta, Cet ke 13, 2002

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2001 Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta, Andi, 1989

Hilman, Imam dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta, Senayan Abadi Publishing, 2003

Muhammad, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta, UII Press Yogyakarta, 2000

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Prehalindo, 2000

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Di Indonesia : Analisa Perencanaan Implementasi Dan Pengelolaan, Jakarta, Salemba Empat, 2000

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran : Analisa Perencanaan Dan Pengendalian, Jakarta, Erlangga, 1996

Ramli, Hasbi, Analisa Pembiayaan dan Income Statement pada Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN, 2004

Rifa’i, Mohammad, Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, Semarang, CV. Toha Putra Semarang, 1978

Lupyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta, Salemba Empat, 2001 Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Vi Press, cet ke 3, 1984 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA, 2005

TIM UIN Dan Bank Indonesia, Laporan Penelitian, 2003


(3)

94

Yanggo, Chuzaimah T dan Haifiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta, Pustaka Firdaus, Cet ke-3,1997

Zuhdi, Ramzi A, Perbankan Syariah, Jakarta, BI, 2007

Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta, Zikrul Hakim, 2003

www. Kompas . co.id www.Housing Estate.co.id

UU No 4 tahun 1994 Perumahan dan Pemukiman: // www.pu.go.id/ditjen mukim/peraturan/perumahan dan permukiman /41992 a. pdf


(4)

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Agama :

Pendidikan Terakhir : Setatus Perkawinan :

Pekerjaan :

Pendapatan Per Bulan :

Alamat :

Berilah tanda silang (X) pertanyaan dibawah ini yang sesuai dengan pendapat anda!!

1. Apakah Anda tahu tentang KPR Syariah?

a. Sangat tahu c. Kurang tahu

b. Tahu d. Tidak tahu

2. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan KPR Syariah?

a. KPR khusus orang Islam c. Lembaga yang prosedurnya mudah b. KPR berlandaskan sistem syariah d. Lainnya sebutkan....

3. Sebelum menjadi nasabah KPR Syariah, apakah Anda pernah mendengar tentang KPR Syariah?

a. Sering sekali c. Tidak pernah

b. Pernah d. Lupa

4. Dari mana Anda mengetahui tentang KPR Syariah? a. Teman & Kerabat c. Iklan

b. Buku & Koran d. Lainnya sebutkan.... 5. Faktor apa yang menyebabkan Anda memilih KPR Syariah?

a. Biaya murah c. Mudah dijangkau b. Bebas bunga d. Terdesak waktu

e. Lainnya sebutkan....

6. Menurut Anda bagaimana prosedur di KPR Syariah? a. Sangat mudah c. Sulit

b. Mudah d. Sangat sulit

7. Berapa lama tenggang waktu Anda dalam pelunasan pembayaran KPR Syariah?

a. 3 tahun c. 5 tahun

b. 4 tahun d. Lainnya sebutkan....

8. Menurut Anda bagaimana sarana dan prasarana di kantor BTN KPR Syariah? a. Sangat bagus c. Cukup bagus

b. Bagus d. Kurang bagus

9. Menurut Anda bagaimana pelayanan di KPR Syariah? a. Sangat bagus c. Cukup puas

b. Puas d. Kurang puas

10. Apakah mekanisme di KPR Syariah ini sudah sesuai dengan prinsip Syariah? a. Sudah seluruhnya c. Belum

b. Sudah sebagian d. Tidak tahu

11. Bagaimana tanggapan Anda mengenai margin/keuntungan bank di KPR Syariah?

a. Halal c. Makruh


(5)

12. Menurut Anda, apakah KPR Syariah sama dengan lembaga keuagan lainnya (konvensional)?

a. Sama seluruhnya c. Hampir sama b. Sama sebagian d. Tidak sama 13. Menurut Anda bagaimana masa depan KPR Syariah?

a. Sangat bagus c. Tidak bagus

b. Bagus d. Tidak tahu

14. Menurut Anda apakah kelebihan dari KPR Syariah? a. Biaya ringan c. Proses cepat b. Prosedur mudah d. Ketiganya benar

e. Lainnya….

15. Menurut Anda apakah kelemahan dari KPR Syariah?

a. Kantor cabang masih sedikit c. Media informasi kurang

b. Barang jaminan hanya sertifikat tanah d. Sarana&prasarana masih kurang

e. Lainnya….

16. Apakah Anda akan terus memiliki KPR Syariah di masa yang akan datang?

a. Ya c. Ragu-ragu

b. Tidak d. Sangat ragu

17. Apa manfaat yang Anda dapatkan setelah memilih KPR Syariah? a. Hanya mendapatkan rumah c. Mendapat ketenangan batin b. Terhindar dari bunga d. Lainnya sebutkan....

18.Berapa lama Anda menjadi nasabah di KPR Syariah?

a. 1 tahun c.3 tahun

b 2 tahun d. Lainnya sebutkan….

19.Selain menggunakan KPR Syariah apakah anda juga menggunakan KPR konvensional?


(6)

PERTANYAAN WAWANCARA

1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan KPR syariah? 2. Kapan KPR syariah mulai didirikan?

3. Apa saja yang menjadi barang jaminan di KPR syariah?

4. Strategi apa yang dilakukan oleh KPR syariah dalam memperkenalkan KPR syariah dan produknya kepada masyarakat?

5. Bagaimana perkembangan KPR syariah selama ini dalam peningkatan omzet? 6. Bagaimana perkembangan nasabah selama ini?

7. Bagaimana perkembangan kantor cabang selama ini?

8. Upaya apa saja yang dilakukan dalam peningkatan nasabah? 9. Dalam peningkatan nasabah apkah mengalami hambatan?

10.Apa yang dilakukan KPR syariah dalam peningkatan internal SDM, saran dan prasarana?

11.Faktor apa saja yang mendukung perkembangan KPR syariah? 12.Faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi KPR syariah? 13.Apa keuntungan yang didapat oleh KPR syariah?