Absorbsi dan distribusi etanol Metabolisme dan ekskresi etanol

3 Minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20 sampai dengan 55, contoh mansion house, scotch brandy, stevenson, tanqueray, dan minuman brandy lainnya. Minuman beralkohol golongan B dan golongan C adalah kelompok minuman keras yang diproduksi, pengedaran dan penjualannya ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan. Secara sederhana peminum alkohol dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok. Kelompok pertama adalah peminum ringan light drinker yaitu mereka yang mengonsumsi antara 0,28 sd 5,9 gram alkohol per hari atau ekuivalen dengan minum 1 botol bir atau kurang. Kelompok kedua adalah peminum menengah moderate drinker. Kelompok ini mengonsumsi antara 6,2 sd 27,7 gram per hari atau setara dengan 1 sd 4 botol birper hari. Kelompok terakhir adalah peminum berat heavy drinker yang mengonsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir sehari Widianarkoet al., 2000.

2.1.1 Absorbsi dan distribusi etanol

Etanol yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan diabsorbsi sebagian besar 80 di usus halus, sisanya diabsorbsi di kolon. Kecepatan absorbsi tergantung pada takaran dan konsentrasi alkohol dalam minuman yang mengisi lambung dan usus. Bila etanol diminum dan dimasukkan dalam lambung yang kosong maka kadarnya dalam darah telah dapat dideteksi pada 30 - 90 menit sesudahnya. Setelah diabsorbsi, etanol akan didistribusikan ke semua jaringan. Alkohol dehidrogenase Siklus krebs Aldehid dehidrogenase Sekitar 90 - 98 etanol yang diabsorbsi dalam tubuh akan mengalami oksidasi Zakhari, 2006. Etanol mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai dengan kadar air jaringan tersebut. Semakin hidrofil jaringan semakin tinggi kadar alkoholnya. Biasanya dalam 12 jam telah tercapai keseimbangan kadar alkohol dalam darah, usus, dan jaringan Zakhari, 2006.

2.1.2 Metabolisme dan ekskresi etanol

Etanol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses biokimia. Etanol yang dikomsumsi, 90 diantaranya akan dimetabolisme oleh tubuh terutama hati oleh alkoholdehirogenase ADH dan koenzim nikotinamid-adenin- dinokleotida NAD menjadi asetaldehid dan kemudian oleh aldehida dehidrogenase ALDH diubah menjadi asam asetat. Asam asetat dioksidasi menjadi CO 2 dan H 2 O. Piruvat, levulosa fruktosa, gliseraldehida, dan alanin akan mempercepat metabolisme etanol Lieber, 1994. Metabolisme etanol disajikan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Metabolisme Etanol Lieber, 1994 Etanol C 2 H 5 OH Asetaldehid CH 3 CHO Asam Asetat CH 3 COOH CO 2 dan H 2 O Metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur, yaitu jalur sitosol, jalur peroksisom, dan jalur mikrosom Gambar 2.2 adalah sebagai berikut: a. Jalur Sitosol Jalur sitosol adalah proses oksidasi dengan melibatkan alkohol dehidrogenase ADH. Proses oksidasi dengan menggunakan alkohol dehidrogenase terjadi di dalam hepar. Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan asetaldehid yang merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan beberapa sel atau jaringan Zakhari, 2006. b. Jalur Peroksisom Melalui katalase yang terdapat dalam peroksisom, hidrogen yang dihasilkan dari metabolisme etanol dapat mengubah keadaan redoks dan pada pemakaian alkohol yang lama dapat mengecil. Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan metabolisme lemak dan karbohidrat, yang menyebabkan bertambahnya jaringan kolagen dan dalam keadaan tertentu dapat menghambat sintesis protein Zakhari, 2006. c. Jalur Mikrosom Jalur ini juga sering disebut dengan Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom SOEM yang terletak dalam retikulum endoplasma, dengan pertolongan 3 komponen mikrosom sitokrom P-450, reduktase dan lesitin yang mengoksidasi etanol menjadi asetaldehid Zakhari, 2006. Etanol dieliminasi melalui ginjal, paru-paru, dan minimal melalui keringat Herfindal, 1988 dalam Wardjowinoto, 1998. 7 Gambar 2.2 Metabolisme etanol Zakhari, 2006 Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan penyerapan alkohol oleh tubuh manusia, antara lain: ETANOL METABOLISME SITOSOL Enzim Alkohol Dehidrogenase MIKROSOM Sitokrom Reduktase Lestin PEROKSISOM Enzim Katalase Hidrogen Hidrogen Asetaldehid Asam Asetat Asetaldehid Kerusakan Struktur Sel Meningkatkan Produksi ROS Redoks Mengecil Perubahan Metabolisme Lemak dan Karbohidrat Pertumbuhan Jaringan Kolagen Menghambat Sintesis Protein 1. Jumlah alkohol yang diminum Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat ditemukan dalam tubuh. 2. Keadaan mukosa lambung dan usus Adanya makanan dalam lambung saat mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi penyerapan.Jumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat lambung mengosongkan isinya. Jika seseorang minum alkohol setelah makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak, maka kecepatan alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat lambung dan usus kosong. 3. Jumlah kandungan air dalam tubuh Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena hampir 23 dari berat badan manusia terdiri dari air. Alkohol dapat bercampur dengan air sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang. 4. Berat badan manusia Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda. Hal ini disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah darah yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil. Oleh karena itu, kadar alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut. 5. Jenis kelamin Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria. Wanita mempunyai konsentrasi alkohol darah lebih tinggi setelah mengonsumsi minuman beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria. Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme ADH dalam perut lebih lemah daripada pria. Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih sedikit dari pria, sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria.

2.2 Radikal Bebas