Indeks Semiotik Charles Sanders Peirce dalam Karya Sastra

27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan mengambil subjek penelitian sebuah roman berjudul La Vie est Brève et le Désir sans Fin karya Patrick Lapeyre yang diterbitkan pada tahun 2010 oleh P.O.L. éditeur dengan ketebalan 352 halaman. Roman ini meraih penghargaan Prix Femina pada tahun 2010. Adapun objek penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik yang membangun roman La Vie est Brève et le Désir sans Fin berupa alur, penokohan, latar, tema, serta keterkaitan antarunsur tersebut. Selain itu, objek penelitian ini adalah perwujudan hubungan antara representamen dan latar ground, hubungan antara tanda dan acuannya yang berupa ikon, indeks, dan simbol, serta perwujudan hubungan antara tanda dan interpretan pada roman tersebut.

B. Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan teknik analisis konten karena data-datanya merupakan data-data yang memerlukan penjelasan secara deskriptif. Menurut Budd melalui Zuchdi 1993:1 analisis konten atau analisis isi merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis pesan dan cara mengungkapkan pesan. Adapun prosedur penelitian dalam teknik analisis konten ini adalah sebagai berikut.

1. Pengadaan Data

Data yang dicari dalam penelitian ini adalah data-data yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah. Langkah yang dilakukan dalam pengadaan data ini adalah penentuan unit analisis dan pencatatan data tanpa melakukan penentuan sampel. a. Penentuan Unit Analisis Penentuan unit analisis merupakan kegiatan memisah-misah data menjadi bagian-bagian yang selanjutnya dapat dianalisis. Penentuan unit analisis berdasarkan pada unit sintaksis yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. Unit yang terkecil adalah kata, sedangkan unit yang lebih besar adalah frasa, kalimat, paragraf, dan wacana Zuchdi, 1993: 30. b. Pengumpulan dan Pencatatan Data Pengumpulan dan pencatatan data dilakukan melalui proses pembacaan dan penerjemahan roman. Informasi-informasi penting yang diperoleh berupa kata, frasa, ataupun kalimat kemudian dicatat. Pencatatan data dilakukan dengan mengklasifikasikan data berdasarkan hasil penentuan unit analisis yang menjadi fokus penelitian yaitu unsur-unsur intrinsik, keterkaitan antarunsur intrinsik, hubungan tanda dengan representamen, hubungan tanda dengan objek, dan hubungan tanda dengan interpretan.

2. Inferensi

Inferensi adalah kegiatan memaknai data sesuai dengan konteksnya. Inferensi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan tampilan linguistik dan komunikasi serta didukung dengan teori struktural-semiotik. Langkah pertama yang dilakukan adalah memahami data secara menyeluruh melalui pembacaan teks roman sehingga diperoleh makna konteks yang ada dalam roman La Vie est Brève et le Désire sans Fin. Selanjutnya dilanjutkan dengan memaknai unsur- unsur intrinsik roman yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema. Kemudian dilanjutkan dengan memaknai tanda-tanda yang ada dalam roman dengan teori semiotik Peirce mengenai hubungan antara tanda dan latarnya, hubungan antara tanda dan acuannya, dan hubungan antara tanda dan interpretan.

3. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis konten yang bersifat analisis deskriptif kualitatif. Teknik ini digunakan karena data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan memerlukan penjelasan secara deskriptif. Data-data yang diperoleh diklasifikasikan dan dideskripsikan sesuai tujuan penelitian. Informasi tentang struktur cerita dideskripsikan menurut teori analisis struktural, sedangkan pemaknaan cerita dilakukan menurut teori analisis semiotik dengan memperhatikan tiga dimensi tanda yang berupa representamen, objek, dan interpretan.

4. Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas diperlukan untuk menjaga kesahihan dan keabsahan hasil penelitian ini. Untuk menguji validitas hasil penelitian ini digunakan teknik pengukuran tingkat kesensitifan terhadap makna-makna simbolik yang relevan dengan konteks tertentu yang disebut validitas semantik