nyata jika keterangan itu sesuai dan mencerminkan bagian dari kehidupan kita, penanggalan kita, atau peristiwa-peristiwa bersejarah yang benar-
benar terjadi.” c. Latar Sosial
Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi
Nurgiyantoro, 2010: 233. Perilaku kehidupan sosial ini dapat berupa adat istiadat, norma, keyakinan, pandangan hidup, dan lain-lain. Dari latar sosial ini
dapat pula diketahui kekhasan dari suatu tempat. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh dalam cerita.
4. Tema
Karya sastra dibuat untuk menampung dan menyampaikan ide-ide dan gambaran-gambaran yang dimiliki pengarang tentang situasi dan kondisi tertentu
yang sedang terjadi dalam kehidupannya. Pembuatan karya sastra tidak terlepas dari pengalaman yang dimiliki pengarang dan kondisi sosial budaya suatu
masyarakat. Oleh karena itu, karya sastra memiliki tema yang sangat beragam. Menurut Shmitt dan Viala 1982: 29 tema adalah sebuah isotop
kompleks yang terbentuk dari beberapa motif, motif sendiri merupakan isotopi sederhana dalam unsur-unsur pembentuk cerita. Nurgiyantoro 2010: 82
mengatakan bahwa tema pada hakikatnya merupakan makna yang terkandung dalam cerita. Nurgiyantoro 2010: 82-83 juga membedakan tema menjadi dua,
yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagaasan dasar umum karya itu, sedangkan tema minor adalah
makna-makna tambahan yang menyokong tema mayor.
C. Keterkaitan antarunsur Karya Sastra
Sebagai salah satu bentuk karya sastra, roman memiliki beberapa unsur intrinsik berupa alur, penokohan, latar, dan tema yang membangunnya. Unsur-
unsur intrinsik tersebut tidak dapat dipisahkan atau berdiri sendiri. Sebuah karya sastra yang baik haruslah memenuhi kriteria kepaduan unity yang artinya segala
sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi mendukung tema utama Nurgiyantoro, 2010: 14. Dengan demikian, alur, penokohan, latar, dan tema
yang dimiliki oleh roman haruslah saling berkaitan dan saling mendukung terbentuknya cerita yang padu.
Alur sebagai salah satu unsur pembangun sebuah cerita terbentuk dari berbagai macam peristiwa dan konflik yang saling berkaitan. Peristiwa dan
konflik itu muncul karena adanya interaksi antartokoh. Nurgiyantoro 2010: 114 mengungkapkan bahwa peristiwa-peristiwa cerita dimanifestasikan lewat
perbuatan, tingkah laku, dan sikap-sikap tokoh-tokoh cerita. Oleh karena itu antara alur dan penokohan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan karena
keduanya saling mendukung. Selain alur, latar juga merupakan unsur pembangun cerita yang tidak
dapat dipisahkan dari penokohan. Latar memiliki tiga aspek yaitu waktu, tempat, dan lingkungan sosial tempat cerita tersebut diceritakan. Ketiga aspek itu akan
mempengaruhi karakteristik dan cara berpikir tokoh-tokoh dalam cerita. Keterkaitan antarunsur di atas menimbulkan satu kesatuan cerita yang
diikat oleh tema. Oleh karena itu, tema merupakan hal pokok yang dapat diketahui
berdasarkan perilaku para tokoh, latar, maupun peristiwa-peristiwa yang dialami para tokoh.
D. Semiotik Charles Sanders Peirce dalam Karya Sastra
Nurgiyantoro 2010: 39 menyatakan bahwa dalam pandangan semiotik, bahasa merupakan sistem tanda, dan sebagai suatu tanda maka bahasa
mewakili sesuatu yang lain, yaitu makna. Tanda-tanda itu harus dianalisis dan dijelaskan makna yang terkandung di dalamnya agar dapat diketahui lebih
mendalam isi cerita dari sebuah karya sastra. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lanjutan setelah melakukan analisis terhadap struktur yang dimiliki
sebuah karya sastra, dalam hal ini analisis lanjutan yang dilakukan adalah analisis semiotik.
Semiotik merupakan teori tentang sistem tanda Rey, 2012: 658. Salah
satu tokoh utama semiotik dan sebagai penggagas teori moderen tentang tanda adalah Charles Sanders Peirce. Peirce 1978: 229 menjelaskan hubungan tiga
unsur dalam tanda yaitu representamen, objet, dan interprétant dalam struktur triadik.
Gambar 2: Struktur Triadik
Representamen adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Objet adalah sesuatu yang diwakili. Interprétan adalah interpretasi seseorang pada suatu
Representamen Interprétan
Objet