Latar Belakang Masalah TINJAUAN TENTANG JUDEX FACTIE MENGABAIKAN HAL YANG MERINGANKAN SEBAGAI ALASAN HUKUM TERDAKWA MENGAJUKAN KASASI DAN ARGUMENTASI HUKUM MAHKAMAH AGUNG MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM PERKARA PENGANIAYAAN.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai konsep negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Indonesia sebagai Negara hukum bertujuan untuk mewujudkan adanya ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan supremasi hukum, artinya hukum harus ditaati dan dihormati oleh siapapun tanpa terkecuali baik oleh warga negara, penegak hukum, maupun oleh penguasa negara, sehingga segala tindakannya harus dilandasi oleh hukum. Secara umum obyek atau sasaran tindak pidana yang dilakukan seseorang beragam baik terhadap orang atau barang. Salah satu tindak pidana dengan sasaran orang dilakukan terhadap tubuh diatur mulai Pasal 351 sampai dengan Pasal 358 dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP disebut “penganiayaan”. Dibentuknya pengaturan tentang kejahatan terhadap tubuh manusia ini dutujukan bagi perlindungan kepentingan hukum atas tubuh dari perbuatan-perbuatan berupa penyerangan atas tubuh atau bagian dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit atau luka, bahkan karena luka yang sedemikian rupa pada tubuh dapat menimbulkan kematian. Kegiatan proses perkara pidana dalam hukum acara pidana tertuju kepada dua sasaran pokok yaitu usaha melancarkan jalannya proses penerapan hukum pidana oleh alat perlengkapan negara yang berwenang dan jaminan hukum bagi setiap orang untuk menghindarkan tuntutan atau hukuman yang bertentangan dengan hak asasi manusia. Dalam praktek dua sasaran hukum acara pidana itu sulit untuk dicapai bersama-sama secara seimbang, karena sasaran yang pertama menyangkut kepada kepentingan masyarakat dan negara, sedangkan sasaran yang kedua menyangkut kepada kepentingan perseorangan. Tindakan menyidik, menuntut dan 2 menghukum terhadap kejahatanpelanggaran dimaksudkan untuk menegakkan ketertiban, ketentraman dan dan keamanan bagi masyarakat, akan tetapi justru dengan tindakan-tindakan itu dapat sekaligus melukai dan merampas hak-hak perseorangan Bambang Poernomo, 2013 : 5. Masalah yang dihadapi untuk bekerjanya proses perkara pidana dalam hukum acara pidana, yaitu berusaha melancarkan jalannya penerapan hukum pidana dan memberikan jaminan hukum bagi setiap orang sesuai dengan hak asasi manusia, dapat menumbuhkan dua sistem pendekatan proses perkara pidana yang sudah berjalan secara tradisional. Dua sistem yang tradisional itu dikenal dengan nama sistem Anglosaksen dan sistem Eropa Kontinental yang didalam praktek masing-masing sistem tersebut mempunyai unsur kebaikan dan keburukannya sendiri Bambang Poernomo, 2013 : 6. Munculnya masalah hukum menimbulkan keinginan untuk melakukan upaya hukum sebagai cara melawan putusan hakim. Upaya hukum merupakan sarana untuk melaksanakan hukum, yaitu hak terpidana atau jaksa penuntut umum untuk tidak menerima penetapan atau putusan pengadilan, karena tidak merasa puas dengan penetapan atau putusan tersebut. Pasal 1 butir 12 KUHAP menentukan upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum umum untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta cara yang diatur dalam Undang-Undang ini. Upaya hukum tersebut dapat berupa upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa. Kasasi menurut ilmu hukum merupakan bagian dari upaya hukum biasa. Kasasi merupakan hak terpidana atau penuntut umum untuk meminta pembatalan atas putusan pengadilan lain dalam tingkat peradilan yang terakhir, penetapan dan perbuatan pengadilan-pengadilan lain dan para hakim yang bertentangan dengan hukum A. Hamzah dan Irdan Dahlan, 1987: 3-4. Fenomena yang terjadi saat ini sering kali hakim dalam menjatuhkan putusan kurang cermat dan kurang teliti, tanpa 3 mempertimbangkan atau mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan unsur yuridis maupun non-yuridis dalam perkara yang diperiksa. Salah satu kasus yang menarik untuk dikaji lebih mendalam yaitu seperti yang terjadi di wilayah hukum Pengadilan Serang Banten. Berawal pada bulan Agustus 2010 bertempat di halaman parkir depan toko Indomaret, saat itu terdakwa yang sedang belanja dalam toko sedang mengantri untuk membayar belanjaan ke kasir. Pada saat yang bersamaan saksi korban membawa belanjaan ke kasir, saksi korban hanya bermaksud mengecek saldo kartu kredit Indomaret tanpa antri karena merasa kenal baik dengan pegawai. Dengan kejadian tersebut, terdakwa merasa tidak terima karena saksi korban tidak antri terlebih dahulu sehingga terjadi adu mulut antara keduanya. Pertengkaran tersebut berlanjut ke halaman parkir depan toko Indomaret dan terjadi kekerasan fisik yang dilakukan terdakwa terhadap saksi korban sehingga atas kejadian tersebut saksi korban melapor ke Polsek Ciruas. Karena terdakwa merasa tidak mendapatkan keadilan dari putusan Judex Facti, terdakwa mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung yang diputuskan dengan dikeluarkan putusan Nomor: 191 KPID2012. Penulis dalam melakukan penelitian hukum tertuju pada alasan hukum terdakwa mengajukan kasasi atas dasar judex factie mengabaikan hal yang meringankan sesuai dengan ketentuan KUHAP dan argumentasi hukum Mahkamah Agung menjatuhkan putusan mengabulkan kasasi terdakwa. Berdasarkan alasan ini, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang tertuang dalam bentuk penulisan hukum dengan judul : “TINJAUAN YURIDIS JUDEX FACTIE MENGABAIKAN HAL YANG MERINGANKAN SEBAGAI ALASAN HUKUM TERDAKWA MENGAJUKAN KASASI DAN ARGUMENTASI HUKUM MAHKAMAH AGUNG MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM PERKARA PENGANIAYAAN STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 191 KPID2012.” 4

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ARGUMENTASI ALASAN PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN BEBAS JUDEX FACTIE DALAM DALAM PERKARA PERBUATAN CABUL OLEH DOSEN (studi putusan Mahkamah Agung Nomor 1456K/Pid/2014).

0 2 84

Dissenting Opinion Judex Juris Memutus Alasan Kasasi Penuntut Umum Judex Factie Mengabaikan Fakta Hukum Pembuktian Dalam Persidangan Perkara Narkotika (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1693 K/Pid.Sus/2015).

0 0 13

ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM BERDASARKAN JUDEX FACTI MENGABAIKAN ALAT BUKTI PETUNJUK DAN PERTIMBANGAN JUDEX JURIS MENJATUHKAN PIDANA DALAM PERKARA PENCURIAN (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 1169 K/PID/2015).

0 0 13

ALASAN KASASI ODITUR MILITER TERHADAP PUTUSAN JUDEX FACTIE MENJATUHKAN PIDANA TIDAK SESUAI TUNTUTAN DAN PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG MEMUTUS PERKARA NARKOTIKA (Studi Putusan MAHKAMAH AGUNG NOMOR 312 K/MIL/2015).

0 0 12

ARGUMENTASI HUKUM HAKIM DALAM MENGABULKAN PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM DENGAN ALASAN JUDEX FACTIE TIDAK MENERAPKAN HUKUM DALAM PERKARA PENCUCIAN UANG.

0 0 15

ALASAN HUKUM JAKSA PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI ATAS DASAR JUDEX FACTI KELIRU MENAFSIRKAN TINDAK PIDANA PENIPUAN DAN ARGUMENTASI HUKUM HAKIM MAHKAMAH AGUNG MENJATUHKAN PUTUSAN MENGABULKAN PERMOHANAN KASASI (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung Nomo

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS KESALAHAN PENERAPAN HUKUM PEMBUKTIAN OLEH JUDEX FACTIE SEBAGAI ALASAN HUKUM PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM KEJAKSAAN NEGERI TARUTUNG DALAM PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor :1989 K/Pid/2010).

0 0 14

Argumentasi alasan kasasi penuntut umum terhadap putusan bebas judex factie dan pertimbangan judex juris dalam memutus perkara penipuan (studi putusan mahkamah agung nomor 1098k/PID/2015) - UNS Institutional Repository

0 0 13

ARGUMENTASI KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PEMBEBASAN TERDAKWA BERDASARKAN DISSENTING OPINION JUDEX FACTIE DAN PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG MEMUTUS PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 745 KPID2016)

0 0 12

ALASAN KASASI ODITUR MILITER BERDASARKAN JUDEX FACTIE MENGABAIKAN FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN DAN PERTIMBANGAN JUDEX JURIS MENJATUHKAN PIDANA DALAM PERKARA PERKOSAAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 141K/ MIL/2015) - UNS Institutional Repository

0 0 13