Bisnis atau Laporan Manajemen, Buku Panduan, Direktori, Katalog, Majalah Primer Media dengar pandang.
Sedangkan menurut Bambang, 2008 : 2-3 Berdasarkan jenisnya, kemasan informasi dapat berupa:
-
Media tercetak, seperti brosur, folder, petunjuk teknis, poster, buku saku, warta
newsletters, serta buku panduanpedoman.
-
Media elektronis, seperti CD, VCD, DVD, dan internet.
-
Pangkalan data. Setiap bentuk kemasan tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda, termasuk kelebihan dan kekurangannya sebagai media komunikasi. Begitu pula, rambu-rambu atau aturan mengemas informasi
dalam setiap jenisbentuk kemasan tersebut juga berbeda. Oleh karena itu, para pengemas informasi perlu memperhatikan
karakteristik masing-masing media serta pengguna sasaran agar tujuan pengemasan informasi tercapai.
2.3 Bentuk Pengemasan Informasi
Berdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka selanjutnya perpustakaan dapat menentukan sejauh mana bentuk
Universitas Sumatera Utara
kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah beberapa contoh bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini
dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan. •
Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga diwujudkan dalam bentuk publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding, Indeks
Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk publikasi
cetak ini akan sangat membantu pengguna dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih sesuai dengan bidang kajian dan
kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu “membuang” waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam
“belantara” informasi di perpustakaan. •
Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam bentuk Audio- Visual seperti dalam
bentuk Audio- Video Cassette, CD- Interaktif, VCD, DVD, dan
bentuk lainnya. Kemasan informasi ini merupakan kemasan yang menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi
dalam bentuk gambar dan suara.
Universitas Sumatera Utara
•
Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan dalam pangkalan data database lokal. Sekitar 2 tahun yang lalu, konsep pangkalan data
lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui
semacam server lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC, CD Database Medline, CD-
Database Agricola, dan sebagainya. •
Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan data Online sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli” kemasan
yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun membangun sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah
memberikan kesempatan akses informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat kemajuan teknologi
internet yang mau tidak mau harus diikuti oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh
beberapa kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan da
ta online yang diproduksi antara lain EBSCOHost, ProQuest,
Science Direct, IEEE Database, JSTOR dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Prinsip Pengemasan Informasi