Kajian Empiris TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 19 3 Mengubah citra sampah dari beban lingkungan menjadi sumber daya ekonomi. Pengelolaan sampah padat kota solid waste management , usaha daur ulang dan pengomposan baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui instansi terkait, para pemulung dan pelaku lainnya mempunyai titik singgung dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Selama ini kegiatan ini terkesan berjalan secara sendiri-sendiri. Kegiatan para pemulung dan usaha pengomposan sampah belum terintegrasi dalam sistem penanganan sampah secara menyeluruh. Efisiensi penanganan sampah perlu memadukan semua pelaku dalam menjaga kebersihan kota termasuk peran serta masyarakat.

F. Kajian Empiris

Penelitian mengenai kajian tentang sampah dan analisis sosial ekonomi pengelolanya dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu tentang Sampah dan Analisis Sosial Ekonomi Pengelolanya No Nama, Tahun dan Lokasi Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Djuwendah, 2000, Kotamadya Bandung Deskriptif Kualitatif Kelembagaan transaksi yang ada memperlihatkan adanya distribusi biaya dan keuntungan yang seimbang serta dapat menekan biaya transaksi. Bahan dauran sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan langsung oleh pemulung 479,06 ton per hari dengan nilai ekonomi Rp. 593.224,23ton. Usaha ini dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada 13.687 orang pemulung commit to user 20 dengan rata-rata pendapatan Rp. 20.763,50hari 2. Indri Wahyu Susanti, 2003, Kota Solo Deskriptif Kuantitatif Salah satu usaha informal adalah usaha yang berskala kecil dan dari hasil uji Chi-Square diketahui bahwa variabel pengalaman usaha, umur, tingkat pendidikan dan lokasi usaha berpengaruh terhadap pendapatan usaha sektor informal, sedangkan uji Chi-Square juga diketahui bahwa variabel jumlah tenaga kerja tidak berhubungan dengan pendapatan usaha di sektor informal. 3. Endry Setiawan, 2005, Kab. Bantul DIY Deskriptif eksploratif Rata rata pendapatan WKRT pemulung asal Gunung Kidul lebih besar dari pada Bantul yaitu Rp.720.000-Rp.920.000 asal Gunung Kidul dan Rp.510.000- Rp.710.000 asal Bantul dengan pendapatan total rumah tangga antara Rp.1.151.000-Rp.1.551.000 sebesar 66,67. Pembagian kerja pada aktivitas kemasyarakatan tidak terjadi ketimpangan yang signifikan atau relatif seimbang antara suami istri rumah tangga pemulung. Pada pembagian kerja bidang kerumahtanggaan istri terlihat lebih mendominsi ketimbang suami. Pada aktivitas ekonomi produktif suami istri sama bekerja diatas batas normalkerja berlebih. 4. Nunuk Hariyani, Hendro Prasetyo, Soemarno, 2013, Kota Malang Deskriptif Kualitatif Bentul-bentuk kegiatan dalam pengelolaan sampah adalah penyapuan, pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Ada tiga pola pengangkutan sampah, yaitu pola pengangkutan dengan arm roll pada TPS container, pola pengangkutan dengan dump-truck yang di bantu dengan loader pada TPS landasan commit to user 21 dan pola pengangkutan dengan dump-truck pada TPS transfer depo. Pembuangan sampah terakhir dapat bermacam-macam bentuk, seperti: Lahan tempat pembuangan akhir TPA, pembakaran sampah, pengkomposan sampah organic, dan lainnya. 5. Nina Wulan Ari, 2009, Semarang Deskriptif Kualitatif Sebagian besar responden berdomisili di tempat bos pemulung 86.7, sedangkan alasan pemulung melakukan mobilitas non permanen ke Banyumanik karena alasan lokasi yang lebih strategis 60 dibandingkan di daerah asal mereka. Kontribusi pendapatan keluarga pemulung setiap hari sebesar 72,43 dari seluruh pendapatan keluarga yang mereka peroleh. 6. Riki Andriyani dan Maryono, 2009, Kota Semarang Deskriptif Kuantitatif Karakteristik sampah yang didaur ulang di wilayah studi adalah sampah anorganik dengan mayoritas berupa sampah kertas, plastik, logam. Hubungan radius dan modal pemulung terhadap nilai jual di lapak besar campuran menunjukkan hubungan linear negatif, berarti bahwa semakin jauh radius pengambilan sampah maka nilai jual yang akan diterima berkurang. 7. Rina Susanti dan Hesti Asriwandari, 2012, Kota Pekanbrau Deskriptif Kuantitatif Pola bekerja pemulung di TPA Muara Fajar bisa dikatakan cukup baik. Sementara hubungan pola bekerja menunjukkan kondisi sedang terbukti dari tingkat pendapatan yang terima pemulung dari hasil penjualan sampah berkisar Rp 1.200.001 Rp 2.500.00 perbulan. Perhitungan hasil penelitian ditemukan pengaruh yang signifikan antara pola bekerja dengan tingkat pendapatan yang diterima pemulung, dengan p - 1,140 + commit to user 22 0,260 X. Dimana setiap penambahan 1 pola bekerja pemulung maka akan mempengaruhi tingkat pendapatan pemulung sebesar 0,260 8. Rina Yulyanti, 2012, Kota Bengkulu Deskriptif Kualitatif Dorongan utama pilihan kerja memulung adalah adalah pemenuhan kebutuhan dasar keluarga. Hal ini yang mendorong informan melakoni pekerjaan memulung, ataupun bertempat tinggal di lokasi TPA dengan segala keterbatasan yang ada. Dari sekian kebutuhan dasar yang terdiri dari sandang, pangan dan papan, pemulung di TPA Air Sebakul lebih mementingkan kebutuhan pangan dibandingkan kebutuhan sandang dan papan, seperti makan. 9. Gunawan, 2012, Tanjungpinang Deskriptif Kualitatif Strategi bertahan hidup pemulung Ganet adalah adanya suatu kepercayaan, jaringan serta hubungan timbal balik yang diciptakan dalam kelompok mereka. Sebaiknya meningkatkan lagi kepercayaan serta mempereratkan lagi hubungan timbal balik yang dimiliki oleh kelompok pemulung di tempat pembuangan akhir Ganet. 10. Ana Martiana, 2013, Magelang Deskriptif Kualitatif hubungan yang terjalin antara pemulung, pembeli barang bekas dengan pengepul berpola asosiatif. Tercipta hubungan timbal balik reciprocal yang saling menguntungkan. Kebutuhan seperti modal dan informasi harga barang diberikan oleh pengepul kepada pembeli barang bekas yang setia bekerja sama dengannya. Sedangkan pemulung tidak memerlukan informasi harga barang. Relasi memberikan indikasi di bidang ekonomi berupa keuntungan terhadap pengepul dengan terbukanya jalan bagi perkembangan usaha pengepulan. commit to user 23 Pembeli barang bekas keliling memperoleh keuntungan dari barang bekas yang disetorkan dan beberapa strategi pengepul yang mendukung pekerjaan mencari barang bekas. Keakraban antaraktor sebagai dampak sosial yang berfungsi untuk memperkuat relasi kerja. Sumber : Data diolah, 2014

G. Kerangka Pemikiran