Definisi Nyeri Mekanisme Timbulnya Nyeri

2.2 Konsep Dasar Nyeri

2.2.1 Definisi Nyeri

Nyeri menurut The International For Study of Pain IASP adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak nyaman, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau berpotensi terjadinya kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan jaringan. Nyeri juga merupakan suatu refleks untuk menghindari dari semacam bahaya, tetapi perasaan nyeri itu terlalu keras atau berlangsung terlalu lama akan berakibat tidak baik bagi badan William, 2005. Nyeri dapat juga diartikan sebagai refleks untuk menghindari rangsangan dari luar badan, atau melindungi badan dari hal- hal yang membahayakan tubuh dan menjadi sinyal adanya kerusakan jaringan. Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi atas : 1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor 2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada sistem saraf 3. Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologi tidak dapat ditemukan 4. Nyeri psikologik, penyebab nyeri tidak dapat ditemukan kelainan organik tetapi penderita mengeluh nyeri. Dan biasanya keluhan nyeri sering berubah-ubah Kurniasih, 2011.

2.2.2 Mekanisme Timbulnya Nyeri

Impuls disampaikan oleh serabut saraf yang bermyelin besar dan kecil, aktivitas dari serabut saraf besar akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa yang menyebabkan pintu gerbang tertutup sehingga impuls nyeri tidak sampai, sedangkan saraf yang bermyelin kecil memperlancar impuls masuk kedalam substansia gelatinosa selanjutnya naik ke otak untuk diterjemahkan sebagai nyeri. Ada empat proses dalam transmisi nyeri : 1. Proses transduksi Merupakan proses dimana suatu stimulasi nyeri diubah menjadi suatu aktivitas listrik yang akan diterima oleh ujung – ujung saraf. Stimulasi ini dapat berupa stimulasi fisik mekanis berupa tekanan, thermis panas dan dingin, atau kimiawi Kurniasih, 2011. 2. Proses transmisi Yaitu penyaluran impuls melalui saraf sensorik menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut A δ dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamikus sebagai neuron kedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan kedaerah somatosensorik diskorteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri Kurniasih, 2011 3.Proses modulasi Proses dimana terjadi interaksi antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh dengan input nyeri yang masuk ke cornu posteriormedulla spinalis. Sistem analgesik endogen ini meliputi enkefalin, endorfin, serotinin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada cornu posteriormedulla spinalis. Cornu posterior ini dapat diibaratkan sebagai pintu yang dapat tertutup atau terbuka untuk menyalurkan impuls nyeri. Proses terbuka dan tertutupnya pintu nyeri tersebut diperankan oleh sistem analgesik endogen Kurniasih, 2011. Modulasi nyeri terdapat empat tingkatan yaitu: a. Level sensoris Pada tingkat ini terjadi pada proses transduksi, dimana rangsang nyeri yang diterima diubah menjadi suatu aktivitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf bebas Kurniasih, 2011. b. Level spinal Pada level spinal dimulai terjadinya proses transmisi dimana impuls nyeri disalurkan melalui saraf sensorik menyusul proses transduksi. Axon dari saraf afferent yang membawa rangsang nyeri mencapai medulla spinalis hingga ke dorsal root. Sel-sel di cornu posterior bertugas memproses informasi yang diterima oleh stimulus nyeri. Sel-sel ini juga dapat berfungsi sebagai alat dalam mekanisme inhibisi dan fasilitasi nyeri dari pusat kontrol Kurniasih, 2011. Impuls nyeri pada tingkat ini dapat dikurangi dengan pelepasan encepalin dan terjadinya inhibisi pelepasan substansi P, dimana substansi ini dapat meningkatkan sensitifitas ujung-ujung serabut saraf Kurniasih, 2011. c. Level supraspinal Pada tingkat ini terdapat dua jalur ascending utama, yaitu tractus spinothalamicus, dandorsal colum postsynaptic spinomedularly system.Tractus spinothalamicus sangat penting untuk transmisi baik rangsang nyeri maupun panas ke pusat. Tractus spinothalamicus berakhir di thalamus. Kurniasih, 2011. Thalamus berfungsi sebagai stasiun relay untuk informasi sensorik. Neuron-neuron di thalamus menerima input dari beberapa area di perifer untuk diteruskan ke corteks serebri. Pelepasan endorpin dan cortisol dapat mengurangi rasa nyeri pada tingkat ini karena efek analgesiknya Kurniasih, 2011. d. Level sentral Modulasi nyeri pada level sentral melibatkan sistem limbic sebagai pusat emosional. Proses akhir dari rangkaian proses nocisepsi adalah persepsi. Persepsi merupakan cara seseorang memperlakukan secara aktual nyeri yang dirasakannya, yang mencakup sikap dan tingkah laku yang kompleks, psikis dan faktor emosional yang tertinggi mencakup rasa takut yang berlebihan dan gembira, kadang – kadang secara temporer dapat memblokade impuls nyeri di cornu posterior medulla spinalis Kurniasih, 2011. e. Proses Persepsi Adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks yang dimulai dari proses transduksi, transmisi dan modulasi yang pada gilirannya akan menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal dengan persepsi nyeri Kurniasih, 2011.

2.3 Pengukuran Nyeri

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- Pengaruh Pemberian Back Exercise dan Slow-Stroke Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri Haid Primer.

0 5 14

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- Pengaruh Pemberian Back Exercise dan Slow-Stroke Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri Haid Primer.

1 6 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Back Exercise dan Slow-Stroke Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri Haid Primer.

0 6 6

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN BACK EXERCISE DENGAN ULTRASONIK DAN BACK EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK.

0 0 9

PENGARUH WILLIAM FLEXION EXERCISE DAN CORE Pengaruh William Flexion Exercise Dan Core Stabilization Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah Miogenik.

2 17 19

PENDAHULUAN Pengaruh William Flexion Exercise Dan Core Stabilization Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah Miogenik.

0 2 4

PENGARUH WILLIAM FLEXION EXERCISE DAN CORE STABILIZATION Pengaruh William Flexion Exercise Dan Core Stabilization Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah Miogenik.

0 7 15

PEMBERIAN INTERVENSI MULLIGAN BENT LEG RAISE LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN NYERI FUNGSIONAL LOW BACK PAIN (LBP) NON-SPESIFIK DARI PADA PEMBERIAN INTERVENSI McKENZIE EXERCISE PADA BURUH ANGKUT BERAS DI D.

1 12 13

PENGARUH PENAMBAHAN CORE STABILITY EXERCISE PADA INTERVENSI WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL LBP MEKANIK DI CV. KARIOS SUKSES SEJATI NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENAMBAHAN CORE STABILITY EXERCISE PADA INTERVENSI WILLIAM FLEXION EXE

0 0 16

PENAMBAHAN ICE MASSAGE PADA INTERVENSI BACK EXERCISE MCKENZIE LEBIH BAIK MENINGKATKAN FUNGSIONAL LOW BACK PAIN PADA PENGRAJIN BATIK DI KECAMATAN PANDAK NASKAH PUBLIKASI - Penambahan Ice Massage pada Intervensi Back Exercise Mckenzie Lebih Baik Meningkatka

0 0 33