ekonomi sekalipun. Karena KA ekonomi merupakan pelaksanaan amanat dari pemerintah dalam hal ini Kemenhub RI kepada PT.
KA untuk menyelenggarakan jasa transportasi massal yang terjangkau. Tiap tahunnya Kemenhub mengucurkan subsidi kepada
PT. KA, yang dikenal dengan istilah
Public Service Obligation PSO
untuk operasional kereta ekonomi ini. Tahun 2009 lalu, realisasi subsidi PSO mencapai angka 648 miliar, dan tahun 2010
ini PSO
dianggarkan sebesar
670 miliar.
http:www.kaorinusantara.or.id
g. Tanggung Jawab Penyelenggara Perkeretaapian
1 Tanggung jawab terhadap penumpang yang diangkut Penyelenggara
sarana Perkeretaapian bertanggung jawab
pada pengguna jasa yang mengalami kerugian, luka-luka atau meninggal dunia yang disebabkan oleh pengoperasian kereta api
dan sebagaimana
yang dimaksud
wajib dipenuhi
oleh penyelenggara sarana perkeretapian paling lama 30 hari sejak
kejadian Tanggung jawab tersebut dimulai sejak pengguna jasa diangkut dari stasiun asal sampai pada stasiun tujuan yang
disepakati. Tanggung jawab tersebut dihitung berdasarkan kerugian yang nyata dialami. Akan tetapi, penyelenggara sarana
Perkeretaapian tidak bertanggung jawab atas kerugian, luka-luka atau meninggalnya penumpang yang tidak disebabkan oleh
pengoperasian pengangkutan kereta api Penyelenggara sarana Perkeretaapian tidak bertanggung
jawab terhadap kerugian yang diderita oleh pihak ketiga yang disebkan oleh pengoperasian pengangkutan kereta api, kecuali jika
pihak ketiga dapat membuktikan bahwa kerugian disebabkan oleh pihak penyelenggara sarana Perkeretaapian sebagai pengangkut.
Hak untuk mengajukan keberatan dan permintaan ganti kerugian dari pihak ketiga kepada penyelenggara sarana Perkeretaapian
disampaikan selambat-lambatnya 30 hari tehitung mulai tanggal terjadinya kerugian.
2 Tanggung jawab terhadap barang Penyelenggara sarana perkeretaapian bertanggungjawab
atas kerugian yang diderita oleh pengirim karena barang hilang, rusak, atau musnah yang disebabkan pengoperasikanpengangkutan
kereta api. Tanggung jawab tersebut dimulai sejak barang diterima oleh penyelenggara sarana perkeretaapian sampai dengan
diserahkannya barang kepada penerima. Kerugian dihitung berdasarkan kerugian nyata dialami, tidak termasuk keuntungan
yang akan diperoleh dan biaya jasa yang telah diunakan. Akan tetapi penyelenggara sarana perkeretaapian tidak bertanggung
jawab atas kerugian yang disebabkan oleh keterangan yang tidak benar dalam surat pengangkutan barang.
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran
Keterangan : Berdasarkan keterangan bagan dari kerangka pemikiran diatas,
merupakan alur pemikiran penulis dalam menemukan permasalahan yang akan diteliti. Pengguna Jasa kereta Api merupakan konsumen yang harus
dilindungi. Ketentuan mengenai pengguna jasa kereta api sebagai konsumen diatur dalam UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dan UU Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian. Permasalahan dimulai dari timbulnya persengketaan diantara
konsumen dengan penyedia jasa angkutan darat dalam hal ini kereta api, dikarenakan seringnya konsumen mengalami kerugian dalam pelayanan
jasa pengangkutan. Kerugian tersebut bisa terjadi, salah satunya karena Kereta Api
Konsumen Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
Perkeretaapian Undang-Undang No.
8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Perlindungan Hukum
Kecelakaan Ganti Kerugian
Penyedia Jasa Pengangkutan
Darat