Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Lokasi dan Subjek Penelitian

2 Matematika yamh sifatnya verbal dan prosedural. Dalam pembelajaran Matematika siswa nampak pasif dan menerima pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru. Hal ini berdampak pada lemahnya siswa dalam memahami konsep-konsep dasar Matematika. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan studi pendahuluan di SDN Pejagan 03 kecamatan Kota Bangkalan, untuk mengamati berbagai kendala yang dihadapi murid kelas III semester 2 tahun pelajaran 20102011. Di akhir pembelajaran kepada 26 siswa diberikan tes formatif, yang terdiri dari 10 soal tentang pecahan sederhana yang dijawab benar diberi skor 10 sehingga skor maksimum 100. Hasil tes menunjukkan hanya 15 siswa yang mencapai skor 75 ke atas menjawab benar, sedang 10 siswa lain masih melakukan kesalahan. Adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa antara lain : 1. Kesalahan menuliskan lambing pecahan. 2. Kesalahan menuliskan nama pecahan. 3. Keslahan menentukan gambar dari bilangan pecahan. Kesalahan ini terjadi karena dimungkinkan siswqa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pecahan. Materi pecahan merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dipelajar dan dikuasai oleh siswa. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar Matematika akan terlihat dari tercapainya target kurikulum yang telah ditentukan. Tercapainya target kurikulum bisa dilihat dari evaluasi yang diberikan kepada siswa. Apabila evaluasi bisa diselesaikan oleh siswa dengan baik, berarti target kurikulum tercapai. Dengan kata lain guru dikatakan berhasil bila pembelajaran yang diberikan bisa dikuasai siswa.

B. Rumusan Masalah

Melalui diskusi dengan teman sejawat dikeathui bahwa factor penyebab siswa kurang menguasai materi yang diajarkan adalah: a. Siswa kurang termotivasi dalam belajar Matematika. b. Siswa belum mengerti tentang pecahan. c. Guru tidak menggunakan alat peraga. d. Kurangnya bimbingan dari guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi focus perbaikan adalah “Bagaimana cara meningkatkan pemahaman anak tentang konsep pecahan sederhana 3 secara aktif dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan mediaalat peraga dari benda konkret maupun gambar- gambar?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, penulis melaksanakn perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Disamping untuk memperbaiki pembelajaran, pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional PGSD 4412 pada program S 1 PGSD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pecahan dan penyebab siswa melakukan kesalahan serta menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep nilai pecahan dengan menggunakan alat peraga. Secara khusus penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui hambatan atau kendala dalam menyajikan materi pelajaran tentang konsep pecahan. 2. Mendapatkan suatu cara atau metode yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam suatau materi pembelajaran tentang konsep pecahan.

D. Manfaat Penelitian

Hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan, khususnya bagi guru kelas III tentang suatu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep abstrak tentang pecahan melalui penggunaan benda konkret, sehingga bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan mengajarnya sekaligus sebagai suatu pemberian pengalaman belajar yang dapat mendorong guru melakukan penelitian tindakan kelas di tempatnya pada kesempatan yang lain. Sementara itu, bagi siswa terutama subjek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam belajar secara aktif dan kreatif sesuai perkembangan berpikirnya. Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan, serta selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus PTK untuk mata pelajaran Matematika. Berkenaan dengan itu, laporan ini memuat pendahuluan, perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan atau hasil yang diperoleh, serta kesimpulan dan saran tindak lanjut. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Heinich, dkk.1993 media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan a source dengan penerima pesan a receiver. Schramm 1977 menjelaskan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media juga merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isimateri pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya Briggs, 1977. Selain itu media merupakan saran komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya NEA, 1969. Dari beberapa pengertian media di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran messages yang disampaikan oleh sumber pesan guru kepada penerima pesan siswa dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam kaitannya dengan peranan media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa fungsi media pembelajaran sebagai berikut: 1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2. Sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. 3. Selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar. 4. Untuk mempercepat proses belajar. 5. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. 6. Dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. 5

3. Manfaat Media Pembelajaran

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut: 1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. 2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. 3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. 4. memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. 5. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya. 6. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa. 7. Membangkitkan motivasi belajar siswa. 8. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. 9. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa. 10. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang. 11. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran a. Media visual

Media visual dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Media visual yang diproyeksikan projected visual Pada dasarnya media visual ini menggunakan alat proyeksi projector sehingga gambar atau tulisan tampak pada layer screen. Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam, misalnya gambar diam still pictures dan media proyeksi gerak, misalnya gambar bergerak motion pictures. Jenis alat proyeksi yang saat ini bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran diantaranya adalah OHP, slide projector, LCD, dan filmstrips. 2. Media visual tidak diproyeksikan non projected visual Jenis media visual tidak diproyeksikan, terdiri atas: 6 a. Gambar fotografik Fotografik ini termasuk ke dalam gambar diammati, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan isibahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. b. Grafis graphic Merupakan media pandang dua dimensi bukan fotografik yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Jenis media grafis yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah grafik, bagan, diagram, poster, kartunkarikatur, dan komik. c. Media tiga dimensi Media tiga dimensi dalam hal ini terdiri atas media realia dan model. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada para siswa direct experiences. Media model merupakan tiruan dari beberapa objek nyata. Model terdiri atas beberapa jenis, yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock-up dan diorama. Masing- masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama, mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek sesungguhnya.

b. Media audio

Media audio adalah media yamg mengandung pesan dalam bentuk auditif hanya dapat didengar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset suara, CD audio, dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.

c. Media audiovisual

Sesuai dengan namanya, media merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Apabila menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. 7 Contohnya program videotelevise pendidikan, videotelevise instruksional, program slide suara, dan program CD interaktif.

5. Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran perlu memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, sifat dari bahan ajar, karakteristik sasaran belajar siswa, dan kondisi tempatruangan. Yang menjadi pertimbangan antara lain: kesederhanaan, menarik perhatian, adanya penonjolanpenekanan misalnya dengan warna, direncanakan dengan baik, serta memungkinkan siswa lebih aktif belajar. Dalam melaksanakan tindakan perbaikan, penulis menggunakan media visual yang tidak diproyeksikan. B. METODE MENGAJAR

1. Pengertian Metode Mengajar

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajara yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar terutama berkaitan dengan perkembangan kemampuan siswa, diantaranya sebagai berikut: 1. Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahusiswa lebih jauh terhadap materi pelajaran. 2. Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni. 3. Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah. 4. Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu. 5. Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan inkuiri terhadap sesuatu topic permasalahan. 6. Harus memungkinkan siswa untuk mampu menyimak. 7. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. 8 8. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama. 9. Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

2. Fungsi Metode Mengajar

Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau membentuk kompetensi siswa. 2. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran. 4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Faktor-faktor Metode Mengajar

Penentuan atau memilih metode mengajar dalam pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa. 2. Karakteristik bahan pelajaranmateri pelajaran. 3. Waktu yang digunakan. 4. Faktor siswa 5. Fasilitas, media, dan sumber belajar.

4. Jenis-jenis Metode Mengajar 1. Metode ceramah

Merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran secara lisan dari guru. Bentuk penyampaiannya sangat sederhana dari mulai pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, dan menyimpulkan. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehiingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan.

1.1. Karakteristik metode ceramah

- Bersifat memberi informasi. 9 - Proses pembelajarannya dilakukan secara klasikal. - Lebih bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara. - Perlu adanya dukungan kondisi yang efektif dari guru.

1.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran ceramah

- Guru menguasai teknik-teknik ceramah yang dapat membangkitkan minat, dan motivasi siswa. - Guru mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pembelajaran. - Guru menguasai materi pelajaran. - Guru menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik. - Guru menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas. - Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan guru. - Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. - Siswa memiliki emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan memiliki motivasi mengikuti pelajaran.

1.3. Keunggulan metode ceramah

- Dianggap ekonomis waktu dan biaya. - Target jumlah siswa akan lebih banyak. - Bahan pelajaran sudah dipilihdipersiapkan. - Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu pada siswa yang bersangkutan.

1.4. Kelemahan metode ceramah

- Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat dengan baik. - Kemungkinan menimbulkan verbalisme. - Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara total. - Peran guru lebih banyak sebagi sumber pelajaran. - Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan. 10

2. Metode Diskusi

Merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil, kelompok sedang, dan kelompok besar ataupun diskusi kelas. Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator untuk mengatur pembicaraan cara mencapai target.

2.1. Karakteristik metode diskusi

- Bahan pelajaran dikemukakan dalam topic permasalahan.. - Adanya pembentukan kelompok. - Kelancaran kegiatan diskusi ditentukan oleh moderator. - Guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.

2.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran diskusi

- Guru mampu merumuskan permasalahan sesuai pembelajaran diskusi. - Guru mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan. - Guru mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa. - Guru mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi. - Guru menguasai permasalahan yang didiskusikan. - Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam diskusi. - Siswa mampu melaksanakan diskusi. - Siswa mampu menerapkan belajar secara bersama. - Siswa mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapatide. - Siswa mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain.

2.3. Keunggulan metode diskusi

- Bertukar pikiran. - Menghayati permasalahan. - Merangsang siswa untuk berpendapat. - Mengembangkan rasa tanggung jawab. - Membina kemampuan berbicara. - Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lain. - Memberikan kesempatan belajar. 11

2.4. Kelemahan metode diskusi

- Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak. - Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi tidak akan efektif. - Materi pelajaran dapat menjadi luas dan yang aktif hanya siswa tertentu.

3. Metode Demonstrasi

Merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu mengorganisasikan kelas.

3.1. Karakteristik metode demonstrasi

- Penyampaian pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. - Guru berperan sebagai model yang mendemontrasikan pembelajaran. - Mengutamakan aktivitas siswa. - Bahan dan situasi yang digunakan adalah objek yang sebenarnya.

3.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi

- Guru mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang dipraktikkan. - Guru mampu mengelola kelas. - Guru mampu menguasai siswa secara menyeluruh. - Guru mampu menggunakan alat bantu yang digunakan. - Guru mampu melaksanakan penilaian proses. - Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan didemonstrasikan. - Siswa mampu memahami tujuanmaksud yang akan didemonstrasikan. - Siswa mampu mengamati proses yang didemonstrasikan. - Siswa mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.

3.3. Keunggulan metode demonstrasi

- Siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai objek yang sebenarnya. - Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa. - Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis. - Dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan objek. - Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek. 12

3.4. Kelemahan metode demonstrasi

- Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja. - Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif. - Sering terjadi siswa yang kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang didemonstrasikan.

4. Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah pada hakikatnya sama dengan inkuiri dan discovery. Metode pemecahan masalah dalam pembelajaran merupakan suatu upaya dan cara untuk membelajarkan siswa efektif dengan menggunakan metode ilmiah. Jika dilihat dari filosofinya, metode ini cenderung menggunakan pendekatan konstruktivisme artinya pengetahuan, keterampilan, dan sikap akan dikembangkan dan dibangun oleh siswa di bawah bimbingan guru.

4.1. Karakteristik metode pemecahan masalah

- Metode ini sesuai jika digunakan pada siswa SD di kelas tinggi. - Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan induktif.

4.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran metode pemecahan masalah

- Guru mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan pemecahan masalah. - Guru menguasai konsep yang di-problem solving-kan. - Guru mampu mengelola kelas. - Guru mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah secara efektif. - Guru mampu memberikan penilaian secara proses. - Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui pemecahan masalah. - Siswa memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah. - Siswa memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras. - Siswa mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.

4.3. Keunggulan metode pemecahan masalah

- Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah. - Mengembangkan kemampuan berpikir kritis. 13 - Mempelajari bahan pelajaran yang aktual dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. - Jika dilaksanakan secara berkelompok dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa. - Mengoptimalkan kemampuan siswa.

4.4. Kelemahan metode pemecahan masalah

- Memerlukan waktu relatif lama. - Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis. - Memerlukan bimbingan dari guru. Dalam penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini, penulis menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. 14 BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri Pejagan 03 kecamatan Kota Bangkalan kabupaten Bangkalan. Subyek dari peneltian ini adalah siswa kelas III semester 2. Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut: Tanggal 23 Maret 2010 mata pelajaran Matematika siklus pertama. Tanggal 30 Maret 2010 mata pelajaran Matematika siklus kedua.

B. Prosedur Penelitian Tindakan Perbaikan Siklus I