Gambaran Kegiatan Belajar Siswa Sumatera

  

BETTER COUNSELING FOR BETTER EFFECTIVE DAILY LIVING

Proceeding Book

International Counceling Conference and Workshop in Counseling Centre

  

Profesional Counselor Education Laboratory in

The State University of Medan

Editor

Sri Milfayetty

  

Muhammad Saffuan Abdullah

  Better Counseling More Clients Effective Daily Living

  Sri Milfayetty Muhammad Saffuan Abdullah Hak Cipta dilindungi Undang-undang Penata Isi dan desainer sampul: Mil Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Unimed Pres

  ISBN : 978-602-1313-30-30-5 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun`(seperti cetakan, fotokopi, mikrofilm, VCD, CD-ROM, dan rekaman suara) tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/Penerbit

  

Preface

It is with pleasure that we host the First International Counseling Conference and Workshop ( ICC )

endorsed by Counseling Centre Counseling laboratory The State University of Medan in Collaboration

with Bond Indonesian Counselor (IKI), The division of Indonesian Guidance and Counseling

Assosiation (ABKIN) and Saffone Counseling Training& Consultancy Malaysia. The Conference has

been organized by Counseling Centre in Medan, North Sumatera, 13-15 September 2014.

The Theme of the conference is Better Counseling More Client Effective Daily Living. This

  international conference is a part of the activity Stadium General in Education of Profesional Counselor of UNP-UNIMED year 2014-2015. The aim is to provide a forum for researches and practitioners to discuss issues about the variety application of counseling in life.

  The conference will include oral and poster presentation in paralel session. Participants are invited to submit papers according to the theme and topics. In addition to the conference, will be held a workshop to improve participants’competence in applying therapy in counseling. The ICC 2014 Book of proceeding abstract at hand brings together a variety of panel presentation, oral presentation and poster presentation abstracts concerning on the issues outlined above and much more. A total 45 oral presentations, 1 key note speaker, 3 plenary presentations, 5 poster presentations abstract has been included in the book.

  Three panel contributions, amounting to five papers, have mainly centred around current discussion on the applications of therapy in counseling. The 45 oral presentation have included highly stimulating finding from a wide range of theoretical and applied aspect of counseling in life. The strength of the papers put together also comes from the vast number of counseling through which these issues have been put scrutiny this year : Banda Aceh, Medan, Surabaya, Malang, Padang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Kuala Lumpur, Johor Bahru.

  On behalf of the Organizing committee, I extend a warm welcome and hope that you will be highly stimulated and inspired by the abstracts included in this book and the discussion initiated during the conference and workshop.

  Sri Milfayetty

  

CONTENTS

Preface Part I

  

1.1 THE ROLE OF OBSERVATIONAL LEARNING TO SHAPE INDIVIDUAL AFFECTIVE ASPECT IN

SOCIAL LIFE(AN ANALYSIS OF PSYCHOLOGY PERSPECTIVE : A SOCIAL COGNITIVE THEORY) Alfaiz, S.Psi.I, M.Pd, Zulkifli, M.Pd

  

1.2 THE PRINCIPAL LEADERSHIP STYLE IN IMPROVING TEACHER PERFORMANCE OF JUNIOR

HIGH SCHOOL IN BANDA ACEH Musriadi, Zainal Abidin Suarja, Jalaluddin

  

1.3 THE QUALITY OF COUNSELOR PERSONALITY AS GOLDEN BRIDGE TO QUALITY

COUNSELING SERVICES Hengki Yandri, M.Pd, Kons, Nofrita, S.Pd.I. M.Pd.

  

1.4 ANALISIS MANAJEMEN PENGGUNAAN SOFTWARE AUM DALAM MENGIDENTIFIKASI

MUTU BELAJAR SISWA.

  Ramli Siregar, Natalina, Julfan, Milfa

  

1.5 ANALISIS MANAJEMEN PENGGUNAAN SOFTWARE AUM DALAM PENYUSUNAN PROGRAM

BERBASIS MUTU BELAJAR SISWA.

  Porang Siregar, Siri Hajar Nasution, Sujono, Milfa

  

1.6 PENERAPAN PERMAINAN PESAN BERANTAI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK

MELATIH PENDENGARAN, KONSENTRASI, DAYA

  INGAT DAN MENAMBAH PERBENDAHARAAN KATA ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TUNGGURONO – BINJAI TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Salma Rozana S.Pd

  

1.7 KAJIAN MENGENAI HUBUNGAN ANTARA KEMURUNGAN, KEBIMBANGAN DAN TEKANAN

DENGAN TRET PERSONALITI DI KALANGAN PELAJAR TAHUN AKHIRFAKULTI

PENDIDIKAN, UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA.

  Ahmad Hazuad Bin Salleh, Dini Rahiah Kadir

1.8 PENDEKATAN KAUNSELING TEORI PEMUSATAN

  INSAN DALAM PROSES KAUNSELING:SATU ANALISIS MENURUT PERSPEKTIF ISLAM a b Nur Fadhilah Bt Abdullah Fauzi ,Mariani Omar kolej Universiti Islam Sultan Azlan Shah, Perak,

  

1.9 ISU-ISU DALAM PERHUBUNGAN PENYELIAAN KAUNSELING: PENGALAMAN KAUNSELOR

PELATIH DI MALAYSIA Norazani Ahmad, Nurul ‘Ain Mohd Daud, Fauziah Mohd Sa’ad, Hapsah Md. Yusof

  

1.10MEREKAYASA PEMBUDAYANAMALANPENYELIDIKAN PENILAIANKE ARAH

PEMBENTUKAN MODAL INSAN CELIK INOVASI Asmawati Binti Mohamad Ali, Kolej Matrikulasi Pahang

  

1.11KEBERKESANANKAUNSELING KELOMPOK PENDEKATAN PEMUSATAN INSANDAN

PENDEKATAN PSIKOLOGI KOGNITIF AD-DIN KE ATAS KONSEP KENDIRI REMAJA HAMIL LUAR NIKAH

Fauziah Mohd Sa’ad, Mohd Noor Idris, Norazani Ahmad, Nurul ‘Ain Mohd Daud, Hapsah Md Yusof

  1.12STUDI PERBANDINGAN MANAJEMEN KURIKULUM TK (TAMAN KANAK- KANAK), RA ( RAUDHATUL ATHFAL), TKA (TAMAN KANAK- KANAK AL QUR’AN) DI KECAMATAN MEDAN JOHOR Purwansar

1.17 LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK

  

2.3 THE DEVELOPMENT OF STUDENT CAREER COMPETENCY IN SECONDARY SCHOOL THROUGH

COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM Dr. Suwarjo, M.Si 1, Agus Supriyanto, S.Pd. 2 2.4 SPIRITUAL WELL-BEING AND ACADEMIC ACHIEVEMENTAMONG UNIVERSITY STUDENTS.

  2.8 PENINGKATANHASILBELAJARMATAKULIAH BIMBINGANKONSELINGPERKEMBANGAN DENGAN MENGGUNAKANAPLIKASI SOFTWAREITP DAN ATP DALAMLAYANAN DASAR, LAYANAN

  2.7 KONSELING SPIRITUAL DALAM MENINGKATKAN WELLNESS LANSIA DewiJustitia

  

2.6 PENINGKATAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A MELALUI PERMAINAN BAKIAK DI PAUD

TERPADU PERMATA HATI BANDA ACEH Riza Oktariana

  

2.5 MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF BAGI SISWA DANMAHASISWAMELALUI

ANALISIS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF TERAPI DAN HYPNOLEARNING RahmaWira Nita. M.Pd.,Kons Dan Zulfikar,S.Pd.I.M.Pd.

  MarianiOmar a ,;NurFadhilahBt Abdullah Fauzi b

  2.2 IMPROVINGTHEEFFECTIVENESSOFCOOPERATIVEGAMESSOCIALSKILLSEARLYAGECHILDREN AmanahSurbaktiM. Psi, Psikolog

  1.13PENGARUH PENGGUNAAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE DALAM MENINGKATKAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI Imeldawati

  

2.1 THE DEVELOPMENT OF STUDENT SPIRITUAL COMPETENCY IN SECONDARY SCHOOL THROUGH

COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd,IsniDhanianto, S.Pd

  Part II DAFTAR NAMA PRESENTER KELOMPOK 2

  BERKEBUTUHAN KHUSUS(SUATU OBSERVASI LAPANGAN DI SDLB DESA LABUI, KECAMATAN BAITURRAHMAN, KOTA BANDA ACEH) Qathrinnida, S.Pd

  1.16PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DALAM MENGATASI MASALAH PENYESUAIAN DIRI KOMUNITAS REMAJA MINORITAS SUKU PUNJAB DI KOTA MEDAN Nur’aini

  1.15KETERAMPILAN MEMBERI RESPON KONSELOR SEBAYA BERKARAKTER MELALUI STRATEGI BMB3DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Rosmala Dewi, Rahmulyani

  1.14PENINGKATAN KINERJA KONSELOR MELALUI PERAN SUPERVISI PENDIDIKAN PADA SMA NEGERI 1 MAKMUR KABUPATEN BIREUEN Siraj, S.Pd, M. Pd

RESPONSIF,PERENCANAAN INDIVIDUAL,DAN DUKUNGANSISTEM

  ZuraidaLubis

  

2.9 INTERVENSI TERAPI KOGNITIF TINGKAHLAKUTERHADAP KESEDIAAN BERUBAH DAN ESTIM

KENDIRI PENGHUNI RUMAH PENGASIH- KAJIAN RINTIS (PENGUJIAN MODUL CBT) Noor AznizaIshak, Muhammad Syamsul Mat Zin,MahmoodNazarMoham Muhammad DzahirKasa, Zulkama’azuraZulkarnain, Siti Sarah Md. Yusuf

  2.10DILEMA ETIKA DALAM KALANGAN KAUNSELOR PELATIH: KAJIAN KES ShazrulShafiqDeranii&Nurul ‘AinMohdDaud

  

2.11KESEJAHTERAAN DIRI KAUNSELOR PELATIH PERINGKAT SARJANA MUDA DALAM INTERNSHIP

KAUNSELING DI SEKOLAH: KAJIAN KES Nurul ‘AinMohdDaud, FauziahHanim Jalal &Norazani Ahmad

  

2.12KESESUAIAN MODEL KECERDASAN EMOSI, TRAIT PERSONALITI DAN TINGKAH LAKU KEPIMPINAN

TERHADAP PRESTASI DALAM KALANGAN PEMIMPIN PENDIDIK Nurul Hudani Md. Nawi a , Ma'rof Redzuan b

, Puteri Hayati Megat Ahmad

c& Noor Hisham Md Nawi d

  

2.13FAKTOR, KESAN DAN STRATEGI MENANGANI PERMASALAHAN KURANG TUMPUAN PELAJAR

SEKOLAH MENENGAH DI DALAM KELAS: SUATU KAJIAN KUALITATIF Mohammad Aziz Shah Bin Mohamed Arip,FauziahBintiMohd Sa’ad, Norhidayah Binti Jaapar, Khairiyah Binti Mohd Ali, Najwa Hananie Binti AthdzarWan Norhasniah Binti Wan Abd Rashid

  2.14MENINGKATKAN NILAI-NILAI MORAL ANAK USIA 5 – 6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERCERITA JamilahThahir

  2.15PENGEMBANGAN PANDUAN PELATIHAN KETERAMPILAN COPING ADAPTIF SISWA SMP KhairulBariyyah M.Pd 1 , LailyTiaraniS.Psi. M.Pd

PART III

  3.1 THE IMPLEMENTATION OF SCHOOL WATCHING METHOD TO ENHANCE THE KNOWLEDGE OF PREPAREDNESS IN THE EFFORTS OF EARTHQUAKE DISASTER RISK REDUCTION FOR ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS ACADEMIC YEAR 2014-2015 Sri Adelila Sari 1* , Sri Milfayetty 2* ,And Husnul Khatimah 3

  3.2 PEER EDUCATORS A STRATEGY APPROACH IN LEARNING ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH Dra. Farihah, M.Pd

  3.3 LAYANAN KONSELING TEMAN SEBAYA UNTUK MENGATASI CULTURESHOCK PADA MAHASISWA ASING (STUDI PADA MAHASISWA MALAYSIA DI ASRAMA MA’HAD ALY AL- FIKRY IAIN RADEN FATAH PALEMBANG) Neni Noviza, M.Pd

  3.4 APLIKASI TEKNIK ‘ART THERAPY’ DALAM MENEROKA KES BULI DI SEKOLAH RENDAH : SATU KAJIAN KES Zulkifli Bin Ibrahim

3.5 KAJIAN TERHADAP PERBEZAAN PENCAPAIAN SPM PELAJAR LELAKI DENGAN PELAJAR PEREMPUAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.

  Nik Syuharul Apizo B. Safien

  3.6 PERKHIDMATAN MENOLONG KE ARAH PENINGKATAN KUALITI HIDUPSurizawati Binti Shaafi, Asmawati Binti Mohamad Ali& Ahmadkhazani Bin Abdul Wahab*

  

3.7 PERANAN DIMENSI BERSEMUKA (FACE TO FACE) DALAM BIMBINGAN DAN PENASIHATAN:

PRAKTIS PARA GURU DI SEKOLAH MENENGAH Nazariah Ab. Samad, Norazani Ahmad, Fauziah Hanim Jalal, Mohd Noor Idris, Che Anuar Che Abdullah, Hapsah Md. Yusof, Nurul ‘Ain Mohd Daud

  

3.8 LATARBELAKANG KEHIDUPAN DAN CARA BERFIKIR INDIVIDU KECELARUAN IDENTITI

GENDER a b c Puteri Hayati Megat Ahmad , Nurul Hudani Md. Nawi &Peter Voo Su Kiong

3.9 APLIKASI E-KAUNSELING MELALUI SISTEM HRMIS DALAM PERKHIDMATAN AWAM

  1 2 Roszita Binti Ali dan Fairuz Binti Ibrahim

  3.10 GAMBARAN KEGIATAN BELAJAR SISWA SUMATERA BARAT Daharnis, Erlamsyah, Ifdil, Zadrian Ardi Dan Rezki Hariko

  

3.11 PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOKTEKNIK ROLE PLAYING DALAM

MENINGKATKANKETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014 1) 2) Kemali Syarif Mawaddah Latifah Hasibuan

  

3.12 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI BAHAN BELAJAR AUDIO VISUAL KINERJA TES

Dra. Nurarjani, M.Pd

  

3.13 CITA-CITA PERKERJAAN DAN PILIHAN PEMINATAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

NEGERI DI SUMATERA BARAT Ifdil Dan Zadrian Ardi

  

3.14 JALIN KERJA SAMA KREATIFITAS TANPA BATAS SEKOLAH, KELUARGA & PENGUSAHA

BERDAYAKAN ANAK TUNAGRAHITA Rejokirono,M.Pd

  

3.15 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK TUNAGRAHITA MELALUI OUT DOOR CLASS

ACTIVITY Putri Besnsu, S.Pd

  

Gambaran Kegiatan Belajar Siswa Sumatera Barat

  Oleh Daharnis, Erlamsyah, Ifdil, Zadrian Ardi dan Rezki Hariko

  Universitas Negeri Padang daharnis@konselor.org, erlamsyah@konselor.org,

  

ifdil@fip.unp.ac.id , zadrian@konselor.org, hariko@konselor.org

ABSTRAK

Upaya perbaikan dan pengembangan kegiatan belajar siswa perlu dilakukan secara menyeluruh melalui

program yang didasari oleh kajian mendalam dan komprehesif. Upaya ini salah satunya diawali dengan

identifikasi kondisi awal kegiatan belajar siswa. Kajian ini merupakan studi pendahuluan (Preliminary

research) berbentuk analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan profil

dan kondisi kegiatan belajar siswa dengan jumlah sampel 1196 siswa di Sumatera Barat. Instrumen yang

digunakan dalam kajian ini adalah Daharnis Learning Activities Scale (DLAS). Kajian ini mengungkapkan

bahwa kondisi kegiatan belajar siswa secara umum berada pada kategori tinggi. Secara khusus persiapan

belajar siswa, kegiatan selama proses belajar dan kegiatan setelah proses belajar juga berada pada kategori

tinggi; namun ada beberapa jenis kegiatan belajar siswa untuk setiap sub-variabel yang masih belum

optimal. Implikasi hasil kajian ini adalah optimalisasi dan/atau penelitian lanjutan untuk menghasilkan

suatu model program pengembangan kegiatan belajar siswa.

  Kata Kunci: kegiatan belajar, DLAS, konseling, kesulitan belajar.

  PENDAHULUAN

  Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara terus-menerus (Dirjen PMPTK, 2008; Dwi Atmanti, 2005), sehingga terjadi perubahan baik secara teknis pelaksanaaan maupun secara mendasar. Perubahan yang bersifat teknis misalnya dalam hal aturan dan disiplin, buku sumber dan perangkat pembelajaran, dan pengaturan jadwal. Sedangkan perubahan mendasar terkait dengan kurikulum secara komprehensif dan mendasar (sekarang telah diberlakukan Kurikulum 2013) serta perubahan makna dan fungsi pendidikan yang diterapkan.

  Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia Pasal 1, terdapat lima komponen pokok dalam apa yang disebut pendidikan, yaitu: usaha sadar dan terencana, suasana belajar dan proses pembelajaran, peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya, dengan enam fokus capaian, yaitu kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang berguna bagi peserta didik itu sendiri, masyarakat, bangsa dan negara (Daharnis, 2013; M. Farozin, 2012).

  68

  Terkait dengan makna tersebut, perubahan mendasar juga terjadi pada fungsi pendidikan. Pada pasal 3 UU No. 20/2003 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  Di samping dua contoh perubahan mendasar di atas, dalam pemikiran bersama ALPTKI, Forkom FKIP Negeri se-Indonesia dan ISPI (2013) yang tertuang dalam Grand Design Pengawalan Implementasi Kurikulum 2013, dua pasal lainnya yang menjadi landasan paradigma suasana belajar dan pembelajaran yang perlu mendapat perhatian adalah pasal 4 dan pasal 5 UU No. 20 tahun 2003. Kesemua pasal-pasal tersebut lebih menekankan pada belajar peserta didik dan proses pembelajaran. Tentunya, pasal-pasal lain dalam UU No. 20 tersebut juga merupakan hal- hal penting dan mendasar yang perlu mendapat perhatian, karena sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Pasal 1 ayat 3).

  Upaya peningkatan mutu dan perbaikan yang telah menimbulkan berbagai perubahan baik yang bersifat teknis pelaksanaan maupun yang bersifat mendasar tampaknya mesti terus dilakukan. Upaya tersebut dilakukan guna mengikuti perkembangan global dan teknologi. Namun, penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan tampaknya belum mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Standar-standar yang dikembangkan oleh BSNP sepertinya belum tercapai secara optimal sebagaimana ditetapkan. Walaupun telah dilaksanakan selama beberapa tahun, kurikulum yang diterapkan dengan segenap standarnya terkesan belum mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Apakah penerapan Kurikulum 2013 yang pemberlakuannya ada yang dimulai pada tahun 2013 dan ada yang menerapkan pada tahun 2014 akan mencapai harapan?

  Indikasi pentingnya kajian, pemikiran, dan pengembangan terlihat pada berbagai aspek, antara lain berkenaan dengan isi (Permendiknas No. 22 tahun 2006, sekarang Permendikbud No. 64 Tahun 2013), pencapaian kompetensi lulusan (Permendiknas No. 23 Tahun 2006, sekarang Permendikbud No. 54 Tahun 2013), ataupun pada proses pelaksanaan (Permendiknas No. 23 Tahun 2006, sekarang Permendikbud No. 65 Tahun 2013). Begitu juga pada pencapaian

  69

  standar-standar lain yang telah ditetapkan oleh BSNP. Hal ini bukan berarti bahwa pendidikan di Indonesia telah gagal total, tetapi di sana-sisi perlu kajian, pemikiran dan pengembangan.

  Berkenaan dengan isi misalnya, hampir setiap tahun terindikasi bahwa hasil capaian peserta didik masih perlu ditingkatkan, terutama untuk tingkat SLTA. Begitu juga berkenaan dengan penyelenggaraan ujian selalu saja ada permasalahan yang memerlukan kajian dan pemikiran mendalam untuk perbaikannya. Di sana-sisi, terjadi kecurangan dan ketidakberesan, seperti kebocoran soal, saling nyontek, pendidik memberikan kunci jawaban kepada peserta ujian; terjadinya sistem perjokian untuk masuk perguruan tinggi.

  Di Sumatera Barat misalnya, hasil Ujian Nasional siswa SMP dan SMA tahun 2012 ternyata masih rendah. Untuk tingkat SMA sederajat propinsi Sumatera Barat menduduki peringkat 28 dan untuk tingkat SLTP menduduki peringkat 23 dari 33 propinsi di tanah air (Vie

  H, 2012); walaupun nilai ujian siswa-siswi meningkat, dan persentase kelulusan juga meningkat dari tahun 2011, yaitu di atas 99% (Vid H, 2012). Begitu juga untuk tahun 2013 dan 2014, hasil UN di Sumatera Barat masih perlu mendapat perhatian serius (Andri El Faruq, 2014; Haluan Padang, 2013).

  Rendahnya capaian siswa SLTA di Sumatera Barat juga terlihat dari nilai rata-rata calon mahasiswa yang masuk pada dua universitas terkemuka di kota Padang (UNP dan Unand) yang pada umumnya berasal dari siswa SLTA Sumatera Barat. Pada tahun 2010 misalnya, nilai rata- rata calon mahasiswa IPS dan IPA untuk calon mahasiswa UNP adalah 54,12 dan 76,97; Unand 60,19 dan 75,44 dari nilai maksimum 100 (Alizamar, 2012).

  Permasalahan berkaitan dengan hasil belajar tidak hanya terjadi di Sumatera Barat. Pada salah satu SMA di Kabupaten Lombok Timur misalnya, ditemukan jumlah siswa yang sangat banyak tidak mencapai ketuntasan belajar minimum (KKM), yaitu antara 42,49%-99,49% untuk 6 mata pelajaran (Syukri, 2012). Begitu juga di daerah Aceh Selatan dan Ende NTT, ditemukan sangat banyak siswa SMA sulit mencapai KKM (Laporan mahasiswa SM-3T).

  Permasalahan-permasalahan yang dikemukakan pada uraian di atas memerlukan suatu kajian dan pengentasan segera. Selama ini telah banyak dilakukan upaya untuk hal tersebut, antara lain penataran guru-guru; pengembangan media, materi, dan strategi pembelajaran; peningkatan sarana-prasarana; pengembangan alat dan strategi evaluasi dan penegakan disiplin. Di antara upaya-upaya tersebut, agaknya pengembangan kegiatan belajar siswa masih

  70

  kurang mendapat perhatian, dan memerlukan perhatian yang sangat serius. Belum maksimalnya pelaksanaan upaya-upaya seperti yang telah disebutkan mengakibatkan kegiatan belajar siswa kurang bagus dan siswa tidak terampil belajar. Kegiatan belajar siswa berpengaruh langsung terhadap hasil belajar (Daharnis, 2005; Daharnis dkk, 2011a; 2011b; Alizamar, 2012; Herman Nirwana, 2003). Di samping berpengaruh langsung terhadap hasil belajar, pengembangan kegiatan belajar tersebut merupakan inti dari makna pendidikan dalam arti luas, yaitu pengembangan belajar peserta didik sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 20 tahun 2003.

  Dari hasil-hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa mutu kegiatan belajar peserta didik (siswa dan mahasiswa) masih rendah. Dari hasil analisis terhadap laporan pelaksanaan PL-BK mahasiswa tahun 2010 pada lima SMA Negeri kota Padang diketahui bahwa secara rata-rata mutu kegiatan belajar siswa masih tergolong rendah, yaitu 101,17 dari skor ideal 330 atau sekitar 30,66% (Alizamar, 2012). Hal ini nampaknya tidak jauh berbeda dengan siswa SLTA lain di Sumatera Barat. Dari hasil analisis terhadap laporan mahasiswa PPK tahun 2013 yang melaksanakan PLBK pada lima SLTA di daerah Sumatera Barat (Kota Pariaman, Padang Panjang, Padang, Batusangkar, Bukittinggi) juga terlihat bahwa mutu kegiatan belajar siswa masih rendah, dengan skor rata-rata 96,574 dari skor ideal 330 (29,26%), dengan jumlah masalah belajar yang dialami oleh siswa-siswa tersebut secara rata-rata 47,70.

  Kondisi mutu kegiatan belajar mahasiswa di perguruan tinggi pun lebih memprihatinkan. Hasil penelitian Alizamar (2012) terhadap mahasiswa baru Universitas Negeri Padang menunjukkan bahwa mutu kegiatan belajar mahasiswa secara rata-rata adalah 45,5 dari 330 skor ideal (13,79%), dengan jumlah masalah rata-rata sebanyak 74,25 (39,99%).

  Upaya perbaikan kegiatan belajar siswa perlu dilakukan secara menyeluruh melalui pengembangan program yang didasari oleh kajian mendalam dan komprehesif. Apa, bagaimana, mengapa, dan pada aspek apa kegiatan belajar siswa yang memerlukan pengembangan perlu didalami untuk menyusun suatu program pengembangan kegiatan belajar siswa, karena pengembangan program harus didasari oleh data (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, 2012; Gladding, S.T., 2012; Galassi, J.P & Aksos, P., 2012).

  71

  Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengindentifikasi kondisi kegiatan belajar siswa di Sumatera Barat. Data awal dari penelitian ini menjadi dasar untuk pengembangan model program dalam rangka optimalisasi kegiatan belajar siswa.

  METODOLOGI

  Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan (preliminary research) berbentuk deskriptif yang dilaksanakan pada tahun 2014. Sampel penelitian berjumlah 1196 siswa di Sumatera Barat dengan menggunakan teknik penarikan sampel cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Daharnis Learning Activities Scale-DLAS (Daharnis dkk, 2014) dengan reliabilitas r=0,96 (Alpha Cronbach) dan 0,88 (tes-retes). Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif (mean beserta persentase tingkat capaian berdasarkan perbandingan dengan skor ideal, Sd, max, min, median dan frekuensi), dan uji beda (t-tes).

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Dari penelitian ini diperoleh data berkenaan dengan kondisi kegiatan belajar siswa berupa capaian yang digambarkan secara deskriptif. Secara umum untuk seluruh sub variabel penelitian, kondisi kegiatan belajar siswa berada pada kategori tinggi, dengan mean sebesar 109,52 (tingkat capaian 73,01%). Secara khusus kondisi kegiatan belajar siswa untuk setiap sub- variabel adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

  

Tabel 1

Kondisi Kegiatan Belajar berdasarkan Sub-variabel

Capaian Kondisi Kegiatan

  Kategori No Belajar Maks. Min. Mean SD %

  1 Sebelum Proses Belajar

  50 19 38,28 4,80 76,56 Tinggi

  2 Selama Proses Belajar

  50 17 36,59 5,19 73,18 Tinggi

  3 Setelah Proses Belajar

  50 15 34,66 5,64 69,32 Tinggi

  72

  Disamping gambaran secara umum mengenai kegiatan belajar siswa juga diperoleh data khusus berkenaan dengan frekuensi dan persentase setiap sub-variabel untuk setiap kategori. Gambaran data khusus dimaksud dapat dilihat pada Tabel 2.

  

Tabel 2

Deskripsi Data Setiap Sub-variabel berdasarkan Kategori

Kondisi ST T CT R SR N Kegiatan o f % f % f % f % f % Belajar

  1 Sebelum 24 20,2 69 57,9 24 20,6 1 1,1 Proses

  2

  3

  3

  4

  7

  5

  4

  7 Belajar

  2 Selama 14 12,1 64 54,2 36 30,5 3 3,0 0,0 Proses

  1

  5

  2

  9

  6

  5

  2

  6

  1

  8 Belajar Setelah

  3 50 42,2 49 41,5 9 7,9 0,2 Proses

  96 8,03

  3

  5

  2

  7

  6

  5

  4

  5 Belajar

  4 Kondisi Kegiatan

  11 73 61,0 33 27,7 1 1,2 0,0 Belajar 9,87

  1

  8

  4

  2

  6

  5

  5

  8 Keseluruha n Ket: ST= Sangat Tinggi , T= Tinggi , CT= Cukup Tinggi , R= Rendah , SR= Sangat Rendah .

  Dari kedua tabel di atas diketahui bahwa secara rata-rata memang mutu kegiatan belajar siswa SMA se-Sumatera Barat tergolong tinggi. Namun, apabila memperhatikan posisi skor rata- rata dimaksud mendekati batas bawah nyata kriteria. Artinya, walaupun skor tersebut secara rata- rata sudah berada pada kategori tinggi, tetapi masih belum sebagaimana diharapkan. Di samping itu, jika dimaknai sebagai skor rata-rata maka secara implisit terdapat data yang memiliki skor rendah. Hal ini juga terlihat pada besaran simpangan baku (SD) skor dari mean.

  Adanya skor yang rendah tersebut terlihat pada setiap sub-variabel. Beberapa contoh jenis kegiatan belajar siswa yang belum optimal untuk setiap sub-variabel dapat dilihat pada Tabel 3.

  73 Tabel 3

  

Contoh Jenis Kegiatan Belajar Siswa yang Belum Optimal

untuk setiap Sub-variabel

Sub-variabel Kegiatan No

  Jenis Kegiatan Belajar Belajar

  1 Sebelum Proses Belajar Sebelum belajar, siswa terlebih dahulu

  mempelajari materi yang akan diajarkan guru

  2 Selama Proses Belajar Jika guru tidak hadir, siswa tetap belajar sesuai dengan materi yang dijadwalkan

  3 Setelah Proses Belajar Siswa mengerjakan latihan-latihan untuk

  mendalami materi pelajaran walaupun tidak ditugaskan oleh guru Dari Tabel 3, untuk sub-variabel kegiatan belajar siswa sebelum proses pembelajaran, siswa belum optimal dan menyeluruh mempelajari materi yang akan diajarkan dengan skor 2,79 dari skor maksimal 5 (tingkat capaian 55,8%). Untuk sub-variabel ketika proses pembelajaran, skornya adalah 2,69 (tingkat capaian 53,8%) untuk jenis kegiatan belajar “jika guru tidak hadir, siswa tetap belajar sesuai dengan materi yang dijadwalkan”. Sedangkan untuk sub-variabel setelah proses belajar, skornya juga cukup rendah yaitu 2,85 (tingkat capaian 57%) dalam hal pengerjaan latihan-latihan untuk mendalami materi pelajaran walaupun tidak ditugaskan oleh guru.

  Bervariasinya mutu kegiatan belajar siswa memerlukan perhatian yang cukup serius dari berbagai pihak, termasuk siswa itu sendiri. Untuk itu diperlukan kerjasama dan kolaborasi sesama personil sekolah dan dengan orangtua (Prayitno, 2012; Permendikbud No 81A Tahun 2013). Penanggulangan permasalahan tersebut hendaknya dituangkan dalam suatu program yang jelas, sistematis dan komprehensif dengan menyelenggarakan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling; dan merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan.

  Dari segi pendekatan dan teknik, penanggulangan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan behavioristik (Daharnis, 2005; Daharnis dkk, 2011a). Sedangkan arah penanggulangannya mengacu pada pola pikir yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 khususnya tentang Penyempurnaan Pola Pikir. Pengembangan kegiatan belajar siswa tersebut dapat dilakukan dalam format individual, klasikal, dan kelompok (Permendikbud Nomor

  81A Tahun 2013). Langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan,

  74

  evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut dan pelaporan (Kurniawan, 2013; Suhartiwi & Musifuddin, 2013).

  Penerapan pendekatan yang diprogramkan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung serta kerjasama antar berbagai pihak akan membuahkan hasil yang optimal apabila penyelenggara layanan memperhatikan berbagai aspek tentang diri dan lingkungan belajar siswa, antara lain karakteristik guru, karakteristik siswa, kondisi sekolah, keluarga dan masyarakat (Dunkin dan Biddle, dalam Daharnis, 2011a; Elliot, Kratochwill, Littlefield, dan Travers, dalam Daharnis, 2011b).

KESIMPULAN DAN SARAN

  Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kegiatan belajar siswa SMA se-Sumatera Barat masih belum optimal. Kondisi yang demikian memerlukan perhatian cukup serius dari berbagai pihak terkait termasuk siswa itu sendiri. Upaya-upaya tersebut akan terwujud dengan adanya kerjasama dan kolaborasi yang baik antara sesama personil sekolah, orangtua dan masyarakat dengan memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi proses dan hasil belajar melalui penerapan pelayanan bimbingan dan konseling. Langkah-langkah penanggulangan tersebut akan dapat direalisasikan melalui program pengembangan kegiatan belajar yang jelas, sistematis dan komprehensif. Untuk itu diperlukan penelitian lanjutan dalam rangka pengembangan dan uji coba, sehingga dihasilkan suatu model program peningkatan kegiatan belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN

  Alizamar. (2012). Model Pendekatan Kelompok dalam Pengembangan Kegiatan Belajar Mahasiswa. Disertasi. Tidak diterbitkan. Padang: UNP. Andri El Faruq. (2014). 282 Siswa SMA di Sumatera Barat Tak Lulus UN Retrieved 14 Agustus,

  2014, from http://www.tempo.co/read/news/2014/05/21/173579212/282-Siswa-SMA-di- Sumatera-Barat-Tak-Lulus-UN . Daharnis. (2013). Pendidikan Karakter dalam Pelayanan Konseling. dalam Afriva Khaidir & Erizal Gani, 2013. Pendidikan Karakter: Sebuah Refleksi Pendekatan dalam Ilmu Humaniora.

  Padang: Sukabina Press. Daharnis (2012). Pendidikan Karakter-Cerdas: Pengembangan Kegiatan Belajar melalui

  Peningkatan Aspirasi Peserta Didik. Prosiding Seminar Internasional Bimbingan dan Konseling. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP.

  75

  Daharnis. (2005). Hubungan Sejumlah Karakteristik Mahasiswa, Kondisi Lingkungan, Pembelajaran, Kegiatan Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Negeri Padang. Tesis. Tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

  Daharnis. (2011a). Analisis Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP Ditinjau dari Mutu Kegiatan Belajar, Angkatan, Status Masuk dan Jenis Kelamin. Laporan Penelitian. Padang: UNP.

  Daharnis. (2011b). Hubungan Aspirasi, Persepsi, Locus of Control, Angkatan dan Status Masuk dengan Kegiatan Belajar Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP. Laporan

  Penelitian. Padang: UNP Daharnis dkk, (2014) Daharnis Learning Activities Scale-DLAS. Padang: UNP.

  Dirjen PMPTK. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dwi Atmanti, H. (2005). Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan. Jurnal Dinamika Pembangunan (JDP), 2(Nomor 1), 30-39.

  Galassi, J.P & Aksos, P., (2012). Preparing School Counselors to Promote Academic Development.

  Counselor Education and Supervision vol. 51, 1, 50-63

  Gladding, S.T. (2012). Konseling: Profesi Menyeluruh (alih Bahasa oleh Winarno dan Lilian Yuwono). Jakarta: Indeks. Haluan Padang. (2013). 230 Siswa SMA di Padang Tak Lulus. Retrieved 14 Agustus, 2014, from http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1992587/230-siswa-sma-di-padang-tak-lulus.

  Herman Nirwana. (2012). Pengungkapan Diri Siswa Sekolah Menengah dan Implikasinya bagi Bimbingan dan Konseling. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP). Jilid 18, No.1, Juni 2012, 1-7. Kurniawan, K. (2013). Perubahan Pola Pikir Basis Implementasi Kompetensi Konselor. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 1(1), 10-14. Muh. Farozin. (2012). Pengembangan Model Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP. Disajikan pada Seminar International Bimbingan dan Konseling.

  Padang. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

  Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

  76

  Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

  Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Prayitno. (2012). Seri Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang.

  Suhartiwi, S., & Musifuddin, M. (2013). Modus dan Format Pelaksanaan Pelayanan Konseling dalam Memahami Klien Lintas Budaya. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 1(1), 73-82. Syukri (2012). Perilaku Kemitraan Konselor dengan Guru Mata Pelajaran dalam Meningkatkan

  Mutu Proses Pembelajaran Siswa di SMAN Kabupaten Lombok Timur. Prosiding Seminar

  Internasional Bimbingan dan Konseling. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP.

  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Vid H. (2012). SMA Sumbar Lulus 99,21 Persen. Retrieved 20 Juni 2014, from http://www.harianhaluan.com/%20index.php?option=com_content&view=article&id=15

  250:sma-sumbar-lulus-9921-persen&catid=1:haluan-padang&Itemid=70 Vie H. (2012). Peringkat UN Sumbar Masih di Bawah Retrieved 19 Juli 2014, from http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/16292-peringkat-un- sumbar-masih-di-bawah-