BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL, KELUARGA DAN KAZOKU DI JEPANG
DAN BIOGRAFI BANANA YOSHIMOTO
2.1 Novel
2.1.1. Novel Sebagai Genre Sastra Sastra menurut Luxemburg 196:9 adalah sebuah nama yang dengan alasan tertentu
diberikan kepada sejumlah hasil tertentu dalam suatu lingkungan kebudayaan. Sastra juga merupakan hasil seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupanya dengan
menggunakan bahasa sebagai medianya. Salah satu bentuk karya sastra adalah Novel. Novel merupakan salah satu karya sastra
yang dijadikan media untuk mengabdikan sesuatu yang menarik atau luar biasa atau untuk merekam zaman dan juga unakan sebagai digunakan sebagai media untuk menggambarkan
situasi yang terjadi saat itu dan melihat kehidupan para tokoh utama dalam novel. Genre sastra dari zaman kezaman selalu mengalami perubahan, karena itu teori sastra selalu berusaha untuk
mencari suatu konvensi yang tepat sesuai perkembangan sastra. Genre sastra ini terjadi karena adanya konvensi sastr a yang berlaku pada sebuah karya sastra sehingga membentuk ciri
tertentu Warren dan Wellek, 1972:298. Bila dipandang dari segi perwujudan ,ada tiga kriteria dari genre sastra tersebut , pertama teks naratif epik yaitu novel, roman, dan puisi.
Terakhir yang berpusat pada cerita tersebut. Menurut Nurgiyantoro 1994:2 istilah fiksi dalam pengertianya berarti cerita rekaan
atau ceritakhayalan.Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak
Universitas Sumatera Utara
mengarah pada kebenaran sejarah. Dengan demikian karya fiksi merupakan suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan atau khayalan. Fiksi menceritakan berbagai
masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Bentuk karya fiksi yang terkenal saat ini dalah novel. Novel adalah karya sastra yang mengandung nilai-nilai
keindahan dan kehidupan. Nilai-nilai keindahan yang terdapat didalamnya member kenikmatan kepada pembacanya dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung didalamnya
member manfaat kepada pembacanya. Novel merupakan salah satu ragam dari prosa. Novel juga merupakan genre sastra yang dapat
mencerminkan kebudayaan. Novel diartikan sebagai seuah cerita pendek dalam bentuk prosa dalam bentuk fiksi, tidak panjang dan tidak terlalu pendek.
Novel berasal dari bahasa italia yaitu novella yang dalam bahasa Jerman novelle. Novel berasal pula dari bahasa latin yaitu novellus yang menjadi novies yang berarti baru.
Dikatakan baru dibandhingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi dan drama, maka jenis novel ini muncul kemudian, maksudnya bahwa novel sebagai karya sastra baru dikenal
dalam linkungan masyarakat sejak kira-kira setengah abad yang lalu, tetapi kemudian mengalami perkembangan yang pesat.
Novel sebagai salah satu bagian Genre sastra merupakan karya fiksi yang mencerminkan gambaran tokoh nyata dan menawarkan berbagai permasalahan kemanusian
dan kehidupan. Menurut HB Jassin 1976:78, novel merupakan suatu kejadian yang luar biasa dari
kehidupan orang yang luar biasa, karena kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian yang mengalih jurusan dalam mana seakan-akan selirih kehidupan mereka tiba-tiba benderang
terhampar dihadapan kita. Dengan pendapat yang sedikit berbeda Tarigan 1991:164
Universitas Sumatera Utara
mengemukakan bahwa novel adalah suatu cerita dengan alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat majinatif.
Dalam arti yang lebih luasSumardjo dan Saini KM 199:29 mengatakan bahwa novel aadalah cerita dengan alur atau plot yang komplek, karakter yang banyak, suasana cerita yang
beragam dan setting yang beragam pula. Novel sebagai salah salah satu Genre Sastra memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Dari segi jumlah kata novel mengandung kata-kata lebih dari 35.000
2. Dari segi halaman , novel terdiri dari 100 halaman kuarto
3. Dari segi jumlah pelaku, novel terdapat lebih dari satu pelaku
4. Novel menyajikan lebih dari satu efek, impresi, dan emosi
5. Novel menyajikan sesuatu secra lebih rinci dan lebih detail
6. Novel banyak menceritakan dan melibatkan berbagai permasalahan yang lebih
kompleks Novel juga biasanya didalamnya lebih menitik beratkan kepada tokoh manusia kedalam
karangannya dari pada kejadianya dan secara keseluruhanya mengambil bentuk yang dikatakan dengan ciptaan dunia berdasarkan perbedaan individu. Dengan demikian, bahwa
novel sesuai prinsip diamana sastra itu dapat mengungkapkan sebuag atau bermacam-macam kebudayaan yang berlaku di dalam sebuah masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa novel
sebagai salah satuGenre Sastra sangat bebeda dengan jenis sastra lainya. 2.1.2.
Unsur- Unsur dalam Novel Novel sebagai salah satu karya fiksi , dibentuk oleh satu kesatuan yang terdiri dari
berbagi unsur yang merupakan sebuah keseluruhan. Novel dibangun dari sejumlah unsur, dan
Universitas Sumatera Utara
unsur-unsur akan saling berkaitan dan saling menentukan yang kesemuanya akan menyebabkan novel tersebut akan menjadi sebuah karya yang bermakna.
Menurut wellek dan warren dalamNurgiyantoro 1994:3bahwa novel sebagai karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita menarik. Tetap merupakan bangunan struktur yang koheren
dan tetap mempunyai tujuan estetik. Oleh karena itu novel dibentuk oleh unsur-unsur pembangun yang membentuk cerita yang kemudian membuat sebuah novel menjadi berwujud.
Unsur-unsur pembangun yang membentuk sebuah novel terdiri dari : 1.
Unsur ekstrinsik 2.
Unsur instrinsik Unsur ekstrinsik unsur luar adalah segala macam unsur yang berada diluar karya sastra
yang ikut mempengaruhi kehadiran sebuah karya sastra Atar Semi. 1993:35, misalnya biografi pengarang, psikologi keadaan, linkungan pengarang factor sosial ekonomi, factor
sosiopolitik,keagamaan, dan tata nilai yang dianut masyarakat, pandangan hidup suatu bangsa , berbagai gaya seni dan lain sebagainya. Sedangkan unsur hadit Nurgiyantoro, 1994;23.
Unsur-unsur instrinsik terdiri dari tema, alur, penokohan, latar, gaya penceritaan, sudut pandang, amanat, dan lain-lain.
1. Tema
Atar Semi 1993:84 mengemukankan bahwa tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatar belakangi ciptaan karya sastra. Kedudukan tema dalam novel sangat
penting. Tema merupakan inti cerita yang mengikat keseluruha unsur-unsur intrinsik. Unsure- unsur lainya adalah sebagai pendukung dari tema. Dapat disimpulkan tema adalah ide cerita
yang merupakan dasar untuk pengembangan cerita yang menjiwai seluruh bagian cerita.
Universitas Sumatera Utara
2. Alur
Alur dikenal juga dengan istilah plot. Alur merupakn unsur terpenting dalam membentuk sebuah karya fiksi novel. Menurut Stanton dalam Nurgiyantoro 1884:113 bahwa alur plot
adalah cerita yang berisi urutan kejadian namun tetap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang
lain. Dalam sebuah alur akan terlihat perkembangan cerita dan struktur urutan kejadian dalam
cerita yang disusun secara logis, terjalin dalam hubungan sebab akibat. 3.
Penokohan Sebagian besar tokoh-tokoh karya fiksi adalah rekaan, Jones dalam Nurgiyantoro
1994:165 mengemukakan bahwa penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh dalam novel bisa lebih dari satu. Tokoh cerita
merupakan pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.
4. Latar Setting
Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1994:216, latar setting mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu dan linkungan tempat terjadinya yang diceritakan.
Dalam karya sastra, latar merupakan lingkungan tempat peristiwa terjadi . latar bukan hanya menunjukkan tempat saja tapi hal-hal lainya, seperti waktu, keadaan sekitar dan
sebagainya. Latar dan unsur-unsur lain saling melengkapi agar bisa menampilkan cerita yang utuh . fungsi latar adalah memberikan informasi tentang situasi umum dari sebuah karya
sastra.
Universitas Sumatera Utara
5. Gaya Bahasa
Gaya dalah cara khas pengungkapan seseorang dalam menyampaikan cerita. Gaya penceritaan yang dimaksud adalah tingkah laku pengarang dalam mengungkapankan bahasa.
Tingkah laku berbahasa ini merupakan suatu sarana sastra yang amat penting dalam menentukan bagaimana bentuk novel yang dibuat.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya atau darimana dia melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita itu. Menurut Abrams
dalam Nurgiyantoro n1994:248, mengatakan bahwa sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,
dan berbagai berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembacanya.
7. Amanat
Amanat adalah pesan moral atau hikmah yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca. Dalam menyampaikan amanat atau pesan, pengarang novel atau cerita rekaan
menggunakan cara penyampaian langsung dan penyampaian tak langsung. Kedua bentuk penyampaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Penyamapaian langsung adalah pengarang secara langsung mendeskripsikan
perwatakan tokoh-tokoh dalam cerita dengan “memberitahukan”
Universitas Sumatera Utara
b. Penyampaian tak langsung adalah , pengarang menyamapaikan pesan secara tersirat
terpadu dalam unsur cerita lainya. Pembaca dituntu untuk menentukan sendiri petunjuk, petuah dan keteladanan melalui teks yang dibaca.
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa sebuah novel atau cerita rekaan harus memiliki kepaduan yang utuh diantara sebuah unsur penyusunanya agar dapat menghibur,
memberikan kenikmatan emosional dan intelektual kepada pembacanya.
2.2. Pengertian Keluarga dan Kazoku