Manfaat Penelitian Tujuan Khusus

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut usia penderita. 2. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut jenis kelamin penderita. 3. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut pemberian ASI eksklusif. 4. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut status gizi. 5. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut jenis diare.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini bagi: 1. Kepada rumah sakit, peneliti dapat memberikan informasi mengenai karakteristik profil penderita bagi penderita penyakit diare pada anak balita di RSUP Haji Adam Malik, Medan tahun 2009. 2. Kepada masyarakat ilmiah, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mengenai penyakit diare beserta karakteristik profil penderita pada anak balita tahun 2009 sehingga bisa menjadi sumber untuk penelitian-penelitian seterusnya. 3. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti di bidang kesehatan, terutama tentang diare pada anak. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut World Health Organization WHO, penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat Simatupang, 2004. Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, frekuensinya lebih dari 3 kali Simatupang, 2004. 2.2.Jenis Diare Menurut WHO 2005 diare dapat diklasifikasikan kepada: 1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. 2. Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah. 3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. 4. Diare yang disertai dengan malnutrisi berat Simatupang, 2004. Menurut Ahlquist dan Camilleri 2005, diare dibagi menjadi akut apabila kurang dari 2 minggu, persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu, dan kronik jika Universitas Sumatera Utara berlangsung lebih dari 4 minggu. Lebih dari 90 penyebab diare akut adalah agen penyebab infeksi dan akan disertai dengan muntah, demam dan nyeri pada abdomen. 10 lagi disebabkan oleh pengobatan, intoksikasi, iskemia dan kondisi lain. Berbeda dengan diare akut, penyebab diare yang kronik lazim disebabkan oleh penyebab non infeksi seperti allergi dan lain-lain. 2.3.Epidemiologi Diare Menurut Departemen Kesehatan RI 2003, insidensi diare di Indonesia pada tahun 2000 adalah 301 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,5 episode setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Cause Specific Death Rate CSDR diare golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita. Kejadian diare pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Di negara yang sedang berkembang, insiden yang tinggi dari penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar, kekurangan protein dan kalori yang menyebabkan turunnya daya tahan tubuh Suharyono, 2003. 2.4.Etiologi dan Patogenesis Diare 2.4.1. Etiologi Diare Lebih dari 90 kasus diare akut adalah disebabkan oleh agen infeksius Ahlquist dan Camilleri, 2005. Diare dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti Enterovirus Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain; infeksi bakteri seperti Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya; infeksi parasit seperti cacing Ascaris, Trichiuris, Universitas Sumatera Utara Strongyloides, Protozoa Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis, jamur Candida albicans Kliegman, 2006. Diare dapat juga disebabkan oleh intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi namun tetap sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi. Di Indonesia, penyebab utama diare adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter, E. Coli, dan Entamoeba histolytica Depkes RI, 2000.

2.4.2. Patogenesis Diare