Terapi farmakologi Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

Smith, et al. 2006 menyatakan bahwa ada alternatif pengobatan lain yang dapat digunakan untuk pengobatan hiperemesis gravidarum. Tetapi walaupun terapi dan produk alternatif sering diuraikan sebagai “yang alami”, kemujaraban dan keamanan produk tidak diatur oleh FDA. Herbal dan zat kimia lebih sering dipertimbangkan lebih aman untuk umum, walaupun demikian, kepercayaan bukanlah dasar yang ilmiah. Wanita memilih produk herbal yang tidak mepunyai catatan keamanan yang tersedia pada resep yang ada, mungkin karena kesalahan kepercayaan bahwa alami adalah sama dengan aman.

b. Terapi farmakologi

Tujuan dari perawatan hiperemesis gravidarum adalah mengurangi mual dan muntah, menggantikan cairan dan elektrolit, meningkatkan gizi dan berat badan ibu Tiran, 2008. 1 Hospitalisasi Jika mual dan muntah yang dialam diikuti oleh dehidrasi, diperlukan perawatan di rumah sakit untuk rehidrasi dan penggantian vitamin dan mineral yang disebut sebagai terapi antiemetik. Setelah ketonuria dan mual dan muntah teratasi, perlu perawatan di rumah, salah satunya adalah obat-obatan per oral Mesics, 2008. Dalam keadaan muntah yang berlebihan dan dehidrasi ringan, penderita hiperemesis gravidarum sebaiknya dirawat sehingga dapat mencegah komplikasi dari hiperemesis gravidarum Mansjoer, 2001. Universitas Sumatera Utara 2 Pemberian obat-obatan Obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Obat-Obatan yang Digunakan dalam Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Quinlan Hill, 2003 Nama Obat Dosis Kategori kehamilan Vitamin Pyridoxine Vit. B6 ‡ Doxylamine Unisom ‡ 25 mg peoral 3 kali sehari 25 mg peoral sekali sehari A § Antiemetik Chlorpromazine Thorazine Prochlorperazine Compazine Promethazine Phenergan Trimethobenzamide Tigan Ondansetron Zofran Droperidol Inapsine 10-25 mg peroral 2-4 kali sehari 5-10 mg peroral 3 atau 4 kali sehari 12.5 - 25 mg peroral setiap 4-6 jam 250 mg peroral 3 atau 4 kali sehari 8 mg peroral 2 atau 3 kali sehari 0.5 - 2 mg IV atau IM setiap 3 atau 4 jam C C C C B C Antihistamin dan antikolinergik Diphenhydramine Benadryl Meclizine Antivert Dimenhydrinate Dramamine 25 - 50 mg peroral setiap 4-8 jam 25 mg peroral setiap 4-6 jam 50 - 100 mg peroral setiap 4-6 jam B B B Obat Motility Metoclopramide Reglan 5 - 10 mg peroral 3 kali sehari B Corticosteroid Methylprednisolone Medrol 16 mg peroral 3 kali sehari, kemudian diturunkan bertahap C IV = intravena; IM = intramuscular. ‡--Kategori dalam kehamilan untuk doxylamine berhubungan dengan penggunaannya sebagai suplemen §--Menurut Physicians Desk Reference for Nonprescription Drugs and Dietary Supplements, doxylamine tidak seharusnya diberikan pada wanita hamil atau wanita yang merawat bayi; walaupun demikian, beberapa penelitian mendukung efektifitas dan keamanannya Universitas Sumatera Utara Rusydi 2004 menyatakan bahwa NaCl-Kaen MG 3 hidup lebih efektif dibandingkan dengan standar hidup dalam perawatan hyperemesis gravidarum kelas dua. 3 Penghentian kehamilan Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil, malah mengakibatkan keadaan ibu bertambah buruk sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan penghentian kehamilan. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik yang dapat menyebabkan penghentian kehamilan dapat dilakukan Prawirohardjo, 1997; Manuaba, 1998.

D. Perasaan dan Emosi