Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5. Fungsi tanda tersebut dalam menjelaskan makna dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre.

C. Batasan Masalah

Mengingat masalah-masalah yang muncul sangat kompleks, maka diperlukan pembatasan masalah. Selain itu, pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan lebih fokus. Maka, pendekatan dengan menggunakan analisis struktural-semiotik dalam karya sastra ini dibatasi hanya pada masalah-masalah berikut ini. 1. Deskripsi unsur-unsur intrinsik yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre. 2. Keterkaitan antarunsur intrinsik yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre. 3. Wujud analisis semiotik yang berupa hubungan antara representamen dan latarnya, hubungan antara tanda dan acuannya, serta hubungan antara tanda dan interpretan dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre.

D. Rumusan Masalah

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi di atas, maka rumusan masalah yang dibahas adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah unsur-unsur intrinsik yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre? 2. Bagaimana keterkaitan antarunsur intrinsik yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre? 3. Bagaimana wujud analisis semiotik yang berupa hubungan antara representamen dan latarnya, hubungan antara tanda dan acuannya, serta hubungan antara tanda dan interpretan dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre. 2. Mendeskripsikan keterkaitan antarunsur intrinsik yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre. 3. Mendeskripsikan wujud analisis semiotik yang berupa hubungan antara representamen dan latarnya, hubungan antara tanda dan acuannya, serta hubungan antara tanda dan interpretan dalam roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis sebagai berikut. 1. Secara teoretis, hasil penelitian ini; a. turut memperkaya berbagai penelitian di bidang sastra. b. menjadi referensi pada penelitian karya sastra sejenis di masa yang akan datang. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini; a. dapat menambah pengetahuan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Prancis tentang kesusatraan Prancis kontemporer dalam upaya meningkatkan daya tarik untuk memberikan apresiasi terhadap karya sastra Prancis. b. menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Prancis terhadap karya-karya Patrick Lapeyre, khususnya roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Roman Sebagai Karya Sastra

Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni Wellek dan Warren, 2014: 3. Sebagai karya seni pastilah sastra memiliki nilai estetik atau keindahan, seperti yang diungkapkan Schmitt dan Viala 1982: 16 bahwa karya sastra atau littérature adalah semua teks yang memiliki dimensi keindahan. Secara umum karya sastra dapat berupa prosa, puisi, dan teks drama. Salah satu contoh dari karya sastra yang berbentuk prosa adalah roman. Schmitt dan Viala 1982: 215 mendefinisikan roman sebagai sebuah prosa naratif panjang yang dapat menceritakan semua jenis subjek penceritaan berupa petualangan, percintaan, cerita detektif, fiksi ilmiah, fantasi, kenyataan, dan lain-lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa roman adalah karya sastra berbentuk prosa yang umumnya memiliki cerita yang cukup panjang dan memuat tema-tema dalam kehidupan. Roman berfungsi sebagai hiburan bagi pembaca melalui ceritanya yang dikemas secara menarik, baik dari penyajian tokoh dan penokohan, urutan alur dalam cerita, maupun penggambaran latar dalam cerita tersebut. Selain itu, roman juga berfungsi sebagai penambah wawasan melalui penyampaian pesan moral dalam cerita baik secara tersirat maupun tersurat, penggambaran latar tempat, latar sosial, latar budaya, dan latar politik masyarakat dalam roman.