2. Gerakan extensi
Penggerak gerakan extensi adalah otot-otot quadriceps yang terdiri dari empat otot rectus femoris., vastus medialis, vastus lateralis dan vastus intermectius. Lingkup
gerak sendi pada saat extensi berkisar antara 5° hyperextensi atau 0° Kapandji, 1987. Selain itu pada gerakan flexi dan extensi adalah terletak diatas
permukaan sendi yaitu melewati condylus femoris. Sedang gerakan rotasi beraksis longitudinal pada daerah condylus medialis femonis Kapandji, 1987.
3. Gerakan internal dan external rotasi sendi lutut
Internal rotasi adalah membawa jari-jari ke permukaan lateral tungkai. Luas gerakan internal rotasi yaitu 30° dan luas gerakan exsternal rotasi yaitu 40° dari
posisi netral. Gerakan rotasi ini hanya dilakukan pada posisi lulut flexi.
B. Patologi
1. Etiologi
Mekanisme terjadinya fraktur dapat terjadi akibat: 1 peristiwa trauma tunggal, 2 tekanan yang berulang-ulang, 3 kelemahan abnormal pada tulang. Dalam
kasus fraktur femur sepertiga sinistra kemungkinan mekanisme terjadinya fraktur melalui dua cara yaitu: 1 trauma langsung, 2 tekanan berulang yang
dapat mengakibatkan fraktur fatique pada permukaan bagian medial dan sepertiga proximal.
2. Perubahan Patologi dan Patofisiologi
Tulang bersifat terlalu rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan daya pegas untuk menahan tekanan Apley, 1995. Tulang yang mengalami fraktur,
biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya. Fraktur itu terjadi akibat kekerasan langsung terjadi bila tenaga traumatik diberikan langsung pada tulang tempat fraktur,
baik transfersal atau komunitif, karena kekerasan tidak langsung biasanya setelah rotasional dan fraktur berbentuk oblique. spiral. Pada kasus ini bentuk
perpatahannya oblique spiral. Secara fisiologis tulang mempunyai kemampuan menyambung setelah
terjadi perpatahan, proses penyambungan tulang dibagi menjadi 5 tahap; 1 haematoma, 2 poliferasi,
3 calsifikasi, 4 konsolidasi, 5 remodeling. Tahap-tahap pada proses penyambungan tulang antara lain:
1 Tahap haematoma
Pada saat tulang mengenai perpatahan, darah menembus luar melalui pembuluh darah yang robek membentuk haematoma diantara atau disekitarnya
permukaan perpatahan. Dan itu bisa terjadi selama 7 sampai dengan 24 jam pendarahan. Haematoma antara lain dibentuk oleh jaringan lunak disekitarnya.
Periosteum dan otot mungkin terpisah dari tulang dengan luas yang bermacam-macam. Fraktur secara langsung memisahkan sebagian besar kapiler yang
berjalan longitudinal akan tulang keras dan segera fragment fraktur akan terjadi ischemia
dengan patah beragam biasanya beberapa milimeter dengan aliran darahnya. Osteocyt
dekat permukaan fraktur akan mati. 2
Tahap Proliferasi Pada tahap ini terjadi proliferasi dari sel-sel periosteum dan
endoesteum yang paling menonjol pada tahap ini adaiah poliferasi dari sel-sel
dari permukaan dalam periosteum yang menutupi fraktur. Sel-sel ini merupakan
pelopor tumbuhnya osteoglas yang kemudian akan melepaskan unsur-unsur intraseluler kemudian jaringan a k t i f yang mengelilingi masing-masing fragmen
dan tumbuh menjadi fragmen yang lain. Sebagai catatan bahwa sel jaringan bukan terbentuk oleh kumpulan haematoma fraktur yang membeku. Tahap ini
terjadi selama 1 2 - 2 4 minggu. 3
Tahap Calsifikasi Seperti jaringan seluler yang tumbuh keluar masing-masing fragmen
yang sudah matang sel-sel dasar memberikan perlengketan untuk osteoblast dan cendroblast,
membentuk callus yang belum masak dan membentuk jendalan. Hal ini menunjukkan rigiditas pada fraktur.
Callus yang sudah terbentuk terasa sebagaian masa keras diraba pada
daerah sekitar fraktur. Masa callus dapat dilihat dalam radiologi memberikan indikasi-indikasi adalah penyembuhan tulang. Tahap ini bisa terjadi 6-12 minggu.
4 Tahap Consolidasi
Callus yang belum masak akan membentuk callus utama secara bertahap
serta berubah dan adanya aktivitas osteoblast menjadi tulang yang lebih kuat dan masa strukturalnya berlapis. Tahap ini bisa terjadi 12 -24 minggu.
5 Tahap Remodeling
Pada waktu tulang membentuk atau sambung dengan baik biasanya tulang dibentuk berlebihan mengelilingi daerah fraktur di luar maupun di dalam canalis
medularis. Disini peran osteoblast sangat penting untuk mengabsorbsi pembentukan
tulang yang berlebihan. Callus biasanya timbul banyak pada anak-anak karena
ekstravisi darah memungkinkan untuk sembuh. Dalam beberapa bulan setelah sambung, tulang secara bertahap menjdi sepanjang garis perpatahan oleh adanya
suplai darah yang demikian baik tidak ada penyakit penyerta yang dialami pada penderita Diabetes Mellitus, TBC. Penyambungan ini bisa terjadi setelah 24 minggu
sampai 1 tahun. Pada kasus fraktur ini untuk pengembalian secara tepat maka perlu dilakukan
tindakan operasi Apley, 1995. Pada tungkai yang dioperasi dapat mengalami bengkak, spasme otot-otot paha dan kemungkinan perlengketan jaringan, yang
kesemuanya menimbulkan nyeri Kisner, 1996.
3. Problem Setelah Operasi