Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara Hasil Estimasi Model 1. Pengujian Asumsi Klasik

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia dan beribukota di Medan. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680 km persegi. Pada tahun 2011 wilayah Provinsi Sumatera Utara terbagi atas 25 Kabupaten dan 8 Kota yang mencakup 325 Kecamatan dan 5.456 Desakelurahan. Provinsi Sumatera Utara memiliki berbagai suku bangsa yakni suku Batak 41,95, Jawa 32,62, Nias 6,36, Melayu 4,92, Tionghoa 3,07, Minangkabau 2,66, Banjar 0,97, Lain-lain 7,45. Penduduk provinsi ini sebagian besar beragama Islam 65,5 persen, dan selebihnya beragama Kristen 31,4 persen, Buddha 2,8, Hindu 0,2 persen, serta lainnya 0,1 persen. Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk SP 1990 penduduk Sumatera Utara berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara telah meningkat menjadi 12,98 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 178 jiwa per km². Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 5.2. Hasil Penelitian 5.2.1. Deskriptif Sampel Penelitian Data kuantitatif yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Laporan Realisasi APBD yaitu Laporan Realisasi Anggaran tahun 2008 sd tahun 2010 dan Data Sumatera Utara Dalam Angka, untuk 3 tahun pengamatan. Dari laporan tahunan tersebut yang menjadi objek penelitian adalah realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam, realisasi Fiscal Stress, realisasi Belanja Daerah, dan realisasi Pendapatan Asli Daerah. Data diperolah dari perpustakaan Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara dan dari Departemen Keuangan Republik Indonesia, di akses melalui situs Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan http:www.djpk.depkeu.go.id. Populasi pada penelitian ini berjumlah 33 daerah, yang terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota di Provinsi Sumatera Utara. Diantara 33 daerah kabupatenkota tersebut yang memenuhi kriteria kelengkapan data menjadi anggota sampel sesuai kriteria purposive sampling adalah sebanyak 24 daerah kabupatenkota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 6 kota di Provinsi Sumatera Utara, yang memiliki laporan keuangan lengkap dalam tahun amatan penelitian.

5.2.2. Deskriptif Statistik Data Penelitian

Berdasarkan data cross section sebanyak 24 daerah kabupatenkota dengan time series sebanyak 3 tahun pengamatan, maka diperoleh sampel sebanyak 72 unit analisis dengan deskriptif statistik data penelitian seperti ditunjukkan pada Tabel 5.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Deskriptif Statistik Variabel N Minimum Maksimum Mean Standard Deviation Pendapatan Asli Daerah 72 3.043.410.357 588.941.453.692 40.153.857.769 90.664.056.510 Belanja Modal 72 27.867.289.442 423.443.461.446 130.334.189.135 74.671.817.068 Fiscal Stress 72 1.447.348.373 520.281.720.011 30.236.559.372 81.436.859.899 Dana Bagi Hasil Pajak 72 10.340.967.396 373.488.966.780 50.988.383.193 65.537.290.873 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 72 254.915.092 10.151.758.356 1.519.404.177 1.787.208.033

5.2.2.1. Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD

Dari 72 sampel yang disertakan pada penelitian ini, diperoleh rata-rata penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 40.153.857.769,- , standar deviasi sebaran data sebesar Rp 90.664.056.510,- . Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang terendah sebesar Rp 3.043.410.357,- diperoleh Kabupaten Batu Bara pada tahun 2008 dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang tertinggi sebesar Rp 588.941.453.692,- diperoleh Kota Medan pada tahun 2010.

5.2.2.2. Realisasi Belanja Modal

Dari 72 sampel yang disertakan pada penelitian ini, diperoleh rata-rata pengeluaran Belanja Modal sebesar Rp 130.334.189.135,- , standar deviasi sebaran data sebesar Rp 74.671.817.068,- . Realisasi pengeluaran Belanja Modal yang terendah sebesar Rp 27.867.289.442,- diperoleh Kota Padang Sidempuan pada tahun 2010 dan realisasi pengeluaran Belanja Modal yang tertinggi sebesar Rp 423.443.461.446,- diperoleh Kota Medan pada tahun 2010. Universitas Sumatera Utara

5.2.2.3. Realisasi Fiscal Stress

Dari 72 sampel yang disertakan pada penelitian ini, diperoleh rata-rata Fiscal Stress sebesar Rp 30.236.559.372,- , standar deviasi sebaran data sebesar Rp 81.436.859.899,- . Realisasi Fiscal Stress yang terendah sebesar Rp 1.447.348.373,- diperoleh Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2010 dan realisasi Fiscal Stress yang tertinggi sebesar Rp 520.281.720.011,- diperoleh Kota Medan pada tahun 2010.

5.2.2.4. Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak

Dari 72 sampel yang disertakan pada penelitian ini, diperoleh rata-rata Dana Bagi Hasil Pajak sebesar Rp 50.988.383.193,- , standar deviasi sebaran data sebesar Rp 65.537.290.873,- . Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak yang terendah sebesar Rp 10.340.967.396,- diperoleh Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2008 dan realisasi Dana Bagi Hasil Pajak yang tertinggi sebesar Rp 373.488.966.780,- diperoleh Kota Medan pada tahun 2010.

5.2.2.5. Realisasi Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

Dari 72 sampel yang disertakan pada penelitian ini, diperoleh rata-rata Dana Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp 1.519.404.177,- , standar deviasi sebaran data sebesar Rp 1.787.208.033,- . Realisasi Dana Bagi Hasil Bukan Pajak yang terendah sebesar Rp 254.915.092,- diperoleh Kabupaten Karo pada tahun 2010 dan realisasi Dana Bagi Hasil Bukan Pajak yang tertinggi sebesar Rp 10.151.758.356,- diperoleh Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2010. Universitas Sumatera Utara 5.3. Hasil Estimasi Model 5.3.1. Pengujian Asumsi Klasik Model regresi pada penelitian ini akan digunakan untuk melakukan peramalan; sebuah model yang baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Di samping menemukan model yang paling tepat, sebelum model pada penelitian ini digunakan sudah seharusnya memenuhi beberapa asumsi klasik, antara lain: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Data yang akan dilakukan pengujian sebelumnya dinormalkan dengan logaritma normal.

5.3.1.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual pada model regresi berdistribusi normal. Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual harus mengikuti distribusi normal, dan apabila asumsi ini tidak terpenuhi maka penggunaan model regresi untuk prediksi menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pada grafik histogram, data distribusi nilai residual menunjukkan berdistribusi normal, hal ini dinyatakan pada gambar berbentuk bel yang hampir sempurna simetris. Demikian juga pada normal probability plot, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan residual berdistribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara Uji statistik untuk menguji normalitas residual pada penelitian ini dengan menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov 1-sampel K-S test. Hipotesis: Ho diterima : Data residual berdistribusi normal Ho ditolak : Data residual tidak bedistribusi normal Kriteria: 1. Ho diterima apabila nilai signifikansi asymp.Sig 0,05 2. Ho ditolak apabila nilai signifkansi asymp.Sig 0,05 Tabel 5.2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 72 Normal Parameters Mean a,b ,0000000 Std. Deviation ,18094651 Most Extreme Differences Absolute ,049 Positive ,046 Negative -,049 Kolmogorov-Smirnov Z ,416 Asymp. Sig. 2-tailed ,995 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,416, dan tidak signifikan pada a = 0,05 asymp.Sig = 0,995 0,05 sehingga hipotesis Ho diterima, yang menyatakan data residual berdistribusi normal. Dengan demikian model regresi memenuhi asumsi normalitas.

5.3.1.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen pada Universitas Sumatera Utara model. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Nilai cut off yang umumnya digunakan untuk menunjukkan tidak adanya multikolinieritas apabila nilai Tolerance = 0,10 atau sama dengan VIF = 10. Pada Tabel 5.3 ditunjukkan nilai tolerance dan nilai VIF variabel independen penelitian. Tabel 5.3. Collinearity Statistics Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -,566 1,198 -,472 ,638 LnX1 LnX2 ,243 ,245 ,060 ,065 ,130 ,131 4,035 4,047 ,000 ,000 ,548 ,549 1,825 1,928 LnZ1 ,048 ,061 ,038 ,785 ,435 ,239 4,184 LnZ2 LnX1.Z1 LnX1.Z2 LnX2.Z1 -,740 ,744 ,726 ,755 ,040 ,045 ,038 ,050 -,755 1,050 1,037 1,066 - 18,566 18,766 17,122 18,788 ,000 ,000 ,000 ,000 ,346 ,162 ,151 ,172 2,887 6,722 6,433 6,928 LnX2.Z2 ,735 ,043 1,047 17,138 ,000 ,153 6,515 a. Dependent Variable: LnY Hasil uji statistik, menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas.

5.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan Universitas Sumatera Utara yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Grafik scatterplot pada Gambar 5.1. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, yang mengidentifikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 5.1. Scatter Plot Universitas Sumatera Utara

5.3.1.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Setelah dilakukan uji autokorelasi, sebagaimana tabel 5.4. diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,798. Pada tabel 5.4. ditunjukkan nilai Uji Statistik Durbin- Watson. Tabel 5.4. Uji Statistik Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,981 ,962 a ,959 ,18627 1,798 a. Predictors: Constant, LnX2.Z2, LnZ2, LnX1, LnZ1 b. Dependent Variable: LnY Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,798 yang berada di bawah angka 2 yang berarti tidak terdapat autokorelasi pada model regresi. Universitas Sumatera Utara 5.4. Uji Hipotesis 5.4.1. Pembahasan Hipotesis Satu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten / Kota di Sumatera Utara

1 97 123

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Belanja Modal dan Fiscal Stress Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

2 62 98

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

10 69 114

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Peningkatan Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 54 73

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Di Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 40 98

Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara

7 62 91

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Bandung)

0 8 1

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten / Kota di Sumatera Utara

0 0 11