commit to user
D. Zat Pengatur Tumbuh ZPT
1. Pengertian Zat Pengatur Tumbuh ZPT merupakan suatu zat yang digunakan sebagai perangsang
pertumbuhan, dalam hal ini ZPT sangat mempengaruhi pertumbuhan yaitu mempercepat pertumbuhan dan dapat dijadikan sebagai perangsang yang nyata
terhadap pertumbuhan stek. Terdapat beberapa macam zat penumbuh yang tepat dalam mempercepat tumbuhnya perakaran stek Anton, 2007.
Zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa golongan, yaitu auksin, sitokinin, gibberellin, ethylene, dan inhibitor. Hormon-hormon ini masuk
dalam golongan auksin yaitu IAA, NAA dan IBA. Hormon yang ada pada tanaman ini jumlahnya sedikit, maka perlu ditambah. Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat Wudianto,1996 2. IBA Indole Butyric Acid
IBA adalah hormon pengakaran lain yang biasa digunakan oleh para pemulia. IBA dihasilkan secara alami pada tanaman dan juga dapat dibuat
secara sintetik. IBA lebih stabil daripada NAA dan lebih disukai untuk induksi pengakaran pada kultur jaringan Kyte and Kleyn, 1996.
Pada perbanyakan kina ledger, hasil yang diperoleh menunjukan bahwa adanya pengaruh konsentrasi IBA yang nyata terhadap jumlah akar dan
panjang akar, dengan konsentrasi optimum 2 mgl IBA dengan jumlah akar tertinggi mencapai 7,2 buah. Jika IBA yang akan diabsorbsi tinggi, proses
pembelahan sel berlangsung cepat sehingga pembentukan kalus akan lebih cepat dan luas. semakin luas bagian yang membentuk kalus,berarti semakin
banyak primodia akar yang terbentuk, sehingga inisiasi akar lebih banyak. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan akar pada perlakuan dengan konsentrasi IBA
tertentu lebih baik jika dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi IBA yang lebih rendah Santoso et al., 2004
Dalam praktiknya, pemakaian IBA dan NAA lebih baik daripada IAA dan RF. IBA lebih stabil sifat kimia dan mobilitasnya dalam tanaman rendah
dan menyebabkan pemakaiannya lebih berhasil, yaitu: Sifat kimianya yang mantap, pengaruhnya yang lama, Hormon ini tetap berada pada tempat dimana
commit to user ia diberikan dan tidak menyebar di bagian stek yang lain sehingga tidak akan
mempengaruhi pertumbuhan bagian lain, sedangkan IAA dapat menyebar ke tunas-tunas dan menghalangi perkembangan tunas-tunas tersebut Lia, 2000.
Pemberian IBA pada konsentrasi 59 ppm yang dilakukan oleh Djauhariya dan Rahardjo 2004 dapat meningkatkan panjang akar mengkudu. Pada
percobaan lain yang dilakukan oleh Irawati 2005, diketahui bahwa perendaman tanaman daun dewa Gynura pseudochina dalam IBA konsentrasi
50 ppm diperoleh hasil terbaik pada perakarannya. Pemberian IAA dan NAA pada konsentrasi yang semakin meningkat hingga mencapai batas 50 ppm.
Persentase keberhasilan tertinggi pada stek batang yaitu 100, dicapai pada konsentrasi 25 ppm. Dalam hal ini, IBA pada konsentrasi tersebut mampu
mengoptimalkan perakaran, sehingga penyerapan nutrien dapat dilakukan secara optimal Farida, 2007
Stek Khaya anthoteca yang direndam selama 1 - 3 jam dengan konsentrasi larutan hormon IBA 100 ppm menghasilkan rata-rata persen
tumbuh yang berbeda nyata dengan persen hidup stek tanpa perlakuan hormon yaitu berkisar antara 85 - 97 persen. Sedangkan rata-rata persen hidup stek
tanpa perlakuan hormon 61,25 persen Alrasyid dan Widiarti, 1990.
Perlakuan tingkat dosis 400 mgliter atau 400 ppm perendaman stek selama 2 jam memberikan harga rata-rata persentase jadi stek Gmelina
arborea yang berakar lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tingkat dosis hormon IBA lainnya, sehingga akan tumbuh lebih baik dan lebih kuat Siagian,
1992. Untuk jenis tanaman Shorea polyandra, pernah dilakukan percobaan
pembiakan secara stek melalui sistem water-rooting dengan penggunaan hormon IBA dimana persentase stek yang berakar tertinggi mencapai 85 persen
dan rata-rata jumlah akar sebesar 6,2 buah tiap stek Omon, 1989.
commit to user Pemberian hormon IBA dengan tingkat konsentrasi 100 ppm dengan
waktu perendaman 2 jam meningkatkan persen jadi stek pucuk Meranti Putih Shorea montigena, dimana rata-rata persen jadi stek yang berakar mencapai
83,33 persen Irwanto, 2001.
E. Hipotesis